Tentang : πππππππ
Dear Gigi Kelinci,
Jangan penasaran saya siapa. Haram hukumnya! Cukup tahu, kita berkerja sama.
P.S : Saya selalu mengawasi kamu. Saya tahu, apa yang kamu lakukan. Jadilah anak yang pintar.
Yours,
Moon.
"Dih sok yours." cibir Ilene. Rupanya Moon membalas lagi email miliknya sebelum ia sempat membalas. Gercep juga nih si rese!
Tentang : π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦
Hi Moon,
Kamu bukan ibu sayaπ΄π΄π΄π΄π΄.
Saya memang dari dulu pintar π€ͺπ€ͺπ€ͺ.
Regards,
Gigi Kelinci
Ilene memegang ponselnya dengan keras.
"Dih, sok akrab lu. Tapi dia siapa sih? Aftar? Kayvan menurut aku sebenarnya. Tapi gimana nanyanya? Aku yakin, dia pasti nggak bilang." Ilene bermonolog sambil membaca kembali email mereka. Bagaimanapun, ia harus membuktikan siapa Moon sebenarnya. Biar Ilene bisa balas dendam dengan melemparkan laptop 14 inch miliknya ke kepala Moon, agar laki-laki itu sadar. Wait! Tapi bukankah mulut Moon seperti ibu-ibu komplek?
Jadi Moon sebenarnya punya kepribadian ganda? Duh, jangan-jangan Moon piskopat berdarah dingin yang mengejar dirinya dan juga seorang penulis. Setelah Moon membunuh Ilene, ia akan menulis kisah pembunuhan berdasarkan pengelamannya, dan bagaimana ia membujuk korbannya sebelum Moon menghabiskan nyawanya.
"Amit-amit Ya Allah. Semoga Moon, beneran cuman manusia normal, tapi emang rese aja." keluh Ilene. Gadis itu tahu, kembarannya juga rese tapi tak ada yang mengalahkan resenya mulut Moon, seperti petasan banting.
Ponsel Ilene kembali bergetar. Ia melihat tanda email masuk. Walau rese, entah kenapa Ilene tersenyum. Tolong ketok kepala Ilene jika ia sudah gila.
Tentang : Saya Sakit Perut
Dear Gigi Kelinci,
Kamu memang menggemaskan. Saya sampai pegang perut ketawa terus, karena kamu begitu lucu. Bawa ke KUA boleh nggak sih? π€£π€£π€£π€£ππππ.
Yours,
Moon.
"Dih anjirrr. Seram bangat, si rese itu bercanda. Walau tetap mengesalkan."
Re : πΉπΉπΉπΉπΉ
Hi Moon,
π€ͺπ€ͺπ€ͺπ€ͺπ€ͺ. Mati aja lo!
Nih saya kirim ular ππππππππππππ. Tapi kamu juga buayaπππππππ. Bonus ya
Regards,
Gigi Kelinci.
"Huh, kesampain ngomong kasar sama dia. Bodo amat! Dia emang rese." Ilene merenggangkan seluruh tubuhnya. Tugas revisi dari Moon sangat banyak, tapi kenapa si rese tidak membahas kerjaan? Apa dia sudah jenuh? Ilene tersenyum cerah. Sepertinya Moon sudah capek melayani dirinya.
Re : πππππ
Dear Gigi Kelinci,
Kamu membuat saya ingin memiliki kamu. Saya akan segera melamar kamu. Tapi nunggu jadi penulis best seller dulu ya.
Biarkan malam ini, jangan bahas kerjaan. Mari kita bahas masa depan.
Yours,
Moon.
Bibir Ilene berkedut, tapi ia mengaminkan. Tapi tunggu, dia tidak mengaminkan dilamar Moon. Tapi, menjadi penulis best seller. Tapi jika Moon itu Kayvan apa Ilene tega untuk menolak? Lagian tiga laki-laki tadi semuanya good looking. Mana bisa Ilene memilih.
Tentang : Lawak Kamu ππ
Hi Moon,
Terima kasih sudah mendoakan saya jadi penulis best seller. Saya memang berbakat dan punya potensi ππππππ€ͺπ€ͺπ€ͺπ€ͺπ€ͺ.
BTW, Saya bahkan nggak tahu kamu siapaπ§π§π§π΄π΄π΄. Malas sama orang yang identitasnya tak jelas.
Regards,
Gigi Kelinci.
Tentang : Sabar!
Dear Gigi Kelinci,
Kamu memang selalu tak sabaran dan menggebu-gebu. Saya tidak akan berpaling, saya akan tetap menunggu kamu.
P.S. : Kamu bisa membayangkan adegan erotis bersama saya.
Yours,
Moon.
"Anjirr... Creepy bangat jawaban Moon. Jangan-jangan dia memang psikopat. Huwa... Bunda, anak cantikmu bentar lagi meninggal. Aku bahkan belum jadi penulis best seller. Tapi nanti kalau udah jadi, dan aku meninggal duluan. Aku mau bilang, royalty menulis bisa bagi ke anak yatim, orang yang tak mampu."
Suka mengkhayal sesuatu yang belum jelas. Tapi, Ilene memiliki tujuan yang mulia. Ia berjanji, saat mendapat royalty menulis yang banyak ia akan rajin bersedekah ke panti asuhan. Tempat Ibu-ibu anak satu dulu tinggal. Ilene terkadang memikirkan gadis itu, apa Azyan pernah merindukan orang tuanya? Apa Azyan pernah penasaran? Ilene lahir dengan keadaan keluarga yang utuh dan sempurna. Mempunyai orang tua yang support saudara banyak yang saling mendukung walau kembarannya menyebalkan. Tapi, abang dan kakaknya selalu mensupport dirinya. Bahkan, jika saat ini Ilene memberitahu Ilana tentang editor Moon. Ilene yakin, mulut kakaknya yang pedas langsung mengetahui identitas Moon. Tapi, bukankah pelan-pelan semuanya akan terasa lebih menyenangkan?
"Lupa balas anjirrr.." Ilene terlalu banyak mengkhayal. Semua berawal dari Moon. Padahal sebelumnya, ia pasti akan merasa iri dengan kehidupan ibu-ibu anak satu. Tapi, sekarang Ilene fokus pada tujuannya, menjadi penulis best seller.
Tentang : Moon Mesum!
Otak Moon pasti mesum terus ππππ. Dasar buaya ππππππ.
Regards,
Gigi Kelinci.
"Hah tidurlah. Mungkin besok pagi bisa olahraga sebelum revisi dan revisi. Gini amat hidup."
Tentang : Goodnight!
Dear Gigi Kelinci,
Selamat malam, sepertinya saya punya penawaran yang menarik. Tapi istirahatlah dulu.
Oh iya, kamu mau ikut jalan pagi? Ketemu besok di lapangan Bukan-Bukan. Jam 6 teng!
Sweet dream.
Yours,
Moon.
Ilene menutup matanya sambil tersenyum. Moon manis juga ternyata.
π°π°π°π°π°π°π°π°π°π°π°π°
Demi membongkar identitas moon sebenarnya, Ilene sengaja datang pagi sebelum jam enam kurang 15 menit, demi melihat siapa yang datang duluan. Karena jika Moon maka, dia yang membuat janji maka Moon pasti duluan.
Ilene mengikat rambutnya kuncir kuda, topi berwarna putih. Celan leggings selutut dengan tanktop berwarna pink. Ia yakin, semua orang melihatnya sangat panas pagi ini. Apa Moon akan horny padanya? Ilene menggeleng, masih subuh buta dan ia sudah mengkhayal yang bukan-bukan.
Bahkan Ilene sudah memasang earphone, ia membawa walkman dan sengaja tak membawa ponselnya. Karena tujuannya jalan, bukan selfie. Bahkan, Ilene memeluk botol air minum pink. Ilene suka warna pink, karena ia perempuan? Kalian salah! Bundanya sangat tergila-gila dengan warna pink, dan seperti tersugesti dalam alam bawah sadar Ilene bahwa warna pink adalah warna tercantik dan jadi warna favorit. Ilene ingat jelas, saat masih kecil semua koleksi pakaiannya berwarna pink. Bahkan, kalau tak salah milik Darris juga berwarna pink, terkadang orang mengira Darris perempuan karena semua yang ia punya warna pink.
Dan kalian mau tahu, satu rahasia Darris yang tak boleh orang lain tahu? Kamar Darris dicat warna pink, bahkan seprai juga warna pink. Terkadang Ilene ingin tertawa keras saat ia masuk dalam kamar kembarannya, dan Ilene yakin bagaimana pacar Darris menjumpai jika laki-laki itu suka warna pink. Sebenarnya bukan suka, tapi semuanya bundanys yang mengatur dan masalah warna tak bisa diganggu gugatβharus pink. Darris anak bungsu yang paling dimanjaβjadi ia sadar diri dan tak banyak bacot.
Ilene melihat ke tiga cowok tampan memasuki lapangan. Gagal ia tahu identitas Moon jika begini. Huh, Moon lebih cerdas dari dirinya.
Ilene melihat Kayvan memakai celana training panjang berwarna hitam, kaos merah duh pagi-pagi udah bikin silau aja. Aftar celana training panjang dengan sepatu olahraga putih merah dan kaos hitam. Dan terkahir Jared yang memakai sama celana training hitam panjang, kaos abu-abu. Ilene bisa menduga ke tiga cowok itu semuanya wangi. Ugh... Ingin sekali, Ilene memiliki salah satu.
"Kita keliling aja. Nanti kembali lagi kesini" jelas Kayvan. Ilene langsung mengangguk.
Ilene berjalan berdampingan dengan Kayvan di belakang ada Jared dan Aftar yang sedang berbincang.
"Kalian kalau jalan pagi gini, mandi dulu nggak?" tanya Ilana random. Apalagi yang ia bisa tanyakan jika begini. Ke empatnya sekarang berjalan berdampingan, masih gelap dan jalanan memang masih lenggang.
"Aelah rajin amat mandi dua kali. Pulang juga pasti mandi." jawab Kayvan. Ilene belum memasang musiknya. Ia sekarang hanya mengantung earphone di lehernya.
"Kalian jalannya pelan aja ya. Entar aku nggak kuat." Ilene merasa volume berjalan seperti sengaja dipercepat sekarang.
"Nanti kami gendong gantian." gurau Aftar. Ilene tertawa sambil menutup mulutnya.
"Dih modus kalian." Tiba-tiba Ilene langsung teringat, jika Moon juga menjurus pada hal mesum. Apa ini orang yang sama? Apa Moon itu Aftar? Ilene menggeleng, sulit sekali mengidentifikasi si Moon rese itu. Harus pancing pakai apa ya?
"Emang kalian di percetakan bagian apa? Lay out? Editor?" tanya Ilene sengaja memancing. Semuanya terdiam. Cowok-cowok itu seperti tahu apa yang ia pikirkan. Huh, sama saja tidak membantu.
"Tuh ada bubur ayam enak. Pulang singgah sini boleh lah ya." Kayvan mengalihkan pertanyaan Ilene pada gerobak bubur ayam di depan ruko dengan sudah banyak antrean di depan dan kepala-kepala manusia yang duduk di bangku yang sudah disediakan. Ilene mengelus perutnya.
"Kalau cover gitu, penulis bisa kasih ide sendiri nggak? Atau penerbit sendiri yang nentuin?" Ilene mencari ilmu dan juga siapa yang paling banyak menjawab maka, dialah si rese kesayangan Ilene. Apa editor Moon bisa disebut kesayangan?
"Tergantung, ada yang memang penulisnya yang kasih ide. Karena dia yang tahu betul, bagaimana pengambaran dari semua jalan ceritanya." Ilene mencoba menganalisis jika dia berbicara pakai istilah kepenulisan fiks dia Moon.
"Biasanya penerbit kasih beberapa pilihan ke penulis. Mau cover yang mana." tambah Jared. Ilene memeringkan wajahnya. Entah kenapa ia suka mendengar suara Jared, tenang dan berwibawa. Apa mungkin karena Jared sudah dewasa? Tapi bukankah dirinya juga sudah dewasa.
"Aku adalah beberapa penulis favorit." Ilene mencoba menggali info. Padahal yang ia maksud penulis favorit adalah dirinya sendiri. Menjadikan diri sendiri sebagai penulis favorit tidak berdosa bukan?
"Kalian penulis favoritnya siapa?" Ilene suka berteman dengan orang yang satu frekuensi dengan dirinya. Karena ia tahu, banyak orang yang tak suka dengan penulis. Bagi mereka seorang penulis itu adalah pembohong ulung, yang mencoba merangkai kata dengan menarik simpati orang. Padahal tak sesuai dengan kenyataan yang ada. Padahal bagi Ilene, menjadi seorang penulis itu adalah orang yang hebat. Tidak semua orang bisa menulis, dan juga saat menulis, seorang penulis harus jadi seorang pembunuh, seorang yang berpenyakitan, seorang yang sangat jahat, seorang terlalu baik. Menjadi penulis itu tidaklah mudah seperti bayangan orang. Tapi Ilene suka tantangan ini, kebetulan satu visi dengan dirinya yang suka mengkhayal dari kecil. Dulu, saat masih kecil ketika melihat suatu kejadian, Ilene selalu mengaitkan dengan imajinasinya.
"Kalau cowok pasti genre favorit fantasy, jadi penulis fantasy lah." Ilene memajukan bibirnya, ia suka fantasy tapi tidak terlalu hype dengan genre itu. Baginya genre romance tetap menjadi favoritnya, karena bagaimana perjuangan dua karakter yang berjuang bersama dan akhirnya dipersatukan. Ngomong-ngomong Ilene sudah merancang pada akhirnya Luna dan Jack pada akhirnya akan punya banyak anak. Walau Ilene sendiri belum punya gambaran anak untuk dirinya sendiri, kecuali ia sangat iri melihat keluarga kecil ibu-ibu anak satu.
"Aku suka Harry Potter, tapi bukunya belum pernah baca masa. Cuman nonton film-filmnya aja."
"Banyak genre fantasy. Genre fantasy itu penulisan sangat luas, jadi dia tidak berfokus pada pasangan aja. Konfliknya luas." Ilene mengepalkan tangannya, rasanya gatal ingin menulis fantasy tapi apa bisa? Bagaimana siluman ular yang cantik menikah dengan manusia dan pada akhirnya mempunyai putri yang cantik tapi ternyata setengah ular. Kenapa Ilene malah memikirkan putri duyung sekarang?
"Aftar suka fantasy?" tunjuk Ilene pada Aftar. Laki-laki itu mengangguk.
"Kayvan suka genre apa?" Entah kenapa, Ilene senang ia yang memimpin pembicaraan mereka.
"Aku lebih hype ke werewolf. Atau kerajaan gitu, fantasy juga sih emang. Fantasy itu emang keren asli. Tapi Gore juga sih. Horror juga, semua genre suka." Ilene pura-pura mikir, padahal ia hanya menguasai genre romance. Selama ini, bacannya full romance, cerita bucin dengan isi menye-menye. Membuat hasil refleksi tulisannya juga cerita romance dengan sisi erotis yang selalu gagal di mata Moon. Huh, Moon sialan!
"Abang Jared suka apa?" tunjuk Ilene pada Jared. Gadis itu berjalan mundur sambil menghadap Jared.
"Semua suka. Tapi kalau boleh jujur, aku suka cerita married life." Ilene tertawa. Seorang Jared yang macho suka cerita perselingkuhan dan pelakor di dalamnya? Dan bodohnya, ia menginjak lubang di belakangnya. Beruntung, Jared dengan sigap menangkap tubuhnya membuat Ilene terdiam seperti adegan novel-novel. Wajahnya memerah tapi akhirnya ia menyadari kebodohannya dan tertawa terbahak-bahak, diikuti yang lain. Tapi jatung Ilene rasanya tak karuan, huh sialan! Mana wangi tubuh Jared wangi sekali bikin nyaman. Kenapa wangi cowok selalu menyenangkan?
Ilene akhirnya hanya memegang walkman miliknya. Tak jadi ia mendengarkan lagu. Padahal ia sudah punya list sebelum berangkat tadi. Ilene suka Justin Bieber, jadi sudah dipastikan semua list lagu favoritnya lagi Justin Bieber. Lagi Justin Bieber tidak pernah mengecewakan telinga Ilene.
Ilene tak sadar, jika mereka sudah kembali ke lapangan Bukan-Bukan. Tak terasa rupanya, gadis itu duduk dan meluruskan kakinya sambil minum air.
"Kalau habis olahraga jangan langsung minum air." Ilene yang sedang minum menoleh dan melihat Jared sudah duduk di sampingnya. Kayvan dan Aftar sedang melakukan pemanasan ringan dengan menggerakan tangan dan kaki mereka. Ilene langsung mengulurkan botol air pada Jaredβbilang aja laki-laki ini haus. Benar saja, air itu langsung Jared teguk dan langsung habis. Ilene memutar bola matanya. Dasar tidak konsisten!
π°π°π°π°π°π°π°π°π°π°π°π°
Ilene dan ke tiga cowok-cowok tampan itu langsung menuju bubur ayam yang mereka idamkan sebelumnya. Ilene nyaman bersama ke tiga laki-laki ini. Ilene mau jika berteman dengan mereka selamanya. Tapi ia tahu, tidak ada yang pertemanan yang murni anatara laki-laki dan perempuan, pasti ada yang merasa patah hati. Apa Ilene harus berhenti berharap pada Kayvan?
Mereka saling berdebat siapa tim bubur ayam diaduk atau tidak. Ilene, Kayvan, Aftar, adalah tim bubur ayam diaduk. Dan Jared sendiri yang tidak mencampur. Selera Jared di luar orang normal.
Dan sekarang, Ilene sedang berbaring meringakan penat dan menghilangkan keringat sebelum ia menuju membersihakn dirinya dan kembali berkutat dengan tugas dari editor Moon. Ilene merasa seperti menjalani perselingkuhan bersama Moon. Hanya diam-diam di belakang. Kapana ia akan jadi penulis best seller?
Ponsel Ilene bergetar. Entah kenapa Ilene langsung tersenyum.
Tentang : π°π°π°π°π°π°π°π°
Dear Gigi Kelinci,
Pengetahuan kamu sangat luas. Walau saya tahu, kamu hanya sok tahu di depan orang-orang.
Yours,
Moon.
Ilene mencibir.
Tentang : Memutar Bola Mata.
Anda terlalu pehatian pada saya terima kasih!
Regards,
Gigi Kelinci.
Tentang : Penawaran Kekasih
Dear Gigi Kelinci,
Karena saya pusing kerjaan kamu tak pernah beres. Saya berbaik hati menawarkan diri menjadi kekasih kamu dengan begitu kamu tak terlalu terlihat amatiran menulis adegan erotis nanti. Akan saya bimbing pelan-pelan dari tahap awal.
Bagaimana?
P.S : Balas setuju, tidak balas artinya setuju 1000%.
Yours,
Moon.
_____________________________
Moon dah gilaπππππππ.
Demi apa, emak udah sayang Moon padahal baru bab awalππππ.
Aku udah kasih banyak clue siapa Moon sebenarnya.
Oh iya, boleh nggak ada 10 orang yg komen? Aku penasaran siapa yang ngikutin cerita ini?
Biar emak usahakan update terusπππππ
Sepanjang pagi Ilene tersenyum. Walau Moon gila, tapi Ilene suka. Cara memaksa Moon itu membuat Ilene kesal tapi seperti hiburan untuk dirinya."Moon gila... Tapi aku suka." teriak Ilene tersenyum dan memeluk gulingnya. Andai sekarang ada Moon apakah laki-laki itu mengizinkan dirinya untuk memeluk Moon?"Tapi kan, aku belum tahu siapa. Kayvan? Berarti dia juga suka sama aku? Emang Moon suka sama aku? Tapi kan dia maksa jadi kekasihnya. Dih, Moon maksa amat."Tentang : Dih MaksaHi Moon,Tunjukan dulu identitasmu. Jangan bersembunyi di balik Moon. Karena Moon sudah kuanggap manusia reseπ€¬π€¬π€¬π€¬π€¬π€¬.Regards,Gigi KelinciIlene membaca ulang dan mengerucutkan bibirnya. Walau ia tidak munafik, ia suka kehadiran Moon di hidupnya. Tapi sampai kapan Moon akan bersembunyi di balik layar? Akankah Moon jadi pengecut selamanya? Huh, membahas Moon memang tak ada habisnya.Tentang : Tunjukan Kr
"Ugh... Jack ya di situ baby.""Seperti ini?" tanya Jack dengan suara parau saat memasukan jari-jarinya dalam inti Luna, wanita itu menutup matanya. Luna berhasil menggoda Jack dan sekarang Jack merasa terbakar dengan ramuan murahan yang berhasil Luna campurkan dalam minuman laki-laki itu."Ouh please. No please..." Luna mengeluh kecewa saat Jack malah mengelurkan jarinya. Wanita itu menatap bossnya kecewa. Apa-apaan ini? Kenapa Jack mempermainkan dirinya?"Bukankah kau juga menginginkan diriku?" tanya Luna tanpa malu seperti seorang jalang murahan. Jack menatap lawannya dengan kabut gairah yang terlihat jelas di matanya, tapi apalagi yang ditunggu laki-laki ini? Luna sudah sangat siap sekarang?"Pelan-pelan sweety. Tiger tidak akan senang, jika kamu langsung pada intinya. Tiger ingin dimanja terlebih dahulu." Goda Jack dengan memegang pucuk payudara Luna dan meremasnya. Awalnya ia memberi rangsangan ringan, tapi lama-lama Jack memeras
Salah jika Ilene berharap Moon ada di depannya? Aneh jika Ilene merindukab omelan jelek Moon. Kelainan bila Ilene lebih suka Moon membalas email dengan kata yang sangat tidak pantas bagi mata orang normal?Entah kenapa, Moon menghilang dan Ilene seperti tidak bersemangat untuk melakukan sesuatu.Ilene merasakan lengannya dicolek-colek tapi ia menepisnya."Aelah Ai. Udah macam putus cinta aja. Udah di ACC juga tuh proposal, tinggal ngurus syarat ikut seminar." Ilene langsung menendang kembarannya. Keduanya sedang makan ice cream di kedai ice cream. Darris yang traktir ia lagi senang, dan sepertinya banyak hal yang bisa ia ceritakan. Walau rese Ilene sangat menyayangi kembarannya. Jika Moon dibaratkan nyawa ke sepuluh baginya, maka Darris nyawa ke dua bagi Ilene. Baiklah, Ilene bukan kucing."Kau tahu Ai. Net kembali, dan bahkan dia jadi dosen aku. Anjirrr, gila beningnya ngalahin Galgadot parah emang." Darris menggeleng, masih belum percaya i
"Ai! Ai tunggu!" pekik Kayvan. Ilene menarik napas panjang. Entah kenapa ia baru menyadari telah melakukan kebodohan. Tentu saja Moon akan mengejek dirinya. Tapi entah kenapa, ia terlalu berharap banyak pada Moon?Ilene berbalik. Jatuh lagi harga dirinya depan Moon. Si rese itu akan semakin memandang dirinya rendah."Kenapa?" Ilene menggeleng menyadari kebodohan dirinya untuk kesekian kali. Ilene akhirnya mengikuti Kayvan. Walau rasanya sudah tak nyaman. Ya ia bodoh, kenapa harus ke kecewa? Bukankah Moon juga mempunyai kehidupan pribadi? Kenapa ia yang heboh seperti cacing?"Mau ikut main nggak?" Ilene menggeleng. Gadis itu diam, saat melihat ke tiga cowok itu bermain bahkan sampai coret spidol di wajah. Ilene masih menganalisa Moon, tapi rasanya sulit sekali mendeteksi Moon, seperti Moon makhluk angkasa. Dasar makhluk astral!"Kalian nggak kerja?" Ke tiga laki-laki itu kompak menoleh padanya. Huh, yang mana Moon coba. Kenapa sulit sek
Tentang : BoyfriendDear Gigi Kelinci,If I was your boyfriend, I'd never let you goKeep you on my arm girl, you'd never be aloneI can be a gentleman, anything you wantIf I was your boyfriend, I'd never let you go, I'd never let you goTell me what you like yeah tell me what you don'tI could be your Buzz Lightyear, fly across the globeI don't never wanna fight yeah, you already knowI am 'ma a make you shine bright like you're laying in the snow burr*Bacanya jangan pakai nada.P.S : Saya seriusYour,Moon"Sedeng emang manusia satu ini kirim-kirim langsung nawarkan boyfriend. Bifrin. Hilih bacot!"Tentang : Bodo Amat πΉπΉπΉπΉHi Moon,Kamu makin tak jelas. Dan saya jujur malas melayani kamu.
Kesesatan bisa membawa seseorang menuju jurang gelap dan terperangkap selamanya di dalamnya dan tak ada yang bisa menyelamatkan dirinya.Ilene percaya jika ia sedang berada dalam kesesatan Moon tapi ia sendiri bingung bagaimana membuktikan atau tahu minimal tahu siapa dalang di balik layar. Si rese itu memang sok misterius.Ilene berlari tergopoh-gopoh tanpa memakai alas kaki. Berlari di atas pasir putih yang lembut, ia merasa seperti berada dalam film India kejar-kejaran di pantai hanya saja tak ada yang mengejarnya karena ia yang mengejar orang sekarang. Ilene merasa dibodohi, tapi sial sekali ia tak bisa membuktikan sedikitpun atau minimal ia punya bukti, Ilene kesal. Ia mengepalkan tangannya sambil memegang ponsel dan menggertakan giginya. Bisa saja Moon sedang menertawakan kebodohannya sekarang. Ilene menggeleng, tidak ia tidak bodoh ia cerdas bisa membuktikan Moon sekarang.Ilene berlari pelan mengatur napasnya dan melihat ke belakang,
"Kau lebih suka seks yang keras atau lembut?"Tangan besar Jack menjelajahi wajah cantik Luna. Laki-laki itu memegang bibir Luna yang sudah ia ikat tangannya di belakang. Ia suka menjadi budak seperti ini. Sebenarnya Luna ingin memilih mundur, tak jadi ia menaklukan Jack karena si iblis ini memang bukan tandingannya, tapi Luna seperti terjebak dalam labirin dan tak bisa kembali.Luna menatap Jack penuh permusuhan, sepertinya pertemuan-pertemuan mereka hanya diisi dengan seksβlebih tepatnya Jack yang memperkosa Luna. Terkadang Luna ingin meludah ke arah Jack, tapi ia tak berani, apa yang Jack bicarakan tidak main-main. Sekali Jack bicara menyakiti maka, akan ia lakukan.Jack berbalik dan membuka lemari besar berisi barang-barang untuk memuaskan kegilaan seksnya. Tiba-tiba, Jack mengambil sebuah tongkat panjang dan mengelus-elusnya. Luna tak yakin, ia bisa melaksanakan kali ini. Terkadang Jack menawarkan kekayaan dan juga memanjakan dirinya, tapi sa
Laptop dan Ilene adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Ibarat kompor dan kuali tak bisa berfungsi tanpa satu sama lain. Laptop sudah seperti separuh nyawa bagi Ilene, walau keseriusan dirinya menggarap naskah belum terlihat hasilnya tapi Ilene yakin ada saatnya ia akan menikmati semuanya.Hubungan Moon dan Ilene berjalan lebih intim. Moon tak serese dulu bahkan terlihat begitu care pada Ilene. Ilene adalah kaum hawa yang lemah dikit-dikit bawa perasaan. Walau belum melihat siapa dalang di balik layar, Ilene sudah jatuh cinta pada Moon. Katakan semuanya kekanakan dan konyol tapi itu yang Ilene rasakan. Dadanya membuncah bahagia saat berbalas email dari Moon. Atau saat ia galau ketika dalam satu jam saja Moon belum membalas email dari dirinya.Kopi Janji Manis, di sini Ilene berada. Ia menikmati cappucino dingin dan manis sambil melihat banyak kata-kata yang sudah ia susun. Ilene memang membutuhkan suasana baru, walau terasa lebih nyaman di kamar. 
"Hari ini ujian? Sebelum ujian berdoa dan minum susu. Baca soal baik-baik dan jawab dengan benar." peringat Ilene pada kedua putrinya. Usia mereka sudah 10 tahun.Candy dan Crystal akan melaksanakan ujian kenaikan kelas. Ilene tersenyum dan tak berhenti bersyukur dengan semua anugerah yang ia dapatkan dalam hidupnya. Penyakit Crystal masih kambuh. Kabar baiknya mereka akan melaksanakan transplantasi jantung. Setelah pencarian dan penantian selama 10 tahun, semua kesabaran Ilene dan Jared akan berbuah manis.Jared sedang membuat sarapan untuk kedua putri kembarnya. Laki-laki itu menjalani perannya sebagai kepala rumah tangga yang luar biasa. Candy dan Crystal ingin makan nasi goreng dengan banyak hiasan lucu-lucu yang membuat mereka semangat dan sayang untuk makan.Jadi, Jared akan membentuk nasi goreng tersebut berbentuk karakter lucu. Kali ini dia akan membentuk karakter Rilakuma memakai selimut."Ayah, udah?" Candy langsung berla
"Buna, Kis kenapa?" tanya Candy sambil mendongak melihat ibunya.Ilene mengendong Candy menahan tangisnya, penyakit jantung Crystal kambuh membuat dia harus dilarikan ke rumah sakit. Ilene dan Jared sedang berusaha untuk mencari transplatasi jantung untuk Crystal namun saat ini belum juga dapat.Ilene menoleh ke belakang, tak kuat akhirnya menangis juga. Membayangkan Crystal yang kecil harus menderita seperti itu. Ilene tak ingin menangis di depan Candy membuat bocah itu terus bertanya dan mungkin tahu kesedihan apa yang tengah menimpa keluarga ini.Crystal bisa bermain tapi terkadang penyakit itu datang tanpa diundang. Sudah beberapa tahun mereka mencari transplatasi jantung yang cocok tapi tak kunjung berjodoh.Jared sedang berbicara dengan dokter pribadi Crystal. Dokter yang sudah dianggap keluarga dan menganggap Crystal anal sendiri karena ke sini.Ilene mencium-cium kepala Candy dengan sayang.Candy m
She's become a Momma. A proud Momma for her twins.Ini adalah hari terbahagia Ilene, bukan hari-hari yang ia jalani kini hanya terisi dengan kebahagiaan. Kilas balik tahun sebelumnya saat dia menderita sebuah penyakit aneh yang membuatnya hampir menyerah dan sangat percaya diri. Tapi lihatlah kini, dia mengendong dua putri kembarannya ke rumah Nenek mereka.Candy dan Crystal memakai dress mini lucu berwarna putih dengan rambut kucir dua diikat ke atas. Setiap melihat kedua putrinya dia selalu menumpahkan air mata kebahagiaan. Dia terlalu bangga dengan anak-anaknya.Kedua bocah itu berlari menuju ke dalam rumah neneknya. Mereka sudah tahu, jadi paling semangat jika berangkat ke rumah Nenek, Nenek baik, Nenek sangat memanjakan mereka."Nenek!" teriak Candy dan Crystal kompak. Lihat? Ilene hanya bisa geleng-geleng sambil membawa kantung berwarna putih yang barusan ia beli buah untuk Bundanya. Setiap minggu Ilene ajak anak-anaknya ke r
Ilene tersenyum malu-malu pada suaminya. Masih diliputi oleh rasa bersalah, takut, dan gagal, walau Bundanya telah meyakinkan jika semuanya baik-baik saja. Ilene bisa normal asal dia melawan ketakutannya sendiri dan dibantu terapi."Sini." Ilene tersenyum dan mendekati laki-laki itu. Bagaimana mungkin kamu merasa aneh dan asing dengan suami sendiri, apalagi merasa risih jika dia memegang kamu. Dengan perlahan Ilene mendekati Jared dan dengan rasa sayang yang penuh dia memeluk laki-laki itu. Ilene menutup matanya bersandar di dada laki-laki ini. Dia luar biasa, dia begitu sabar menghadapi sifat Ilene yang kekanakan. Ilene tahu, jika dia mendapatkan laki-laki lain dia sudah dipukul atau lebih parahnya lagi dicampakkan."Terima kasih." Ilene mengelus-elus dada Jared membentuk pola abstrak, walau gadis itu tak tahu jika laki-laki itu menahan dengan sekuat tenaga untuk tidak menerkam gadis itu. Jared begitu sabar, Jared bertahan dan sepertinya dia layak mendapat
"Bunda, Ai nggak bisa. Ai mau sama Bunda aja." Ilene merengek pada Bundanya seperti anak kecil, dan menangis.Pulang dari bulan madu Ilene langsung kabur ke rumahnya karena merasa gagal, merasa takut, dia sudah berusaha untuk mengalahkan rasa takut itu tapi berkali-kali gagal."Enakan jadi anak Bunda aja. Ai nggak siap jadi istri orang." Ilene jujur. Dia ingin menceritakan ketakutan yang terus menggerogoti dirinya, membuat dia tak bisa tidur dengan nyenyak. Ilene seperti dihantui mimpi buruk setiap waktu."Mana ada orang udah punya suami, ngadu-ngadu nangis kayak orang pacaran." Ilene berbalik melihat Darris yang menegurnya. Dulu dia bangga dan songong mengatakan ingin menikah, saat sudah terjadi dia menyesali hal itu."Huwaaaaaa, aku lebih baik kelahi sama kau daripada harus jadi istri orang." Ilene bangkit dan ingin memeluk Darris saat Darris sudah membentengi dirinya agar dipeluk Ilene."No. No! Haram pegang-pegang.
"Hi, Darris, aku akan berjumpa dengan salah satu saudaramu di sini. Mau nitip salam apa sama mereka?" tanya Ilene dengan suara cempreng di ujung telpon sambil menaikkan kaca mata hitam ke atas kepalanya. Gadis itu sedang berada di sebuah bukit dan melihat banyak pemandangan indah di sekelilingnya. Jared membawanya bulan madu ke Pulau Komodo."Siapa?""Komodo. Kamu hidup di jaman T-rex, jadi mau nitip salam-salam apa sama mereka?""Kau kan kembaran aku, jadi kamu juga komodo." sanggah Darris tak mau kalah."Sialan! Benar juga."Ilene mengubah panggilan jadi video chat. Dan terlihat wajah kusut Darris di layar, laki-laki itu hanya memakai kaos lusuh berwarna abu-abu. Ilene moodnya sangat baik sekarang bahkan memakai baju berwarna cerah, berwarna kuning."Kasian kembaran aku. Nikah sana. Biar bisa bulan madu kayak aku." perintah Ilene dengan songong. Mereka baru saja tiba di Labuan Bajo dan Ilene langsu
Terdiam. Kamar itu terasa mencekam, Ilene hanya menunduk dia tak berani menatap Jared. Laki-laki itu pasti semakin kecewa."Abang kecewa?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut si pendosa yang membuat lawannya hanya berdiri kaku seperti menahan napas bahkan bernapas saja rasanya sulit, Ilene menggigit bibirnya dan air mata itu mengalir dengan sendirinya.Jared mendekat, Ilene beringsut mundur hingga tubuhnya mentok di headboard dan menatap lawannya."Abang pasti kecewa kan?" tuduh Ilene. Jared masih diam. "Kamu tak bahagia?" tanya Jared. Ilene menggeleng, demi Tuhan dia bahagia, dia bahagia menikah, tapi ketakutan itu yang membuatnya hancur. Ilene menunduk dan memeluk lututnya sendiri, dia mengalami ketakutan seorang diri.Jared duduk di tepi ranjang dan terdiam. Ilene semakin menangis, sial! Dia harus bersifat sangat kekanakan sekarang."Mari kita coba! Abang buahi aku! Aku ingin melawan ketakutan ini!" Ilene berdiri
Kegiatan pengantin baru yang Ilene pelajari di internet barusan adalah menonton bersama dan memasak bersama.Gadis itu hanya membuat roti, masih serba canggung. Pagi-pagi sekali, Ilene sudah bangun, mandi, bahkan ia sedang membuat sarapan sekarang. Padahal di rumahnya dia jadi kebo, tidak akan bangun sebelum matahari merangkak tinggi dan Bundanya mengomel baru bangun, setelah bangun ia makan dan malas-malasan lagi. Tapi sekarang bukan lagi alasan dan Ilene merasa punya tanggung jawab besar sekarang.Ilene tak tahu selera minum Jared, kopi pahit tanpa gula atau takaran gula setengah sendok. Dia bahkan tak pernah membuat kopi untuk ayahnya. Ilene baru sadar dia tak berguna jadi anak dan hanya jadi beban keluarga, beruntung ada laki-laki yang mengambil alih itu hingga membuat Ilene harus turun tangan dan belajar.Ilene juga tak tahu cara memanggang roti. Gadis itu mengambil ponselnya sebentar dan melihat cara memanggang roti, ada susu coklat yang
Kekasihku, satu jam mendatang kamu akan menjadi istriku. Tiba saatnya semuanya disatukan, cinta tak pernah datang ke orang yang salah. Kamu bukan hanya masa depanku, tapi juga seorang sahabat yang akan selalu ada untuk menghabiskan seluruh sisa hidupku bersamamu. Kita akan minum susu lansia bersama, hingga rambut memutih, hingga urat-urat jari tangan menonjol, tangan kita terus bergandengan walau tak sekokoh dulu, walau tangan keriput dan penglihatan memudar."Aaahhhhhh. Aku nggak sanggup baca ini." Itu adalah surat cinta dari Jared buat dirinya, dia juga memberi surat pada Jared sebagai ungkapan cinta dan rasa terima kasih pada pasangan masing-masing."Gimana mau nikah, kalau makeup dihapus terus. Lihat udah berapa kali bedak tuh ulang-ulang terus." omel Ilona pada putrinya, mau nikah tapi malah menangis seperti orang gagal menikah."Bunda nggak romantis. Bunda pasti nikah nggak kayak gini kan? Ai nggak tahu dan nggak nyangk