Tristan masih memeluk Raline dengan erat. ia tampak bahagia mendengar bahwa istrinya ini tidak akan marah lagi.
"Tristan lepaskan" Ucap Raline lembut.
Mata nya beradu pandang dengan suaminya ini. dipandanginya wajah cerah suaminya yang tadi masih terlihat nanar.
Tangan Tristan masih melingkar erat di pinggang ramping Raline.
Wajahnya semakin mendekat..
Hidung mancung kedua pasangan suami istri ini beradu..
Tristan memperhatikan setiap lekuk bibir lembut Raline,ingin Rasanya ia cumbui sekarang.
Perasaanya tidak tertahankan,ia sekarang ingin mencumbui istrinya sekarang.
Tiba..tiba..
Jari telunjuk Raline menyentuh Bibir Suaminya ini.
"Aku memaafkan mu,tetapi belum tentu aku menerimamu" Gumam Raline yang terlihat salah tingkah.
Tangan Raline melepaskan rengkuhan Tristan,ia mengambil kembali bunga yang belum selesai ia rangkai. kemudian satu persatu ia masukan ke dalam vas bunga yang tinggi ini.
Ral
"Kencan?" Gumam Raline dalam Hati. Raline belum pernah berkencan sama sekali merasa gugup mendengar ajakan suaminya ini. Ia tidak mengerti kencan seperti apa yang ingin Tristan lakukan bersama nya. Selama ini ia hanya menonton Drama, dan mengetahui kalau kencan itu pergi ke tempat yang romantis hingga melakukan hal-hal yang romantis. Tentu saja Jantungnya berdetak kencang, walaupun lebih dari sekedar kencan yang sudah ia lakukan dengan Tristan. Tetapi masih saja ia merasa Gugup. "Oke" Gumamnya pelan. Wajah Raline merona.. Ia tidak bisa menolak ajakan Tristan karena ia juga ingin merasakan bagaimana rasanya kencan bersama kekasihnya. "Apa ? Kekasih?" Gumam Raline dalam hati. Raline terus saja bergelut di dalam pikirannya. Tristan tersenyum simpul, kemudian ia ciumi punggung telapak tangan istrinya ini. Tristan kembali berkonsentrasi untuk mengemudikan Mobil Hitamnya. hati nya sedang senang sekarang, ia sudah sangat Lama
Tristan menarik tangan Raline.. Ia ingin menjelaskan apa yang terjadi beberapa Tahun lalu. dan ia tidak ingin Raline salah paham lagi terhadap Dirinya. Diajaknya Raline untuk kembal ke tempat dimana Raline pernah melihatnya bersama Kanaya. Langkahnya perlahan masuk ke dalam Rumah wisata ini. "Waktu itu kalau tidak salah, aku Tristan handoko bertemu dengan Kanaya tidak sengaja di tempat ini" Ucapnya membuka cerita "lalu, Kanaya yang berjalan sendiri memintaku untuk menemaninya masuk ke ruangan ini" Lanjut Tristan. "Ya, aku temani. Kanaya adalah teman masa kecil sekaligus tetangga ku sejak dulu" Ucap Tristan. Raline tampak tidak percaya,tetapi juga tidak mau membantah. "Raline, aku tidak pernah berpacaran sebelumnya dan satu-satunya wanita yang aku cintai cuma kamu" Ucap Tristan Tegas. Raline masih tampak ragu dengan penjelasan Tristan. Tetapi,dia juga mengakui bahwa raut wajah suaminya ini tampak bersungguh-sungg
Pelukan Raline semakin erat..Ia merasakan cinta teramat sangat kepada suaminya ini.Perlahan dilepaskannya pelukannya, ditatapnya wajah Lelaki yang sudah menjadi suaminya ini. Kali ini dia yang berinsiatif mengecup bibir Suaminya terlebih dahulu.Tristan tertegun..Matanya terbuka Lebar, saat Bibir lembut istrinya ini mencium bibirnya terlebih dahulu.Tristan menutup Matanya...Ia membalas ciuman istrinya ini..Diciuminya setiap sisi bibir Raline ini, tidak ia biarkan terlepas olehnya.Raline membalas penuh Gairah ciuman hangat suaminya ini. Sekarang ia benar-benar ingin menjadi istri seutuhnya dari lelaki yang sedang melumat bibir Ranumnya ini.Desahan berat terdengar dari Raline.."Ahhhhh..."Desah Raline saat Tristan menjalari bibirnya di permukaan tekuk Lehernya.Kali ini pergerakan Tristan jauh lebih agresif dari sebelumnya.Tubuh Raline menggeliat, ia merasakan geli di sekujur Tubuhnya
"Sayang,ayo" panggil Tristan yang berada di ruang tamu.Raline dengan tergesa-gesa mengambil Tas yang sudah ada dompet dan ponsel di dalamnya.CEKREKK..Pintu kamar terbuka..Raline sudah berpakaian santai,ia mengenakan celana jeans biru dan kaos putih yang sedikit ketat.Tristan beranjak dan mendekati Raline."Kenapa kaos ini ketat sekali" Tanyanya sembari menatap lekuk tubuh Raline yang menggoda. Wajar saja Tristan merasa kalang kabut saat melihat istrinya menunjukan lekuk tubuhnya. Dengan tinggi 168 cm,tubuh yang ramping,dada yang cukup berisi,dan kulit putih yang mulus siapa yang tidak akan tergoda dengan Raline."Tidak terlalu ketat" Jawab Raline."Rambut ini digerai saja,aku tidak mau lelaki lain melihat leher jenjang istriku" Gumam Tristan sembari melepaskan kuncir di rambut istrinya.Raline membiarkan saja apa yang sedang suaminya lakukan,ia sudah terbiasa melihat tingkah Tristan yang pencemburu."Kenapa k
Sejak dari Mall Raline terus memasang wajah cemberutnya. Ia tidak menggubris panggilan suaminya yang sedang menyetir. Ia terus saja menatap kosong di keluar jendela mobil ini."Sayang.." Panggil TristanRaline tetap tidak ingin menyahut panggilan Tristan.Tristan menepikan mobil hitamnya ini di pinggir jalan raya ini. Dibukanya sabuk pengaman yang masih melekat di tubuhnya , kemudian ia menatap Raline yang masih terlihat dalam suasana hati yang buruk."Raline.." PanggilnyaRaline tetap melengos...Tangan Tristan akhirnya memegang Rahang istrinya ini dengan lembut agar menatap wajahnya."Jangan marah,ya" Ucap Tristan."Aku tidak tenang kalau kamu marah" Ucapnya Lagi.Raline menggigit bibir bawahnya. Ia tidak menjawab Ucapan suaminya ini.MUACHHHH..Tristan mengecup Bibir istrinya ini."Senyum ya" Bujuknya."Ehmm.." Jawab Raline dengan enggan.Tristan kembali memasang Sabuk pengaman
Senin kembali menyapa... Hari ini ada pertemuan penting antara DM Coorporation dan juga perusahaan asing KNK Coorporation. Raline tampak sedang bersiap-siap dengan mempercantik dirinya. Sedangkan Tristan tengah sibuk melakukan Aktivitasnya di dalam kamar mandi. Drrrrrrt.....drrrrrrrttt....drrrrtttt.. Suara Ponsel Raline bergetar, ia bernjak kemudian mengambil Ponsel yang terletak diatas Nakas tempat tidurnya. "Ya halo" Jawab Raline. "Selamat pagi bu,Tadi sekretaris Dari dirut utama KNK Mengatakan bahwa pimpinan mereka akan hadir tepat pukul 9 pagi" Ucap Anita. "Baiklah,tolong persiapkan semua Nit jangan sampai ada yang salah" Jawab Raline memberi Titah. Raline kemudian beranjak dan mengetuk pintu kamar mandi.. "Tristan, Pertemuannya di majukan jadi pukul 9. Kamu cepat keluar" Gumam Raline. "Baiklah" Teriak Tristan. Raline merapikan sedikit Rambutnya di depan cermin besar meja rias ini,kemudian melangkahk
Ponsel Lala tidak berhenti berdering..."Kenapa tidak diangkat la?" tanya Raline yang sedang duduk di kursi depan sebelah Tristan.Wajah Lala Tampak masam.."Loh,kok cemberut?" tanya Raline yang sedang menoleh kepada Lala yang duduk di kursi belakang. Raline dengan sigap mengambil ponsel Milik Lala dan melihat sedari tadi siapa yang menghubungi."Roy!" Celetuk Raline.Raline terkekeh..ia tahu kenapa Lala tidak mau mengangkat Panggilan ini.Ponsel Lala Kembali berdering.."Halo" Jawab RalineRaline tertawa terbahak-bahak saat menjawab panggilan Roy di ponsel milik Lala.Sontak Tristan menatap Raline..."Sayaangg..." Tristan memberi peringatan kepada Raline.Raline terdiam,ia tidak berbicara lagi. Panggilan itu ia putuskan."Kenapa Roy bisa tahu nomor ponsel mu?"Tanya RalineLala membusungkan pundaknya,lalu menghela nafas panjang."Roy itu seperti apa?" tanya Lala"Ehmmm.."
Derrttt...Derrttt..drrrrt...Suara ponsel milik Tristan bergetar.Raline yang baru bangun mengambil ponsel milik Tristan di atas Nakas. Dibukanya Kode untuk mengakses Ponsel suaminya ini. Tristan sendiri yang memberitahu Raline kode kunci ponsel nya."Tristan ada yang ingin aku bicarakan,besok bertemu di tempat biasa pukul 12 siang" Kanaya.Mata Raline membelalak melihat pesan tersebut, "Tempat biasa? Bicara?" Gumam Raline.Nafas Raline sedikit sesak, diambilnya air putih di gelas yang ada di atas nakas tempat tidurnya. ia bingung harus melakukan apa, apakah suami nya menyelingkuhinya dibelakangnya atau ada hal lain yang tidak Tristan katakan kepadanya.Raline termenung memikirkan berbagai kemungkinan.Cekreekk..Suara pintu kamar mandi terbuka..Tristan baru saja keluar dari kamar mandi, dengan hanya memakai handuk di tubuh bagian bawahnya. Tubuh Tristan tampak sangat sempurna.Raline masih term
Hi, Terimakasih untuk para pembaca My Enemy My Husband,yang sudah mengikuti kisah cinta manis antara Raline dan juga Tristan. Terimakasih juga atas Support nya dengan memberikan bintang dan juga memberikan Review yang membuat saya semakin bersemangat untuk menyelesaikan novel pertama saya di GoodNovel.Semoga cerita ini bisa memberikan inspirasi dan membuat kalian menghargai akan keberadaan orang-orang terkasih yang selalu berada bersama kalian, selalu mencintai, dan memberikan yang terbaik untuk kalian.Jangan lupa katakan cinta untuk keluarga, pasangan, dan teman-teman kalian.Jika ada pertanyaan, atau hal lain, kalian bisa kirim melalui komentar.Stay terus untuk menunggu novel kedua saya di GoodNovel ^_^Thank you so much,...Nellamuni
Ballroom Hotel, Pukul 11.00.Baru saja prosesi ijab qabul dilaksanakan, Lala dan juga suami nya Roy tengah mengambil gambar dengan buku nikah yang ada di tangan mereka. Mereka saling merangkul dan memeluk dengan mesra hingga membuat Raline terus tersenyum bahagia melihat kedua sahabatnya itu akhirnya di persatukan dalam ikatan pernikahan.Tristan yang berada disamping sang istri,terus menemani dan menggenggam tangan Raline, yang sudah sibuk sejak tadi pagi hingga menjelang siang ini mengurusi setiap persiapan,karena ia tidak mau pernikahan sahabatnya terjadi satu saja kesalahan."Sayang,duduk dulu" Ucap Tristan yang terus menemani Raline berdiri.Mereka lalu duduk di kursi tamu, Tristan dengan cepat berjongkok dan melepaskan sepatu Raline dengan tinggi 3 cm ini."Sudah aku katakan, jangan pakai High heels. lihat kaki kamu jadi bengkak" Gerutu Tristan."Cuma 3 cm sayang" Jawab Raline"Ya tapi kamu yang susah" Gerutu Tristan sembari mem
Di dalam kamar Apartemen, Pukul 20.30.Raline yang sedang bersender di kasur, sedang memegangi ponselnya. Ia sedang merekam video saat Tristan yang tengah memijat telapak kaki nya.“Tristan Handoko, menurut anda siapa wanita paling cantik di dunia?” Tanya Raline dengan terus memegangi ponsel merah nya ini.Tristan terkekeh, ia ambil minyak zaitun di dalam botol yang terletak diatas nakas lalu ia tuangkan di tangannya. Kemudian ia pijatkan dengan lembut di telapak kaki sang istri.“Ehmm,nama nya Raline Putri Darmawan” Jawab Tristan.Raline mencicit senang, ia lalu mendekatkan ponselnya ke wajah sang suami, lalu ia perlihatkan Tristan yang tampak menggemaskan dengan piyama pasangan yang ia beli tadi sore bersama dengan Lala.Raline lalu membalik ponselnya,lalu ia rekam dirinya sendiri.“Ini dia Raline Putri Darmawan” Ucapnya sembari tersenyum malu.Ia rekam kembali suaminya yang sedang memijat
Di dalam Butik Gaun Pengantin,Pukul 13.30. Raline sudah tampak bosan duduk di sofa hitam,tepat di depan ruang ganti calon mempelai perempuan. Ia tidak henti nya menguap, menunggu Lala yang sejak tadi terlalu banyak protes mengenai gaun nya yang kekecilan. Tidak berapa lama,Lala keluar kembali dengan gaun putih yang sudah diperbaiki. Gaun putih berlengan panjang, dengan Garis leher yang memperlihatkan pundak nya. Sahabatnya itu yang sudah cantik, Semakin mempesona dengan gaun pernikahan dengan bahan terbaik yang ditaburi batu swarovski yang sudah di rancang sejak dari empat bulan lalu ini. Dengan mengacungkan ponsel nya,Raline memeperlihatkan Kecantikan Lala melalui panggilan video ini untuk Roy yang sekarang sedang berada di Amerika. Calon suami Lala itu, sedang melakukan perjalanan bisnis sekaligus akan menjemput Nenek nya untuk menghadiri pesta pernikahan mereka yang akan diadakan dua minggu lagi. "Cantik sekali,pengantin ku" Gumam Roy.
"Raline aku akan membunuh mu !!"Pekik Kanaya.Nafas Raline terasa sesak, hampir saja wanita itu mencengkeram lehernya. Beruntung sang suami, bersama dengan Pengawal pribadi mereka terus menjaganya.Teriakan Kanaya tidak terkendali, entah apa yang membuat ia berpikir kalau semua ini adalah salah Raline. Hingga kedua petugas polisi wanita itu,harus mengamankan Kanaya kembali ke dalam mobil."Kamu tidak apa-apa,sayang?"Tanya Tristan.Raline mengangguk,ia hanya terkejut dengan serangan mendadak dari Kanaya.Tidak lama kemudian Tante Debby dan Om Reinald keluar dari rumah ini. Tante Debby langsung memeluk Raline,sedangkan Om Reinald mendekati Tristan untuk mengetahui tentang apa yang sudah terjadi. Tristan menjelaskan semuanya kepada Paman dan Tante nya ini, lalu ia meminta tolong agar Raline segera di bawah ke rumah lama mereka yang tepat berada di sebelah. karena Tristan akan mengurusi Kanaya terlebih dahulu.***Di dalam Rumah Kanaya..
Lala baru saja masuk ke ruang kerja Presiden perusahaan ini, Raline Putri Darmawan. Ia dengan senyuman khas nya mengajak Sahabat tercinta nya ini untuk segera memeriksakan kandungan nya siang hari ini.Raline yang masih memeriksa beberapa dokumen, langsung menghentikan pekerjaannya.Ia melangkahkan kaki untuk mengambil Blazer panjangnya yang tergantung di pengait pakaian yang ada di ruangan ini, lalu ia kenakan ditubuhnya."Ayo" Ucap Lala,langsung merangkul tangan sahabatnya ini.Mereka berjalan menyusuri lantai 30 ini hingga berpapasan dengan Tristan yang sepertinya baru saja akan menuju ke ruang kerja Raline. Untuk kali ini Tristan akan lebih keras kepala, ia akan ikut untuk memeriksakan kandungan istrinya."La,biar aku saja" Ucap Tristan, lalu ia gantikan Lala menggenggam tangan Istrinya.Raline menatap Lala dengan tajam, dengan bahasa rahasia yang hanya diketahui oleh kedua sahabat ini mengisyaratkan bahwa Raline akan memarahinya nanti.
Dua bulan kemudian..Rumah kediaman Keluarga Darmawan, Pukul 07.00Drrt...Drrt..Drrt..Pesan masuk !Raline yang masih tertidur diatas kasur empuknya, terbangun lalu ia buka pesan yang biasanya dari sang suami yang selalu membangunkannya di pagi hari. Walaupun pesan-pesan yang dikirimkan Tristan tidan pernah ia balas, Raline selalu rutin membaca pesan masuk itu."Good morning, Sayang. Aku hari ini bingung akan memakai Jas yang mana" Pesan masuk dari Tristan.Drrt..Pesan masuk kembali !Tristan mengirimkan foto beberapa Jas yang sudah ia letakkan di atas ranjang besar di kamar Apartemen mereka."Yang Biru malam" Gumam Raline, tanpa ia balas pesan tersebut.Setelah menerima pesan dari sang suami, biasanya ia akan bersemangat untuk mengawali aktifitas pagi ini. Tidak lama setelah ia terbangun, pelayan mengetuk pintu kamarnya."Masuk"Sahut Raline yang masih duduk di atas Ranjang besarnya.Pelayan ini me
Tidak berapa lama setelah itu, Lala mendatangi Tristan dan Raline yang sudah berada di ruangan rawat inap VIP.Pintu Kamar ini ia buka, lalu ia melangkahkan kaki untuk melihat Raline. Tapi, saat ia sudah masuk ke dalam ruangan ini ada pemandangan yang membuatnya harus menarik nafas dalam-dalam. Di lihatnya Raline terus menangis, dan meminta Tristan untuk keluar dari Kamar ini."Aku tidak mau melihat mu Tristan !" Pekik Raline sembari menangis terisak-isak.Tristan terus menjauh dari Istrinya, tetapi kakinya tidak berani melangkah untuk meninggalkan Raline di ruangan ini sendiri. Hingga Lala mendekati Raline yang sedang memarahi suaminya itu. Lala spontan memeluk tubuh Raline dengan erat, ia tenangkan Sahabatnya ini."Line, tenang..Tenang Sweety"Gumam Lala sembari mengusap kepala Raline.Raline semakin menjadi menangis dalam pelukkan Lala, Tristan yang melihat Istrinya yang sedari tadi menangis tanpa sadar meneteskan air mata."La, Ayah menin
Tristan berjalan dengan terburu-buru sembari menggendong tubuh Raline dalam dekapan nya.Setelah masuk Ke rumah sakit, ia langsung membawa Raline menuju ke Ruangan unit gawat darurat.Tangannya bergetar, jantung nya berdetak dengan kencang, ia terus memikirkan hal terburuk yang akan terjadi kepada Istrinya dan calon bayinya.Sejak di dalam mobil tadi, Raline belum juga sadarkan diri.Setelah masuk ke unit gawat darurat, Tristan langsung merebahkan tubuh Raline di atas kasur rumah sakit. Perawat berdatangan, tidak lama kemudian Dokter yang berjaga datang dan langsung memeriksa keadaan Raline."Anda sebaik nya menunggu di luar" Ucap Perawat dengan seragam putih ini.Tristan melangkahkan kaki nya sedikit menjauh, Kevin yang ikut dengannya mendekati Tristan."Langsung lakukan" Ucap Tristan memberi perintah pada Kevin.Kevin segera pergi setelah Tristan Perintahkan, sedangkan Tristan terus gelisah menunggu hasil pemeriksaan is