Lavendra berhasil menghindari orang yang baru saja datang, dan mencoba untuk langsung membekapnya. Matanya yang terbelalak melihat ke arah orang yang baru saja datang tersebut.Dengan masker hitam dan juga dengan topi di atas kepalanya, orang tersebut menutupi wajahnya dengan sangat rapat sekali. Tidak usah berpikir panjang, Lavendra yang merasa terancam tanpa sadar malah berteriak.“AAAA!!!!!” Teriaknya degan suara yang sangat melengking.Merasa kalau teriakan Lavendra bisa membuat keributan dan juga pastinya mengacau, orang tersebut hendak menangkapnya. Namun, Lavendra yang tidak bisa memutuskan harus melakukan apa, mengerahkan tenaganya ke tangan dan langsung melayangkan pukulan.Pukulan tersebut mengarah tepat ke wajah orang tersebut. BUGHHH. Ia mengenai tepat di bagian batang hidungnya untuk membuatnya merasa sangat kesakitan setelah Lavendra melakukannya.JDUAGHHH. Orang tersebut langsung tersungkur ke belakang, menjauhi pintu masuk. Tak pakai pikir dulu, Lavendra segera mencoba
Semua keluarga tampak bingung, karena mereka berdua datang secara mendadak tanpa mengabari terlebih dahulu. Ditambah dengan Lavendra yang matanya membengkak membuat asumsi keluarga pada Daza jadi buruk.Belum lagi melihat Daza membawa koper besar yang ada di sebelahnya. Makin buruk jelas pikiran keluarganya mengenai kenapa Lavendra bisa sampai datang pada saat itu.Di ruang tamu dengan semua orang yang memandang mereka, tampak jelas mata curiga dan juga menerka dengan buruk terlihat dari wajah mereka tersebut.“Kamu apakan Lavendra lagi?” tanya Papa.“Baru kemarin kalian baik-baik saja. Atau kamu melakukan kesalahan lagi?” Kakek juga ikut berasumsi.“Wah, kalian bertengkar?” Diana kaget dengan tatapan tak percaya, “kamu dipukul Daza? Dibentak? KDRT?!” Diana paling heboh menyebutkannya.“Astaga Nak…, kenapa dengan wajahmu? Kamu baik-baik saja? Daza masih begitu padamu? Astaga…, aku minta maaf Nak…, ternyata memang Daza tidak berubah,” Mama bersedih sambil menghampiri Lavendra.“B- Buka
Dengan Daza yang sudah menenangkan perihal bagaimana mereka kedepannya, sudah membuat Lavendra bisa merasa tenang selama beberapa saat. Setidaknya kedepannya ia bisa sedikit lega dan juga tidak begitu merasa berat hati.Samapi di rumah, Daza menuntunnya dengan memegang tangannya, dan juga berusaha mengajaknya berjalan dengan sangat hati-hati sekali. Baru saja masuk ke dalam, Lavendra disungguhkan dengan pemandangan yang membuatnya merasa sangat bingung.“Ada…., apa?” Lavendra bertanya karena ia benar-benar merasa bingung sekali pada saat itu.Semua mata melihatnya, mama dan Diana yang sudah tahu sudah sangat kegirangan dan menunjukkan wajahnya yang sangat bahagia sekali.Kabar tersebut tampaknya sudah sampai pada kakek dan juga papa. Papa melihatnya dengan pandangan penuh haru dan juga menunjukkan dengan jelas bagaimana dia merasa tersentuh akan menimang seorang cucu.Kakek juga kelihatan bahagia, tetapi bahagianya seolah meningkat besar dan juga lebih lebar daripada biasanya. Lavendr
Lavendra merasakan bahwa ia berada di tempat lain, namun, ia tidak bisa merasakan tubuhnya sendiri. Seolah ada yang memeberikan batasan antara dirinya tersebut. Sambil melihat ke sana dan kemari memastikan dirinya dimana.Namun, ketika matanya melihat ke arah kemana-mana, Lavendra merasa sangat kaget dan juga tersentak melihat sosok yang ia lihat. Ada Riko dan juga Lora yang tengah duduk di sebuah kafe.“Mereka gila?” ucapnya.Mereka berdua tampak tertawa dan seperti orang yang sangat dekat sekali. Lavendra mendekat ke arah mereka dan mencoba mendengar apa yang mungkin sedang mereka bicarakan. Dan mungkin saja dirinya bisa tahu apa yang tengah mereka lakukan sekarang ini.“Wah, untung saja orang itu mau saja dipenjara,” ucap dari Riko.“Hahaha, kamu hebat. Dengan menggunakan keluarganya, kamu mampu membuatnya menurut,” puji Lora.“Yah, aku membayar hutang mereka, dan juga membayar tagihan rumah sakitnya, serta tunggakan uang sekolah adik-adiknya. Kalau sampai orangnya berani mengaku k
Beberapa hari ini keluarga Lavendra menginap di rumah dari Daza sendiri. Ia merasa tidak enak awanya, karena akhirnya keluarga Daza jadi harus menyiapkan semuanya lebih banyak dan lebih ekstra.Tetapi mertuanya mengatakan bahwa dia merasa tidak masalah sama sekali. Dia juga mengerti kenapa keluarga Lavendra demikian. Mereka sangat khawatir, apalagi yang melakukannya adalah orang terdekatnya.Hari ini, Lavendra dan Daza pergi ke rumah sakit. Hari ini adalah jadwal dimana Lavendra diminta untuk melakukan cek kesehatan untuk dia dan bayinya. Mereka akan memeriksa dengan baik supaya pertumbuhannya optimal.Bahkan rumah sakitnya pun mertuanya yang memilihkan, mereka sudah memberitahukan kepada pihak rumah sakit untuk menjaganya dengan sangat hati-hati sekali.“Aku menyesal pernah merasa takut waktu aku tahu hamil,” Lavendra langsung berbicara.Daza yang sedang menyetir tersebut tentu saja merasa bingung. Istrinya yang semula hanya diam saja dan tidak banyak bicara, mendadak saja berkata se
Seperti yang dikatakan Daza kepada Lavendra, dia memang melakukan hal tersebut untuk bisa mendapatkan informasi buruk mengenai Riko. Dikirimkannya lah orang kepercayaan yang bisa membantunya mendapatkan informasi mengenai Riko pastinya.Daza sampai harus mengeluarkan biaya besar supaya orang yang ia kirim bisa berpura-pura ingin berinvestasi dengan masuk ke dalam lingkaran perteman Riko.Hingga akhirnya, apa yang sangat ingin ia dapatkan pun memang akhirnya kejadian. Sekarang, Daza sedang bertemu dengan orang tersebut di rumahnya. Ia ingin Lavendra juga mendengar dan mungkin saja tahu.Diana yang sudah ditolak dari awal untuk jangan bergabung sangat keras kepala. Ia seolah tahu sesuatu atau mungkin hanya ingin tahu perihal apa yang akan mereka bahas. Di ruangan kerja kakeknya, mereka berempat berkumpul.“Jadi, aku menemukan beberapa kejanggalan saat aku berbicara dengan teman-teman Riko,” ucap dari teman Daza, Heri.Heri kemudian mengeluarkan beberapa foto dan juga lembaran kertas yan
Selang beberapa hari kemudian, tidak ada lanjutan dari tindakan yang ada. Bahkan sampai keluarga Lavendra pulang pun, semua tampak biasa saja.Lavendra jadi merasa curiga dan jelas saja tidak percaya dengan situasi sekarang ini. Karena sebelumnya juga sama. Saat ia merasa semua tampak aman dan biasa saja, malah mendadak ada serangan yang tiba-tiba membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi.Jadi, dirinya jadi lebih awas lagi. Kali ini Lavendra memilih berada di belakang ruamh orang tua Daza. Sembari menghirup udara segar, dan jugas edikit menyegarkan isi kepala setelah semua kepusingan yang ia rasakan. Lavendra ingin menghela napas sejenak.Pemandangan yang begitu rindang dan matahari pagi yang sehat membuat Lavendra meras ajauh lebih baik daripada sebelumnya. Mualnya sudah berkurang, dan ngidamnya juga bisa ia kendalikan, supaya tidak meminta yang aneh-aneh di waktu tak terduga.“Honey,” panggil Daza.Lavendra setengah membalikkan badan, dan melihat ke arah Daza yang datang menuju ke ar
Masih seperti hari yang lainnya. Riko dan Lora menggunakan alur yang sama, dan jelas sekali ingin membuat Lavendra atau Daza merasa tenang selama beberapa saat. Untungnya mereka berdua sudah hapal dengan pola tersebut. Sekarang, Daza dan Lavendra memilih untuk lebih banyak bersiap dan juga lebih banyak awas pada mereka. Kehamilannya mulai kian berumur, namun belum kelihatan dengan jelas sekali. Ia tetap mencoba menjaga kandunganya dengan baik dari segala serangan yang mugkin saja akan terjadi setelahnya. Makanya ia mencoba untuk sedikitnya bisa bersiap lebih hati-hati lagi. Kali ini, mereka berdua punya jadwal pergi. Lavendra sangat ingin makan di pinggir pantai yang adem dan juga sejuk pastinya. Jadi, mereka pergi pada saat hari sudah mulai sore. “Hubby…, aku ingin makan es krim,” pinta Lavendra saat mereka berjalan di atas pasir yang hangat. Dengan memeluk lengan sang suami, Lavendra bermanja ria menginginkan kasih sayang lebih dan juga ingin sekali terus berada di sebelah suam