"Loh kok cemberut aja?"
Ilene yang sedang gondok mengaduk-gaduk minumannya dengan kasar. Editor rese itu membuat moodnya turun bebas seperti bermain seluncuran di water boom.
Bahkan, sekarang sudah jam 4, Ilene tak peduli kalau pada akhirnya ia gagal jadi penulis best seller. Untuk apa ia terkenal, tapi jiwanya tak sehat karena jumpa editor rese sejagad raya. Bahkan depan gebetan Ilene masih misuh-misuh. Ilene juga tak peduli jika Kayvan semakin tak menyukai dirinya.
"Maaf aku lagi kesal." Aku Ilene jujur. Kayvan hanya mengangguk. Ia tahu, asa yang menganggu pikiran Ilene sekarang. Apalagi habis bimbingan itu memang butuh pelarian mood yang sempurna, seperti para lelaki main game atau futsal. Jika para wanita Kayvan kurang tahu, mungkin dengan bergosip atau makan. Kayvan tahu, wanita adalah makhluk yang suka mengunyah seperti sapi. Makanya ia sengaja mengundang Ilene makan terlebih dahulu, tapi gadis itu hanya memesan jus strawberry dan tidak memesan makanan sedikitpun.
"Gara-gara skripsi ya?"
"Iya nih. Sumpah, revisi-revisi. Nggak masalah revisi, nah ini reseknya minta ampun. Minta tenggelamkan ke Bikini Bottom." Ilene menyetak kakinya kesal. Yang ia maksudkan ke editor rese bukan Pak Prapto. Walau banyak revisi, Pak Prapto tak serese satu lagi. Harusnya editor rese itu tak punya kewajiban karena Ilene bahkan belum taken kontrak. Dasar penyusah!
Kayvan hanya mengangguk. "Yaudah makan yang banyak." Ilene langsung menatap Kayvan horor. Jadi maksud cowok ini dia suka makan dan sekarang Ilene kelihatan gemuk? Yang benar saja? Walau masih gadis, tapi Ilene harus mengakui demi bulu hidung kuda nil, tubuh Azyan beranak satu lebih bagus dari dirinya. Ibu-ibu anak satu itu memang membuatnya selalu iri.
"Aku diet kok." seloroh Ilene. Moodnya benar-benar jatuh ke jurang dan tak bisa diajak kompromi sekarang.
"Eh kok diet? Aduh gimana sih." Kayvan menggaruk rambutnya. Memahami cewek lebih sulit dari membedakan akar serabut, akar tunggal, tulang akar hingga tulang ekor.
"Ya aku tahu, aku gendut. Dan sekarang aku diet." Kayvan mengusap wajahnya kasar. Dari pembicaraannya tadi, ia rasa ia tidak salah bicara. Tapi kenapa gadis di depannya salah tangkap? Apa Ilene sedang PMS. Jika Kayvan bertanya ini, ia yakin Ilene makin murka padanya. Jadi bagaimana ia memulai pembicaraan sekarang?
"Oh diet. Tapi jangan sampai kayak ranting berjalan ya." komentar Kayvan asal.
"Ih tubuh aku dari kecil nggak pernah kurus apalagi sampai kayak lidi nggak pernah."
"Biasanya kalau stress cepat kurus. Banyakan pas lagi skripsi sekarang kurusnya cepat bangat, karena mikirin skripsi."
"Tapi aku kalau makan tinggal makan kok. Walau begadang juga."
"Nah ini. Jangan samapi begadang. Begadang memperpendek umur. Bawa santai aja, kalau nggak kuat bisa lanjut besok. Nggak mati kalau skripsi tak selesai."
"Tapi kan ini buat masa depan." Sebenarnya Ilene dan Kayvan sudah seakarab seperti sekarang, hingga berbicara tak perlu malu-malu lagi. Hanya saja, Ilene takut jika terus seperti ini perasaannya makin tak tekontrol sedangkan Kayvan tak tahu sama sekali dengan perasannya. Dasar lelaki tak punya hati! Atau Kayvan punya pacar? Ilene takut jika ia mencari tahu lebih lanjut, maka membuat moodnya makin hancur dan tak jadi buat skripis karena patah hati atau ia bunuh diri di pohon pisang milik tetangganya.
"Ya tapi jangan menyiksa diri. Nggak baik okay?" Ilene mengangguk. Ini yang ia suka dari Kayvan. Dia bisa jadi teman, penasihat, orang tua. Kayvan adalah pacarable yang Ilene impikan dalam khayalan liarnya. Asal kalian tahu, otak liar Ilene selalu berpikir ingin mencium Kayvan. Andai saja kesempatan itu ada, pasti habis seratus lembar kertas Ilene tuangkan demi kisah mereka.
"Hujannya reda. Tinggal petir-petir aja nih." Ilene melihat keluar. Keadaan masih gelap, hujan tadi sempat deras saat mereka tiba di cafe. Tapi Ilene berdoa dan berharap hujan sengaja membuat mereka terjebak dan akan ada kisah cinta seperti di drama Korea atau di novel-novel yang Ilene baca.
"Nanti aja." Ilene sengaja ingin berlama-lama bersama Kayvan. Karena setelah ini, mereka akan susah untuk bertemu lagi, apalagi keduanya beda fakultas.
Ilene diam-diam memperhatikan raut wajah Kayvan. Tampan, tak ada celah dari lelaki ini untuk membuatnya ilfeel. Ilene yakin, banyak perempuan yang mengejar Kayvan pasti. Tapi sedekat ini saja, Ilene senang bukan main. Andai lebih dari ini, ia bahkan lebih senang. Seperti mengandeng tangan tak pernah lepas, Kayvan menjemputnya setiap saat kalau boleh Ilene tak boleh kalah seperti pasangan sebelah yang sudah menikah, punya anak dan sangat harmonis. Apa Ilene bisa berpikir sejauh itu? Apa Kayvan suami-able? Laki-laki yang selalu bisa diandalkan seperti abangnya?
Kayvan anak tunggal di rumahnya, Ilene yakin semua kebutuhan Kayvan pasti terpenuhi. Bukan seperti dirinya yang banyak saudara, bahkan punya saudara kembar yang apa-apa harus bagi dua tak bisa dimiliki sendiri. Tapi Ilene menyayangi saudara kembarnya yang tak kalah resek. Walau editor bulan lebih resek.
"Ini udah beneran reda. Mau pulang? Mungkin kamu butuh istirahat dan buat revisi lagi." Ilene mendesah kasar. Hanya sebatas ini, tak ada kemajuan. Kayvan tak tertarik padanya, ini kesimpulan yang bisa Ilene tarik sejauh ini. Ah, potek sudah hatinya. .
"Yaudah." jawab Ilene lesu. Ia mengangkat tas dan dokumen menyeret-nyeretnya tak ikhlas karena harus berpisah dengan sang pujaan hati. Jika Ilene tak malu, maka ia bisa mengutarakan perasaannya sekarang, tapi ia belum samggup Kayvan menjauhinya. Karena Ilene tahu, jika tahu kebenarannya Kayvan akan menjauh. Bukankah seperti ini lebih baik? Pura-pura tidak tertarik padanya.
Keduanya keluar dari cafe dengan hujan rintik-rintik kecil. Waktu seperti ini tepat untuk Ilene mengkhayal dan menuangkan idenya dalam tulisan.
"Hari apa lagi bimbingan?" Sekarang hari Selasa, berarti hari kamis.
"Uhm Kamis tadi janjian lagi sama Pak Prapto." jawab Ilene semangat.
"Oh, masih banyak waktunya. Jangan dibawa stress." Wajah cerah Ilene langsung mengkisut seperti lemon busuk. Ia mengira Kayvan akan mengajak dirinya, atau cowok itu ingin mengatarkan dirinya lagi sebagai jajak pendekatan lebih dekat. Ayolah, Ilene cukup percaya diri bahwa ia cantik. Tapi kenapa Kayva tak bisa melirik dirinya? Hufh... Mata Kayvan buta seperti. Kayvan butuh iup. Ngomong iup Ilene jadi makin cemberut mengingat su bulan-bintang editor rese.
Ilene melihat ayah dan bundanya yang seperti mau ke kondangan. Papahnya pasti baru pulang kerja.
Kayvan mengklakson mobil orang tua Ilene dan berhenti di depan rumah Ilene. Darris belum pulang, berarti rumah kosong.
Ilene bisa tidur atau melanjutkan revisi punya si bulan-bintang.
Ilene yakin bundanya menyimpan kunci di bawah keset kaki.
___________________________Ilene berbaring di kasurnya. Ia membuang tubuhnya begitu saja.
Gadis itu menutup matanya. Memikirkan semua hal yang terjadi di sekitarnya. Terutama masalah cinta. Ia tak pernah beruntung masalah ini, ia pernah pacaran tapi tak ada yang berkesan, seperti pacaran di novel-novel. Ilene hanya pacaran dalam status dan dalam dua hari ia putus. Ia tak pernah punya hubungan awet. Ilene mengira ia kena sumpah serapah dari rakyat yang mencintai permaisuri karena di kehidupan sebelumnya ia menjadi Pelakor di kehidupan raja dan permaisuri. Ilene menggeleng. Kapan Kayvan akan peka? Kenapa ia harus memikirkan Kayavan?
Merasa tak puas, Ilene membuka email masuk dari editor Moon ia pun membalasnya.
Tentang : Editor Rese
Mampus aja kau bangsat! Menyusahkan aja! 🤬🤬🤬🤬🤬
Moon setan! 😈😈😈😈😈😈
Kau tuh bukan manusia! Aku benci kau! 🤬🤬🤬🤬
"Ahhhhhh!" Ilene berteriak karena kesal. Ilene melempar ponselnya ke kasur yang empuk. Tentu saja ia masih sayang ponselnya. Tidak mungkin ia menghancurkan ponselnya dan tak ada lagi tempat buat berhalu.
Menarik napas panjang. Ilene menjernihkan pikirannya dan mengambil kembali ponselnya, dan mencium dengan sayang ponsel tersebut. .
Tentang : Revisi
Hi Moon,
Mohon maaf nih kasar. Tapi saya rasa kamu keterlaluan 😴😴😴. Saya bahkan belum taken kontrak, belum dapat duit, tapi kamu membuat saya seolah saya budak kamu🙄🙄🙄.
Saya tuh sibuk dan pusing revisi skripsi. Tapi kamu hadir merusak segalanya.
Kalau mau batalkan silahkan. Saya lelah 😪😪😪.
Regards,
Gigi Kelinci.
Ilene membaca ulang dan mengirim kembali. Ia masih berusaha sopan, sebelum keluar semua kata mutiara untuk editor rese tersebut.
"Kayaknya nama pena Gigi Kelinci, bikin nasib buruk. Hufh... Padahal nama pena kesayangan." Ilene mendesah kasar. Benar ia lelah, ditambah kurang tidur dan lapar, membuat moodnya makin berantakan.
Ilene menutup matanya lagi, mencoba mengusir rasa pusing yang menyerang kepalanya. Membuat kepala Ilene berdenyut-denyut nyeri.
"Kalau si rese balas bikin sakit hati, aku blok. Eh, tapi blok di email gimana ya?"
"Aha! Kayaknya blok bukan cara yang jitu. Aku tahu balas dendam padanya."
Ilene tersenyum licik. Kita lihat saja nanti kau editor rese.
Ilene tersenyum sepanjang memikirkan langkah licik yang akan ia lakukan. Ia langsung search google ide liciknya dan membuat editor rese itu kapok.
"Ahahaha mampus kau. Biar aku senang." Ilene tersenyum seperti orang gila. Dan geleng-geleng terkikik, memikirkan ini membuat perasaannya sedikit lega karena editor itu selalu merusak moodnya.
Ponsel Ilene berdering. Ia langsung menyambar ponselnya dan melihat balasan seperti apa yang editor rese kasih.
KayvanS : Hi Ai. Kalau nggak sibuk, mungkin besok kita jalan? Atau sabtu malam minggu aja?
"Anjirrrr. Bisa-bisanya aku dapat undian gini. Huwaa... Babang Kayvan dedek tunggu. Aku akan berdandan secantik mungkin untuk kamu." Ilene langsung loncat-loncat melihat ajakan dari Kayvan. Ini seperti ia menjumpai berlian di antara tumpukan sampah.
Ilene bukan Irene Red Velvet : Hi 😊😊. Tentu. Yaudah, sabtu malam minggu aja, biar aku lega dikit, nggak mepet waktunya 😊😊.
Ilene langsung mengirimkan pesan, padahal ia ingin mengirimkan emot hati pada Kayvan. Tapi ia tak mau, Kayvan menganggap dirinya perempuan agresif dan Kayvan menilainya perempuan rendahan. Serba salah jadi cewek rupanya. Mau ekspresif, nanti dibilang perempuan gatal, murahan, sundal. Jika diam, ai cowok kadang tak peka seperti telinga badak yang tuli.
Ponsel Ilene bergertar lagi, membaca pesan dari Kayvan membuat moodnya naik dratis. Kayvan adalah moodbooster sejati. Bahkan, Ilene yang tadinya megantuk mendadak terang seterang mentari pagi.
Tentan : Kamu Berani!
Dear Gigi Kelinci,
Jangan sok-sok, kalau nyatanya tulisan kamu sampah! Tapi sudah sombong, bagus ada yang mau menerima🧐🧐.
Kerjakan saja! Ribuan orang ingin ada di posisimu.
Jangan sombong! Kamu mau saya sumpahin biar jadi perawan tua?
Tertanda,
Moon.
Coba bayangkan wajah Ilene sekarang. Bayangkan wajah pantat ayam yang terbuka-tutup. Bibirnya ia singgung ke atas, ia memutar bola matanya berkali-kali, giginya ia gemertak dan rahangnya ia ketatakan. Tangannya dikepal. Jika editor moon di depannya, Ilene bisa menjamin wajah editor itu langsung bengkok sebelah dan giginya copot sebelah. Dasar editor rese!
"Faaakkkk! Bisa-bisanya ia sumpahin aku jadi perawan tua. Dia itu jadi bujang lapuk." teriak Ilene sambil menutup matanya dengan mata tertutup sempurna, tangan mengepalkan bahkan posisi kuda-kuda untuk menendang orang sekarang.
Ilene membuka matanya. "Eh bentar, tapi aku nggak tahu dia cewek atau cowok. Bodo amat, pokoknya dia bujang lapuk! Editor rese, editor sialan!"
Dengan napas yang berburu, san tangan yang gemetar serta gatal ingin meninju orang kepala yang berdenyut, Ilene membalas email tersebut.
Tentang : 🤬🤬🤬
Woi editor rese,
Ngapaian kau bawa status orang. Ya aku emang jomblo tapi
"Ish ini jawaban bodoh. Pasti dia merasa menang sekarang. Ganti."
Tentang : Revisi 🙂
Hi Moon,
Aduh menusuk sekali katanya. Saya sampai terhura-hura dengan tangan setan Anda.
Baik editor sayang, akan saya laksanakan🤗🤗🤗🤗. Jam berapa batasnya🧐🧐🧐.
Regards,
Gigi Kelinci 🐰🐰
"Anjirr... Bisa-bisanya aku gemetaran karena si sialan ini, kenapa tak mampus aja! Ih, benci bangat dengan manusia seperti ini. Aahhhhh!" Ilene semakin mencak-mencak seperti ular kesiram bensin bukan seperti ikan lele dibiarkan di darat.
Ilene meletakan kepalanya di bantal. Kayvan moodbooster yang menaikan moodnya hilang oleh si rese itu.
Berkali-kali, Ilene menarik napas panjang membuang kekesalan dan kesialannya hari ini. Moon membuat hari-harinya makin buruk.
Ilene melihat ada balasan dari Moon.
Tentang : Revisi
Jam 8 saya tunggu! Harus bagus, kamu terlambat 4 jam! 4 jam, kamu bisa menulis menghasilkan 4000 kata. Itu bisa dibagi 2-3 bab. Kamu suka melakukan kesia-siaan.
Nggak ada telat, jangan banyak alasan!
Tertanda,
Moon
Ilene tak perlu membalas lagi, karena ia hanya perlu mengerjakannya sekarang.
Sebelum kepalanya makin pecah, Ilene keluar dari kamar mencari makana agar ia bisa mengontrol amarahnya. Karena orang yang lapar, amarahnya bisa meningkat.
Ilene melihat ada sayur bening dan ikan asin berserta sambal. Gadis itu makan dalam diam, menikmati setiap tulang-tulang ikan asin hingga habis dan juga beberapa tongkol jangung ia habiskan. Butuh tenaga ekstra menghadapi Moon.
Setelah makan, Ilene langsung bergegas mandi menghilangkan sila dari Moon. Sambil keramas, Ilene terus menyebut nama Moon agar sialnya hilang.
Dan mood Ilene kembali membaik saat Kayvan membalas pesannya. Keduanya saling bertukar pesan, hingga Ilene menyelesaikan revisi untuk editor rese bahkan sebelum jam 8. Sebenarnya bukan benar-benar revisi, karena Ilene punya ide jahil ingin mengerjai editor rese tersebut.
Ilene tersenyum lebar dan puas. Ia yakin, si rese itu akan kejang-kejang karena melihay revisi Ilene yang tak sesuai permintaan. Andai saja editor itu baik dan tak menyebalkan, tentu Ilene akan melayani dengan baik dan sopan.
Ilene makan malam dengan baik. Bahkan bergurau bersama keluarganya terutama bersama kembarannya, dan mereka masuk ke kamar masing-masing. Kecuali ke dua orang tuanya yang masih menonton TV sambil berbincang hangat. Jika tak mendapatkan keluarga sempurna seperti keluarga Azyan, maka orang tuanya sendiri menjadi acuan Ilene untuk berkeluarga nanti.
Kenyang sudah, revisi sudah. Ilene sedikit ada mood untuk menulis sekarang, atau membaca agar ilmunya makin luas hingga ia menulis cerita yang tak terlalu mengada-ada.
Tentang : Peringatan ⚠️⚠️⚠️⚠️
Apa ini?! Kamu mempermainkan saya!
Hukuman kamu berlanjut. Buatkan sampai 5 bab malam ini!
Tertanda,
Moon.
"Hahaha mampus kau! Bodo amat sama revisi." Ilene tertawa puas seperti setan. Gadis itu melihat hasil yang ia kirimkan pada editor moon.
Gambar kartun telanjang. Seperti Spongebob tanpa celana, Patrik tanpa celana. Dan Sandy tupai yang tanpa bra mini miliknya.
"Makan tuh erotis! Itu telanjang 'kan?" maki Ilene dengan senyum puas.
____________________________Masih terhibur? Ini buat seru-seruan. Bukan dibawa serius, saat kita bekerja sama dengan orang lain. Jangan ya💋💋💋.
Ikutin keseruanm mereka.
Kira-kira editor moon balas apa? Mereka takkan ada yang saling mengalah, sampai negara api menyerang 🤪🤪🤪🤪
See you💋💋💋
Tersenyum malu-malu dan menunjukan sedikit keanggunan di depan crush. Ilene itu cantik, tapi saat ingin berhadapan dengan Kayvan ia merasa seperti seekor siput kecebur closet.Ilene mendapat ilmu dari ibu-ibu anak satu yang menjadi kakak iparnya sekarang. Kata Azyan, cara memikat laki-laki itu dengan berbuat anggun di hadapan mereka. Karena Ilene bisa melihat bagaimana abanganya begitu bucin pada ibu-ibu anak satu. Jadi, Ilene rasa Azyan punya resep khusus dan begitu jawaban ibu muda yang berbahagia tersebut, jadi Ilene menurut saja.Hari ini, ia memakai potongan dress sederhana yang sedikit pendek di atas lutut menunjukan kaki jenjangnya dengan memakai sneakers warna putih. Jika bunda dan kakaknya suka memakai heels, maka sneakers adalah alas kaki paling nyaman bagi Ilene.Ilene mengurai rambutnya, ia tersenyum anggun. Wajahnya memang lebih lembut, mirip Dennis versi cewek. Gadis itu memakai bedak tipis untuk menyamarkan
Tentang : 🐛🐛🐛🐛🐛🐛🐛Dear Gigi Kelinci,Jangan penasaran saya siapa. Haram hukumnya! Cukup tahu, kita berkerja sama.P.S : Saya selalu mengawasi kamu. Saya tahu, apa yang kamu lakukan. Jadilah anak yang pintar.Yours,Moon."Dih sok yours." cibir Ilene. Rupanya Moon membalas lagi email miliknya sebelum ia sempat membalas. Gercep juga nih si rese!Tentang : 🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋Hi Moon,Kamu bukan ibu saya😴😴😴😴😴.Saya memang dari dulu pintar 🤪🤪🤪.Regards,Gigi KelinciIlene memegang ponselnya dengan keras."Dih, sok akrab lu. Tapi dia siapa sih? Aftar? Kayvan menurut aku sebenarnya. Tapi gimana nanyanya? Aku yakin, dia pasti nggak bilang." Ilene bermonolog sambil membaca kembali email mereka. Bagaimanapun, ia harus membuktikan siapa Moon sebenarnya. Biar Ilene bisa balas dendam dengan melemparkan laptop 14 inch miliknya ke kepala Moon,
Sepanjang pagi Ilene tersenyum. Walau Moon gila, tapi Ilene suka. Cara memaksa Moon itu membuat Ilene kesal tapi seperti hiburan untuk dirinya."Moon gila... Tapi aku suka." teriak Ilene tersenyum dan memeluk gulingnya. Andai sekarang ada Moon apakah laki-laki itu mengizinkan dirinya untuk memeluk Moon?"Tapi kan, aku belum tahu siapa. Kayvan? Berarti dia juga suka sama aku? Emang Moon suka sama aku? Tapi kan dia maksa jadi kekasihnya. Dih, Moon maksa amat."Tentang : Dih MaksaHi Moon,Tunjukan dulu identitasmu. Jangan bersembunyi di balik Moon. Karena Moon sudah kuanggap manusia rese🤬🤬🤬🤬🤬🤬.Regards,Gigi KelinciIlene membaca ulang dan mengerucutkan bibirnya. Walau ia tidak munafik, ia suka kehadiran Moon di hidupnya. Tapi sampai kapan Moon akan bersembunyi di balik layar? Akankah Moon jadi pengecut selamanya? Huh, membahas Moon memang tak ada habisnya.Tentang : Tunjukan Kr
"Ugh... Jack ya di situ baby.""Seperti ini?" tanya Jack dengan suara parau saat memasukan jari-jarinya dalam inti Luna, wanita itu menutup matanya. Luna berhasil menggoda Jack dan sekarang Jack merasa terbakar dengan ramuan murahan yang berhasil Luna campurkan dalam minuman laki-laki itu."Ouh please. No please..." Luna mengeluh kecewa saat Jack malah mengelurkan jarinya. Wanita itu menatap bossnya kecewa. Apa-apaan ini? Kenapa Jack mempermainkan dirinya?"Bukankah kau juga menginginkan diriku?" tanya Luna tanpa malu seperti seorang jalang murahan. Jack menatap lawannya dengan kabut gairah yang terlihat jelas di matanya, tapi apalagi yang ditunggu laki-laki ini? Luna sudah sangat siap sekarang?"Pelan-pelan sweety. Tiger tidak akan senang, jika kamu langsung pada intinya. Tiger ingin dimanja terlebih dahulu." Goda Jack dengan memegang pucuk payudara Luna dan meremasnya. Awalnya ia memberi rangsangan ringan, tapi lama-lama Jack memeras
Salah jika Ilene berharap Moon ada di depannya? Aneh jika Ilene merindukab omelan jelek Moon. Kelainan bila Ilene lebih suka Moon membalas email dengan kata yang sangat tidak pantas bagi mata orang normal?Entah kenapa, Moon menghilang dan Ilene seperti tidak bersemangat untuk melakukan sesuatu.Ilene merasakan lengannya dicolek-colek tapi ia menepisnya."Aelah Ai. Udah macam putus cinta aja. Udah di ACC juga tuh proposal, tinggal ngurus syarat ikut seminar." Ilene langsung menendang kembarannya. Keduanya sedang makan ice cream di kedai ice cream. Darris yang traktir ia lagi senang, dan sepertinya banyak hal yang bisa ia ceritakan. Walau rese Ilene sangat menyayangi kembarannya. Jika Moon dibaratkan nyawa ke sepuluh baginya, maka Darris nyawa ke dua bagi Ilene. Baiklah, Ilene bukan kucing."Kau tahu Ai. Net kembali, dan bahkan dia jadi dosen aku. Anjirrr, gila beningnya ngalahin Galgadot parah emang." Darris menggeleng, masih belum percaya i
"Ai! Ai tunggu!" pekik Kayvan. Ilene menarik napas panjang. Entah kenapa ia baru menyadari telah melakukan kebodohan. Tentu saja Moon akan mengejek dirinya. Tapi entah kenapa, ia terlalu berharap banyak pada Moon?Ilene berbalik. Jatuh lagi harga dirinya depan Moon. Si rese itu akan semakin memandang dirinya rendah."Kenapa?" Ilene menggeleng menyadari kebodohan dirinya untuk kesekian kali. Ilene akhirnya mengikuti Kayvan. Walau rasanya sudah tak nyaman. Ya ia bodoh, kenapa harus ke kecewa? Bukankah Moon juga mempunyai kehidupan pribadi? Kenapa ia yang heboh seperti cacing?"Mau ikut main nggak?" Ilene menggeleng. Gadis itu diam, saat melihat ke tiga cowok itu bermain bahkan sampai coret spidol di wajah. Ilene masih menganalisa Moon, tapi rasanya sulit sekali mendeteksi Moon, seperti Moon makhluk angkasa. Dasar makhluk astral!"Kalian nggak kerja?" Ke tiga laki-laki itu kompak menoleh padanya. Huh, yang mana Moon coba. Kenapa sulit sek
Tentang : BoyfriendDear Gigi Kelinci,If I was your boyfriend, I'd never let you goKeep you on my arm girl, you'd never be aloneI can be a gentleman, anything you wantIf I was your boyfriend, I'd never let you go, I'd never let you goTell me what you like yeah tell me what you don'tI could be your Buzz Lightyear, fly across the globeI don't never wanna fight yeah, you already knowI am 'ma a make you shine bright like you're laying in the snow burr*Bacanya jangan pakai nada.P.S : Saya seriusYour,Moon"Sedeng emang manusia satu ini kirim-kirim langsung nawarkan boyfriend. Bifrin. Hilih bacot!"Tentang : Bodo Amat 👹👹👹👹Hi Moon,Kamu makin tak jelas. Dan saya jujur malas melayani kamu.
Kesesatan bisa membawa seseorang menuju jurang gelap dan terperangkap selamanya di dalamnya dan tak ada yang bisa menyelamatkan dirinya.Ilene percaya jika ia sedang berada dalam kesesatan Moon tapi ia sendiri bingung bagaimana membuktikan atau tahu minimal tahu siapa dalang di balik layar. Si rese itu memang sok misterius.Ilene berlari tergopoh-gopoh tanpa memakai alas kaki. Berlari di atas pasir putih yang lembut, ia merasa seperti berada dalam film India kejar-kejaran di pantai hanya saja tak ada yang mengejarnya karena ia yang mengejar orang sekarang. Ilene merasa dibodohi, tapi sial sekali ia tak bisa membuktikan sedikitpun atau minimal ia punya bukti, Ilene kesal. Ia mengepalkan tangannya sambil memegang ponsel dan menggertakan giginya. Bisa saja Moon sedang menertawakan kebodohannya sekarang. Ilene menggeleng, tidak ia tidak bodoh ia cerdas bisa membuktikan Moon sekarang.Ilene berlari pelan mengatur napasnya dan melihat ke belakang,
"Hari ini ujian? Sebelum ujian berdoa dan minum susu. Baca soal baik-baik dan jawab dengan benar." peringat Ilene pada kedua putrinya. Usia mereka sudah 10 tahun.Candy dan Crystal akan melaksanakan ujian kenaikan kelas. Ilene tersenyum dan tak berhenti bersyukur dengan semua anugerah yang ia dapatkan dalam hidupnya. Penyakit Crystal masih kambuh. Kabar baiknya mereka akan melaksanakan transplantasi jantung. Setelah pencarian dan penantian selama 10 tahun, semua kesabaran Ilene dan Jared akan berbuah manis.Jared sedang membuat sarapan untuk kedua putri kembarnya. Laki-laki itu menjalani perannya sebagai kepala rumah tangga yang luar biasa. Candy dan Crystal ingin makan nasi goreng dengan banyak hiasan lucu-lucu yang membuat mereka semangat dan sayang untuk makan.Jadi, Jared akan membentuk nasi goreng tersebut berbentuk karakter lucu. Kali ini dia akan membentuk karakter Rilakuma memakai selimut."Ayah, udah?" Candy langsung berla
"Buna, Kis kenapa?" tanya Candy sambil mendongak melihat ibunya.Ilene mengendong Candy menahan tangisnya, penyakit jantung Crystal kambuh membuat dia harus dilarikan ke rumah sakit. Ilene dan Jared sedang berusaha untuk mencari transplatasi jantung untuk Crystal namun saat ini belum juga dapat.Ilene menoleh ke belakang, tak kuat akhirnya menangis juga. Membayangkan Crystal yang kecil harus menderita seperti itu. Ilene tak ingin menangis di depan Candy membuat bocah itu terus bertanya dan mungkin tahu kesedihan apa yang tengah menimpa keluarga ini.Crystal bisa bermain tapi terkadang penyakit itu datang tanpa diundang. Sudah beberapa tahun mereka mencari transplatasi jantung yang cocok tapi tak kunjung berjodoh.Jared sedang berbicara dengan dokter pribadi Crystal. Dokter yang sudah dianggap keluarga dan menganggap Crystal anal sendiri karena ke sini.Ilene mencium-cium kepala Candy dengan sayang.Candy m
She's become a Momma. A proud Momma for her twins.Ini adalah hari terbahagia Ilene, bukan hari-hari yang ia jalani kini hanya terisi dengan kebahagiaan. Kilas balik tahun sebelumnya saat dia menderita sebuah penyakit aneh yang membuatnya hampir menyerah dan sangat percaya diri. Tapi lihatlah kini, dia mengendong dua putri kembarannya ke rumah Nenek mereka.Candy dan Crystal memakai dress mini lucu berwarna putih dengan rambut kucir dua diikat ke atas. Setiap melihat kedua putrinya dia selalu menumpahkan air mata kebahagiaan. Dia terlalu bangga dengan anak-anaknya.Kedua bocah itu berlari menuju ke dalam rumah neneknya. Mereka sudah tahu, jadi paling semangat jika berangkat ke rumah Nenek, Nenek baik, Nenek sangat memanjakan mereka."Nenek!" teriak Candy dan Crystal kompak. Lihat? Ilene hanya bisa geleng-geleng sambil membawa kantung berwarna putih yang barusan ia beli buah untuk Bundanya. Setiap minggu Ilene ajak anak-anaknya ke r
Ilene tersenyum malu-malu pada suaminya. Masih diliputi oleh rasa bersalah, takut, dan gagal, walau Bundanya telah meyakinkan jika semuanya baik-baik saja. Ilene bisa normal asal dia melawan ketakutannya sendiri dan dibantu terapi."Sini." Ilene tersenyum dan mendekati laki-laki itu. Bagaimana mungkin kamu merasa aneh dan asing dengan suami sendiri, apalagi merasa risih jika dia memegang kamu. Dengan perlahan Ilene mendekati Jared dan dengan rasa sayang yang penuh dia memeluk laki-laki itu. Ilene menutup matanya bersandar di dada laki-laki ini. Dia luar biasa, dia begitu sabar menghadapi sifat Ilene yang kekanakan. Ilene tahu, jika dia mendapatkan laki-laki lain dia sudah dipukul atau lebih parahnya lagi dicampakkan."Terima kasih." Ilene mengelus-elus dada Jared membentuk pola abstrak, walau gadis itu tak tahu jika laki-laki itu menahan dengan sekuat tenaga untuk tidak menerkam gadis itu. Jared begitu sabar, Jared bertahan dan sepertinya dia layak mendapat
"Bunda, Ai nggak bisa. Ai mau sama Bunda aja." Ilene merengek pada Bundanya seperti anak kecil, dan menangis.Pulang dari bulan madu Ilene langsung kabur ke rumahnya karena merasa gagal, merasa takut, dia sudah berusaha untuk mengalahkan rasa takut itu tapi berkali-kali gagal."Enakan jadi anak Bunda aja. Ai nggak siap jadi istri orang." Ilene jujur. Dia ingin menceritakan ketakutan yang terus menggerogoti dirinya, membuat dia tak bisa tidur dengan nyenyak. Ilene seperti dihantui mimpi buruk setiap waktu."Mana ada orang udah punya suami, ngadu-ngadu nangis kayak orang pacaran." Ilene berbalik melihat Darris yang menegurnya. Dulu dia bangga dan songong mengatakan ingin menikah, saat sudah terjadi dia menyesali hal itu."Huwaaaaaa, aku lebih baik kelahi sama kau daripada harus jadi istri orang." Ilene bangkit dan ingin memeluk Darris saat Darris sudah membentengi dirinya agar dipeluk Ilene."No. No! Haram pegang-pegang.
"Hi, Darris, aku akan berjumpa dengan salah satu saudaramu di sini. Mau nitip salam apa sama mereka?" tanya Ilene dengan suara cempreng di ujung telpon sambil menaikkan kaca mata hitam ke atas kepalanya. Gadis itu sedang berada di sebuah bukit dan melihat banyak pemandangan indah di sekelilingnya. Jared membawanya bulan madu ke Pulau Komodo."Siapa?""Komodo. Kamu hidup di jaman T-rex, jadi mau nitip salam-salam apa sama mereka?""Kau kan kembaran aku, jadi kamu juga komodo." sanggah Darris tak mau kalah."Sialan! Benar juga."Ilene mengubah panggilan jadi video chat. Dan terlihat wajah kusut Darris di layar, laki-laki itu hanya memakai kaos lusuh berwarna abu-abu. Ilene moodnya sangat baik sekarang bahkan memakai baju berwarna cerah, berwarna kuning."Kasian kembaran aku. Nikah sana. Biar bisa bulan madu kayak aku." perintah Ilene dengan songong. Mereka baru saja tiba di Labuan Bajo dan Ilene langsu
Terdiam. Kamar itu terasa mencekam, Ilene hanya menunduk dia tak berani menatap Jared. Laki-laki itu pasti semakin kecewa."Abang kecewa?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut si pendosa yang membuat lawannya hanya berdiri kaku seperti menahan napas bahkan bernapas saja rasanya sulit, Ilene menggigit bibirnya dan air mata itu mengalir dengan sendirinya.Jared mendekat, Ilene beringsut mundur hingga tubuhnya mentok di headboard dan menatap lawannya."Abang pasti kecewa kan?" tuduh Ilene. Jared masih diam. "Kamu tak bahagia?" tanya Jared. Ilene menggeleng, demi Tuhan dia bahagia, dia bahagia menikah, tapi ketakutan itu yang membuatnya hancur. Ilene menunduk dan memeluk lututnya sendiri, dia mengalami ketakutan seorang diri.Jared duduk di tepi ranjang dan terdiam. Ilene semakin menangis, sial! Dia harus bersifat sangat kekanakan sekarang."Mari kita coba! Abang buahi aku! Aku ingin melawan ketakutan ini!" Ilene berdiri
Kegiatan pengantin baru yang Ilene pelajari di internet barusan adalah menonton bersama dan memasak bersama.Gadis itu hanya membuat roti, masih serba canggung. Pagi-pagi sekali, Ilene sudah bangun, mandi, bahkan ia sedang membuat sarapan sekarang. Padahal di rumahnya dia jadi kebo, tidak akan bangun sebelum matahari merangkak tinggi dan Bundanya mengomel baru bangun, setelah bangun ia makan dan malas-malasan lagi. Tapi sekarang bukan lagi alasan dan Ilene merasa punya tanggung jawab besar sekarang.Ilene tak tahu selera minum Jared, kopi pahit tanpa gula atau takaran gula setengah sendok. Dia bahkan tak pernah membuat kopi untuk ayahnya. Ilene baru sadar dia tak berguna jadi anak dan hanya jadi beban keluarga, beruntung ada laki-laki yang mengambil alih itu hingga membuat Ilene harus turun tangan dan belajar.Ilene juga tak tahu cara memanggang roti. Gadis itu mengambil ponselnya sebentar dan melihat cara memanggang roti, ada susu coklat yang
Kekasihku, satu jam mendatang kamu akan menjadi istriku. Tiba saatnya semuanya disatukan, cinta tak pernah datang ke orang yang salah. Kamu bukan hanya masa depanku, tapi juga seorang sahabat yang akan selalu ada untuk menghabiskan seluruh sisa hidupku bersamamu. Kita akan minum susu lansia bersama, hingga rambut memutih, hingga urat-urat jari tangan menonjol, tangan kita terus bergandengan walau tak sekokoh dulu, walau tangan keriput dan penglihatan memudar."Aaahhhhhh. Aku nggak sanggup baca ini." Itu adalah surat cinta dari Jared buat dirinya, dia juga memberi surat pada Jared sebagai ungkapan cinta dan rasa terima kasih pada pasangan masing-masing."Gimana mau nikah, kalau makeup dihapus terus. Lihat udah berapa kali bedak tuh ulang-ulang terus." omel Ilona pada putrinya, mau nikah tapi malah menangis seperti orang gagal menikah."Bunda nggak romantis. Bunda pasti nikah nggak kayak gini kan? Ai nggak tahu dan nggak nyangk