Tristan menarik tangan Raline..
Ia ingin menjelaskan apa yang terjadi beberapa Tahun lalu. dan ia tidak ingin Raline salah paham lagi terhadap Dirinya.
Diajaknya Raline untuk kembal ke tempat dimana Raline pernah melihatnya bersama Kanaya.
Langkahnya perlahan masuk ke dalam Rumah wisata ini.
"Waktu itu kalau tidak salah, aku Tristan handoko bertemu dengan Kanaya tidak sengaja di tempat ini" Ucapnya membuka cerita
"lalu, Kanaya yang berjalan sendiri memintaku untuk menemaninya masuk ke ruangan ini" Lanjut Tristan.
"Ya, aku temani. Kanaya adalah teman masa kecil sekaligus tetangga ku sejak dulu" Ucap Tristan.
Raline tampak tidak percaya,tetapi juga tidak mau membantah.
"Raline, aku tidak pernah berpacaran sebelumnya dan satu-satunya wanita yang aku cintai cuma kamu" Ucap Tristan Tegas.
Raline masih tampak ragu dengan penjelasan Tristan. Tetapi,dia juga mengakui bahwa raut wajah suaminya ini tampak bersungguh-sungg
Pelukan Raline semakin erat..Ia merasakan cinta teramat sangat kepada suaminya ini.Perlahan dilepaskannya pelukannya, ditatapnya wajah Lelaki yang sudah menjadi suaminya ini. Kali ini dia yang berinsiatif mengecup bibir Suaminya terlebih dahulu.Tristan tertegun..Matanya terbuka Lebar, saat Bibir lembut istrinya ini mencium bibirnya terlebih dahulu.Tristan menutup Matanya...Ia membalas ciuman istrinya ini..Diciuminya setiap sisi bibir Raline ini, tidak ia biarkan terlepas olehnya.Raline membalas penuh Gairah ciuman hangat suaminya ini. Sekarang ia benar-benar ingin menjadi istri seutuhnya dari lelaki yang sedang melumat bibir Ranumnya ini.Desahan berat terdengar dari Raline.."Ahhhhh..."Desah Raline saat Tristan menjalari bibirnya di permukaan tekuk Lehernya.Kali ini pergerakan Tristan jauh lebih agresif dari sebelumnya.Tubuh Raline menggeliat, ia merasakan geli di sekujur Tubuhnya
"Sayang,ayo" panggil Tristan yang berada di ruang tamu.Raline dengan tergesa-gesa mengambil Tas yang sudah ada dompet dan ponsel di dalamnya.CEKREKK..Pintu kamar terbuka..Raline sudah berpakaian santai,ia mengenakan celana jeans biru dan kaos putih yang sedikit ketat.Tristan beranjak dan mendekati Raline."Kenapa kaos ini ketat sekali" Tanyanya sembari menatap lekuk tubuh Raline yang menggoda. Wajar saja Tristan merasa kalang kabut saat melihat istrinya menunjukan lekuk tubuhnya. Dengan tinggi 168 cm,tubuh yang ramping,dada yang cukup berisi,dan kulit putih yang mulus siapa yang tidak akan tergoda dengan Raline."Tidak terlalu ketat" Jawab Raline."Rambut ini digerai saja,aku tidak mau lelaki lain melihat leher jenjang istriku" Gumam Tristan sembari melepaskan kuncir di rambut istrinya.Raline membiarkan saja apa yang sedang suaminya lakukan,ia sudah terbiasa melihat tingkah Tristan yang pencemburu."Kenapa k
Sejak dari Mall Raline terus memasang wajah cemberutnya. Ia tidak menggubris panggilan suaminya yang sedang menyetir. Ia terus saja menatap kosong di keluar jendela mobil ini."Sayang.." Panggil TristanRaline tetap tidak ingin menyahut panggilan Tristan.Tristan menepikan mobil hitamnya ini di pinggir jalan raya ini. Dibukanya sabuk pengaman yang masih melekat di tubuhnya , kemudian ia menatap Raline yang masih terlihat dalam suasana hati yang buruk."Raline.." PanggilnyaRaline tetap melengos...Tangan Tristan akhirnya memegang Rahang istrinya ini dengan lembut agar menatap wajahnya."Jangan marah,ya" Ucap Tristan."Aku tidak tenang kalau kamu marah" Ucapnya Lagi.Raline menggigit bibir bawahnya. Ia tidak menjawab Ucapan suaminya ini.MUACHHHH..Tristan mengecup Bibir istrinya ini."Senyum ya" Bujuknya."Ehmm.." Jawab Raline dengan enggan.Tristan kembali memasang Sabuk pengaman
Senin kembali menyapa... Hari ini ada pertemuan penting antara DM Coorporation dan juga perusahaan asing KNK Coorporation. Raline tampak sedang bersiap-siap dengan mempercantik dirinya. Sedangkan Tristan tengah sibuk melakukan Aktivitasnya di dalam kamar mandi. Drrrrrrt.....drrrrrrrttt....drrrrtttt.. Suara Ponsel Raline bergetar, ia bernjak kemudian mengambil Ponsel yang terletak diatas Nakas tempat tidurnya. "Ya halo" Jawab Raline. "Selamat pagi bu,Tadi sekretaris Dari dirut utama KNK Mengatakan bahwa pimpinan mereka akan hadir tepat pukul 9 pagi" Ucap Anita. "Baiklah,tolong persiapkan semua Nit jangan sampai ada yang salah" Jawab Raline memberi Titah. Raline kemudian beranjak dan mengetuk pintu kamar mandi.. "Tristan, Pertemuannya di majukan jadi pukul 9. Kamu cepat keluar" Gumam Raline. "Baiklah" Teriak Tristan. Raline merapikan sedikit Rambutnya di depan cermin besar meja rias ini,kemudian melangkahk
Ponsel Lala tidak berhenti berdering..."Kenapa tidak diangkat la?" tanya Raline yang sedang duduk di kursi depan sebelah Tristan.Wajah Lala Tampak masam.."Loh,kok cemberut?" tanya Raline yang sedang menoleh kepada Lala yang duduk di kursi belakang. Raline dengan sigap mengambil ponsel Milik Lala dan melihat sedari tadi siapa yang menghubungi."Roy!" Celetuk Raline.Raline terkekeh..ia tahu kenapa Lala tidak mau mengangkat Panggilan ini.Ponsel Lala Kembali berdering.."Halo" Jawab RalineRaline tertawa terbahak-bahak saat menjawab panggilan Roy di ponsel milik Lala.Sontak Tristan menatap Raline..."Sayaangg..." Tristan memberi peringatan kepada Raline.Raline terdiam,ia tidak berbicara lagi. Panggilan itu ia putuskan."Kenapa Roy bisa tahu nomor ponsel mu?"Tanya RalineLala membusungkan pundaknya,lalu menghela nafas panjang."Roy itu seperti apa?" tanya Lala"Ehmmm.."
Derrttt...Derrttt..drrrrt...Suara ponsel milik Tristan bergetar.Raline yang baru bangun mengambil ponsel milik Tristan di atas Nakas. Dibukanya Kode untuk mengakses Ponsel suaminya ini. Tristan sendiri yang memberitahu Raline kode kunci ponsel nya."Tristan ada yang ingin aku bicarakan,besok bertemu di tempat biasa pukul 12 siang" Kanaya.Mata Raline membelalak melihat pesan tersebut, "Tempat biasa? Bicara?" Gumam Raline.Nafas Raline sedikit sesak, diambilnya air putih di gelas yang ada di atas nakas tempat tidurnya. ia bingung harus melakukan apa, apakah suami nya menyelingkuhinya dibelakangnya atau ada hal lain yang tidak Tristan katakan kepadanya.Raline termenung memikirkan berbagai kemungkinan.Cekreekk..Suara pintu kamar mandi terbuka..Tristan baru saja keluar dari kamar mandi, dengan hanya memakai handuk di tubuh bagian bawahnya. Tubuh Tristan tampak sangat sempurna.Raline masih term
Kanaya menatap tajam interaksi Wanita yang melahirkannya itu dan juga anak tirinya. Ia Berbalik lalu meninggalkan mereka.. Di sisi lain.. Tristan tersenyum melihat betapa telatennya Raline mengurusi Ibu dari Kanaya ini. Raline bahkan Benar-benar menyuruh Orang untuk membawakan lobster Saus tiram. Terdengar suara terbahak-bahak dari Raline saat memberikan suapan makanan kepada wanita yang ia panggil tante itu. “Hahahaha...” “hahhahah...” Raline terus terkekeh,saat ia kelelahan mengejar Ibunda dari Kanaya itu yang terus saja berlari saat akan ia beri makan. Waktu sudah menunjukan Pukul 13.10,Saat Tristan melihat Jam Tangan nya. “Sayang, ayo kita pulang” Ucap Tristan setelah melihat Raline sudah selesai menyuapi ibu kandung kanaya ini. Raline beranjak dan berpamitan. Tampak ketulusan dari raut wajah Raline. “Tante,Nanti Raline kesini lagi ya” Gumamnya,kemudian mencium pipi wanita ini.
Wajah Raline bersemu merah..Ia merasakan cinta yang tulus dari suaminya ini. pelukan Tristan ia balas dengan rengkuhan erat.Cekrekkk..Pintu Ruangan ini terbuka.Tap..Tap..Terdengar Suara langkah kaki yang tegas, Mereka menyadari ada orang yang masuk.Raline terkekeh, lalu menutup Mulutnya dengan telapak tangannya.Dia seperti merasa akan segera tertanggap basah,padahal ia sedang bersama suaminya sendiri sekarang. "Kita keluar" Bisik Tristan."Baiklah" Balas Raline dengan berbisik.Mereka saling menatap sejenak sebelum keluar dari ruangannya yang memiliki empat sekat lemari besi itu.Keduanya tertawa terbahak-bahak,saat baru saja keluar dari ruangan tersebut."Kenapa seperti habis berbuat mesum" Gumam Raline yang masih tertawa.Tristan merengkuh tubuh Raline," Bukannya memang benar" Ucap Tristan dengan suara menggoda. Raline tersenyum menerima Rayuan suaminya ini,kemudian ia membalas denga