Home / Thriller / MISTERI GADIS KEMBAR / Bab 16. MENOLONG WATI

Share

Bab 16. MENOLONG WATI

Author: Ningty
last update Last Updated: 2021-07-03 00:03:23

    Entah berapa lama Wati berputar-putar di dalam hutan terlarang dan selalu kembali ke gubuk Haruni dan Widarta. Sedangkan kedua orang itu raib entah kemana.

    “Aargh!” teriak Wati.

    “Berapa lama lagi aku harus berputar-putar di hutan ini?!” teriaknya. Kemudian dia jatuh terduduk dan menangis.

    Wati kembali mencoba untuk mencari jalan keluar dari hutan terlarang. Namun usahanya selalu gagal. Tanda yang dibuatnya selalu hilang secara misterius.

    Waktu terus bergulir hingga tanpa pernah disadari Wati dia telah berada di hutan itu selama lima tahun lamanya.

    Beda di dalam hutan, beda pula dengan di luar hutan. Desa Damai sepertinya kini benar-benar sesuai dengan namanya. Ya, desa itu terlihat damai. Si Kembar sudah berusia sepuluh tahun. Tak pernah ada bencana apapun lagi. Gadis remaja itu tumbuh layaknya gadis remaja seusi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 17. WANITA LICIK

    Wati menghempaskan tubuhnya di kursi kayu yang ada di teras rumahnya. Dia mengusap kasar wajahnya. Dia bahkan tak perduli saat melihat kondisi rumahnya yang sudah mirip rumah tua. Saat ini dia hanya ingin istirahat sejenak untuk menghilangkan rasa lelahnya. Rupanya dia masih belum sadar jika dia terjebak cukup lama di hutan terlarang. Wati bangun dari duduknya dan melangkah memasuki rumah. Keningnya mengkerut saat menyadari kondisi rumahnya. ‘Bukankah aku tidak pulang hanya beberpa hari. Tapi ... kenapa rumahku seperti sudah aku tinggalkan bertahun-tahun lamanya’ gumam Wati dalam hati. Wanita itu bergidik ngeri sendiri melihat keadaan rumahnya. Dia menghembuskan napas kasar dan bergegas membersihkan rumahnya. Sesekali terdengar suara gerutuan darinya. Setelah selesai membersihkan rumah dia merasakan perutnya lapar. Dia mengambil dompetnya dan keluar rumah untuk membeli makana

    Last Updated : 2021-07-04
  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 18. TRAGEDI DI MALAM PURNAMA

    Hari yang dinantikan oleh Wati akhirnya tiba juga. Malam itu adalah malam bulan purnama. Namun, bulan purnama malam itu sangat mengerikan. Entah bulannya atau hanya sinarnya yang seakan berwarna semerah darah. Di kediamannya, Ustadz Yusuf merasa sangat gelisah. Seorang wanita paruh baya mendekati Ustadz Yusuf. Wanita itu duduk di depan Ustadz Yusuf. “Pak, ada apa? Ibu perhatikan sejak tadi sepertinya Bapak gelisah sekali. Apa ada hubungannya dengan suasana malam ini?” tanya wanita itu yang ternyata adalah isteri dari utadz Yusuf. “Entahlah Bu. Bapak juga tidak tahu. Tapi, memang perasaan bapak terasa tidak enak. Seperti ... akan terjadi sesuatu yang besar,” ungkap ustadz Yusuf. Tiba-tiba terdengar suaran teriakan orang yang memanggil ustadz Yusuf dengan nada panik. “Assalamu’alaikum! Ustadz! Assalamu&

    Last Updated : 2021-07-08
  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 19. MIMPI YANG SAMA

    Malam itu terasa begitu sunyi. Denting jam yang tergantung disalah satu dinding kamar terdengar begitu nyaring. Membuat suasana malam itu terasa begitu mencekam. Aarrggh! Teriak Diandra yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Dadanya nampak naik turun dengan napas yang memburu. ‘Lagi-lagi mimpi yang sama. Siapa sebenarnya mereka? Kenapa selalu saja datang dalam mimpiku’ gumam gadis itu. Dia meraup wajahnya dengan kasar. ‘Aku harus bicara sama Kak Dara’ batin Diandra. Kemudian dia turun dari tempat tidurnya dan mengatunkan langkah keluar dari kamarnya. Suasana tampak sepi saat dia keluar dari kamar. Dia melihat ke arah kamar yang ada di sebelah kamarnya. Tampak kamar itu begitu gelap. ‘Kamar Kak Dara gelap, apa dia lembur lagi malam ini’ batin gadis itu bertanya-tanya. Dia menatap sedih kamar itu. Sudah hampir sepuluh tahun dia hanya tinggal berdua dengan kakak kembarnya. Sejak saat it

    Last Updated : 2021-07-08
  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 20. CERITAKAN YANG SEBENARNYA

    “Kek, sebenarnya, apa yang terjadi pada kak Dara?” tanya Diandra cemas. Saat ini mereka tengah duduk di ruang tengah setelah ustadz Yusuf menenangkan Dara. “Sangat panjang ceritanya,” jawab ustadz Yusuf singkat. “Sepanjang apapun, Andra siap mendengarkan, Kek. Tolong, Kek. Tolong, ceritakan semuanya,” pinta Diandra dengan tatapan memohon. Pria yang usianya tak lagi muda itu pun menghela napas panjang. “Kakek, akan ceritakan. Tapi, tidak sekarang,” ujar ustadz Yusuf. “Istirahatlah dan temani kakakmu,” sambung ustadz Yusuf. Kemudian pria itu pun bangkit dan beranjak dari duduknya. “Kakek, mau kemana?” tanya Diandra saat melihat pria tua itu melangkah menuju ke pintu keluar. “Kakek mau ke masjid lalu ke rumah pamanmu sebentar,” jawab ustadz Yusuf. Sejak sepuluh tahun lalu atau tepatnya sejak tragedi yang men

    Last Updated : 2021-08-20
  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 21. ARYA BANASPATI

    Di tempat berbeda, tampak segumpal asap hitam yang perlahan-lahan mulai menipis dan menampakkan sesosok pria muda dengan paras yang cukup tampan bak seorang pangeran. Di hadapan pemuda itu tampak sepasang laki-laki dan perempuan yang tengah duduk bersimpuh. Kepala mereka menunduk menatap lantai. Tak sedikit pun mereka berani menengadahkan wajah mereka. “Haruni, Widarta, angkat wajah kalian dan katakan seperti apa aku sekarang!” titah pemuda itu kepada dua abdi setianya. Ya, pemuda itu adalah jelmaan si iblis hitam yang telah mengambil raga seorang pemuda yang baru saja menjadi korban pembunuhan. Sedangkan dua orang yang sedang duduk bersimpuh itu adalah Haruni dan Widarta. Dengan penyamarannya saat ini, iblis hitam berniat menjerat Dara dan Diandra. Ia bahkan telah merencanakan semuanya dengan matang dengan mempelajari cara hidup manusia.

    Last Updated : 2022-02-01
  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 22. ISTANA BANASPATI, DAHLIA DAN KAMAR 23

    Dahlia tertegun di depan pintu kamar bernomor 23. ‘Kenapa harus kamar dengan nomor 23 yang tersisa. Dari tiga puluh kamar, kenapa nomor ini yang tersisa’ batin gadis itu. “Hai, kamu, Dahlia, kan?” tanya seorang gadis seusianya. “Iya, aku Dahlia,” jawabnya. “Kenalkan, namaku Sofie, aku menempati kamar nomor 25, kamu, di kamar ini ya?” ujar gadis bernama Sofie itu. “Hanya ini yang tersisa,” sahut Dahlia singkat. “Sepertinya, kamu tidak suka dengan kamar ini,” tukas Sofie. “Bukan tidak suka kamarnya. Aku ... tidak suka dengan angka 23,” lirih Dahlia. “Kenapa?” tanya Sofie penasaran. “Sudahlah, kita turun saja,” sahut Dahlia terdengar enggan mengatakan alasa

    Last Updated : 2022-02-01
  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 23. PESAN UNTUK SI KEMBAR

    “Kakek, memanggil kami?” tanya Dara. Tampak Diandra berdiri disamping Dara dengan tatapan seolah menanyakan hal yang sama. Ustadz Yusuf yang tengah menjentik tasbih mendongakkan kepala dan mengulas senyum lembut ke arah gadis kembar di hadapannya. “Duduklah dan tunggu kakek selesai,” ucapnya lembut. Kedua gadis kembar itu pun duduk di hadapan ustadz Yusuf yang tampak masih serius menjentik tasbih di tangannya. Tak lama kemudian, pria tua itu tampak memasukan tasbih ke dalam saku bajunya. Sepertinya dia telah selesai dengan do’a dan dzikirnya. “Dara, Diandra, dengarkan kakek baik-baik. Hari ini, kakek akan pergi. Kakek minta, kalian tinggallah bersama paman Fikri. Nanti, paman kalian Azzam dan keluarganya, juga akan tinggal di sini. Kakek ingin, selama kakek pergi kalian tingg

    Last Updated : 2022-02-02
  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 24. BAKHTIAR ALFARIZI

    Allah memang Maha Besar. Pertempuran yang tetap tidak seimbang itu, akhirnya dimenangkan oleh ustadz Yusuf dan sang pemuda asing, meski ustadz Yusuf harus terluka. “Kita istirahat di sana dulu, Kek,” ajak pemuda itu. Dibimbingnya ustadz Yusuf ke sebuah gubug yang tak jauh dari tempat mereka bertempur. Setelah mendudukkan ustadz Yusuh disebuah balai bambu, pemuda itu bergegas mencari dedaunan yang bisa digunakan sebagai obat. “Terima kasih, anak muda. Tapi, kalau boleh tahu, kamu ini siapa dan darimana? Terus, kenapa kamu bisa ada di hutan ini?” cecar ustadz Yusuf ketika pemuda itu tengah mengobati lukanya akibat cakaran dari makhluk mengerikan yang menjadi lawannya. Pemuda itu mengulas senyum tipis sebelum menjawab pertanyaan ustadz Yusuf. “Saya, Bakhtiar Alfarizi, Kek. Kakek, bisa panggil saya, Bakhtiar. Kebetulan, saya memang sedang menunggu Kakek,” jawab

    Last Updated : 2022-02-03

Latest chapter

  • MISTERI GADIS KEMBAR    Bab 37. KORBAN KEDUA

    “Siapakah pemuda tampan itu?” Terdengar suara warga yang saling berbisik mempertanyakan tentang siapa pemuda itu. “Pak, maaf, siapa pemuda itu?” tanya Pak RT yang kebetulan berdiri di dekat Pak Sapto yang merupakan komandan dari tim polisi yang tengah sibuk memeriksa jasad gadis tak dikenal itu. “Oh, maaf, kami belum sempat memperkenalkan beliau kepada para warga di sini. Beliau Pak Ilham, seorang detektif yang dikirim dari kantor pusat untuk membantu memecahkan kasus ini,” tutur petugas polisi itu. Pak RT yang mendengar penuturan itu hanya manggut-manggut tetapi jelas terlihat bibirnya menyunggingkan senyum. Beberapa saat kemudian, jasad itu telah dikirim ke rumah sakit di kota untuk dilakukan autopsi. Sementara itu, Pak RT meminta para petugas polisi, dokter dan pemuda bern

  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 36. RENCANA BARU RESTIA

    Restia duduk dengan gelisah di sudut sebuah kafe. Sesekali ia melihat jam yang melingkar di tangannya. “Mana, sih, mereka. Hari semakin malam tapi bayangan mereka pun belum terlihat,” sungut gadis itu. Baru saja ia akan menghubungi orang yang ditunggunya melalui ponsel, mereka telah terlihat memasuki kafe itu. “Kalian darimana, sih? Aku sudah hampir dua jam menunggu kalian,” serbunya begitu Fery dan kedua temannya duduk di hadapannya. Ya, ternyata ketiga pemuda itulah yang sejak tadi ditunggunya. “Tck! Kamu lupa, kalau sudah jam pulang kerja, jalanan di kota ini berubah padat. Apalagi di perempatan depan sana pasti macet,” sahut Fery kesal. “Hah! Ya sudah, kalian pesan dulu saja,” tukas Restia. Seraya menunggu pesanan mereka, Restia yang sudah penasaran dengan apa yang ingin disampaikan se

  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 35. BERTEMU SI KEMBAR

    Dua orang gadis tengah sibuk mengambil bahan makanan dari rak yang berderet di sebuah swalayan. Wajah mereka yang cantik dan terlihat mirip membuat mereka menjadi pusat perhatian. Tak hanya kaum adam tetapi juga kaum hawa. Bahkan beberapa gadis ada yang memberikan tatapan sinis karena merasa iri dengan kecantikan mereka yang nyaris sempurna. Kedua gadis itu, bukan tak menyadari telah menjadi pusat perhatian, mereka hanya berusaha bersikap biasa dan mengabaikan itu semua sesuai pesan dari ustadz Yusuf. Ya, kedua gadis itu adalah Dara dan Diandra. “Sudah semua, Kak?” tanya Diandra. Dara memperhatikan troly yang berisi belanjaan mereka. “Hanya camilan pesanan trio usil yang belum,” sahut Dara sambil terkekeh. “Ya sudah, kita ke bagian camilan dulu saja,” jawab Diandra. “Ayo,” sahut Dara.

  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 34. RESTIA

    Bakhtiar baru saja akan mengunci pintu pagar rumahnya setelah memarkirkan motornya ketika tiba-tiba dia dikejutkan suara teriakan minta tolong tak jauh dari rumahnya. ‘Suara minta tolong siapa itu?’ batin pemuda itu. Tolong! Kembali Bakhtiar mendengar suara teriakan itu. Tanpa menunggu lagi ia segera mencari arah asal suara. “Hei! Lepaskan dia!” seru pemuda itu seraya mendekat ke arah tiga orang pemuda yang tengah mengganggu seorang gadis. “Siapa kau? Pergilah dan jangan ikut campur urusan kami!” bentak salah seorang pemuda itu. “Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya orang yang tidak suka dengan laki-laki pengecut seperti kalian, yang beraninya hanya dengan seorang gadis,” sahut Bakhtiar tenang. Sementara gadis yang tadi diganggu tiga pemuda itu diam-diam menarik sudut

  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 33. KEANEHAN DI AB CORP

    Dua hari telah berlalu, ustadz Yusuf yang teringat akan sesuatu kembali mengajak kedua gadis kembar itu untuk berbicara tentang hal yang ingin mereka tanyakan karena tertunda oleh ulah cucu-cucunya. Dara dan Diandra datang sambil membawa minuman dan kudapan untuk ustadz Yusuf, yang telah mereka anggap sebagai kakek mereka sendiri. Setelah meletakkan apa yang mereka bawa, kedua gadis kembar itu pun duduk di hadapan ustadz Yusuf. “Sekarang, katakan, apa yang ingin kalian tanyakan tempo hari?” ucap ustadz Yusuf membuka pembicaraan Dara dan Diandra saling melempar pandang. Hal itu membuat ustadz Yusuf mengulas senyum tipis. “Kenapa hanya saling pandang? Ayo, katakan saja,” ujar ustadz Yusuf. “Ekhem ... begini, Kek, beberapa hari yang lalu, tepatnya saat Kakek bercerita tentang tragedi

  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 32. MENGUJI SI KEMBAR

    “Kalian, tinggallah sebentar di sini, saat ini aku ada perlu keluar. Tidak lama, hanya satu atau dua jam saja,” ujar Bakhtiar. Kedua gadis kembar itu saling tatap, seolah saling menanyakan pendapat. “Bagaimana? Bisa, kan, kalian tinggal di sini dulu. Hanya sampai aku kembali,” ujar pemuda itu. “Baiklah, Mas, tapi tolong kabari kakek jika kami ada di sini,” sahut Dara. “Tentu, aku akan mengabari beliau,” jawab Bakhtiar. Setelah mengabari ustadz Yusuf sesuai permintaan Dara, Bakhtiar pun bergegas pergi. Dia sengaja mengendarai motornya tetapi dia langsung bersembunyi di balik pohon tak jauh dari rumah itu. Tanpa disadari kedua gadis itu, bersamaan dengan dirinya keluar dari rumah, Bakhtiar telah membuka kembali sebagian ingatan mereka tetang kejadian sebelum mereka tiba di rumah ini. Dengan

  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 31. NAMAMU, DIANDARA SYAHITA SARINILA

    Tubuh kedua gadis kembar itu tampak limbung dan jatuh ke tanah begitu mereka memasuki halaman rumah yang sepuluh tahun ini mereka tempati. Tampak asap tebal membubung tinggi pada salah satu tubuh gadis itu. Bakhtiar, yang mengawasi dari dalam rumah bergegas keluar saat melihat asap tebal itu semakin menipis dan menghilang. Kini, hanya ada satu tubuh gadis yang tergeletak di halaman rumah itu. Bakhtiar membopong tubuh gadis yang telah dinikahinya secara gaib beberapa hari lalu ke dalam rumah. Dibaringkannya tubuh itu ke atas ranjang. Setelah menyelimuti gadis itu, Bakhtiar keluar dari kamar menuju dapur. Pemuda itu tampak sedang menyeduh teh hangat. Ditiupkannya do’a pada minuman itu, lalu dibawanya ke kamar dimana isterinya terbaring. Dipandanginya wajah gadis itu. Terngiang ucapan sang kakek sehari sebelum dia mengikuti ustadz Yusuf. ‘Tiar, setelah ikrar pernikahan itu, jika terjadi sesuatu pada kedu

  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 30. DUKA DAN AMARAH SI KEMBAR

    Beberapa hari kemudian, ustadz Yusuf memanggil Dara dan Diandra ke ruang pribadinya. Sesuai janjinya, hari ini ia akan menceritakan semuanya kepada kedua gadis kembar itu. Dilema yang dialaminya menghilang sudah setelah ia teringat ucapan kiai Ummar. Ia juga sudah menghubungi Bakhtiar dan meminta pemuda itu untuk bersiap jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu. “Hari ini, kakek sudah siap menceritakan semuanya pada kalian. Apa, kalian yakin, ingin mendengar keseluruhan ceritanya?” tanya ustadz Yusuf pada kedua gadis kembar itu. “Iya, Kek,” jawab mereka serempak. Ustadz Yusuf tampak menghela napas panjang sebelum memulai ceritanya. “Sebelum kakek mulai bercerita, bisakah kalian ceritakan kembali mimpi yang kalian alami kepada kakek?” pancing ustadz Yusuf. “Iya, Kek. Waktu itu, Dara seperti dibawa ke r

  • MISTERI GADIS KEMBAR   Bab 29. DILEMA USTADZ YUSUF

    Melihat Ustadz Yusuf yang masih terdiam, membuat rasa penasaran dalam diri kedua gadis kembar itu semakin besar. “Kek, ayolah, ceritakan lagi pada kami,” rengek Dara sambil bergelayut di bahu kiri ustadz Yusuf. “Iya, Kek, Andra juga penasaran lho,” kali ini, Diandra yang membujuk ustadz Yusuf. Pria tua itu, merasa semakin dilema tetapi dia harus melakukan sesuatu agar kedua gadis kembar itu tak lagi merengek padanya. “Baiklah, kakek akan cerita, tetapi tidak sekarang,” tukas ustadz Yusuf. “Yaa, Kakek, kok gitu!” seru mereka kompak. “Ada apa, ini? Ramai sekali,” ujar Halimah yang tiba-tiba hadir di sana. “Oh, itu Nek, kami sedang menonton berita kejahatan yang lagi ramai saat ini,” jawab ustadz Yusuf yang tak sepenu

DMCA.com Protection Status