Wisnu mencium lembut bibir Amanda kemudian semakin lama terasa semakin menggebu. Lidah mereka saling bertaut dan saling menyesap satu sama lain. Tangannya mulai merayap kesemua lekuk-lekuk tubuh indah itu dan melepas kimono yang digenakan Amanda dengan begitu mudahnya. Tangan Amanda pun tampak tidak sabar melepaskan kemeja Wisnu.Melihat keelokan tubuh yang seksi itu, tangannya tak tahan untuk bermain-main di area favorit para pria. Mengulumnya dan mempermainkannya seolah mengadon bahan roti. Membuat Amanda mulai mendesah nikmat.“Enak sayang?” tanya Wisnu iseng karena reaksi istrinya yang keenakan.“Engg…” Amanda hendak protes Wisnu masih bisa mengisenginya saat dirinya gelonjotan.Wisnu tersenyum dan ingin membuat istrinya itu lebih gelonjotan lagi dengan aksinya. Bibir dan lidahnya mulai bermain. Menyesap dan menjilati areola, sementara jari jemarinya mulai turun kebawah perutnya. Memberikan rangsangan di bagian vitalnya.“Emmmm, Aaaaah…” suara itu keluar seperti nada yang merdu d
Sinar matahari bahkan belum muncul namun Wisnu sudah membangunkan Amanda. Dibelainya pipi Amanda dan dicuiminya dengan lembut. Amanda hanya menggumam sebenatar kemudian melanjutkan tidurnya. Wisnu sekali lagi membangunkannya dan mata itu mulai terbuka lemah.Amanda yang baru tersadar merasakan sekujur tubuhnya seperti remuk. Dia mengeliat untuk menyamankan tubuhnya. Bajunya sudah berganti dan tidak ada lagi bekas-bekas pertumpahan darah semalam. Wisnu pasti sudah membersihkannya. Dia sungguh pria yang perhatian. Namun teringat tentang semalam bahwa Pria ini sudah menyiksanya habis habisan, bibirnya pun mengerucut sebal.“Jahat!” gerutu Amanda memukul dada Wisnu.“Siapa yang jahat?” tanya Wisnu masih membelai lembut wajah istrinya yang semakin menarik itu. “Kau kan yang semalam menginginkannya!” Wisnu mengingatkan Amanda. Amanda hanya memonyongkan mulutnya. Wisnu menciumnya lembut.“Mana aku tahu kalau rasanya sesakit itu,” tukas Amanda.“Itu tidak akan sakit lagi setelah kita melakuka
Ponsel Wisnu berbunyi lagi. Amanda membiarkannya saja karena kesal. Tampak Wisnu merasa terganggu dan sepertinya terbangun. Amanda pura-pura masih terlelap saat Wisnu menggapai-gapai ponselnya, melihat siapa yang menelpon lalu merijeknya.‘Dia tidak mengangkat panggilan itu?’ batin Amanda membuka satu matanya dan melihat Wisnu bangkit ke kamar mandi. Hal sekecil itu saja sudah membuatnya merasa sangat bahagia. Dia memang seharusnya percaya pada suaminya itu.Amanda merapikan sprei tempat tidur mereka. Peristiwa panas semalam dan sepagi tadi masih jelas tergambar. Rasanya pertemuan mereka begitu singkat dan tiba-tiba saja sekarang sudah menjadi istrinya. Entah, pria itu nekat atau bagaimana, karena berani mengambil keputusan menikahinya meski baru sebulan mereka berpacaran. Nyatanya perasaannya menjadi begitu manis karena ternyata hubungan mereka sekaligus menyambungkan silaturrahmi Mamanya dengan mantan suaminya dulu. Kedepan, Amanda berharap semua berjalan lebih baik lagi.“Sarapan d
Amanda membaca pesan dari Lesty bahwa bulan depan dia akan pulang kampung karena Dion akan melamarnya. Dia bahagia sekali mendengarnya. Mudah-mudahan bulan depan Wisnu belum ada rencana membawanya ke Jakarta.Sebenarnya dia juga sudah harus menyiapkan penelitiannya untuk tugas akhir bulan depan. Kalau ditunda-tunda nanti malah ribet sendiri kalau keduluan dia hamil. Eh, baru juga semalam mereguk indahnya surga dunia, sudah mikir hamil saja.Tiba-tiba Amanda menghubungi sahabatnya itu dan ingin curhat. Tadinya ragu dan hendak membatalkan panggilan, namun telat karena Lesty sudah menerima panggilannya.“Iya sahabatku yang sudah merasakan surga dunia,” goda Lesty saat mengangkat telpon Amanda.“Apaan sih kamu, Les!” tukas Amanda“Gimana, gimana, Say? Bagi-bagi dong pengalaman pecah daranya, aku kan juga harus cari pengalaman, nih?” Lesty terus mencandai.“Jangan bilang siapa-siapa ya, Lest. Aku baru semalam nih ML.” Amanda kurang bersemangat“Lhoo, nungguin apa baru semalam ML-nya? Diman
Amanda membantu Wisnu merapikan dasinya sebelum suaminya itu berangkat ke Surabaya. Melihat pria-nya sangat tampan dengan kemeja yang melekat pas di tubuhnya yang tinggi tegap itu membuatnya jadi sebal jika teringat pria ini sangat menarik hati banyak wanita. Amanda tidak heran jika seorang Annisa juga pasti tergila-gila padanya.“Kenapa tampak sebal? Tidak ikhlas ya bantuin suaminya?” Wisnu melihat wajah muram itu.“Habis, aku ditinggal mlulu. Pengen ikut gak boleh,” rajuk Amanda seperti anak kecil yang ditinggal ayahnya.“Aku cuma takut kamu bosan, lagian nanti sore aku juga udah pulang. Seperti ngantor biasa.”Kegiatan di kantor hari ini sangat sensitif. Yaitu terkait masalah proyek dan juga pergantian direktur perusahaan. Apalagi hal ini melibatkan kasus Dirja. Dia takut tidak bisa subjektif jika ada Amanda di sana.“Padahal kemarin bilangnya sudah selesai, lho!” protes Amanda.Wisnu terdiam. Tadinya dia ingin menunda menyelesaikan hal ini untuk menyempatkan diri berbulan madu. Ta
Felix masuk dan bertemu dengan orang-orang di rumah Amanda. karena memang mereka belum selesai sarapan, akhirnya Felix pun diminta untuk ikut sarapan juga.“Jadi ini temannya Amanda yang membawakan apple pie waktu itu?” tanya Purwa menyalaminya.“Iya, Pak. Maaf sekali sudah menganggu,” ucap Felix dengan sopan.“Santai Felix, kau ikutlah sarapan,” Marina ikutan menyahut. Dia lupa-lupa ingat tentang Felix. Tapi dia tahu kalau pria ini dulu teman Amanda. “Felix sekarang ini dokter muda, lho, Ma. Di rumah sakit tempat Mama kontrol kemarin?” sahut Amanda. “Aku ketemu Felix di sana saat menjemput Mama.”“Benarkah itu? Alhamdulillah, Felix! Setahap lagi kau akan melanjutkan jadi dokter spesialis. Amanda ini, skripsi juga belum tuntas,” ujar Moana sekaligus menyindir Amanda.“Mama, ah!” Amanda cemberut mendengar sindiran Moana. Udah tahu masih skripsi tapi sudah disuruh nikah juga.“Terima kasih, Tante. Mudah-mudahan Amanda juga bisa menyelesaikan tugas akhirnya dengan baik,” ujar Felix.Sa
Amanda masih penasaran saat peneror itu masih mengirim beberapa foto, lalu ada pesan teks yang menyertainya.[Ini tidak seberapa, kau akan terkejut jika tahu lebih banyak tentang pria-mu itu] ada emot tertawa dan menangis.Dada Amanda sesak dan secara otomatis air matanya keluar. Walau tahu itu masa lalunya tapi mengapa dia secemburu ini. Dia ingat cerita Moana bahwa masa lalu Purwa juga pernah membuat mereka bertengkar hingga membuatnya pergi, pada akhirnya mereka menyesalinya.Amanda jadi bingung bagaimana harus bersikap. Bijakkah jika harus membenci masa lalu seseorang yang bahkan saat itu dia belum hadir di sana? Tentu saja itu tidak adil karena biar bagaimanapun itu hanyalah masa lalu. Saat ini bukankah Wisnu adalah pria yang baik? Dia bahkan tidak mengkonsumsi alkohol seperti para big bos lainnya. Amanda tahu hal itu.Hanya yang menjadi ganjalan di hati Amanda adalah, mengapa masa lalu itu harus terkuak saat hubungan mereka baru saja berlayar di kehidupan pernikahan. Apakah mema
“Sayang, bangun!” Bisik Wisnu lembut di telinga Amanda.Amanda terusik dan kemudian terbangun melihat wajah yang rupawan itu begitu dekat dengan wajahnya. Lalu ciuman hangat dari wajah rupawan itu mendarat di bibirnya.Amanda menatap pria ini dan teringat hal-hal buruk yang disaksikannya dari pesan misterius itu. hatinya kembali mencelos. Bahkan gelora kenikmatan yang mereka rengkuh semalam tidak bisa menghapus jejak bayangan itu.“Kita sholat dulu, habis ini kita jalan-jalan, ya?”Menatap punggung yang memimpin sholatnya sekali lagi membuatnya terjebak di ruang perasaan yang rumit. Pria yang di dalam video dan foto itu, benarkah pria yang sama dengan di hadapannya ini.“Abim tadi bilang, paspormu sudah beres. Besok kalau kamu mau, kita bisa langsung berangkat ke Eropa”“Iya, terserah Mas Wisnu saja” ujar Amanda melipat mukenanya dan berlalu menyiapkan diri karena Wisnu bilang ingin mengajaknya jalan-jalan di sekitar.‘Ck! Pasti gara-gara pesan itu Amanda jadi dingin begini’Mereka me