Home / Thriller / MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR / PRIA MISTERIUS TEWAS DI GEDUNG TUA

Share

PRIA MISTERIUS TEWAS DI GEDUNG TUA

Author: Seccomander
last update Last Updated: 2023-06-22 09:40:04

Jonathan menatap langit yang malam itu semakin menghitam. Dan hujan pun telah turun dengan lebatnya. Tetapi, sudah sejak kemarin Ikhsan tidak ada kabarnya. Ponselnya pun tidak bisa dihubungi. Sedangkan beberapa rekannya yang coba dihubungi Jo juga tidak mengetahui keberadaan sang kakak.

Sialnya Jo tidak tahu di mana keberadaan Ikhsan kini. Dia menghilang tanpa jejak. Kabarnya pun tidak diketahui siapapun. Ponselnya kini tidak lagi bisa dihubungi.

Jonathan tahu tidak seharusnya ia begitu mengkhawatirkan keadaan Ikhsan. Saudara lelakinya itu type yang suka kebebasan. Dia tidak suka aturan yang membuatnya tersiksa sendiri.

Tapi, entah kenapa malam ini ia begitu cemas memikirkan keadaan saudaranya itu. Kecemasan yang begitu besar dirasakan Jo. Maklum saja, sajak kedua orangtuanya meninggal, Jo hanya tinggal berdua dengan Ikhsan di Jakarta. Sedangkan kedua saudara perempuannya berada di Natuna dan bekerja di sana.

Bagi Jo, hanya Ikhsan saudaranya yang paling dekat. Tidak ada yang lain. Hanya Ikhsan yang selalu menjaganya dan bahkan selalu memberinya uang dan barang mewah walaupun dia sudah sama-sama bekerja di bidang yang sama.

Angin berhembus kencang diiringi hujan yang semakin lebat. Sesekali ada kilatan petir yang datang. Cuaca di luar malam itu terasa dingin. Jo pun berinisiatif untuk menutup jendela kamar kostnya itu agar hembusan angin tidak masuk ke dalam.

Jonathan pun menyalakan pemanas ruangan yang dimilikinya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa berwarna abu itu sambil membuka laptopnya.

Jo pun membuka file foto keluarganya dua tahun silam. Masih ada kedua orangtuanya yang begitu bahagia. Walai kedua orangtuanya dan dirinya mulai mencurigai pekerjaan 'kotor' Ikhsan. Jo sedang merindukan keluarganya malam ini. Hanya melihat foto-foto kenangan inilah yang bisa dilakukan demi melepas sedikit kerinduannya.

"Ah, kenapa jadi begini sih?"

Jonathan sebenarnya sudah punya rencana untuk makan malam bersama dengan kakak lelakinya itu. Jo pun sudah menyiapkan beberapa makanan kesukaan Ikhsan. Sejak pertengkaran demi pertengkarannya dengan sang kakak, Jo ingin meminta maaf dan berdamai dengan keadaan Ikhsan. Mungkin dia terlalu jauh ikut campur kehidupan kakaknya. Jo mulai merasa bersalah.

"Kamu tidak bisa mengerti perasaan ibu sama bapak. Perasaan kami mengetahui pekerjaan kotormu itu. Itu haram, Bang!" seru Jo malam itu ketika terlihat pertengkaran sengit.

"Kalian yang tidak mengerti perasaanku, Jo. Memangnya selama ini siapa yang membiayai semua kebutuhan kalian? Kuliah kamu, Anjani. Siapa, Hah?!" pekik Ikhsan yang meradang karena dihakimi sang adik.

Jonathan semakin cemas karena sudah tiga kali dia mencoba menghubungi Ikhsan, tapi tidak juga direspon. Jo pun sudah mengirimkan banyak pesan, tapi jangankan dibalasnya. Pesannya pun belum dibaca hingga saat ini.

Tidak ada hal lain yang diinginkan Jo selain meminta maaf pada Ikhsan. Jo sangat menyesali kata-katanya karena telah menyakiti hati sang kakak.

Kali ini Jonathan tidak lagi bisa membendung airmatanya. Ia kembali teringat saat ia berada di titik terendah hidupnya. Ikhsanlah yang selalu berada untuk menguatkannya. Terlepas pekerjaan kotornya, Jo pun sudah berusaha mengingatkannya. Tapi Ikhsan tetap dengan pilihan hidupnya yang sekarang.

Jonathan pun menghela nafas dan menyeka airmatanya. Dia tidak ingin terombang-ambing dengan perasaannya sendiri.

.....

Jonathan menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tetapi, Ikhsan belum juga muncul dan tidak diketahui keberadaannya. Jo pun menghela nafas dalam. Ia kembali mengambil ponselnya dan mencoba kembali menghubungi Ikhsan.

"Halo, aku sedang tidak ada di tempat. Silakan tinggalkan pesan kalian, nanti aku hubungi kembali. Thank you.' Nomor Ikhsan belum juga bisa dihubungi. Membuat Jo semakin gelisah.

"San, ke mana kamu? Jangan membuatku tidak tenang seperti ini," desah Jonathan.

Kecemasan dan kekhawatiran Jo semakin meningkat tajam karena tidak biasanya kakak lelakinya itu menghilang seperti ini. Jo cemas karena hanya Ikhsanlah keluarga yang ia miliki sekarang. Jo pun mencoba kembali menghubungi nomor Ikhsan, tetapi hasilnya nihil. Ikhsan belum juga memberi kabar.

"Ikhsan, kamu ke mana?"

....

Emily terbangun karena suara dering telepon yang berdering tiada henti. Ada seseorang yang menelepon. Itu pasti Ikhsan, pikir Jo. Tentu saja Jo pun langsung menuju meja di mana ia meletakkan ponselnya. Bergegas cepat Jo langsung meraih ponselnya.

Namun, Jo dibuat terkejut saat melihat nomor yang tertera di layar ponselnya bukanlah nomor Ikhsan. Tetapi, nomor seorang rekannya sesama anggota kepolisian. Jo pun bergegas mengangkatnya dan mulailah ia tersambung dengan Wiranata. Seorang rekannya sesama anggota.

Wira pun mulai bercerita. Menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Jonathan seperti tidak berada di alam nyata. Ini sepertinya sebuah mimpi. Jo berharap ini ilusi semata, tapi nyatanya ini adalah nyata.

Ponsel itu masih menempel di telinga Jonathan dan suara bising bariton terdengar jelas di telinga Jonathan.

Apa yang dikatakannya? Ikhsan ditemukan tewas mengenaskan di sebuah gedung tua di area komplek Husada Permai. malam itu?

bersambung ....

Related chapters

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    DIA MENJADI MAYAT

    "Enggak! Itu tidak mungkin. Itu pasti bukan abangku. Kamu pasti salah mengidentifikasi kan? Dia bukan Bang Ikhsan kan?!" Jonathan mencoba menyanggah informasi yang baru didengarnya itu. Hal yang paling Jo takutkan adalah ketika dia harus kehilangan orang-orang yang dicintainya. Hingga tidak ada satupun lagi yang tersisa. Jonathan sudah begitu terpuruk dan hancur ketika kehilangan ayah dan ibunya. Jika kembali harus kehilangan kakak lelakinya, rasanya sudah tak sanggup. "Oke! Aku akan buktikan semua omong kosongmu ini. Aku yakin kamu salah dan aku akan buktikan dan pastikan sendiri jika kalian salah!" Jonathan pun untuk kedua kalinya menyangkal informasi yang didapatnya itu. Rasanya tidak mungkin Jo bisa terima begitu saja. Jo belum bisa menghadapi kenyataan yang ada jika ia harus kembali kehilangan. Apalagi harus kehilangan Ikhsan. Saudara yang begitu mencintai dan menyayanginya. Memberikan apapun semua yang dibutuhkannya selama ini. Terlebih Jo juga belum mendapatkan kata maaf

    Last Updated : 2023-06-23
  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    MIMPI BURUK DAN PRIA BERTOPENG

    Jonathan untuk pertama kalinya merasakan udara yang menusuk ke tubuhnya. Perlahan ia mulai membuka matanya. Berusaha beradaptasi dengan cahaya ruangan bercat putih pucat itu.Jonathan pun mulai perlahan bangkit dengan rasa sakit di bagian tengkuknya. Perlahan ia mulai menelisik setiap sudut ruang dengan tatapan matanya yang sayu. Jo berpikir jika Wiranata membawanya ke rumah sakit dan berbarengan dengan jenazah Ikhsan yang pastinya sudah berada di ruang otopsi untuk melakukan semua hal yang berkaitan dengan forensik.Di mana Wiranata?Di samping tempat tidurnya telah tersedia secangkir teh hangat dan setungkup roti. Saat Jo hendak mengambil jatah sarapannya itu, ia mendengar langkah kaki menuju arah pintu. Jo berpikir jika itu adalah seorang dokter yang akan memeriksanya atau Wiranata yang akan menjenguknya."Wira? Kamukah itu?" seru Jonathan. Namun, Jonathan pun kaget saat seorang pria bertubuh besar dengan pakaian serba hitam dan menggunakan masker hitam itu masuk dengan mendoron

    Last Updated : 2023-06-26
  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    PERGURUSAN JENAZAH

    Jonathan akhirnya menyelesaikan sarapannya begitu cepat. Maklum saja sejak Ikhsan belum ditemukan tidak ada satupun makanan yang masuk ke lambungnya. Karena kakak beradik itu mempunyai kebiasaan untuk selalu makan bersama. Namun, pagi ini Jonathan memaksakan dirinya untuk sarapan karena ia sudah tidak memiliki tenaga lagi. Apalagi nanti Jo harus menemui Wiranata di ruang forensik."Tuan Jo, jika sudah selesai anda bisa menemui Tuan Wiranata di lantai 5." Suster Anna pun memperhatikan pasiennya itu dengan rasa iba. Jonathan pun mengangguk. Ia mulai turun dari tempat tidurnya dan saat itu ia baru menyadari tas yang kemarin dibawanya itu tertinggal. Tapi, di mana tasnya itu?"Apakah kalian menyimpan barang-barang milikku?" tanya Jonathan."Maaf, Tuan. Nyaris saja saya lupa " Suster Anna pun membuka sebuah lemari besi berwarna hitam dan mengambil tas milik Jonathan."Ponselnya masih ada di dalam tasmu, Tuan.""Terimakasih." Jonathan pun langsung mengambilnya cepat dan berlalu pergi. Jon

    Last Updated : 2023-06-27
  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    SUARA MISTERIUS DARI RUANG BAWAH TANAH

    Sepanjang perjalanan, Jonathan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia hanya diam. Jonathan kini melihat ke arah luar. Entah apa yang tengah dipikirkannya. Mungkin tentang reaksi keluarganya di Medan. Tentang reaksi saudara perempuannya yang tentu begitu terpukul kehilangan Ikhsan, sama seperti yang dia rasakan saat ini.Wiranata tidak ingin menganggu sahabatnya saat ini. Ia biarkan Jo dengan dunianya sendiri saat ini. Wira tahu betul apa yang dirasa sahabatnya itu. Tidak mudah menerima kematian anggota keluarganya dengan cara mengenaskan. Jika sakit atau terkena bencana, mungkin masih bisa diterima. Ini tentang kematian yang begitu kejam. Tetapi, karena terlalu lama diam, Wira akhirnya tidak tahan juga."Jo, dulu aku juga pernah merasakan apa yang kamu rasakan saat ini. Orangtuaku dan adik perempuanku satu-satunya tewas dibunuh sewaktu aku kecil. Saat itu, aku sedang berada di rumah nenekku di Bandung.""Sejak saat itu, hanyalah nenekku yang ada untukku. Bahkan aku butuh waktu yang l

    Last Updated : 2023-06-28
  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    JERIT PILU KEHILANGAN

    Tangannya masih gemetar menggenggam pemukul bisbol dan mulai menyusuri lorong menuju banker. Ada bau aneh yang tercium. Bau tembakau yang sangat menyengat. Kemungkinan ada seseorang yang masuk sambil mengisap rokok dengan cerutu. Dan akhirnya terbukti saat Jo menemukan sebuah puntung yang masih menyala di lantai baru itu. Artinya ada orang yang masuk ke ruangan itu. Jo mengedarkan pandangan dan menggunakan senter ke seluruh penjuru ruang. Jonathan menemukan keganjilan. Sebuah brankas gua tempat menyimpan barang-barang milik Ikhsan terbuka. Jo ingat dengan pasti jika brankas itu tidak pernah dibuka sangat lama.Jonathan mulai membuka sorot senternya. Berharap tidak ada sesuatu atau seseorang di dalam ruangan itu. Tidak lama senter itu menyorot sebuah kaca jendela yang telah pecah. Ada seseorang yang masuk dan sepertinya mencari sesuatu di sini. Atau mungkin seseorang itu sudah berhasil mengambil sesuatu dan kabur melalui jendela menuju ruang lainnya. Ruangan yang mengarah ke ke

    Last Updated : 2023-07-03
  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    PEMAKAMAN

    Hari ini adalah hari di mana Ikhsan akan dimakamkan. Hari yang berat buat Jonathan juga keluarga besarnya. Anak yang menjadi kebanggaan keluarga itu telah pergi selamanya.Jerit tangis itu saling bersahutan. Tante dan paman Ikhsan yang telah menjadi pengganti orangtuanya begitu histeris. Begitu terpukul. Tiada henti rintihan itu terdengar membuat pilu siapapun yang mendengarnya. Bukan hanya mereka, tetangga, teman yang mengenal Ikhsan begitu terpukul dan tak percaya Ikhsan menjadi korban pembunuhan. Bahkan mayatnya pun dibuang begitu saja di sebuah gedung kosong, tua dan penuh kotoran."Anakku, kenapa kamu pergi seperti ini, Ikhsan. Siapa yang sudah tega membunuhmu, Nak ...." rintih Tante Rani yang biasa dipanggil Ikhsan dan Jo dengan sebutan Mamak.Jerit tangis itu masih terdengar keras. Peti mati anak kesayangannya itu terus dipegangnya. Bahkan ia mengingat setiap detik kebersamaanmya dulu sebelum Ikhsan bertugas di Jakarta."Ikhsan, mamak nggak ikhlas. Siapa yang sudah membunuhmu.

    Last Updated : 2023-07-08
  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    RAHASIA YANG DISEMBUNYIKAN

    POV INDHIRAGarden Residence at Emeralda GolfPukul 01.30Malam itu Indhira pulang ke rumahnya di Garden Residence at Emeralda Golf. Rumah mewah yang terletak di Jalan Emeralda Cimanggis Depok. Rumah mewah pribadinya yang diberikan kedua orangtua Indhira saat menikah dengan Mahesa. Dengan wajah panik dan ketakutan, Indi -panggilan Indhira memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa.Sesampainya di kamarnya, Indi langsung mengunci kamarnya. Berbaring dan mengatur nafasnya yang tersengal. Dalam benaknya ia mulai merasakan kecemasan yang hebat. Bayangan jeruji penjara mulai menghantuinya."Tuhan, apa yang sudah kulakukan?" gumam Indi. Tangannya telah berlumuran darah. Begitupun dengan pakaian yang dikenakannya telah banyak meninggalkan jejak darah Ikhsan. Bahkan senjata yang digunakannya untuk menghabisi nyawa ajudan kesayangan suaminya itu masih berbekas jejak-jejak darah sang brigadir."Apa yang harus kulakukan sekarang? Bagaimana kalau Mas Mahesa tahu aku sudah membunuh Ikhsan? Apa yang ha

    Last Updated : 2023-07-11
  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    TRAGEDI

    FLASHBACK[Mak, besok aku ada tugas mengawal Bu Indhira ke Bandung. Mungkin selama 5 jam ponsel aku matikan ya. Doakan aku ya, Mak.]Pagi itu Ikhsan menghubungi ibu Rina - tante yang sudah jadi pengganti orangtuanya- melalui sambungan telepon. Seperti saat bersama mamanya, Ikhsan pun selalu melakukan hal sama. Meminta doa setiap kali bertugas mengawal bapak Mahesa ataupun ibu Indhira.[Hati-hati ya, Nak. Kalau sudah sampai Jakarta lagi, jangan lupa beri kabar mama.k][Iya, Mak. Jaga diri mama dan bapak baik-baik ya.][Iya, Nak. Hati-hati di jalan ya.]Setelah mematikan teleponnya, Ikhsan pun langsung bersiap dan berangkat menuju rumah dinas Pak Mahesa.Sesampainya di rumah dinas, Ikhsan pun langsung ke pos para ajudan berkumpul. Di sana sudah menunggu beberapa ajudan yang siap berangkat mengawal Pak Mahesa dan Ibu Indhira."Hey, kalian sudah siap semua?" sapa Ikhsan. "Siap, Bang," jawab Joshua."Baru datang, San?" timpal Farraz, senior Joshua dan Ikhsan."Siap, Bang!"Cukup lama merek

    Last Updated : 2023-07-11

Latest chapter

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    PELUKAN HANGAT IBU || TAMAT

    Wiranata kembali mencari jalan keluar untuk mengejar Baskara yang sudah membawa Balqis. Ibu kandungnya. Melalui Himawan, rahasia itu akhirnya dibuka kembali. Himawan yang juga kawan lama Pak Harry dan Namira yang dikenal Wira sebagai orangtua kandungnya.Di sebuah cafe malam itu Himawan akhirnya memutuskan memberitahu soal rahasia ini. Agar Wiranata tidak lagi salah melangkah ke depannya. Sudah waktunya bagi Himawan membuka misteri ini."Wira, orangtua kandungmu sebenarnya masih hidup. Dia ada di sekitarmu. Selalu memperhatikan perkembangan kamu sejak dulu," tutur Himawan membuka percakapan."Apa maksud anda?" tanya Wira yang syok. Ia pun tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan Himawan."Ya, namanya Balqis Soraya. Dia adalah sahabat baik Namira dan Harry. Sahabatku juga. Ceritanya panjang, sampai akhirnya dia menitipkan kamu dengan Harry dan Namira. Yang jelas, itu dilakukannya demi menyelenggarakan nyawamu!" tegas Him."Menyelamatkan nyawa saya?" tanya Wira. Kali ini ia lebih be

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    SAKSI KUNCI

    Baskara pun terdesak. Kini ia dikelilingi para polisi yang pistolnya telah tertuju padanya. Dalam hitungan detik, mungkin peluru-peluru itu telah tembus ke dadanya."Lepaskan dia!" teriak Wiranata."Diam! Jangan ada yang bergerak. Jika ingin wanita ini selamat, biarkan aku pergi. Aku tidak mau dipenjara. Jika kalian nekat, perempuan tua ini akan mati!" hardik Baskara. Pria itu menodongkan pistolnya tepat di kepalanya.Wiranata pun tidak mau mengambil resiko. Ia pun meminta anak buahnya itu menjatuhkan senjatanya. Wira pun memberi jalan pada Baskara untuk meninggalkan tempat itu. "Komandan, kenapa kita lepaskan dia? Padahal kita sudah kerja keras untuk mencari keberadaannya?" ujar Leon. Anak buah Wira yang juga ikut menangani kasus pembunuhan Ikhsan."Jika wanita itu ibumu, apa kau akan tetap bersikap seperti ini Leon? Apa kau tidak ingin menyelamatkan nyawa ibumu?" tutur Wira lirih.Leon tertundukBaskoro yang selama ini tertawan akhirnya berhasil dievakuasi. Tubuhnya yang sudah rent

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    PENANGKAPAN MAFIA

    Balqis berjalan perlahan meninggalkan pemakaman itu. Hatinya sudah tidak sanggup lagi berdekatan dengan Wiranata. Anak yang sudah sangat dirindukannya itu.Memasuki mobilnya, Balqis pun langsung meminta supirnya itu segera meninggalkan area pemakaman dan. pulang ke rumah megah itu. Rumah yang sudah belasan tahun ia tinggalkan.Akhirnya, rumah ini ia jejaki kembali. Ada rasa cemas,takut. Trauma itu malah melekat erat di ingatannya. Entah apa yang terjadi, ia berharap bayangan itu tidak lagi muncul di benaknya."Rumah ini masih seperti yang dulu. Apa aku harus tinggal di sini lagi?" ucap Balqis. Rasanya masih berat ia langkahkan kakinya memasuki pintu utama."Selamat datang kembali, Nyonya. Senang bisa melihat anda kembali." Sashihara, asisten kepercayaan Baskoro itu akhirnya muncul. Menyambut kedatangannya."Terimakasih, Sashi. Apa kabarmu?" tanya balik Balqis."Seperti yang nyonya lihat. Saya masih sehat dan baik-baik saja. Oh ya, saya sudah siapkan hidangan makan malam yang lezat bua

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    ANAKKU, AKU IBUMU

    POV BALQIS Malam itu perempuan berusia 27 tahun itu berlari ditengah hujan yang deras. Petir saling bersahutan. Tubuhnya telah basah, ia pun mulai menggigil kedinginan. Namun, satu tujuannya. Ia harus menyelamatkan anak yang baru dilahirkannya."Ya Allah, tolong hamba. Selamatkan hamba dan anak hamba dari perbuatan jahat mereka ...." ucap Balqis lirih.Balqis Soraya. Wanita yang telah dipersunting sepupunya sendiri itu baru saja melahirkan dalam hitungan jam. Namun, ia harus menguatkan dirinya demi menyelamatkan sang putra yang akan dibunuh oleh suaminya sendiri."Anakku laki-laki lagi? Gila! Aku butuh anak perempuan!" hardik Baskoro, suami Balqis yang dikenal sebagai mafia yang sangat ditakuti."Sudah 3 anak dan semuanya laki-laki. Aku ingin anak perempuan, Balqis! Ah, kau ini hanya bawa sial dalam hidupku. Lebih baik kuhabisi saja nyawa kalian!!!" hardiknya.Balqis yang baru melahirkan, bahkan tenaganya yang sudah terkuras banyak pun belum pulih. Tidak ada makanan yang masuk, tapi

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    BUKTI BARU

    "Ingat baik-baik ya, Nak. Balaskan dendam kematian orangtuamu dan adikmu. Nyawa harus dibayar dengan nyawa ...."Pesan itu masih terngiang jelas dibenak Wiranata. Nyonya Miranti sebelum kematiannya menitipkan sebuah pesan. Pesan mendalam itu ditinggalkannya karena hatinya yang belum ikhlas atas kematian anak mantu dan cucunya."Tapi apa yang harus kulakukan, Nek?" tanya Wiranata. Saat itu usianya baru menginjak 20 tahunan. Wira pun bingung harus berbuat apa. Tidak ada sanak keluarga yang akan membantunya. Hanya nenek lah satu-satunya keluarganya yang tersisa dan sedang dalam kondisi kritis.Namun, itu beberapa tahun silam. Berkat kegigihannya, kerja kerasnya. Ia berhasil masuk ke instansi tempat si pembunuh itu bekerja. Ya, pembunuh itu adalah seorang penegak hukum, sama seperti kedua orangtuanya.Beberapa tahun lalu, pihak kepolisian berhasil mengungkap penyebab kematian kedua orangtuanya. Awalnya diduga kecelakaan, tapi nyatanya bukan kecelakaan murni. Ada sabotase di sana. Hingga

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    FINAL

    Perjalanan ini mulai mendekati titik akhir. Setelah menjalani proses persidangan yang panjang. Berbelit-belit dan penuh intrik drama, akhirnya hari ini jadi titik akhir perjalanan panjang itu. Hari ini sidang keputusan final atas kasus kematian Ikhsan. Para terdakwa akan diputus hari ini. Apakah bisa terbebas ataukah harus menjalani hukuman sesuai perbuatan mereka."Gimana, Jos, sudah siap?" tanya Martin, pengacaranya saat bertemu di ruang tunggu. "Saya pasrah om. Semoga hasilnya tidak memberatkan saya," jawab Joshua.Satu persatu memasuki ruang sidang. Giliran pertama adalah pembacaan keputusan untuk Mahesa. Si tokoh utama yang juga menjerat banyak anggota instansinya karena ikut terlibat menutupi kasus yang tengah berjalan." .... menjatuhi saudara Danantya Mahesa dengan hukuman MATI ...."Suara riuh yang ada di ruang persidangan pun membuat ricuh. Hingga palu hakim harus terdengar agar suasana tetap aman terkendali.Bukan hanya keluarga korban yang saat itu ikut hadir yang sangat

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    TUNTUTAN JAKSA

    Satu persatu aib kejahatannya di masalalu mulai terbongkar. Mahesa pun kesulitan untuk membantahnya. Bahkan Himawan sudah mempunyai semua bukti yang bahkan tidak diduganya sama sekali."Saudara Mahesa, apa keterangan saksi ada yang salah? Salah semua atau benar semua?" tanya hakim Iman. Hakim ketua itu beberapa kali mulai menekan Mahesa dengan pertanyaan yang sulit dijawabnya."Ada yang salah yang mulia," jawab Mahesa. Him pun tertawa kecil mendengar jawaban Mahesa itu."Saya tidak pernah menerima suap seperti yang dikatakan saksi. Semuanya tidak benar dan saya juga tidak tahu darimana saksi mendapatkan semua bukti itu!" ucap Mahesa lantang."Anda yakin dengan jawaban anda saudara Mahesa?" tanya hakim Morgan."Yakin yang mulia."Para hakim itupun kembali saling pandang. Sungguh tidak masuk diakal mereka, bukti yang semua sudah jelas di depan mata masih sanggup dibantahnya."Baiklah. Nanti biar kami yang akan menilai. Apakah saudara Mahesa yang berbohong atau saksi. Ada yang mau bertan

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    SIDANG MAHESA

    Wajah Mahesa tiba-tiba memerah padam. Entah darimana tim Joshua mengetahui keberadaannya. Apa mungkin, ini kerja Wiranata???Indhira menatap ke arah Himawan. Ia panik, takut, cemas, jika semua aib-aibnya akan terbongkar. Apalagi jika Mahesa tahu kalau ia pernah bekerjasama dengan Himawan untuk menghancurkannya.Wajah Kivan dan Farraz pun sama-sama menatap wajah Himawan. Pria mantan rival sekaligus mantan sahabat Mahesa itu dikenal sangat tegas dan lantang untuk membela kebenaran dan membasmi semua hal tentang kejahatan. "Bisa habis aku sama Pak Him?" batin Farraz.Para saksi pun dipersiapkan. Dihadirkan di muka persidangan. Namun, ada sedikit yang berbeda. Himawan ingin tampil lebih dulu dan berbicara dengan Mahesa di muka persidangan."Baiklah, silakan, kami beri waktu anda 10 menit," ucap hakim Morgan."Terimakasih yang mulia."Himawan pun mengambil mic-nya. Belum saja Himawan berbicara, sejak tadi Mahesa terlihat beberapa kali duduk tidak tenang."Halo, Tuan Mahesa. Lama kita tida

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    SAKSI JOSHUA

    Suara keributan kembali terjadi. Joshua dan Farraz tetap dengan jawabannya masing-masing. Joshua bahkan berani mengucapkan sesuatu yang tidak pernah dia ungkapkan sebelumnya."Pak hakim, saya jadi curiga. Jangan-jangan Farraz juga ikut terlihat dalam kematian Bang Ikhsan. Karena saya pernah melihat mereka bertengkar. Dia bahkan mengancam akan bilang sama bapak!" ungkap Joshua.Semua mata terbelalak. Begitupun tim pengacaranya. Hakim, jaksa hingga Farraz yang langsung emosi dan menantang Joshua bertengkar kali itu. Ia meradang karena jawaban Joshua dapat memberatkan hukumannya."Joshua, jangan kurang ajar kamu!!!" hardiknya. Farraz bahkan sempat menarik tangan Joshua, hingga akhirnya beberapa anggota kepolisian memisahkan mereka."Kalian tenang! Saudara Farraz, kamu bersikap tenang jika tidak maka bisa memberatkan hukumanmu!" tegas YM hakim Iman."Baik, yang mulia."Sidang kembali dilanjutkan. Banyak pertanyaan yang akhirnya membuat Farraz tersudutkan. Ia mulai merasa tegang, wajahnya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status