“Kudengar kau masuk rumah sakit, maaf tak sempat menjengukmu.” Ucap Clara pada Celin yang saat ini sedang bersantai di balkon kamarnya.Celin hanya tersenyum tipis dan mengangguk. “Bukan masalah, ada apa kau datang ke rumah? Tumben kau datang.” Ucap Celin sedikit menyindir wanita itu.Namun, tampaknya wanita itu sangat tebal muka hingga tak menyadari sindirannya tersebut.Clara malah tersenyum dan merapatkan kursinya dengan kursi Celin.“Mereka akan menikah besok, bukankah kau akan membantuku?” anya Clara dengan penuh harap.Celin tersenyum dan mengangguk dengan pertanyaan wanita itu, “Iya, lalu?”“Nah, bagaimana pun caranya aku ingin menggagalkan pernikahan mereka, atau paling tidak membuat kekacauan disana. Kau tahu bukan jika acara pernikahan mereka akan disiarkan langsung di televisi.”Celin mengangguk dan mengerti.“Lalu apa rencana yang kau inginkan?” Tanya Celin yang penasaran dengan apa yang akan direncanakan oleh wanita ular itu.Kemudian Celin membisikkan rencananya karena t
“Apa kau bisa datang ke pernikahan Dariel dan Lucia bersamaku, Victor?”Suara manis di telepon itu membuat jantung Victor sungguh tak bisa diajak kompromi, jantungnya berdetak sangat cepat saat wanita itu mengajaknya untuk pergi ke pernikahan Dariel dan Lucia bersama-sama.“Apa kau yakin mengajakku, Angel? Ku kira aku kurang pantas.” Ucap Victor sambil menggigit bibirnya dengan ragu.“Apanya yang kurang pantas, kau sangat pantas. Atau kau sudah memiliki kekasih sehingga menolak?” Tanya Angel di seberang telepon tersebut.Victor yang mendengarnya buru-buru menjelaskan. “Tidak, aku tidak memiliki kekasih sama sekali bahkan aku tidak pernah berpacaran.” Ucap Victor dengan sungguh-sungguh.Terdengar kekehan ringan di panggilan tersebut, Victor tahu pasti wanita itu sedang tertawa sekarang.“Jadi?” Tanya Angel menunggu keputusan Victor.Victor berpikir sejenak, Angel bisa menjadi ide yang baik. Dia selalu menginspirasi, jadi mengapa tidak? Victor memutuskan untuk menerima ajakan Angel mesk
Pernikahan Lucia benar-benar diadakan secara mewah dan elegan, semua mata memandang kagum dengan keindahan pernikahan di taman mansion tuan Kaizer tersebut.Pagi ini hanya dari pihak keluarga saja yang turut merayakan pengikatan janji suci pasangan Dariel dan Lucia.Pagi itu, cahaya matahari menyinari taman indah di mansion tuan Kaizer, memantulkan kilauan yang mempesona pada setiap hiasan pernikahan. Suasana penuh kegembiraan mengelilingi tempat itu. Keluarga inti sudah berkumpul, semuanya berdandan rapi dengan senyuman di wajah mereka.Dariel, memakai jas hitam yang sesuai dengan keharumannya sebagai tuan rumah, berjalan dengan wibawa di taman menuju altar yang dihiasi bunga-bunga segar. Di seberang altar, Lucia memakai gaun putih yang begitu cantik, menatap Dariel dengan sorotan penuh cinta di matanya.Musik melodi mengalun, memenuhi udara dengan harmoni yang lembut. Keheningan merayap saat Lucia memasuki taman, menarik perhatian setiap mata yang ada di sana. Langkahnya yang penuh
Gaun seperti biru gelapnya langit di tambah taburan kristal membuat tampilan Lucia seperti peri malam di acara pesta pernikahannya. Tiara mutiara di kepalanya memperindah tampilannya malam ini.Dariel yang sudah siap ingin mengajak Lucia untuk memasuki acara pernikahan langsung terpesona dengan kecantikan istrinya sendiri.“Kau sungguh luar biasa, sayang.” Ucap Dariel dengan penuh cinta.Dariel menghampiri Lucia dengan tatapan yang penuh kagum. Gaun biru gelapnya seperti menambah keanggunan pada istrinya. Terpesona, Dariel tak bisa menyembunyikan senyumnya ketika melihat Lucia.“Kau terlihat begitu menakjubkan, Lucia. Seperti bintang yang bersinar di langit malam,” ucap Dariel sambil memandang istrinya dengan penuh kagum.Lucia tersenyum manis melihat reaksi Dariel. "Terima kasih, sayang. Kau juga terlihat sangat tampan malam ini," jawab Lucia dengan lembut, melihat Dariel yang mengenakan setelan jas hitam yang membuatnya terlihat begitu gagah.Kedua pasangan ini, dengan penuh kebaha
WARNING!! : Konten Dewasa 21++, harap bijak dalam memilih bacaan.Acara pernikahan Lucia dan Dariel sudah benar-benar selesai dan para tamu sudah berhamburan untuk pulang ke rumah masing-masing. Terdapat rasa bahagia dan lega dari wajah Dariel saat semuanya berjalan lancar meskipun ada beberapa hal yang membuat suasana kacau."Aku lega semuanya berjalan dengan lancar, Dariel." Ucap Lucia dengan tenang."Benar, sayang. Mari kita masuk ke dalam, kau pasti lelah sejak tadi berdiri untuk menyambut tamu." Damian mengajak istrinya tersebut untuk masuk ke dalam mansion.Dia selalu menggandeng Lucia dengan penuh kelembutan, dia saat ini benar-benar merasa bahagia karena pada hari ini mereka benar-benar bersatu dalam cinta suci yang indah.Selama menunggu Lucia berganti baju dan membersihkan diri, Dariel menunggu dengan tenang sambil bermain Ipadnya. Namun, saat pintu kamar mandi terbuka, dia menelan ludahnya dengan kasar.“S-sayang, a-apa yang aku pakai?” Tanya Dariel dengan terbata-bata.Luc
Setelah malam pernikahan mereka, Lucia pingsan sampai dua hari lamanya karena kecapaian.Dia saat ini harus masuk ke rumah sakit akibat ulah Dariel sendiri, Dariel harus menjaga Lucia saat ini, acara bulan madu mereka harus tertunda dengan hal ini.“Apakah masih sakit sayang?” Tanya Dariel dengan lembut pada Lucia.“Aku masih lemas, aku ingin tidur lagi.” Ucap Lucia dengan lemas, Dariel mengangguk dan membiarkan istrinya beristirahat dengan baik.Dariel duduk di sisi tempat tidur Lucia, tatapannya penuh kekhawatiran pada wajah istrinya yang terlelap. Meskipun tidur, wajah Lucia masih mencerminkan ketegangan dari perjuangan yang dia alami beberapa hari terakhir.Setiap detik berlalu dengan perasaan gelisah yang semakin mendalam dalam diri Dariel. Baginya, melihat Lucia dalam kondisi seperti ini terasa seperti serangan mendalam pada hatinya. Dia tak bisa menghilangkan rasa bersalah dan kekhawatiran yang menghantui pikirannya.Dariel selalu berada di sampingnya, meski kadang-kadang tak m
“Baru sehari aku menyerahkan putriku tapi kau sudah membuatnya seperti ini, Dariel.” Ucap tuan Kaizer sambil menggelengkan kepalanya pelan.Dariel menunduk karena memang merasa bersalah akan hal itu.“Saya minta maaf ayah, saya tak bisa menahan diri. Di lain waktu saya akan berhati-hati menjaga Lucia dengan baik.Dariel terlihat sangat merasa bersalah, bahkan di taman rumah sakit yang asri ini tak bisa menyembunyikan ketegangan dalam situasi ini.Tuan Kaizer menatap menantunya itu dengan datar, “Lakukan hal itu, Dariel. Karena hanya Lucia yang aku miliki di dunia ini.” Ucap Tuan Kaizer dengan serius.“Tunda bulan madumu sampai Lucia benar-benar pulih, aku tak ingin putriku harus masuk rumah sakit lagi.” Lanjutnya.Dariel mengangguk mengerti hingga tuan Kaizer pergi dari sana untuk kembali ke kamar putrinya.Dariel yang melihat itu juga langsung mengikuti tuan Kaizer ke kamar rawat istrinya.“Bagaimana keadaanmu sayang? Apa semuanya sudah baik-baik saja?” Tuan Kaizer tampak tersenyum m
Di keesokan paginya, tuan Kaizer dengan kemauannya sendiri mengantar anak dan menantunya ke bandara untuk pergi bulan madu setelah pernikahan mereka.Bahkan dia yang menjadi supir untuk anak dan menantunya itu, dia sangat ingin mengantar kepergian mereka yang rencananya akan berlibur selama satu bulan itu.“Rencananya kalian akan kemana saja di swiss?” Tuan Kaizer membuka obrolan selama perjalanan tersebut.Tuan Kaizer ingin terlibat dalam percakapan mereka, mencoba menciptakan ikatan lebih dekat sebelum kepergian mereka. Ini bisa menjadi kesempatan bagus untuk mengenal lebih jauh rencana mereka selama di Swiss, dan juga sebagai wujud dukungan dan kebersamaan dalam perjalanan bulan madu mereka.Lucia dengan senang menceritakan sedikit rencana mereka. "Kami berencana mengunjungi beberapa kota di Swiss, seperti Zurich, Lucerne, dan Interlaken. Kami ingin mengeksplorasi keindahan alamnya dan merasakan kehangatan budaya di sana."Dariel menambahkan, "Kami juga ingin menjelajahi pegunungan