Beranda / Romansa / MISTERY DAGING 15O KG / 13. MENAGIH PEMBAYARAN DAGING DAN BAKSO

Share

13. MENAGIH PEMBAYARAN DAGING DAN BAKSO

Penulis: YATI CAHAYA HATI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Dengar putri! Kau bukan saja sudah mengacaukan acara pernikahanku, tapi kau juga sudah menginjak-injak harga diriku!”

“”Lalu apa yang salah?! Aku melakukannya karena kau yang memulainya! kalau kau tak melakukan kebodohan dan menghianatiku, aku juga takkan berbuat seperti ini! bagiku kau sangat menjijikkan!”

“Tutup mulutmu atau aku ....”

“Aku apa?! Kau akan menjatuhkan talak padaku?! Silakan! Dengan senang hati aku menerimanya! Aku tak butuh pria yang penuh kotoran sepertimu! Sangat menjijikkan!”

“Kurangajar sekali kamu!”

Radit sudah mengangkat tangannya tinggi dan siap mengayun ke arahku. Untung saja orang suruhanku menghentikannya dengan mencengkeram lengan Radit. Dan yang lainnya membentuk formasi melingkar untuk melindungiku.

Aku sangat puas dengan kerja mereka. Tanpa harus dengan kekerasan mereka sudah sigap menjagaku.

“Berani kau menyentuh Putr

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MISTERY DAGING 15O KG   14. AKIBAT TAK MAU BAYAR TAGIHAN

    “Bukti apa?! Sebaliknya Aku yang bisa melaporkanmu karena kau dan keluargamu berniat melenyapkan aku! Aku punya videonya. Dan itu bisa menjadi satu bukti. Sangat mudah bagiku memasukkan kalian ke dalam penjara! Tapi itu belum waktunya. Terlalu mudah untuk kalian. Akulah yang akan menghukum kalian dengan caraku!”“Bukti apa?!”“Tunggu sebentar!”Aku mengambil ponsel dan memperlihatkan video percakapan Radit bersama ibu dan juga Nena. Wajah Radit berubah masam lalu membanting ponselku hingga hancur berkeping-keping. Sial dia beusaha menghilangkan barang bukti. Untung saja aku sudah tersimpan di laptop.“Kau tak bisa mengancamku! Akulah yang akan melaporkanmu yang sudah mencuri surat-surat tanah milikku!”“Ayo silakan! Laporkan saja! Dengan senang hati aku akan menunggunya! Dan yang lebih penting bayar dulu tagihannya kalau tidak ....”“Kalau tidak apa?! aku sudah k

  • MISTERY DAGING 15O KG   15. RADIT MENGAMUK

    POV RADITYADengan penuh kekesalan dan menanggung malu yang luar biasa, aku berlari dan masuk ke dalam kamar untuk menumpahkan kekesalanku. Bahkan tak peduli dengan ibu yang masih menangis dan berteriak-teriak seperti orang kesetanan.“Haacch ...” Aku berteriak sembari meremas rambut dengan kesal serta membuang barang-barang yang ada di sekitar.“Hentikan, Mas!” Neva berusaha menghentikan dengan memelukku. Aku terus berontak dan berteriak hingga mengundang orang-orang datang ke kamarku.“Diamlah, Radit!” teriak ayah Neva.“Tenang, Nak. Jangan berbuat sesuatu yang bisa merugikanmu.” Entah siapa lagi yang berusaha menenangkan. Namun apa yang mereka lakukan justru membuatku makin naik pitam.Melepaskan tubuhku dari Neva dan menatap tajam ke arah orang-orang yang berusaha menasehatiku.“Kalian menyuruhku untuk tenang dan diam?! Bagaimana caranya aku bisa tenang?! Ka

  • MISTERY DAGING 15O KG   16. TAMU TENGAH MALAM

    “Bang, aku siap menikah dengan Neva sekarang. Apa penghulu masih menunggu di depan?”“Tidak. Mereka sudah pergi.”“Kok bisa sih. Kenapa mereka tidak menunggu? Gak profesional banget sih!” Neva cemberut dan terlihat kesal.“Penghulu manapun takkan mau menikahkan sepasang pengantin yang memalsukan surat-surat tentang statusnya. Tapi jangan khawatir, kalian tetap bisa menikah. Tapi di bawah tangan.”“Nikah siri maksudnya?”“Iya, dek. Hanya itu jalan satu-satunya. Itupun kalau kau mau, Abang akan cari orang yang mau menikahkan kalian!”“Aku setuju, bang. Tak ada jalan lain. Penghulu tak mungkin mau menikahkan kami. Apalagi setelah tahu aku memalsukan dokumen tentang statusku.”“Itu betul sekali. Ayo, kita ke sana sekarang!”“Baik. Tapi aku ingin lihat keadaan ibu dan juga Nena.”“Mereka sedang di ta

  • MISTERY DAGING 15O KG   18. RADIT MENGHAJAR PUTRI

    Benar-benar tamu tidak tahu sopan santun. Tak henti-hentinya mengetuk pintu dan memencet bel. Awas saja kalau sampai aku mengenal mereka.Bergegas menuju dapur untuk mengambil pisau yang tajam untuk berjaga-jaga.Alangkah terkejutnya saat tiba di ruang tamu. Pintu yang sangat kokoh itu sudah dibuka dengan paksa. Mereka merusak kuncinya. Dan lebih mengejutkan lagi, mereka adalah Radit dan kroni-kroninya. Tiga dari mereka jelas aku mengenalnya. Radit, si pelakor dan mantan ibu mertua. Kedua pria lainnya, aku tidak mengenalnya.Aku harus berhati-hati menghadapi mereka. Kusembunyikan pisau di belakang tubuhku.“Mau apa kalian kemari?!”“Kembalikan mobil kami!” teriak Radit seperti orang kesetanan. Wajahnya sangat beringas. Rasanya seperti tak pernah kenal dengan pria di hadapanku ini. Sangat mengerikan dan wajah yang penuh kemunafikan.“Mobil? Mobil siapa? sejak kapan kau punya mobil?!”&l

  • MISTERY DAGING 15O KG   18. PERTOLONGAN DATANG

    Seketika Radit menghentikan pukulannya terhadapku. “Kenapa dia ada di sini?” terdengar suara radit yang lirih. Ada getaran dalam nada bicaranya. Dia pasti sangat ketakutan melihat amarah pamanku. Lihat saja apa yang akan paman lakukan kepadamu, Raditya.“Bagus! tolong selamatkan putri!” teriakan ibu menggetarkan hatiku. Suara tangisnya membuat jantungku berdebar. Ingin rasanya aku bersuara dan mengatakan ‘aku tak apa-apa’ untuk meredakan tangisannya. Tak tega mendengar wanita yang sangat kusayangi tersayat hatinya melihat putri satu-satunya yang teraniaya, persis di depan matanya. Hatinya pasti hancur. Sedang aku, aku tak bisa berbuat apa-apa. Jangankan untuk membalas, untuk menggerakan tangan saja terasa sakit. Sekujur tubuh seperti dihantam bebatuan yang besar. Sakit, berat dan perih.Semua terjadi diluar prediksi. Bahkan tak pernah terselip dalam pikiranku kalau pria yang pernah aku cintai, dan dengan setianya diri i

  • MISTERY DAGING 15O KG   19. PUTRI MASUK RUMAH SAKIT

    “Putri! Bangun,Nak.” Paman terlihat sangat mengkhawatirkanku. Dia memelukku erat seraya menepuk-nepuk pipiku..“Kita bawa ke rumah sakit sekarang, Bagus.”“Iya, Mbak yu.”Saat tubuh kekar itu menggendong tubuhku yang penuh luka, terasa sangat menyakitkan. Jangan tanyakan bagaimana rasanya. Bukan hanya sakit, tapi juga sangat menyiksa.Sesaat aku masih bisa berpegangan erat pada bahu paman. Beberapa saat kemudian, pandanganku mulai kabur. Tiba-tiba semua menjadi gelap. Hingga saat aku sadar sudah berbaring di ranjang.Perlahan mengerjapkan mata. Menyapu pandangan yang terlihat asing bagiku. Ini bukan kamarku. Dinding berwarna putih mendominasi kamar ini.“Aw.” Aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal saat menarik tangan kananku. Kulihat jarum infus terpasang di tangan. Sssh, aku mendesis saat merasakan sakit di sekujur tubuh.“Putri, kau sudah bangun?” terdengar

  • MISTERY DAGING 15O KG   2O. PERHATIAN PAMAN

    Setelah dua hari di rawat di rumah sakit, aku merasa lukaku sudah membaik dan diperbolehkan untuk pulang. Lega rasanya.Selama berada di rumah sakit, paman begitu perhatian. Dari membantu meminum obat, hingga mengantar aku ke kamar mandi. Aku benar-benar berntung mempunyai paman sebaik dia.Begitu juga saat aku tiba di rumah. Tangan paman tak pernah lepas dari pundakku. Jujur sebenarnya aku merasa risih dengan perhatiannya yang sangat berlebihan. Radit saja tak pernah melakukan hal ini kepadaku. Saat aku sakit juga tak ada perhatian sama sekali.“Aku bisa sendiri, Paman,” pintaku saat paman akan menggendong tubuhku untuk naik ke atas ranjang.“Oke!”Aku duduk perlahan dan menata bantal sebagai penyangga kepala. Lagi-lagi paman membuatku makin kikuk saat dia mengambil selimut untuk menutupi tubuhku. Entah bagaimana wajahku sekarang. Merah jambu ataukah memucat. Aku tak mengerti kenapa jantungku berdebar begitu k

  • MISTERY DAGING 15O KG   21. PERHATIAN PAMAN

    “Mmm-sorry, maksud Paman ... yang berpendidikan seperti kamu, tapi tetap bisa patuh terhadap suami. Begitu maksud Paman,” ujar Paman yang terlihat gelisah. Dia seperti salah tingkah dan malu.Paman memainkan jemarinya. Sesekali mengusap wajahnya dengan kasar.Suasana tiba-tiba menjadi kaku. Tak ada sepatah katapun yang terucap. Begitu juga dengan diriku yang diam seribu bahasa.“Mmm maaf, Paman mau ... telfon teman sebentar,” ucap Paman yang masih terlihat serba salah. Bahkan saat berkata, tak memandang ke arahku. Dia pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dariku.Aku tahu paman tadi hanya berpura-pura akan menelfon. Alasan klise untuk lari dari masalah.Masalah! Masalah apa sih. Kenapa aku mengkategorikan ini sebagai masalah. Yang aku tak mengerti, kenapa wajah dan tingkah paman berubah setelah mengucapkan kalimat ‘seperti kamu.’Apa ada hal lain yang tak kuketahui tentang perasaannya kepa

Bab terbaru

  • MISTERY DAGING 15O KG   45. TERLENA DALAM BALUTAN ASMARA

    “Apa aku menolak waktu paman ... mencium bibirku?” aku menyapu bibir paman dengan jemariku, membuat paman memejamkan mata untuk menikmatinya.“Jawab paman?” tanyaku kembali masih dengan menyapu bibir sexynya dengan jemariku.“Tadi kau begitu berani. Kenapa sekarang diam? Hmm?” tanyaku kembali.“Aku ... aku .... ““Sst ... “ Aku menutup mulut paman dengan telunjukku. Menatap wajah tampan di hadapan membuatku tak tahan untuk tak menyentuh bibirnya. Tinggi badanku yang hanya sepundak paman, membuatku harus berjinjit untuk memberikan kecupan tipis pada bibirnya. Cup, satu kecupan sukses mendarat di bibir paman.Tak ada pergerakan. Kami saling diam dengan bibir saling menempel. Perlahan paman menjauhkan bibirnya dariku dan membingkai wajahku dengan telapak tangannya.“Ini rumah sakit. Kita tak boleh melakukan hal yang lebih.” Bisik paman dengan tersenyum. Aku merasakan harum

  • MISTERY DAGING 15O KG   44. KECUPAN MESRA

    Wajah paman semakin dekat. Bahkan ujung hidung kami saling bersentuhan. Oh Tuhan, benarkah ini. Apa aku sedang tidak bermimpi. Pria yang sudah menggetarkan hatiku tengah menatapku penuh hasrat.Aku memejamkan mata menandakan dari sebuah kepasrahan. Aku dikejutkan oleh benda kenyal yang menyentuh bibirku membuat jantungku memacu kian cepat. Bibir paman menyapu dengan lembut hingga membuatku terbuai.Entah mendapat dorongan dari mana hingga membuatku membalasnya dengan lebih berani. Sejenak kami saling berpagut dalam balutan rindu.Sayangnya semua keindahan itu harus terhenti karena masuknya perawat yang membawa kursi roda untukku. Kami pun saling melepas pagutan dengan perasaan malu.“Sorry,” ucap paman lirih. Dia menjauh dariku sembari menghapus jejak pada bibirnya yang basah. Lalu menyugar rambutnya dan berdiri membelakangiku. Paman masuk ke dalam toilet. Entah apa yang akan dilakukannya. Aku akan mencari tahu tentang hal itu.“M

  • MISTERY DAGING 15O KG   43. SENTUHAN

    Rasanya tubuh ini sudah sehat dan tak perlu obat apapun. Berdekatan dengan paman pasti lebih mujarab dari obat manapun.Tunggu, bukankah paman sedang marah kepadaku. Bagaimana kalau dia menolak untuk menjagaku. Atau dia mau tapi aku dicuekin. Aduuh bagaimana ini. Aku menggaruk kepala yang tidak gatal.“Put! Cepat telpon pamanmu suruh ke sini. Ibu harus berangkat sebentar lag biar bisa lihat jenazah budemu.”“Hah? Aku. Bu?” aku menunjuk ke arah diri sendiri.“Iya. Cepetan!”“Ibu saja! Nih hapenya!” aku menyerahkan ponsel kepada ibu. Tak mungkin aku duluan yang menghubungi paman.“Kamu aja! Cepetan. Ibu mau beres-beres dulu!”Duh Gusti, bagaimana ini. Ibu benar-benar tak mau mengerti perasaanku.“Cepat puuuttt!!”“Iya!”Aku mengusap layar dan membuka aplikasi berwarna hijau dan mencari nomor paman. Rasanya ragu untuk menyentuhnya. Ja

  • MISTERY DAGING 15O KG   42. BERSELISIH DENGAN PAMAN

    “Oke, Paman tahu. Tapi setidaknya kau masih punya rahim dan bisa hamil. Jangan pernah meremehkan sesuatu yang berhubungan dengan nyawa, Putri!”“Sudahlah, Paman. Aku tak butuh nasehatmu! Yang jelas aku akan memakai jasa pengacara yang hebat untuk memberikan hukuman berat kepada mereka!”“Tapi Put ... ““Tolong, keluar! Aku ingin sendiri!”“Put! Paman seperti tak mengenal dirimu lagi! Hanya karena dendam kau sampai kehiangan jati diri dan juga hati nuranimu! Paman seperti tak mengenalmu lagi!”‘Tolong keluar, Paman! Aku ingin sendiri!” teriakku dengan kesal. Tanpa terasa airmata mengalir deras pada pipiku.“Baiklah! Paman hanya ingin kau menjadi putri yang dulu, yang penuh dengan cinta, kasih sayang. Bukan putri yang memenuhi dadanya dengan api dendam!”“Keluar, Paman! Keluar!!” aku menutup telinga dan tak mau mendengar nasihat apapun dariny

  • MISTERY DAGING 15O KG   41. PERASAAN TERPENDAM

    “I ... Iya Mbak Yu. A-ada apa?” tanya Paman degan terbata. Aku tahu kalau dia masih merasa canggung dengan kejadian tadi.“Radit dan keluarganya sekarang di mana?!”“Mereka sudah di bawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.”“Baguslah! Kau harus menghukum mereka seberat-beratnya!” ucap Ibu sembari mengepalakn tangan. Rupanya beliau masih terbakar emosi.“Itu bukan kewenanganku Mbak. Nanti pengadilan yang akan menghakimi mereka!” jawab Paman.“Huuch pokoknya aku mau ketemu sama mereka dan bakal tak uwes-uwes mereka nanti!” ucap ibu dengan gemas. Jelas saja dia tidak terima anaknya diperlakukan seperti ini.“Sudahlah, Mbak. Yang penting sekarang kita fokus untuk pengobatan Putri. Mereka sudah ada yang mengurusi!”“Ya sudah. Mbak mau ngurus administrasi dulu. Kamu tolong tungguin Putri dulu, ya!”‘Iya, Mbak! Tapi gak bisa l

  • MISTERY DAGING 15O KG   4O. PERTOLONGAN PAMAN

    Dan tak lama kemudian terdengar suara Radit menjerit sangat keras. Bukan sekali, tapi berkali-kali. Suara bag big bug tak ada hentinya disertai suara jeritan ibunya Radit. Sepertinya paman sedang memukuli Radit dengan brutal. Syukurlah, paman selalu datang tepat pada waktunya.‘Tangkap mereka semua!” Paman memerintah kepada anak buahnya.Sepertinya terdengar penolakan dari Radit dan ibunya. Bahkan aku mendengar suara Radit yang terus memanggil nama istrinya. Aku yakin wanita itu pasti terluka parah, hingga membuat Radit berteriak histeris.Kemudian, aku merasakan tubuhku sedikit terangkat. Rupanya paman menaruh kepalaku di atas pangkuannya.“Putri! Bangunlah!” Paman menepuk-nepuk pipiku. Dia pasti sangat khawatir. Sebenarnya aku masih sadar dan mendengar semua aktifitas di sekitar. Hanya saja aku merasa seperti tak bertenaga. Bahkan untuk membuka mata saja rasanya tidak sanggup.Aku berusaha tetap bertahan. Namun lamba

  • MISTERY DAGING 15O KG   39. MEMBALAS SI PELAKOR

    Radit tahu kemana arah pandanganku. Seketika dia memasang badan untuk istrinya. Dan wanita itu juga bersembunyi di balik tubuh Radit.Rahangku mengeras menahan amarah. Entah apa yang terjadi denganku, sepertinya ada dorongan yang menyuruhku untuk melenyapkan janin yang ada di perut wanita itu. Hati kecilku memngatakan jangan, tapi bisikan itu sangat kuat dan mengalahkan perasaanku sebagai sesama wanita.Aku juga seperti tak bisa mengontrol tubuhku yang terus mendekat ke arah si pelakor yang masih ketakutan.“Berhenti, Putri! Jangan sakiti Neva! Dia tidak bersalah! Kalau kau mau membalas dendam balas saja kepadaku!” seru Radit berusaha menghentikanku. Namun kembali bisikan itu semakin kuat dan tak bisa terbendung.“Kau pikir aku tidak tahu kalau dia juga ikut pergi ke paranormal bersama ibumu! Dan yang lebih membuatku kesal adalah dia mempercantik diri dengan uangku yang kau curi! Dan kini aku ingin melihatmu dan juga ibumu menangis darah

  • MISTERY DAGING 15O KG   38. MENGUNGKAP KEJAHATAN RADIT

    “Berani sekali kau! Rasakan ini!” aku berusaha bangkit untuk menyerang si pelakor. Namun si Radit sialan kembali mendorongku hingga terjatuh.“Jangan berani menyentuh Neva atau kau akan tahu akibatnya!”” seru Radit sembari menunjukku. Jelas saja apa yang dilakukannya membuatku kesal.“Kau pikir aku takut dengan ancamanmu?! Aku ingatkan, Kalian saat ini berada di posisi yang tidak aman. Jadi jangan bertindak bodoh atau kalian menginginkan hukuman yang lebih berat! Pintu gerbang penjara sudah di depan mata dan menanti kalian!” ancamku kepada Radit dan kroni-kroninya. Jelas saja hal ini membuatku makin kesal.“Aku tidak peduli dengan semua omong kosongmu. Sedikit saja kau menyentuh kulit Neva, kau akan menyesal!”“Aku tak takut dengan ancamanmu. Yang sangat membuatku menyesal hanya satu, yaitu pernah menjadi istrimu!”Radit mendengkus kesal. Lalu melangkah ke arah ibunya.Aku ban

  • MISTERY DAGING 15O KG   37. MENGHADAPI PARA MUSUH

    “Aaacchh!”Terdengar suara teriakan dari ibunya Radit. Hal itu membuatku penasaran dan ingin melihat apa yang terjadi di dalam sana. Namun saat aku hampir mencapai pintu, paman menarik lenganku dan membawaku untuk menjauh.Dengan kesal aku menepis tangan paman.“lepasin, Paman! Kenapa Paman menahanku?”“Jangan masuk ke sana! Itu bisa membahayakan dirimu! Di dalam sedang terjadi perkelahian!”“Iih, gak apa-apa. Lagian aku’kan cuma mau lihat ibunya Radit menjerit karena apa. Itu saja, kok!”“Kau lihat sendiri, Radit saja tidak berani masuk ke dalam! Dia berpikir untuk menyelamatkan dirinya sendiri! Jadi jangan nekad! Turuti kata-kata Paman!”Lebih baik aku pura-pura menurut saja. Tunggu saat Paman agak lengah, aku akan berlari menuju ke sana. Paman pasti takkan mampu mencegahku.Paman terlihat begitu waspada. Dia terlihat sedang menerima telpon dari seseorang dan m

DMCA.com Protection Status