Share

Menyisir Tempat Terpencil

Sekilas Hana melirik ke arah Zan. Tapi, laki-laki itu terlihat santai dan menikmati sarapannya.

Tapi, ia melihat Ryan yang membaca reaksi samar Zan dan kemudian memutuskan untuk beranjak dan berjalan ke arah radio XBR itu.

Tanpa pura-pura lagi, gadis itu memperhatikan Ryan yang sedang menekan tombol Push To Talk. Lalu, ia kembali ke kursi duduknya meskipun radio itu kini mengeluarkan bunyi gemerisik.

Hana menoleh ke arah Ryan. “Apa itu satu-satunya alat komunikasi di sini?”

Laki-laki yang sebagian rambutnya sudah memutuh itu mengangguk pelan. “Itu yang paling lancar, di sini telepon genggam bernasib buruk.” Lalu, ia tersenyum.

“Oh.” Hana mengangguk pelan. “Tapi, apa Kamu nggak menjawabnya, bukankah pesan tadi berkode satu?” Ia menyelidik dengan samar.

“Oh, itu.” Sekilas Ryan menoleh ke arah Zan. Tapi, ia melihat anak asuhnya itu tak melakukan sesuatu yang terlihat mencolok. “Em, biasanya pesan yang masuk diberi kode seperti itu biar cepat ditanggapi, jadi tak perlu dipusingkan.”

Ryan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status