Maldives adalah tempat yang sangat cocok untuk melupakan masalah sejenak. Keindahan alam yang dikemas dengan sangat indah oleh tuhan menciptakan suasana tenang bagi Celin.Di Maladewa, sinar matahari yang hangat menyapa hamparan pasir putihnya, menciptakan perpaduan warna biru laut yang menenangkan. Celin berjalan di tepi pantai, merasakan sentuhan angin yang lembut dan aroma segar dari udara laut. Air laut yang jernih memperlihatkan keindahan terumbu karang yang berwarna-warni dan kehidupan bawah laut yang memukau. Pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan di ufuk barat menjadi momen yang tak terlupakan, menawarkan keindahan alam yang tak tergantikan. Di sana, Celin merasa tersentuh oleh kecantikan alam yang mempesona, memberinya kesempatan untuk merenung dan melepaskan diri dari kekhawatiran yang menghimpitnya.“Sudah berapa lama ya aku disini?” Tanya Celin pada dirinya sendiri.Wajahnya terlihat lebih cerah dibandingkan sebelumnya, dia sudah mengikhlaskan semuanya jika memang
Kehilangan kesadaran akibat mabuk membuat Celin melupakan jika saat ini dia tak berada di penginapan hotelnya.Saat mata cantik itu terbuka, hal yang membuat dia terkejut adalah dia berada di kamar asing. Dia langsung bangun dan mendapati jika dia tak berada di penginapannya di maldives lagi.“Ini dimana?” Ujarnya dengan syok.Di tambah lagi saat ini dia sudah berganti pakaian tidur yang dia sendiri tak tahu ini milik siapa, karena seingatnya dia memakai pakaian mini saat di club.Pikiran buruk mulai merayap di otaknya, “Apa aku di bawa oleh pria asing dan dia melakukan hal yang tak pantas?” Gumamnya dengan penuh ketakutan.Celin benar-benar melupakan jika dia semalam bertemu dengan Ellard. Hingga ingatannya kembali ketika menemukan Ellard yang tertidur pulas di sofa dalam kamar tersebut.Situasinya memang membingungkan bagi Celin. Ketika dia mulai menyadari Ellard yang tertidur di sofa, memori tentang kejadian semalam pun kembali. Namun, kondisi saat itu membuatnya merasa cemas dan t
“Bagaimana? Apakah semua berjalan dengan baik?” Tanya Lucia pada suaminya tersebut.Dariel menatap istrinya dengan senyum tipis, “Sepertinya berjalan baik, tapi apa kau yakin Ellard akan membuka hatinya?” Tanya Dariel dengan ragu.Lucia yang mendengar itu mengangguk, “Aku melihat ada sebuah cinta di mata Ellard untuk Celin. Jadi apa salahnya kita membantunya untuk memperbaiki hubungannya dengan Celin?”Dariel menghela nafas namun tetap mengangguk karena ini sesuai dengan keinginan istrinya. Mereka akhirnya melanjutkan makan malam mereka saat ini.Saat selesai, mereka memilih untuk bersantai lebih dulu dan menceritakan hal-hal yang terjadi hari ini. Hubungan yang harmonis adalah hubungan yang selalu berkomunikasi dengan aktif. Meskipun mereka selalu bersama namun tetap saja ada hal yang bisa mereka obrolkan. Dariel yang duduk di ruang tamu, menatap Lucia yang sibuk mengatur beberapa buku catatan di meja kecil."Dariel, kamu pikir bagaimana dengan tema acara tujuh bulanan nanti?" tanya
“Ellard! Aku punya sesuatu untukmu.” Ucap Celin dengan semangat sambil menghampiri Ellard yang berada di tepi pantai.Saat ini keduanya tidak kembali ke negaranya, namun mereka masih berada di maladewa untuk menghabiskan waktu mereka bersama.Ellard melihat wanita itu yang sedang berseri, wajahnya begitu cerah dan cantik yang membuat dia tersenyum dengan lembut.Celin menghampiri Ellard dengan menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggungnya.“Apa yang kau sembunyikan?” Tanya Ellard dengan rasa tertarik.Celin tersenyum semakin lebar lalu mengeluarkan apa yang dia sembunyikan, ketika dia membuka kedua tangannya disana terdapat rangkaian kerang yang yang erlihat sangat cantik membentuk sebuah gelang.Celin tersenyum lembut sambil menunjukkan gelang kerangnya pada Ellard. "Aku menemukan kerang-kerang cantik ini dan membuatnya menjadi gelang. Aku harap kau suka," ujarnya dengan antusias.Ellard terkesima melihat gelang yang dibuat Celin. "Ini sangat cantik. Terima kasih, Celin. Aku
“Tuan Stephen, anda dinyatakan bersalah. Hukuman anda lima belas tahun penjara.” Putus sang hakim.Ketukan palu tersebut membuat tuan Stephen merasa seperti dalam mimpim.“Saya tidak bersalah! Saya tidak bersalah!” Teriaknya dengan keras yang membuat suara ricuh.Bela yang ada disana hanya diam, dia menatap ayahnya yang telah mencoba membunuhnya dengan tatapan diam. Dia tak banyak komentar dengan semua keputusan hakim. Lucia yang berada di sebelah Bela memegang tangannya seolah menguatkannya.Sedangkan Fedrick merangkul istrinya dengan menatap tegas tuan Stephen yang masih membuat keributan dengan penolakannya.Keheningan ruangan pengadilan terganggu oleh teriakan dan kekacauan yang dibuat oleh tuan Stephen. Bela merasa terpukul oleh putusan ini, dan saat melihat ayahnya yang seharusnya melindunginya justru menjadi pemicu penderitaannya, ia merasa tak berdaya.Fedrick menatap tuan Stephen dengan penuh kekecewaan. Walau begitu, Lucia tetap tenang, memberikan dukungan dan kekuatan k duk
“LUCIA!!!” Celin yang dengan heboh berteriak di mansion, membuat para pelayan terkejut namun hanya bisa tersenyum dan memaklumi .Sedangkan Lucia yang berada di ruang baca tersenyum melihat kedatangan Celin, “Kau sudah pulang Celin? Bagaimana? Apakah permasalah kalian sudah selesai?” Tanya Lucia dengan lembut.Celin yang mendengar itu langsung tersenyum dan duduk di samping Lucia.“Baik dan sangat baik.” Ucapnya dengan semangat.Lucia yang mendengar itu tersenyum, “Syukurlah. Dan aku meminta maaf jika dulu aku tak mengatakan hubunganku dengan Ellard memang sedikit rumit. Tapi aku berani bersumpah Celin jika aku tak mencintai Ellard dan tak membuatnya berharap sejak dulu. Mungkin karena cinta tak bisa diprediksi akan jatuh ke pada siapa, namun aku yakin Ellard akan berubah dan menjadikanmu cinta terakhirnya.” Ucap Lucia dengan tulus.Dalam suasana yang penuh kedamaian di ruang baca, Celin tersenyum mendengar kata-kata tulus dari Lucia. Meskipun awalnya dia merasa cemas dengan hubungan
Acara ulang tahun tuan Kaizer yang diadakan di bukit bintang terlihat sederhana namun hangat. Lucia dan Celin yang hanya memiliki waktu dua hari mempersiapkan acara tersebut dengan suasana yang penuh kedekatan keluarga.Tak ada yang datang kecuali orang-orang terdekat.“Kapan paman akan sampai?” Tanya Celin pada Lucia dan Dariel. Mereka saat ini sedang duduk di kursi dimana terdapat meja bundar yang terhias oleh lilin disana.Celin, Lucia, dan Dariel duduk bersama di tengah dekorasi sederhana namun hangat yang mereka persiapkan untuk acara ulang tahun Tuan Kaizer di Bukit Bintang. Meja bundar yang dipenuhi lilin-lilin cantik menjadi pusat perhatian dalam suasana yang penuh kehangatan.“Ayah seharusnya tiba tidak lama lagi,” jawab Lucia sambil melihat jam tangannya. “Dia biasanya tepat waktu. Dia pasti akan senang melihat persiapan yang kita buat untuknya.”Celin dan Dariel saling bertukar senyum, senang bahwa acara ini akan menjadi momen spesial bagi Tuan Kaizer. Mereka berdua bergera
Acara tujuh bulanan Lucia telah tiba, perut wanita hamil itu semakin menonjol dan kakinya sudah mulai bengkak. Namun Lucia masih tetap semangat untuk acara tujuh bulanan kandungannya saat ini.Dariel sangat menghargai semangat istri tercintanya. Dia membantu dengan segala yang dia bisa untuk memastikan acara tersebut berjalan lancar tanpa menambah beban pada Lucia. Mereka berdua mempersiapkan acara dengan penuh cinta dan kebahagiaan, mengundang keluarga dan teman-teman dekat untuk merayakan tujuh bulan kelahiran bayi mereka.Meskipun kakinya sudah mulai bengkak dan perutnya semakin besar, Lucia tetap memancarkan kebahagiaan dalam acara tersebut. Dia senang bisa berbagi momen berharga ini dengan orang-orang terkasihnya, merayakan kehidupan baru yang sedang tumbuh di dalam kandungannya.Acara tersebut menjadi momen yang menghangatkan hati, di mana kebahagiaan keluarga yang menanti kedatangan sang bayi menjadi fokus utama. Meskipun Lucia merasakan ketidaknyamanan fisik, senyumnya tetap b