Share

5. DARAH

Author: Herofah
last update Last Updated: 2024-02-25 00:05:39

Hari yang berlalu kini terasa begitu lambat bagi Samudra.

Sejak dirinya mengetahui penyakit yang diderita Aisha, Samudra jadi seperti orang linglung. Seperti kehilangan pijakan saat dirinya harus meniti langkah ke depan.

Terseok dalam ketakutan.

Terjebak dalam dilema berkepanjangan.

Samudra terlalu takut kehilangan.

Hingga membuatnya kerap termenung sendirian, menangisi keadaan.

Terlebih ketika dia harus melihat Aisha yang merintih kesakitan, meski terkadang Aisha sendiri kerap bersembunyi dari Samudra saat dirinya tengah merasakan sakit itu.

Beban dalam hidup Samudra sudah terlalu besar semenjak kehadiran Aisha dalam hidup lelaki itu, lantas, masihkan kini Aisha terus membuat suaminya itu bersedih akibat keadaannya?

Sejauh ini, Dokter memang tidak menganjurkan pengobatan fibroid rahim atau tumor jinak selama masa kehamilan. Jika terjadi gejala tertentu, dokter hanya merekomendasikan pereda nyeri ringan, istirahat yang cukup, dan hidrasi.

Perawatan intensif baru akan dilakukan setelah persalinan yaitu dengan operasi miomektomi atau histerektomi yang dilakukan tergantung pada ukuran, pertumbuhan, jumlah, dan tingkat keparahan tumor.

Hanya saja, dalam beberapa kasus tertentu, seperti solusio plasenta atau ketuban pecah dini, maka satu-satunya jalan keluar untuk menyelamatkan bayi dan ibunya adalah persalinan prematur.

Mungkin bagi sebagian orang yang memiliki uang cukup untuk pengobatan, maka mendatangi dokter spesialis adalah satu-satunya cara ampuh untuk mengurangi resiko-resiko fatal di atas.

Sayangnya, Samudra tak mampu melakukan hal itu karena terhalang masalah biaya.

Sejauh ini jika Aisha mulai kesakitan, istrinya itu hanya bisa meminum obat pereda nyeri sementara yang efeknya tak akan bertahan lama.

Tiga bulan ini menjadi bulan-bulan tersulit yang Samudra dan Aisha lewati bersama.

Dan sialnya, saking seringnya tidak fokus dalam bekerja, hari ini Samudra dipecat dari pekerjaannya karena lagi-lagi dia melakukan kesalahan dalam bekerja.

Ponsel Samudra berdering saat lelaki itu masih saja termenung di sisi trotoar yang tak jauh dari pabrik susu tempat dia bekerja.

Samudra takut pulang.

Karena saat ini dia sudah tak lagi bekerja di pabrik susu itu.

Samudra melirik ponselnya dan mendapati satu pesan masuk dari Aisha.

Aisha

Assalamualaikum.

Mas, kok belum pulang jam segini?

Lembur lagi?

Samudra mengesah.

Tak membalas pesan itu.

Dan memilih untuk melanjutkan perjalanan untuk pulang.

Malam itu, Samudra pulang berjalan kaki karena dia tak memiliki uang untuk ongkos.

Biasanya dia memiliki sisa uang bensin dari hasilnya bekerja mengantar barang.

Tapi karena hari ini dia dipecat, jadilah Samudra tak mendapat uang apapun.

Selain caci maki atasannya sendiri.

*****

Di rumah, Aisha yang cemas jadi mundar-mandir di teras rumahnya sejak tadi.

Panggilannya tak kunjung dijawab oleh sang suami, bahkan pesan-pesan yang dia kirim pun tak ada yang dibalas.

Padahal ini sudah lewat dari jam Samudra biasa lembur. Harusnya sih, Samudra sudah pulang. Itulah sebabnya, Aisha kini merasa sangat khawatir.

Saat sepasang netranya menangkap sosok di kejauhan gang sedang berjalan ke arahnya, Aisha yang tahu bahwa itu Samudra pun langsung tersenyum lebar untuk menyambut kepulangan sang suami.

"Assalamualaikum," ucap Samudra sambil memulas senyum. Raut sedihnya sirna seketika di hadapan Aisha. Samudra tidak ingin Aisha tahu kegelisahannya.

"Waalaikum salam, malem banget Mas pulangnya?" Tanya Aisha di teras.

"Iya, tadi banyak barang yang harus dianter," jawab Samudra sambil membuka sepatu dan kaos kaki. Terpaksa berbohong menjadi senjata terakhir Samudra agar Aisha tidak terbebani.

Samudra langsung merebahkan tubuhnya yang lelah di tikar ruang tamu. Aisha memberikan bantal pada sang suami.

"Mau kubuatin teh manis, Mas?" Tanya Aisha.

"Gulanya habiskan, emang kamu udah beli?" Tanya Samudra balik mengingat tadi pagi dia tak jadi membuat Teh Manis hangat karena persediaan gula habis.

"Belum sih, tadi sisa uang aku belikan beras sama sayuran," jawab Aisha menyesal. "Aku hutang saja dulu di warung ya Mas? Nanti gajian kita bayar,"

"Nggak usah lah, ambilin air putih aja," potong Samudra yang jelas tahu bahwa bulan ini dia tak akan lagi menerima gaji.

"Mau makan sekarang, Mas? Apa mau mandi dulu?" Tanya Aisha yang kini sudah duduk di sisi Samudra selepas dia memberikan air putih untuk sang suami.

Samudra menggeser rebahannya. Menaruh kepalanya di pangkuan Aisha, seperti biasa. "Pijitin kepala aku," pintanya manja.

"Kayaknya kamu cape banget hari ini," gumam Aisha yang seketika khawatir akan kondisi kesehatan suaminya.

Samudra saat itu tak menjawab. Dengan kedua matanya yang terpejam, seolah menikmati pijitan lembut tangan Aisha di kepala dan keningnya.

"Besok nggak usah lembur dulu kalau gitu Mas. Jadi kamu bisa istirahat lebih lama di rumah,"

Samudra masih saja diam, meski satu detik setelahnya, kepala Samudra bergerak cepat seperti orang kaget dengan tatapan yang tertuju ke arah perut Aisha yang tadi menempel di wajahnya.

"Kenapa Mas?" Tanya Aisha yang jelas tahu mengapa Samudra bereaksi seperti itu. Senyuman lebar Aisha pun mengembang seketika.

"Dia nendang pipi aku loh," ucap Samudra speechless. Senyum di wajah tampannya merekah masih dengan tatapan yang tertuju ke arah perut buncit sang istri.

"Iya, akhir-akhir ini dia memang lebih aktif Mas, sering banget nendang-nendang," beritahu Aisha yang sesekali mengelus perutnya.

Tatapan Samudra perlahan meredup, dikecupnya perut Aisha beberapa kali seraya bergumam dalam hati.

Yang kuat di dalam sana ya sayang...

Kalau kamu kuat, InsyaAllah, Ayah dan Bunda juga akan kuat...

*****

Waktu Subuh telah tiba.

Suara Adzan yang berkumandang di kejauhan menjadi jam alarm bagi Aisha untuk bangun.

"Mas, bangun. Sudah Subuh," Aisha mengguncang pelan bahu Samudra yang masih tertidur pulas di sisinya.

Wanita itu hendak bangun untuk berdiri, ketika dia melihat darah segar mengalir di kakinya.

Hanya saja, karena dia tak merasakan sakit, Aisha pun lekas bangkit meski darah yang keluar sempat menetes di lantai rumahnya saat itu.

Dia lekas beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sementara di kamar, Samudra yang masih tertidur akhirnya terbangun juga.

Tubuh lelaki itu menggeliat sebelum akhirnya membuka mata, lalu bangun dan terduduk sejenak di sisi kasur.

Hingga segenap nyawanya sudah terkumpul dengan pandangan yang semakin menjelas, lamat-lamat tatapan Samudra menangkap hal aneh di lantai kamar rumahnya.

Darah?

Pikir lelaki itu masih mencoba melihat lebih jelas lagi.

Ketika pikiran Samudra mulai terkoneksi dengan Aisha, tubuh lelaki itu pun seketika mencelat bangun dari kasur dan berteriak memanggil nama sang istri.

Tapi naas bagi Samudra, karena yang dia dapati setelahnya adalah tubuh Aisha yang sudah pingsan di dalam kamar mandi dengan area selangkangannya yang sudah banjir oleh darah yang terus mengalir.

"Astaghfirullah, Aisha..."

Panik.

Samudra langsung berlari ke depan sebelum mengangkat Aisha, dia membutuhkan pertolongan.

Dan satu-satunya orang yang bisa dia harapkan saat itu hanyalah Santi dan Hendrik, tetangganya.

Setelah berhasil membangunkan Santi juga Hendrik, Samudra pun mengangkat tubuh Aisha dan membawanya ke rumah sakit setelah Hendrik menyewa angkutan umum.

"Bang, lu punya duit simpenan nggak Bang? Semalam gue dipecat Bang, gue nggak pegang duit sama sekali sekarang Bang. Uang simpenan juga nggak ada karena kemarin harus beli obat terus buat Aisha," ucap Samudra dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Yah Sam, lu tau sendiri keadaan gue, kan? Paling gue ada buat bayar nih angkot doang. Coba deh, nanti gue suruh Santi pinjemin duit."

"Iya Bang, bilangan ke Mbak Santi ya Bang, tolongin gue. Nanti gue usahain deh, yang penting sekarang gue ada buat bayar biaya rumah sakit dulu, Bang,"

"Iya, iya, nanti gue suruh Santi pinjemin duit buat lu."

"Makasih Bang."

Percakapan itu terhenti sampai mereka tiba di rumah sakit.

Lalu pihak rumah sakit langsung menangani Aisha di IGD.

*****

Jangan Lupa Vote dan komennya kalau suka...

Salam Herofah 😘🙏

Related chapters

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   6. DEMI AISHA

    Seperti kata Aisha, Allah tidak akan pernah memberi cobaan di luar batas kemampuan umatnya.Itulah satu hal yang menjadi pegangan Samudra saat ini.Cobaan yang dia alami saat ini memang berat, tapi dia masih diberi akal untuk berpikir dan diberi kemampuan untuk berusaha.Berusaha mencari uang untuk membayar biaya rumah sakit yang jelas tidak sedikit.Pagi itu, setelah mendapat penanganan serius di IGD, Aisya masih diharuskan menjalani rawat inap karena keadaannya yang semakin memburuk.Tumor di rahimnya sudah semakin membesar, itulah yang menyebabkan Aisha kini mengalami pendarahan meski hal tersebut tidak fatal karena lekas mendapat penanganan.Hanya saja, tim medis mengatakan, bahwa Aisha harus segera melakukan Operasi untuk mengangkat tumor, termasuk melakukan persalinan prematur, karena jika dibiarkan dan sampai tumor tersebut pecah di dalam rahim, maka nyawa Aisha dan nyawa sang janin tidak akan bisa diselamatkan.Mungkin, jika Samudra memiliki uang, dia tidak akan berpikir lama

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   7. SENYUM PALSU SEORANG AYAH

    "Ya ampun, Muti mana ada uang segini banyak Kak?" Pekik Mutiara saat Samudra baru saja memberitahunya bahwa dia membutuhkan sejumlah uang untuk membayar biaya operasi Aisha. "Kakak kan tau Muti masih sekolah. Paling Papa biasa kasih Muti uang untuk pegangan jajan sama ongkos sebulan aja. Selebihnya uang biaya sekolah ya Papa sendiri yang urus," tambahnya dengan wajah yang tampak prihatin.Mutiara mengeluarkan Kartu ATM dari dompetnya dan memberikannya pada Samudra. "Kayaknya masih sisa empat jutaan sih di sini. Nih, Kakak pakai aja, nanti Muti minta lagi sama Mama. Tapi, kalau untuk kasih tau Mama soal ini, Muti nggak janji ya Kak, soalnya kondisi kesehatan Mama juga lagi nggak stabil. Muti takut Mama jadi tambah down kalau tau keadaan Kak Sam sekarang,"Samudra mengesah. Jadi serba salah.Keadaan saat ini memang benar-benar sedang menghimpitnya.Setelah mencoba berpikir jernih, akhirnya Samudra memutuskan untuk tidak merepotkan Mutiara lebih jauh.Mendorong kembali ATM yang tadi diso

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   8. UANG SEKOPER

    Hari itu, Santi sudah menemani Aisha seharian di rumah sakit, namun sampai hari menjelang malam, Samudra tak kunjung menunjukkan batang hidungnya di rumah sakit.Bahkan setelah Santi sudah berulang kali menghubungi tetangganya itu, Samudra tak sama sekali membalas pesan yang dikirim Santi.Sampai akhirnya, Santi pun memutuskan untuk pulang karena dia pun khawatir akan kondisi Shaka di rumah, sementara Hendrik suaminya harus berangkat bekerja malam ini."Aisha, Mbak pulang dulu ya? Shaka nggak ada yang jagain di rumah, gimana ini?" Ucap Santi yang jadi tak enak hati. Tapi mau bagaimana lagi, dia tak punya pilihan lain, Shaka jelas membutuhkannya di rumah.Aisha yang memang sudah sadar sejak tadi siang hanya mengangguk pelan. Kondisinya masih sangat lemah.Setelah menitipkan Aisha pada suster jaga, Santi pun pulang meski saat itu dia sendiri berat meninggalkan Aisha sendirian.Untungnya, di depan rumah sakit, sewaktu Santi sedang menunggu angkutan umum, dia melihat Samudra di kejauhan y

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   9. NAPI ATAS NAMA SAMUDRA

    Satu minggu berlalu sejak hari di mana Samudra ditangkap polisi atas tuduhan pencurian, Samudra tak sama sekali diizinkan keluar dari sel tahanan meski dia sudah berkali-kali memohon, menghiba hingga membuat onar dengan menjerit-jerit seperti orang gila, tetap saja, tak ada yang memperdulikannya.Frustasi, Samudra sampai tega melukai salah satu teman satu selnya dan menjadikannya tawanan, sebagai alat ancaman agar para polisi itu bersedia melepaskannya. Sebuah tali yang dia dapatkan dari tempat sampah, dia gunakan untuk mencekik leher salah satu napi itu, meski pada akhirnya, Samudra justru harus menerima hukuman di ruangan isolasi yang pengap dan berbau.Di dalam ruangan isolasi itu, Samudra yang sudah putus asa hanya bisa menangis. Bahkan dia sempat menyalahkan Tuhan atas takdir dan penderitaan yang harus dia lalui saat ini.Samudra sama sekali tak memperdulikan dirinya, karena sejauh ini, yang ada dalam pikiran Samudra hanyalah, bagaimana kondisi Aisha sekarang.Itu saja."Ya Allah

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   10. LIMA TAHUN KEMUDIAN

    LIMA TAHUN KEMUDIAN...Hari ini keadaan pasar ikan di Penjaringan, Muara Baru, terlihat agak sepi.Semenjak pihak Pemerintah DKI melakukan survei tempat dan lokasi untuk perencanaan pembangunan Pasar Ikan Modern, mau tidak mau semua nelayan dan para penjual ikan terpaksa diungsikan ke tempat baru.Sayangnya, di tempat baru ini mereka banyak kehilangan para pelanggan karena akses jalan yang sempit, serta kesan kumuh dan jorok yang menjadikan pasar ikan dadakan itu kini sepi pengunjung.Para konsumen lebih memilih untuk pergi ke supermarket yang higienis dan nyaman, ketimbang bersusah payah datang ke tempat berbau amis yang dipenuhi lalat-lalat menjijikan seperti di pasar ikan dadakan ini.Banyak para pedagang yang mengeluh karena ikan-ikan mereka pada akhirnya busuk karena tidak segera di konsumsi."Ya mau gimana lagi, harus sabar-sabarlah, nanti kalau pasar ikan modern udah jadi, kita-kita juga yang enakkan?" ujar Pak Slamet salah satu nelayan ikan yang biasa menjajakan hasil tangkapa

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   11. SEBUAH RAHASIA

    Seorang Laki-laki bersetelan jas casual dengan gayanya yang terlihat maskulin, berjalan menuju sebuah kawasan kumuh di pinggir pelabuhan.Dia sangat hati-hati dalam melangkah, seolah takut sepatu hitam mengkilatnya kotor terkena lumpur. Sebab sepatu ini dia beli dengan harga yang cukup mahal dan baru dia pakai satu minggu belakangan ini.Langkah kaki laki-laki itu terhenti tepat di sebuah pemukiman yang menurutnya sama sekali tak layak dihuni oleh manusia. Selain tempatnya yang kotor, pemukiman itu seolah kelebihan muatan.Penghuninya banyak, sedang lahan yang mereka huni sangat pas-pasan. Jadilah mereka terlihat seperti hewan ternak yang hidup dalam satu kandang. Pasti tidur pun mereka harus terpaksa saling berdesak-desakan.Laki-laki itu menghela napas berat. Dia jadi tak bisa membayangkan jika dirinya berada di posisi Samudra sekarang, sudah pasti dia tidak akan sanggup."Permisi Bang, saya ada perlu dengan Samudra, orangnya ada?" tanya laki-laki itu pada salah satu penghuni yang s

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   12. DI MANA MAKAM AISHA?

    Hidup adalah sebuah proses.Proses belajar bertahan pada sesuatu setelah saling mengenal, berinteraksi, beradaptasi dan menerima kondisi.Itulah yang telah Samudra lalui selama kurun waktu 5 tahun terakhir.Sebuah proses panjang yang penuh drama dan spionase. Sebuah perjalanan menemukan jati diri dan arti kehidupan secara bersamaan. Perjuangan dan pengorbanan yang tak bisa diukur oleh apapun yang ada di dunia ini.Dulu, Samudra tidak tahu apapun tentang agamanya sendiri. Dia terlalu sibuk dengan urusan dunia.Sibuk berfoya-foya, mabuk-mabukkan, balapan liar, bermain perempuan, bahkan sampai pernah menjadi seorang pengkonsumsi barang haram, jenis ganja.Segala jenis dosa itu melekat kuat dalam diri seorang Samudra Atlanta, hingga membuatnya lupa daratan.Uang dan kekuasaan membuatnya khilaf dan tenggelam dalam jurang kesesatan.Semua orang tunduk padanya. Menghormatinya. Tak ada yang berani melawannya karena kekuasaan yang dimiliki keluarganya.Hingga suatu hari, Allah mempertemukannya

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   13. PELECEHAN DI METROMINI

    "CUKUP AIRISH!"Gelegar amarah seseorang terdengar dari arah ruang keluarga.Beberapa asisten rumah tangga yang mendengar suara itu pun mendadak kepo. Mereka merapatkan telinga ke dinding dari arah dapur untuk menguping.Semua terasa seperti mimpi bagi Airish ketika sang Papa yang begitu menyayanginya selama ini membentaknya untuk pertama kali.Airish tidak terima."Airish sayang sama Delon Pa! Pokoknya Airish nggak mau dijodoh-jodohin lagi! Kalau emang Papa nggak setuju sama hubungan Airish, Airish bakal pergi dari rumah ini! Airish akan tinggal sama Delon!" sentak Airish dengan wajah sembab. Dia baru saja keluar dari kamar dengan sebuah koper di tangannya."Papa sudah peringatkan kamu, laki-laki macam apa Delon itu! Tapi kalau kamu tetap nggak percaya omongan Papa, SILAHKAN PERGI! Temui pangeran kodok kamu itu! Tapi ingat Airish, kalau sampai omongan Papa ini terbukti, kamu nggak bisa mengelak dari perjodohan yang sudah Papa rencanakan!" ancam Sudirman pada anak semata wayangnya, Ai

    Last Updated : 2024-02-25

Latest chapter

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   68. EPILOG

    Menghirup udara pagi di Switzerland yang asri dengan pemandangan perbukitan landai di sepanjang mata memandang.Rumput hijau bak permadani, bunga warna-warni yang bermekaran, serta suara gemericik aliran air sungai yang merdu.Puncak pegunungan Alpen yang tertutup salju, danau biru berkilauan, lembah zamrud, gletser, dan dusun kecil tepi danau yang indah menghiasi negara daratan ini.Sungguh ajaib ciptaan-Nya.Ini adalah pagi pertama aku bisa menikmati keindahan alam kota Swiss bersama Ibu.Bersama menaiki sepeda sambil berolahraga. Tawa ceria ibu terus terdengar dengan begitu banyak ceritanya tentang keindahan alam Swiss yang bisa dia nikmati saat ini.Kesehatan mental Ibuku sudah jauh lebih baik sejak para pelaku kejahatan terhadap kami mendapat ganjaran atas kesalahannya. Bahkan, ibuku sudah bisa terlepas dari obat penenang yang selama ini dia konsumsi secara rutin.Melihat keadaan ibuku yang sudah jauh lebih baik saat ini, aku sangat bahagia."Ibu nggak pernah mimpi bisa tinggal di

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   67. SESEORANG BERINISIAL "N"

    Setiap manusia di muka bumi, pasti akan merasakan yang namanya cinta.Entah itu cinta terhadap keluarga atau pun pasangan, yang pasti setiap cinta yang telah dihadirkan Allah untuk hambanya akan terasa indah di hati."Meski setiap manusia dapat merasakan cinta, jangan sampai perasaan cinta terhadap sesama, melebihi rasa cintamu kepada Allah. Niatkan mencintai seseorang karena Allah, untuk mencapai ketenangan hati yang sempurna," ucap Aisha saat dirinya, Samudra dan Angkasa baru saja selesai menunaikan Shalat Isya berjamaah.Seperti biasa, Aisha akan senantiasa berceramah sesuai dengan ilmu agama yang dipahaminya sejauh ini.Dan tema ceramah Aisha malam ini adalah tentang Cinta seorang hamba kepada Tuhannya.Samudra dan Angkasa mendengarkan dengan seksama. Angkasa tampak nyaman duduk di atas pangkuan lelaki dewasa yang kini senantiasa ada untuknya. Menemani kesehariannya, menjadi rekan bermainnya, serta menjadi partnernya dalam menggoda sang ibunda.Keberadaan Samudra dalam kehidupan A

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   66. GEBETAN BARU

    Pada akhirnya, semua kejahatan harus dibayar dengan hukuman yang setimpal.Pengadilan baru saja menjatuhi hukuman seumur hidup bagi Talia dan Dawis sebagai terdakwa kasus pembunuhan terencana yang dialami oleh Rika dan Narendra berpuluh-puluh tahun silam, di mana kejadian itu awalnya diduga karena sebuah kecelakaan biasa.Sementara Alden, hanya dijatuhi hukuman delapan tahun penjara karena dia hanya lah orang suruhan untuk membantu terjadinya tindak pidana.Bersamaan dengan hukuman pidana yang diterima Alden, tak ingin membuang banyak waktu, Senja yang sudah tahu bagaimana busuk suaminya selama ini, langsung menggugat cerai Alden ke pengadilan.Meski Alden menolak, namun dia tak memiliki kuasa apa pun lagi untuk menampik semua kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan. Hingga akhirnya, pengadilan pun menyetujui gugatan Senja dan meresmikan perceraian mereka beberapa bulan setelahnya.Hari itu, saat Senja datang ke lapas untuk memberikan akta cerai pada Alden, perut Senja sudah terlih

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   65. MAAF, KARENA TELAH MENCINTAIMU

    Untuk Aisha...Ini adalah surat ketiga yang ku tulis untukmu, setelah surat pertama dan kedua gagal kuberikan hingga harus berakhir dengan sobekan kecil di tempat sampah.Surat ini tak akan kuberikan selama aku masih bernapas, karena aku tak ingin ada siapa pun yang mengetahui perasaanku selama ini, apalagi Samudra.Itu artinya, jika sampai surat ini jatuh ke tanganmu, maka aku pastikan bahwa aku sudah tiada lagi di dunia ini.Sebut aku pengecut karena terlalu takut untuk mengutarakan isi hatiku yang sebenarnya selama ini, terhadapmu, Aisha.Itulah sebabnya, aku hanya mampu mengungkapkannya dalam bentuk tulisan tanpa sanggup mengucapkannya melalui lisan.Entah bagaimana caranya aku memulai karena perasaan ini sudah jelas tidak mungkin bisa terbalas dengan sempurna.Kamu memang pernah mengatakan bahwa kamu mencintaiku. Impianmu adalah menikah denganku. Akan tetapi, semua itu kamu ucapkan dalam keadaan dirimu yang tidak utuh Aisha. Kamu hilang ingatan, dan karena dalam kehidupan barumu

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   64. PELURU YANG MENEMBUS TUBUH

    Begitu tahu Riki berhasil melarikan diri keluar dari area rumah sakit, sementara pihak kepolisian dan Gara turut mengejar, Samudra pun tak tinggal diam dan langsung menaiki kendaraan roda empatnya bersama Riko.Ponsel Gara yang dipegang Riko tampak berbunyi, ternyata itu adalah kiriman pesan yang berisi share-loc dari ponsel Samudra yang kini sudah berada di tangan Gara.Sudirman yang sudah memberikan ponsel Samudra pada Gara saat Gara bertemu Airish dan Sudirman di ruang radiologi tadi.Cepet bawa polisi ke sini, Riki ada di tempat ini sekarang.Itulah isi pesan dari Gara selanjutnya.Memutar balik arah mencari jalan pintas, Samudra pun langsung memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh, tentunya setelah dia meminta Riko untuk mengirimkan lokasi yang dimaksud kepada pihak kepolisian.*****Sampai di sebuah rumah mewah yang sepertinya sudah lama tak berpenghuni, Gara melihat kendaraan yang dikendarai Riki terparkir di sana.Dari cara mengemudinya yang sangat ugal-ugalan tadi, Gara ya

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   63. KESALAHAN TERBESAR

    "Mama sudah tidur?" tanya Samudra pada Mutiara."Sudah Kak. Tadi, habis ditemani Angkasa menggambar, terus Angkasa tidur, Mama juga ikut tidur," jawab adiknya yang paling bungsu itu. "Tadi Angkasa ngeluh laper, Muti teleponin Kakak nggak di angkat-angkat," keluh Mutiara kemudian.Reflek Samudra pun meraba saku celana jeansnya, dan baru ingat jika ponselnya sepertinya tertinggal di ruang rawat Airish tadi."Memang Bi Murni kemana?""Bi Murni izin pulang tadi, malam ini dia nggak bisa jagain Mama di sini, karena anaknya sakit.""Oh begitu. Yaudah malam ini kamu yang jaga Mama berarti. Hp Kakak ketinggalan di tempat Airish kayaknya, Kakak ambil dulu ya. Nanti Kakak ke sini lagi bawakan makanan, tapi mau ke ICU dulu lihat Aisha," ucap Samudra sebelum hengkang dari hadapan Mutiara.Samudra masih berjalan hendak menuju lift, ketika seseorang keluar dari lift samping dan langsung menghentikan langkah tergesa begitu melihat keberadaan Samudra."Sam," panggilnya seraya membuka masker wajah yan

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   62. KEJADIAN DI RUANG ICU

    Pov AISHA DEWI MAHARANI"Saya terima nikah dan kawinnya, Aisha Dewi Maharani Binti Zainudin Alkahfi, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.""Bagaimana saksi?""Sah.""Sah.""Alhamdulillah.*"Apakah kamu menyesal sudah menikah denganku, Mas?""Tidak Aisha. Aku sama sekali tidak menyesal. Semua keputusan yang sudah diambil, harus ada pertanggung jawabannya. Dan sebagai seorang istri, kamu adalah tanggung jawabku sekarang. Jadilah bidadari surga untukku di dunia dan akhirat, Aisha..."*"Kalau nanti anak kita lahir siapa yang mau kasih nama, Mas?""Ya kita? Masa Mbak Santi?"Aisha tertawa."Gimana kalau anak kita laki-laki, kamu yang beri nama, tapi kalau perempuan, aku yang beri nama, setuju?""Oke.""Terus, kamu mau kasih nama siapa kalau anak kita lahir laki-laki nanti, Mas?""Hm, siapa ya?""Muhammad?""Boleh.""Kepanjangannya?""Muhammad Angkasa, gimana?""Boleh, bagus kok.""Terus kalau perempuan, kamu mau kasih nama dia siapa?""Zahra. Az-Zahra Chairunnisa."*"Nanti kamu bali

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   61. RIKI ADA DI RUMAH SAKIT INI!

    Malam ini bintang bersinar cerah di angkasa.Cahayanya indah memenuhi langit dengan titik-titik kecil berwarna emas.Saking indah dan cerahnya langit malam ini, Airish pun tergoda untuk menyaksikan langit dari alam terbuka.Dan kebetulan sekali, Samudra datang menjenguknya.Sejak dua hari dirinya dirawat di rumah sakit yang sama dengan Aisha, ini adalah kali kedua Samudra mendatanginya, setelah lelaki itu menengok keadaannya pasca dipindah ke ruang rawat dua hari yang lalu.Airish berusaha untuk memaklumi meski dalam hati, dia merasa begitu sedih dan kecewa.Sialnya, Airish hanya bisa memendam kesedihan dan kekecewaannya itu dalam hati, karena dia sadar akan posisinya yang memang tak sama sekali memiliki peran penting apa pun dalam kehidupan Samudra.Bagi Airish, Samudra masih mengingatnya saja itu sudah lebih dari cukup membuatnya merasa senang.Airish tak ingin berharap terlalu muluk, apalagi jika masih berharap bahwa pernikahannya dengan Samudra akan tetap berlangsung. Sungguh, itu

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   60. LELAKI DALAM BATH TUB

    "Aisha hilang ingatan, Sam," beritahu Gara saat keduanya sedang menikmati makan siang bersama di salah satu restoran cepat saji yang berada di lantai dasar Rumah Sakit."Apa? Jadi, sekarang dia tidak ingat padaku?" tanya Samudra dengan perasaannya yang kian remuk redam.Setelah apa yang Samudra dengar dari Angkasa mengenai ucapan Aisha tentang Gara semalam, perasaan Samudra jadi tak tenang. Itulah sebabnya, dia meminta Gara ke rumah sakit saat jam makan siang kantor."Ya, benar. Aisha tak mengingat siapa pun pasca kejadian kecelakaan yang menimpanya empat tahun silam. Aisha koma dan ketika dia terbangun dari koma, dokter menyatakan bahwa Aisha amnesia," tambah Gara lebih lanjut.Mendengar hal itu, dunia Samudra yang sudah hancur lebur kembali harus dihancurkan lagi hingga berkeping-keping.Pantas sejak kemarin, Samudra merasa tatapan Aisha begitu aneh kepadanya. Seolah Samudra adalah orang asing baginya.Nyatanya, semua itu karena Aisha yang memang tidak ingat siapa Samudra sebenarnya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status