Share

84. Mulai Pendekatan

Author: Mastuti Rheny
last update Last Updated: 2024-06-12 18:59:39

Gina dan Dania terperanjat resah ketika mendengar ketegasan Raya yang tidak pernah mereka duga.

“Ray, bukannya kamu sudah memaafkan mama?”

Gina tak berhenti untuk membujuk Raya lagi.

“Iya, aku memang sudah memaafkan kalian. Itu kan yang sudah kalian mau?”

Dania dan Gina langsung berpandangan tampak kebingungan.

“Tapi kenapa kamu nggak ngijinin kami masuk ke dalam rumah Ray?” Gina mulai mengunggah keresahannya.

“Memaafkan tapi bukan berarti aku harus mengulangi kebodohan yang sama seperti sebelumnya.”

Raya berucap semakin tegas.

Kegelisahan Gina semakin tak terelakkan. Harapannya kembali meredup sekarang.

“Ray, apa maksud kamu sayang?”

Gina terus berusaha membujuk Raya dengan kata-katanya yang lembut.

Raya masih bergeming meski Gina sedikit membungkukkan badannya kembali merendahkan diri di depan anak dari mantan suaminya yang kini tampak begitu membencinya.

“Aku tak perlu menjelaskan apapun pada kalian, sekarang sebaiknya kalian pergi. Bukankah kalian sudah mendapatkan maafku?”

Gina l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
ini knpa cma raya doang.....si rayhan kpn munculnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   85. Perbincangan Makan Malam

    Raya benar-benar tak kuasa menolak untuk berangkat ke masjid bersama dengan dosennya yang mengesalkan itu, yang nyatanya sekarang akan menjadi calon tunangannya.Perjalanan menuju masjid yang singkat membuat Raya yang sekarang menjadi bergelimang keresahan tak kuasa untuk menyampaikan sesuatu yang dianggapnya harus diketahui oleh sosok yang sangat tak diduganya bisa menerima perjodohan mereka ini dengan sangat mudah.Sesampainya di masjid Raya bergegas keluar dari dalam mobil dan langsung bergabung dengan barisan para wanita yang disediakan di tempat yang agak jauh dari barisan pra pria, hingga akhirnya Raya dan Darwis kemudian terpisah.Darwis yang sebenarnya ingin menyampaikan sesuatu juga pada Raya harus menahan dirinya setidaknya sampai acara yang mereka hadiri sekarang usai.Nyatanya Raya bersikukuh untuk menunggu sampai waktu isya’ untuk bisa menjalankan sholat berjamaah di masjid megah yang letaknya tak terlalu jauh dari kompleks rumah yang ditinggalinya.Setelah usai barulah R

    Last Updated : 2024-06-14
  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   86. Kesepakatan

    “Apa Bapak mulai menyukai aku?” tanya Raya tanpa ragu.Sejak awal Raya memang seperti itu selalu saja apa adanya, dengan gaya bicaranya yang selalu ceplas ceplos.Sebaliknya pertanyaan Raya segera membuat Darwis terperangah gelisah, bahkan dia sampai terbatuk-batuk saking kagetnya mendengar pertanyaan Raya yang terlalu gamblang.Dengan cepat Darwis segera meletakkan gelas minumnya untuk bisa mengelap mulutnya yang terkena cipratan air.Raya refleks berusaha membantu, meski dia tak tahu harus melakukan apa kecuali langsung bangkit untuk sekedar menepuk pundak dosennya dengan lembut.Apa yang dilakukan Raya segera memancing kecanggungan Darwis yang segera mengusik rasa percaya dirinya.Tanpa sadar Darwis langsung memandang tajam ke arah Raya yang menjadi terlalu dekat dengannya.Tatapan Darwis yang tegas segera menyadarkan Raya hingga Raya kembali lagi duduk di tempatnya semula.Untuk sejenak tatapan mereka kemudian saling beradu sampai Darwis memangkas tatapan mereka dengan mengalihkan

    Last Updated : 2024-06-15
  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   87. Dania Yang Malang

    “Pak, kita mau apa ke sini?” tanya Raya ketika mendapati Darwis malah menghentikan mobilnya di sebuah rumah sakit.Raya terus mengikuti langkah panjang Darwis yang mulai memasuki area rumah sakit.Hatinya terus disergap rasa ingin tahu.Sebaliknya Darwis kembali dalam mode dinginnya, nyaris mengabaikan Raya yang terus berusaha menyamakan langkah dengan sepasang kakinya yang menjadi agak terseok, karena Darwis melangkah terlalu cepat.“Ada seseorang yang harus kamu temui,” jawab Darwis sekenanya tanpa merasa perlu untuk memperlambat langkahnya.Raya mulai kesal dengan sikap dosennya yang kembali seperti stelan awalnya, acuh dan angkuh. Raya bisa memastikan sikap Darwis menjadi seperti itu ketika dia berusaha untuk berterus terang tentang isi hatinya meski dia juga belum sepenuhnya jujur dengan belum menyebutkan fakta tentang pernikahannya.“Siapa ya Pak?” tanya Raya penasaran.Nyatanya Darwis sama sekali tak berniat untuk menjawab. Lelaki itu tetap saja melenggang cepat hingga akhirnya

    Last Updated : 2024-06-16
  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   88. Pertolongan Tulus

    “Kalian?”Raya langsung menyergap sosok wanita paruh baya di depannya yang keadaannya kini semakin memprihatinkan bila dibanding saat mereka bertemu yang hanya beberapa hari lalu saja.Kerutan di kening dan pipinya tampak semakin jelas dengan kantong mata yang terlihat bertambah tebal. Tak ada riasan dan wajah glowing seperti dulu dengan segala outfit mewah yang selalu akan menyuguhkan sebuah keangkuhan.Segala yang dilihatnya sekarang dari wanita itu membuat Raya semakin bisa merasakan penderitaannya.“Apa kalian yang sudah menyelamatkan putriku?”Darwis dan Raya tak langsung menjawab, mereka berpandangan untuk sesaat.Sampai akhirnya Raya mendapati perempuan mantan ibu tirinya merangsek mendekatinya.“Terima kasih Ray, kamu sudah mau menolong Dania. Bagaimanapun dia pernah menjadi saudara kamu dan kalian bahkan dibesarkan bersama-sama.”Gina mengulik tentang masa lalu, tapi malah menghadirkan luka di hati Raya karena dulu dia selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari sosok yang s

    Last Updated : 2024-06-18
  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   89. Obsesi Reno

    “Panggilan dari siapa Pak?” tanya Raya.Darwis melirik sejenak layar gawainya sebelum menerima panggilan itu.“Kamu ke dalam saja dulu, aku harus menerima telepon dari rektor dulu.”Raya segera mengerti dan tak mau mengganggu pembicaraan dosennya itu. Perlahan dia melanjutkan langkahnya dan dia memasuki rumah dengan langkah gamang.Tempat ini tak banyak berubah, yang malah menghadirkan kenangan lamanya bersama dengan Reno yang dulu adalah tunangannya. Hubungan mereka dulu memang pernah dekat, walau Raya selalu bisa menjaga diri tapi Reno dulu memang selalu saja bersikap sangat romantis padanya.Karena itu dia nyaris tak percaya kalau lelaki itu bisa sangat tega telah melakukan kekerasan pada Dania, wanita yang sekarang bahkan sudah menjadi istrinya itu. Sekarang Raya bahkan berniat akan melaporkan Reno ke polisi jika lelaki itu tak bisa memberikan penjelasan yang masuk akal tentang apa yang sudah dilakukannya pada Dania.Raya enggan untuk semakin ke dalam karena itu dia mulai memanggi

    Last Updated : 2024-06-19
  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   90. Mulai Mengungkapkan

    “Hentikan!”Suara tegas Darwis langsung menerbitkan kelegaan di hati Raya.Reno segera menjadi lengah ketika perhatiannya tertuju pada Darwis yang sedang menatapnya dengan sangat sengit.Raya segera membebaskan diri dan berlari menyongsong Darwis yang sudah menghampirinya.“Oh jadi kamu mengikuti Raya?”Reno mencebik sinis.“Raya datang bersamaku!” tegas Darwis sengit.“Apa kamu juga sudah tahu kalau Raya sudah menikah?”Reno malah melontarkan pertanyaan pada Darwis dengan nada mengejek.“Kenapa kamu malah selalu bersama Raya? Harusnya kamu itu menjaga jarak karena Raya itu sudah mengaku kalau dia sudah menikah.”Reno terus saja meracau mengungkapkan tentang pernikahan Raya seperti yang sudah diakui Raya sendiri yang menjadi sangat mengecewakannya.Walau Darwis merasa sangat terkejut tapi dia menyembunyikan kekagetannya dengan sangat apik. Dia tetap memfokuskan perhatiannya pada Reno yang menjadi sangat emosional, demi menyelamatkan Raya yang sekarang sudah berlindung di belakang pung

    Last Updated : 2024-06-20
  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   91. Tentang Kehamilan Raya

    “Tolong antar aku ke dokter kandungan.”Permintaan Raya itu langsung terdengar sangat mengagetkan untuk Darwis.Bahkan kedua matanya langsung membeliak tegas.“Apa kamu hamil Ray?”Raya menjawabnya dengan sebuah anggukan pasti.Darwis kemudian malah terkekeh kelu.“Aku benar-benar tak menyangka kamu menyembunyikan banyak hal Ray.”Raya mendesah resah.“Maafkan aku Pak,” gumam Raya pada akhirnya.Nada bicara Raya yang terdengar lemah dan begitu pasrah membuat Darwis malah tak tega.“Apa suami kamu sudah tahu kalau kamu hamil” Darwis menjadi terusik untuk mencaritahu tentang rumah tangga Raya sebenarnya.“Sudahlah Pak aku belum bisa menceritakan itu pada Bapak.” Raya mendesah panjang sembari matanya mulai menyapu ke seluruh penjuru rumah.“Sebelum kita dokter kandungan, kita harus mencari keberadaan bayinya Dania.”Tanpa menunggu lama Raya segera menyisir setiap sudut ruangan di dalam rumah itu, tapi dia dan Darwis tetap tak menemukan keberadaan bayi Dania di sana.“Di mana pria brengs

    Last Updated : 2024-06-21
  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   92. Jangan Merindukan Dia

    “Pertanyaan apa Pak?” tanya Raya menjadi penasaran.Raya masih tak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh seorang Darwis tentang dirinya. Meski sebelumnya lelaki itu sudah menyudutkannya dengan sangat telak.“Kalau memang lelaki itu sudah menikahi kamu lalu kenapa dia tak juga menyusul kamu ke Jakarta padahal kalian sudah terpisah cukup lama?”Raya menjadi tak bisa menjawab pertanyaan itu. Bila mengingat apa yang terjadi dengan segala kecewa yang sempat dirasanya Raya menjadi tak bisa menjelaskan apapun. Dia menjadi terlalu enggan untuk mengungkapkan apa yang terjadi karena hatinya akan kembali merasakan sakit seperti sebelumnya.Walau dia sudah berusaha untuk merelakan tapi tetap saja tak mudah bagi Raya untuk bisa tetap selalu ikhlas memberikan ijin pada sang suami untuk menikahi perempuan lain.Tatapan Darwis menjadi kian tajam, yang membuat Raya kembali merasa disudutkan. Bahkan dia semakin tak kuasa untuk menentang tatapan dosennya itu hingga Raya memilih untuk menundukkan

    Last Updated : 2024-06-22

Latest chapter

  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   117. Akhir Yang Bahagia

    Raihan langsung tanggap ketika melihat istrinya kesakitan. Tanpa menpedulikan apapun lagi, Raihan langsung membopong tubuh istrinya dan berlari menuju mobilnya yang terparkir di luar.Sementara orang-orang di pesta pernikahan itu ikut melihat dengan cemas. Walau banyak juga yang melontarkan pujian untuk Raihan yang malah terlihat begitu jantan ketika mengangkat tubuh Raya begitu saja."Dik, kamu bisa kan menahan rasa sakitnya? Aku usahakan untuk secepatnya sampai di rumah sakit."Raihan tak bisa menyembunyikan kecemasannya ketika mulai menyalakan mesin mobil.Sebaliknya Raya malah tersenyum simpul meski saat ini wajahnya terlihat pucat karena serangan rasa sakit yang menyergapnya saat ini.Raya merasa wajah suaminya yang saat ini tegang penuh kecemasan malah terkesan lucu.Sampai kemudian Raya malah dikagetkan dengan kemahiran suaminya menyetir mobil.Raya yang selama ini tak pernah sekalipun melihat Raihan mengendarai mobil sekarang justru melihat suaminya bisa melajukan mobil yang s

  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   116. Undangan Pernikahan

    Suara itu langsung mengalihkan perhatian Raihan dan Raya.Ternyata saat ini Darwis datang bersama dengan Andi, karena memang mereka berdua kebetulan sempat menghadiri sebuah acara bersama-sama dan Darwis sengaja mampir untuk menyampaikan ucapan perpisahan pada Raya."Pak Darwis?!"Raya sedikit terperangah mendapati kedatangan dosennya yang sangat tidak diduganya.Semenjak Raya mengajukan cuti beberapa hari lalu dari kampus untuk persiapan masa persalinannya, Raya tak pernah lagi berjumpa dengan sosok yang selama ini banyak membantunya itu."Apa kabar Darwis?" sapa Raihan kemudian, yang sekarang memang telah menjadi kolega dari lelaki itu semenjak Raihan ikut mengajar di kampus yang sama sebagai seorang dosen tamu.Darwis langsung memberikan senyuman lebarnya menanggapi sapaan Raya dan Raihan. Sementara Andi menampilkan ekspresinya yang datar.Semenjak perdebatan terakhir mereka kemarin Andi masih belum bisa menghentikan kekecewaannya yang membuatnya masih saja menampakkan kedongkolann

  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   115. Semakin Mesra

    "Kalau begitu Papa maunya gimana?"Raya menjadi tak bisa menahan kekesalannya."Tadi Mas Raihan udah ngasih solusi yang terbaik, tapi kenapa Papa nggak ngerti juga sih?"Raihan langsung menyentuh lengan istrinya dengan lembut, memberi isyarat pada Raya untuk bisa lebih tenang."Dik jangan seperti itu kalau ngomong sama Papa," lerai Raihan dengan sabar.Raya mendesah jengah dan setelah itu diam sembari melirik pada suaminya.Kini ganti Raihan yang berusaha mengajak mertuanya berbicara dari hati ke hati."Kami tidak akan langsung kembali ke desa lagi dalam waktu dekat ini. Lagipula kami dalam dua bulan ke depan juga akan punya bayi."Tapi Andi tetap terlihat tak bisa menerima."Tetep aja kamu akan bawa anak dan cucuku pergi."Andi menjadi kian sewot.Dia tak terlalu nyaman saat berbicara dengan menantunya sendiri. Meski di dalam hatinya pria paruh baya itu mengakui jika pada dasarnya Raihan selalu memiliki sifat yang bijak.Ketakutannya akan rasa sepi yang membuat pria itu bersikeras un

  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   114. Keinginan Andi

    "Apa aku melewatkan pestanya?"Perhatian Andi langsung tertuju pada pria berpenampilan dandy itu yang kini menebarkan senyuman pada orang-orang yang sedang menyapanya sekarang.Andi, Rosyid juga Darwis ikut menyapa.Bobby Darmawan menjawab dengan sekedarnya karena saat ini perhatian lelaki itu lebih tertuju pada Raihan yang tak langsung menyadari keberadaannya.Namun ketika salah seorang teman Raihan mulai mengetahui tentang kedatangan sosok penting itu, Raihan kemudian ikut mendekat demi bisa menyapa seseorang yang bisa dikatakan adalah teman lamanya."Lihatlah sosok yang membanggakan ini, kamu terlihat semakin mempesona saat akan menjadi seorang ayah," seloroh Bobby dengan sangat antusias.Keakraban Bobby dengan Raihan jelas memancing perhatian Andi. Dalam hatinya menjadi tak bisa lagi menampik rasa bangga pada menantunya sendiri yang sebelumnya masih sulit untuk dia terima."Terima kasih, aku memang bahagia karena Tuhan sudah menganugerahkan sesuatu yang sangat berharga untukku jug

  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   113. Pesta Empat Bulanan

    “Bilang saja ke mana Raya dan Raihan pergi?”Andi bertanya dengan penuh penekanan.Tapi sebelum Dara memberikan jawaban dari arah pintu terdengar suara langkah kaki dan suara salam yang begitu nyaring.Dara dan Andi spontan menoleh bersamaan dan mereka mendapati sekarang Raya dan Raihan sedang berjalan beriringan untuk mendekat.“Papa kok udah di rumah? Katanya tadi akan pulang sampai larut malam?” Raya langsung melontarkan tanya ketika melihat sosok sang papa yang sekarang sudah berada di depannya.Andi tak langsung menjawab, diam sejenak dengan tatapan dia arahkan lurus pada Raihan yang sedang menggandeng tangan Raya dengan penuh kelembutan.“Ray, tadi Papa kamu nyariin kamu,” sahut Dara yang kemudian malah menimpali dengan cepat.Setelah itu dia melirik ke arah Raihan."Juga nyariin Mas Ustadz, menantu kesayangan."Nada bicara Dara terdengar menyindir.Andi langsung mendengus kesal."Sudah sana kamu ke dalam Dar, aku mau ngomong sama anak juga menantuku."Kini Andi mulai melirik ca

  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   112. Kekaguman Tak Terelakkan

    112.“Apa Anda mengenal menantu saya?”Andi mulai mengunggah rasa penasarannya.Bobby malah tersenyum penuh arti.“Siapa yang tidak tahu seorang Raihan?”Andi langsung mengernyitkan keningnya. Dia masih tak percaya dengan apa yang sudah dia dengar.“Bagaimana Anda mengenalnya?”“Kami pertama kali bertemu di Jerman,” jawab Bobby enteng.Tapi jawaban Bobby langsung membuat kedua mata Andi terbeliak.Andi benar-benar tidak percaya dengan apa yang sudah dia dengar. Selama ini dia selalu menganggap jika menantunya hanya pria kampung biasa, dan sama sekali tak memiliki keistimewaan.Meski Raya sempat menyampaikan jika Raihan pernah bersekolah di luar negeri, tapi Andi masih enggan untuk percaya. Dia menganggap apa yang dikatakan Raya hanyalah bualan semata.“Jerman?!”Kini ganti Bobby yang memandang heran ke arah Andi yang tampak kaget dengan apa yang sudah dia ucapkan.“Apa Raihan tak pernah menceritakan apapun?”Andi mendesah gelisah sedikit tergeragap.Bobby langsung menanggapi dengan ke

  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   111. Menjadi Penasaran

    111. Menjadi Penasaran“Bagaimana menurut Papa?” Raihan terdengar tak ragu untuk menanyakan tentang pendapat mertuanya.Andi menelisik jengah. Dalam hatinya dia beranggapan Raihan terlalu percaya diri untuk ukuran seorang pria kampung biasa, yang bisa dengan sangat santai mengajaknya berbincang bahkan meminta pendapatnya.Sebagai seorang menantu yang tak dianggap Andi malah berpikir Raihan tidak akan berani mendekat apalagi membuka percakapan dengannya, dengan kapasitas yang cuma ustadz kampung yang selalu Andi anggap tak sepadan dengan keluarganya.Andi menjadi tak bisa menutupi kejengahannya, yang membuatnya enggan menentang tatapan Raihan yang sayangnya telah terlanjur menjadi menantunya yang bahkan sudah mendapatkan cinta dari putrinya.Fakta bahwa sekarang Raya sedang mengandung benih dari pria itu semakin memuakkan untuk Andi yang selalu sulit untuk bisa menerima Raihan.“Kenapa kamu mesti menanyakan pendapatku?” sergah Andi yang tak bisa menahan kekesalannya.Raihan masih saja

  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   110. Drama Tentang Dania

    “Selamat siang!”Semua perhatian langsung tertuju pada sosok yang sekarang sudah berdiri di depan pintu.Kemudian mereka semua saling berpandangan ketika mendapati siapa sosok yang datang ke rumah Raya saat ini.Sampai akhirnya Raya mulai berdiri untuk mendekati sosok yang sedang memandangnya dengan luruh di ambang pintu.“Dania?!”Raya tak bisa mengabaikan rasa simpatinya mendapati mantan saudara tirinya yang keadaannya sangat memprihatinkan seperti sekarang.Wanita muda itu tampak jauh lebih tua dari usianya. Apalagi saat ini Dania sedang menggendong anaknya yang belum genap satu tahun. Balita itu tampak terlalu mungil dan lemah.Raya bisa dengan mudah mengabaikan semua kemarahannya yang dulu yang membuatnya tak ragu untuk mempersilakan Dania masuk ke dalam rumahnya meski sebelumnya dia pernah mengusir sosok mant

  • MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG   109. Kedatangan Zacky

    Nyatanya Raihan malah menyunggingkan senyumnya ke arah Darwis yang saat ini tampak jelas sedang memindainya.“Terima kasih, karena Anda telah mendampingi istri saya ketika saya tidak ada di sampingnya.”Setelah itu Raihan mulai melirik ke arah Raya yang sekarang sedang tersenyum lembut padanya.“Raya sudah menceritakan padaku, kalau selama ini Anda telah sangat baik pada dia.”Darwis mendesah kecewa. Harapannya dapat membuat seorang Raihan cemburu ternyata tak berjalan mulus. Darwis menganggap jika lelaki yang dihadapinya sekarang memiliki sikap dewasa juga pengendalian emosi yang sangat baik.Raihan jelas bukan seorang Reno yang mudah terpancing emosi. Bahkan Darwis bisa melihat kecerdasan yang terpancar dari sorot mata Raihan ketika mereka saling berbicara seperti saat ini.Pada akhirnya Darwis mengedikkan bahu tipis.“Jelas aku harus menjaga Raya karena memang awalnya dia adalah calon istriku.”Darwis malah menimpali dengan sarkas tapi tetap saja ditanggapi oleh Raihan dengan tenan

DMCA.com Protection Status