"Tentu saja Bapak Tristan, saya juga banyak mendengar tentang ketampanan anda. Dan saya rasa tidak ada pasangan yang lebih sempurna daripada kalian berdua" Puji Lelaki ini.
Tristan merespon ucapan lelaki ini dengan senyuman simpulnya.Walaupun sekarang ia sedang sibuk menahan tangan Istrinya ini yang terus saja menggeliat ingin segera dilepaskan.
Rapat berlangsung...
Suasana ruang Rapat menjadi lebih dingin. Tidak seperti penyambutan tadi, dimana sekarang Pimpinan perusahaan DM Coorporation dan TC Coorporation sedang membahas perjanjian akuisisi antar kedua perusahaan.
Waktu sudah berjalan satu jam lebih..
Kesepakatan Akuisisi akhirnya selesai. Raline dengan senyum Ramahnya menyalami satu persatu direksi di ruangan Rapat ini. Perusahaan ini sekarang sudah menjadi bagian dari DM Coorporation.
Setelah Rapat, Raline mengambil ponsel yang ada di dalam Tas mewah nya ini. Dicarinya Kontak atas nama Anita, sekretaris nya.
Ia mem
Tristan masih memeluk Raline dengan erat. ia tampak bahagia mendengar bahwa istrinya ini tidak akan marah lagi."Tristan lepaskan" Ucap Raline lembut.Mata nya beradu pandang dengan suaminya ini. dipandanginya wajah cerah suaminya yang tadi masih terlihat nanar.Tangan Tristan masih melingkar erat di pinggang ramping Raline.Wajahnya semakin mendekat..Hidung mancung kedua pasangan suami istri ini beradu..Tristan memperhatikan setiap lekuk bibir lembut Raline,ingin Rasanya ia cumbui sekarang.Perasaanya tidak tertahankan,ia sekarang ingin mencumbui istrinya sekarang.Tiba..tiba..Jari telunjuk Raline menyentuh Bibir Suaminya ini."Aku memaafkan mu,tetapi belum tentu aku menerimamu" Gumam Raline yang terlihat salah tingkah.Tangan Raline melepaskan rengkuhan Tristan,ia mengambil kembali bunga yang belum selesai ia rangkai. kemudian satu persatu ia masukan ke dalam vas bunga yang tinggi ini.Ral
"Kencan?" Gumam Raline dalam Hati. Raline belum pernah berkencan sama sekali merasa gugup mendengar ajakan suaminya ini. Ia tidak mengerti kencan seperti apa yang ingin Tristan lakukan bersama nya. Selama ini ia hanya menonton Drama, dan mengetahui kalau kencan itu pergi ke tempat yang romantis hingga melakukan hal-hal yang romantis. Tentu saja Jantungnya berdetak kencang, walaupun lebih dari sekedar kencan yang sudah ia lakukan dengan Tristan. Tetapi masih saja ia merasa Gugup. "Oke" Gumamnya pelan. Wajah Raline merona.. Ia tidak bisa menolak ajakan Tristan karena ia juga ingin merasakan bagaimana rasanya kencan bersama kekasihnya. "Apa ? Kekasih?" Gumam Raline dalam hati. Raline terus saja bergelut di dalam pikirannya. Tristan tersenyum simpul, kemudian ia ciumi punggung telapak tangan istrinya ini. Tristan kembali berkonsentrasi untuk mengemudikan Mobil Hitamnya. hati nya sedang senang sekarang, ia sudah sangat Lama
Tristan menarik tangan Raline.. Ia ingin menjelaskan apa yang terjadi beberapa Tahun lalu. dan ia tidak ingin Raline salah paham lagi terhadap Dirinya. Diajaknya Raline untuk kembal ke tempat dimana Raline pernah melihatnya bersama Kanaya. Langkahnya perlahan masuk ke dalam Rumah wisata ini. "Waktu itu kalau tidak salah, aku Tristan handoko bertemu dengan Kanaya tidak sengaja di tempat ini" Ucapnya membuka cerita "lalu, Kanaya yang berjalan sendiri memintaku untuk menemaninya masuk ke ruangan ini" Lanjut Tristan. "Ya, aku temani. Kanaya adalah teman masa kecil sekaligus tetangga ku sejak dulu" Ucap Tristan. Raline tampak tidak percaya,tetapi juga tidak mau membantah. "Raline, aku tidak pernah berpacaran sebelumnya dan satu-satunya wanita yang aku cintai cuma kamu" Ucap Tristan Tegas. Raline masih tampak ragu dengan penjelasan Tristan. Tetapi,dia juga mengakui bahwa raut wajah suaminya ini tampak bersungguh-sungg
Pelukan Raline semakin erat..Ia merasakan cinta teramat sangat kepada suaminya ini.Perlahan dilepaskannya pelukannya, ditatapnya wajah Lelaki yang sudah menjadi suaminya ini. Kali ini dia yang berinsiatif mengecup bibir Suaminya terlebih dahulu.Tristan tertegun..Matanya terbuka Lebar, saat Bibir lembut istrinya ini mencium bibirnya terlebih dahulu.Tristan menutup Matanya...Ia membalas ciuman istrinya ini..Diciuminya setiap sisi bibir Raline ini, tidak ia biarkan terlepas olehnya.Raline membalas penuh Gairah ciuman hangat suaminya ini. Sekarang ia benar-benar ingin menjadi istri seutuhnya dari lelaki yang sedang melumat bibir Ranumnya ini.Desahan berat terdengar dari Raline.."Ahhhhh..."Desah Raline saat Tristan menjalari bibirnya di permukaan tekuk Lehernya.Kali ini pergerakan Tristan jauh lebih agresif dari sebelumnya.Tubuh Raline menggeliat, ia merasakan geli di sekujur Tubuhnya
"Sayang,ayo" panggil Tristan yang berada di ruang tamu.Raline dengan tergesa-gesa mengambil Tas yang sudah ada dompet dan ponsel di dalamnya.CEKREKK..Pintu kamar terbuka..Raline sudah berpakaian santai,ia mengenakan celana jeans biru dan kaos putih yang sedikit ketat.Tristan beranjak dan mendekati Raline."Kenapa kaos ini ketat sekali" Tanyanya sembari menatap lekuk tubuh Raline yang menggoda. Wajar saja Tristan merasa kalang kabut saat melihat istrinya menunjukan lekuk tubuhnya. Dengan tinggi 168 cm,tubuh yang ramping,dada yang cukup berisi,dan kulit putih yang mulus siapa yang tidak akan tergoda dengan Raline."Tidak terlalu ketat" Jawab Raline."Rambut ini digerai saja,aku tidak mau lelaki lain melihat leher jenjang istriku" Gumam Tristan sembari melepaskan kuncir di rambut istrinya.Raline membiarkan saja apa yang sedang suaminya lakukan,ia sudah terbiasa melihat tingkah Tristan yang pencemburu."Kenapa k
Sejak dari Mall Raline terus memasang wajah cemberutnya. Ia tidak menggubris panggilan suaminya yang sedang menyetir. Ia terus saja menatap kosong di keluar jendela mobil ini."Sayang.." Panggil TristanRaline tetap tidak ingin menyahut panggilan Tristan.Tristan menepikan mobil hitamnya ini di pinggir jalan raya ini. Dibukanya sabuk pengaman yang masih melekat di tubuhnya , kemudian ia menatap Raline yang masih terlihat dalam suasana hati yang buruk."Raline.." PanggilnyaRaline tetap melengos...Tangan Tristan akhirnya memegang Rahang istrinya ini dengan lembut agar menatap wajahnya."Jangan marah,ya" Ucap Tristan."Aku tidak tenang kalau kamu marah" Ucapnya Lagi.Raline menggigit bibir bawahnya. Ia tidak menjawab Ucapan suaminya ini.MUACHHHH..Tristan mengecup Bibir istrinya ini."Senyum ya" Bujuknya."Ehmm.." Jawab Raline dengan enggan.Tristan kembali memasang Sabuk pengaman
Senin kembali menyapa... Hari ini ada pertemuan penting antara DM Coorporation dan juga perusahaan asing KNK Coorporation. Raline tampak sedang bersiap-siap dengan mempercantik dirinya. Sedangkan Tristan tengah sibuk melakukan Aktivitasnya di dalam kamar mandi. Drrrrrrt.....drrrrrrrttt....drrrrtttt.. Suara Ponsel Raline bergetar, ia bernjak kemudian mengambil Ponsel yang terletak diatas Nakas tempat tidurnya. "Ya halo" Jawab Raline. "Selamat pagi bu,Tadi sekretaris Dari dirut utama KNK Mengatakan bahwa pimpinan mereka akan hadir tepat pukul 9 pagi" Ucap Anita. "Baiklah,tolong persiapkan semua Nit jangan sampai ada yang salah" Jawab Raline memberi Titah. Raline kemudian beranjak dan mengetuk pintu kamar mandi.. "Tristan, Pertemuannya di majukan jadi pukul 9. Kamu cepat keluar" Gumam Raline. "Baiklah" Teriak Tristan. Raline merapikan sedikit Rambutnya di depan cermin besar meja rias ini,kemudian melangkahk
Ponsel Lala tidak berhenti berdering..."Kenapa tidak diangkat la?" tanya Raline yang sedang duduk di kursi depan sebelah Tristan.Wajah Lala Tampak masam.."Loh,kok cemberut?" tanya Raline yang sedang menoleh kepada Lala yang duduk di kursi belakang. Raline dengan sigap mengambil ponsel Milik Lala dan melihat sedari tadi siapa yang menghubungi."Roy!" Celetuk Raline.Raline terkekeh..ia tahu kenapa Lala tidak mau mengangkat Panggilan ini.Ponsel Lala Kembali berdering.."Halo" Jawab RalineRaline tertawa terbahak-bahak saat menjawab panggilan Roy di ponsel milik Lala.Sontak Tristan menatap Raline..."Sayaangg..." Tristan memberi peringatan kepada Raline.Raline terdiam,ia tidak berbicara lagi. Panggilan itu ia putuskan."Kenapa Roy bisa tahu nomor ponsel mu?"Tanya RalineLala membusungkan pundaknya,lalu menghela nafas panjang."Roy itu seperti apa?" tanya Lala"Ehmmm.."