Seperti yang dikatakan Dariel, saat ini Vinn atas permintaan Victor menyuruhnya untuk mengawasi bahan dan alat penyerangan yang akan mereka lakukan besok malam.Banyak yang mereka persiapkan bahkan semua anggota XFox saat ini tengah melatih fisik mereka sebelum mereka tempur besok malamnya.Vinn dengan setiap menunggu kapal yang mengantarkan pesanan tuannya dari luar negeri, seluruh pelabuhan ini diamankan oleh anggota XFox dengan ketat.Dengan menghisap rokok dengan santai, dia berdiri di atas kontainer yang tidak terpakai.“Tuan Vin, kapal sudah terlihat.” Ucap bawahannya.Vin tersenyum miring.” Jaga ketat, jika ada seseorang yang mencurigakan segera tangkap tanpa terkecuali.” Ucap Vin dengan serius.Vinn dan anggota XFox nya tetap berada di atas kapal kontainer yang tidak terpakai, bersembunyi dalam bayangan untuk memastikan pengiriman bahan dan alat penyerangan itu berjalan dengan lancar. Mereka tahu bahwa situasi ini sangat penting, dan setiap detik sangat berharga.Ketika kapal
Satu jam berlalu dengan sangat cepat, Dariel menunggu kiriman informasi dari bawahannya yang memiliki kemampuan tingkat tinggi dalam mencari seseorang.Namun, dalam satu jam orang tersebut belum berhasil menemukan apa yang dia inginkan. Hingga akhirnya Dariel memanggil orang itu lagi.“Apa kau ingin mati?” Ucap Dariel dengan dingin saat orang tersebut belum berhasil menemukan keberadaan Lucia sekarang.Orang tersebut tampak sangat tegang dan takut saat Dariel memanggilnya dengan nada yang tegas dan marah. Dia mencoba menjelaskan, "Maaf, Tuan Dariel, saya telah mencoba semaksimal mungkin, tetapi sepertinya semua jejak Lucia hilang begitu saja. Saya belum bisa menemukan keberadaannya. beri saya waktu lima belas menit lagi, tuan"Dariel menghela nafas dalam-dalam, tetapi dia tahu bahwa dia harus bersabar. Dia memberikan waktu tambahan kepada bawahannya dan menjawab dengan suara yang tetap tegas, "Baik, kau punya lima belas menit terakhir. Ini kesempatan terakhir mu untuk menemukan kebera
Situasi semakin tegang, Lucia tak bisa berpikir panjang. Hingga ketukan pelayan tadi kembali terdengar.“Nona, apa anda belum selesai?” Tanya pelayan tersebut.Namun Lucia memilih untuk diam, hingga pelayan tersebut mengernyitkan dahinya lalu keluar dari toilet dan dua detik kemudian kembali dengan pengawal.“Dobrak saja pintunya.” Ucap pelayan tersebut pada pria itu.Pria itu segera mendobrak pintu toilet tersebut namun di dalam kosong.Keduanya saling berpandangan.“Ayo kita cari, tuan Ernest akan murka nanti!” Ucap pelayan tersebut segera.Lucia mendengar percakapan pelayan dan pengawal di luar pintu toilet. Saat mereka memutuskan untuk mencarinya, dia menyadari bahwa dia harus segera mencari peluang untuk melarikan diri. Ketika keduanya keluar, Lucia dengan cepat keluar dari toilet dan mencoba untuk melanjutkan ke pintu keluar.Namun, begitu dia mencapai lorong kapal, dia melihat beberapa pengawal lainnya berjalan mendekati arahnya. Walaupun dia tahu situasinya sangat sulit, Lucia
TERDAPAT KONTEN DEWASA! Dariel membawa Lucia dengan langkah cepat ke dalam kapal pribadinya, dia menyuruh untuk mengemudikan kapal dengan cepat menuju ke daratan karena Dariel takut jika akan terjadi sesuatu yang buruk dengan Lucia. Dariel membawa LUcia di ruangan pribadi kapal tersebut dan mendekapya dengan pelukannya tanpa ingin menurunkannya ke ranjang karena dia merasa jika Lucia lebih aman berada di dekapannya. “Ku mohon jangan terjadi sesuatu yang buruk denganmu.” Gumam Dariel dengan penuh harap, dia sangat ketakutan jika terjadi sesuatu pada orang yang dia cintai. Terlebih wajah Lucia semakin memerah, mungkin itu adalah efek obat yang digunakan oleh Ernest. “Apa yang dia berikan pada Lucia.” Geram Dariel dengan marah. “P-panas.” Gumam Lucia dengan suara rintihan namun mata wanita itu masih terpejam. Dariel merasa semakin khawatir melihat kondisi Lucia. Dia mencoba untuk merilekskan dirinya dan memikirkan tindakan selanjutnya. Kemudian, dia meraih telepon genggamnya dan me
“Tunggu nyonya kalian sampai bangun, aku akan pergi karena ada urusan yang harus segera aku selesaikan.” Ucap Dariel dengan dingin.Bawahan Dariel langsung mengangguk mengerti, mereka memberikan jalan pada tuannya yang akan meninggalkan kapal tersebut. Mereka tidak tahu apa yang dilakukan tuannya tapi mereka akan patuh dengan perintah dan menunggu nyonya muda mereka bangun dari tidurnya setelah malam panjang dengan tuan mereka.Dariel meninggalkan kapal dengan langkah-langkah yang tegas, meninggalkan kru kapal yang terkejut dengan peristiwa yang baru saja terjadi. Dia memiliki urusan yang harus segera dihadapinya, demi hubungannya dengan Lucia. Dia berharap setelah urusan ini selesai dia bisa kembali dengan wanitanya.Tugas Dariel sebagai pemimpin kelompok kriminal mungkin sangat berat, tetapi dia selalu memprioritaskan keselamatan Lucia di atas segalanya. Dengan perasaan yang berat di hatinya, dia pergi untuk menyelesaikan urusan pribadinya, sambil berharap bahwa Lucia akan pulih sec
Di dalam mansion, Lucia tampak serius berbicara dengan sang ayah. Dia tak menyangka jika ayahnya sendiri mengetahui hal ini.“Jelaskan apa maksud ayah tadi.” Ucap Lucia dengan tegas.Dia tak menyangka kata-kata ayahnya tadi jika dia mengalami hal ini semua karena jebakan dari seseorang yang sejak lama dia percaya.“Aku tak tahu pasti alasannya, putriku. Tapi Ernest bersengkongkol dengan Ellard dan menjebakmu semalam. Aku sangat khawatir sehingga aku menghubungi Dariel untuk menemukanmu. Dan akhirnya kau bisa selamat dan tak terjebak dengan pria bajingan itu.” Ucap tuan Kaizer dengan serius.Lucia merasa sangat terkejut dan marah mendengar penjelasan ayahnya. Ellard, adalah orang yang seharusnya bisa dia percayai, ternyata telah bersekongkol untuk menjebaknya. Rasa percaya yang sudah lama dia miliki terhadap mereka sekarang hancur berantakan."Dariel?" tanyanya dengan heran. "Ayah, apa hubungan Dariel dengan semuanya ini? Mengapa ayah menghubunginya?"Tuan Kaizer menjelaskan dengan se
“Nyonya meminta obat pencegah hamil pada pelayan tuan.” Lapor Victor yang mendapatkan informasi ini dari bawahannya.Mulai dari semalam, seluruh pelayan tuan Kaizer juga berada dibawah naungan mereka, sehingga semua informasi dari Lucia dia akan selalu mengetahuinya dan tuan Kaizer mengijinkannya dengan batasan tertentu.Dariel yang sebelumnya sibuk mempersiapkan strategi cadangan untuk nanti malam langsung melihat ke arah Victor.“Apa dia takut dia hamil?” Tanya Dariel dengan serius.“Sepertinya begitu, tuan. Apakah anda ingin mengijinkannya?” Tanya Victor dengan sopan.“Beri yang palsu yang isinya hanya vitamin biasa, namun cari yang aroma dan rasanya sangat mirip. Karena Lucia adal
“Bagaimana persiapannya?” Tanya tuan Kaizer pada Dariel.Sesuai dengan kesepakatan dan perjanjiannya, tuan Kaier mendukuh penuh XFox dalam upayanya melawan Swartwolf.“Kita akan bergerak pukul sepuluh malam.” Ucap Dariel pada tuan Kaizer.Tuan Kaizer mendengarkan dengan serius. "Baik, kita akan bersiap-siap untuk pukul sepuluh malam. Kita akan menyusun pasukan dan mengatur strategi penyerangan. Kita tidak boleh gagal dalam misi ini."Dariel mengangguk, "Saya akan memimpin pasukan saya untuk melakukan penyerangan, sementara Anda dan tim Anda bisa melakukan serangan dari arah lain. Ini akan membuat mereka terpecah perhatiannya dan memberi kami keunggulan."Tuan Kaizer mengangguk setuju, "Sukses, Dariel. Kita akan mengakhiri ini malam ini." Mereka berdua pun kembali fokus pada persiapan mereka, siap untuk menghadapi pertempuran yang akan datang.“Berikan aku rencana strategi penyerangan mu, aku akan menyesuaikan dengan rencana kalian.” Ucap tuan Kaizer dengan serius.Dariel menyampaikan
Kabar kehamilan kedua Lucia disambut dengan penuh suka cita oleh semua orang.Bahkah saat mendengar ibunya mengandun seorang adik, Ethan tampak sangat senang dan berharap adiknya perempuan agar bisa dia jaga dan sayangi sepenuhnya.“Kapan adik akan muncul, bu?” Tanya Ethan dengan begitu antusias.“Adikmu akan lahir ketika kandungan ibu sudah mencapai sembilan bulan.” Jelas Lucia dengan penuh kelembutan pada putranya.“Lalu sekarang sudah berapa bulan? Aku sungguh tak sabar ingin menggendong adik.” Ucap Ethan dengan semangat.“Ini kemungkinan memasuki minggu ke lima, jadi kau harus bersabar. Okey?” Ucap Lucia sambil mengecup kening istrinya dengan penuh kasih sayang.Ethan begitu bersemangat menunggu kehadiran adiknya yang diinginkannya. Setiap hari, ia terus menanyakan kapan adiknya akan lahir, dan kegembiraan serta antusiasme dalam suaranya tak terbendung."Minggu ke lima? Artinya adik akan datang dalam tujuh bulanan lagi, benar?" tanya Ethan dengan riang, matanya berbinar-binar."Ya
“Ceritakan pada kami, sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Dariel dengan serius pada Vinn.Sebagai orang yang mengenal Vinn cukup lama, Dariel terkejut ketika Vinn sudah memiliki putri sebesar putranya bahkan Vinn belum menikah.Namun, Vinn terlihat menunduk seperti penuh penyesalan. “ A-amira adalah kekasih saya, kami memang berencana ingin melangsungkan hubungan yang lebih serius, namun saat ibu angkatku mengetahuinya, dia tak setuju dengan Amaria karena menganggap Amaria hanya konsultan hukum junior yang tak terpandang. Anda tahu bagaimana ibu angkat saya tuan dan saya tidak mungkin melawan wanita yang telah merawat saya.” Dariel yang mendengar itu mendesah, “Lalu kenapa kau terlihat begitu menyesal? Bukankah hari ini adalah bagian dari pilihanmu?” Ucap Dariel dengan tenang.“S-saya saya tidak tahu jika Amaria waktu itu mengandung, jika aku tahu dia mengandung tentu aku akan berusaha keras mempertahankannya.”Lucia yang mendengar itu merasa tampak kecewa, “Aku sebagai wanita kecewa
Obrolan Lucia dengan ibu Cila, yang bernama Amira tersebut berlangsung cukup akrab, ternyata mereka memiliki hobby yang sama.“Aku melihat kartu nama mu, pekerjaanmu sebagai konsultan hukum. Apa itu benar?” Tanya Lucia dengan ramah."Mendengar tentang pekerjaanmu sebagai konsultan hukum membuatku tertarik, Amira. Aku sendiri bukan konsultan hukum, tetapi aku memiliki minat yang besar terhadap hukum dan berbagai topik terkait. Aku sangat menghargai profesi seperti yang kamu lakukan," ucap Lucia dengan penuh antusiasme.Amira mengangguk, terlihat senang menemukan seseorang yang bisa diajak berbicara tentang minatnya. "Sama-sama, Lucia. Memang menarik memiliki kesamaan minat seperti ini. Apakah kamu sering membaca atau mempelajari topik hukum secara mendalam?""Ya, aku suka membaca dan memperluas pengetahuan saya tentang hukum akhir-akhir ini, meskipun tidak bekerja di bidang tersebut. Aku percaya pengetahuan hukum sangat berguna dalam berbagai aspek kehidupan," jelas Lucia sambil tersen
“Terima kasih, om, tante, Ethan. Karena membantuku.” Ucap Cila dengan wajah polosnya. Baru kali ini dia dibantu saat dirinya dibully, selama ini semua orang seolah tutup mata bahkan ibunya sendiri tidak mampu melindunginya karena yang membullynya adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan yang tinggi.Dariel yang melihat gadis kecil itu tampak tersenyum, “Bukan apa-apa, sweety. Dimana orang tua mu? Apakah kau akan dijemput?” Tanya Dariel dengan lembut.Cila mengangguk, “Ibuku akan menjemput saat istirahat nanti, dia masih bekerja jadi tak bisa menjemput tepat waktu. Tapi aku tak apa, om. Aku akan menunggunya seperti biasa.” Ucap Cila dengan tenang.Lucia yang melihat keberanian di mata gadis itu langsung terenyuh, anak sekecil ini sudah bisa memahami keadaan orang tuanya. Apalagi
“Aduh! Kenapa kamu mendorong Cila!” Teriak anak kecil dengan berani pada segerombolan anak kecil yang seusianya. “Hei, kau anak yang tak punya ayah itu kan? Kenapa kau bisa sekolah disini. Inikan sekolah bermain elite.” Tanya anak laki-aki tersebut pada gadis kecil bernama Cila. “Memang jika tak punya ayah aku tak bisa bersekolah, ha? sini kalau berani jangan mainnya keroyokan dong.” Ucapnya tanpa rasa takut sekalipun. anak-anak laki-laki itu langsung menjambak rambut anak gadis itu dengan keras dan merundungnya dengan tawa yang cukup keras. Ethan, dia yang sedang menunggu ibunya menjemputnya merasa terganggu dengan perundungan tersebut. Dengan berani dia langsung menolong gadis kecil itu yang tampak ingin menangis namun ditahan agar lawannya tak semakin menyiksanya. Situasi itu membuat Ethan merasa tidak enak hati. Dengan langkah mantap, dia mendekati anak-anak yang sedang merundung Cila. Meskipun merasa agak takut, dia bertekad untuk membantu. "Diam kalian!" teriak Ethan deng
Tahun pertama Ethan memasuki waktu sekolahnya, saat usia tiga tahun ini Lucia memutuskan untuk mendaftar ke sekolah bermain agar Ethan bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.Ethan yang baru pertama kali ikut kelas ini hanya memegang tangan ibunya dengan erat, Lucia yang melihat itu tersenyum. “Jangan takut, mereka adalah temanmu semua. Ayo bergabunglah dengan mereka.” Ucapnya dengan lembut pada putranya tersebut.Saat melihat Ethan yang agak ragu-ragu di hari pertamanya di sekolah bermain, Lucia mencoba memberikan dukungan dan semangat padanya. Dia meraih tangan kecil Ethan dengan lembut, merasa getaran kecil dari kecemasan yang dipancarkan anaknya."Kamu akan memiliki waktu yang menyenangkan di sini, nak. Mereka semua adalah temanmu yang baru," ucap Lucia dengan lembut sambil tersenyum menghi
Sesuai dengan janji Dariel, saat ini dia mengajak istri dan anaknya untuk pergi ke pantai bersama. Ethan terlihat sangat senang dan bermain dengan pasir dipinggir pantai bersama Lucia.Suasana di pantai begitu menyenangkan. Dariel dan Lucia duduk di pinggir pantai sambil menikmati keindahan laut yang bergerombolkan ombaknya. Mereka tersenyum melihat Ethan yang riang bermain-main dengan pasir. Dariel berusaha membuat istri dan anaknya merasa bahagia di tempat yang indah ini."Ethan benar-benar senang di sini," ujar Dariel sambil tersenyum melihat putranya."Iya, pantai memang salah satu tempat favoritnya," kata Lucia sambil mengelus kepala Ethan yang sedang asyik membangun benteng pasir."Kau juga terlihat senang di sini," ucap Dariel sambil menatap istrinya dengan penuh kehangatan.Lucia tersenyum. "Benar, udara pantainya begitu menyegarkan. Terima kasih sudah membawa kami ke sini."Mereka melanjutkan hari mereka dengan bermain air, menjelajahi pantai, dan menikmati waktu bersama. Dar
“Kau membaca apa sayang?” Tanya Dariel yang setelah mandi langsung menghampiri istrinya meskipun dia masih menggunakan handuk kimono di badannya.Lucia yang melihat suaminya tersenyum tipis, “Aku sedang membaca novel saja, aku sedang jenuh saat ini.” Ucap Lucia dengan lembut.Dariel duduk di pinggiran kursi dengan menatap buku novel yang dibaca istrinya, “Malam pertama dengan sang CEO.” Gumam Dariel dengan menaikkan alisnya, “Kau membaca novel seperti ini Lucia?” Tanya Dariel terkekeh lalu mengambil buku novel yang dibaca istrinya.“Oh apa kau ingin gaya baru dalam hubungan kita Lucia?” Tanya Dariel menggoda Lucia.“Tidak.” Elak Lucia yang berusaha merebut kembali novel yang dipegang oleh suaminya dengan malu.Dariel terus menggoda Lucia hingga Lucia tersandung dan terjatuh ke ranjang dengan menarik Dariel hingga tubuh Dariel menindih Lucia.“Apa ini juga tertulis di novel ini sayang? Apakah kau ingin menggodaku saat hari masih belum petang?” Bisik Dariel yang menggetarkan hati Lucia.
Kehidupan keluarga Dariel semakin hari semakin bahagia, terlebih Lucia saat ini tengah menikmati momen santai bersama putranya yang saat ini sudah pintar berlari dan mereka menikmati hari ini di taman belakang rumahnya..“Nyonya, nona Clara datang lagi.” Ucap pelayan Lucia padanya.Lucia yang mendengarnya tersenyum, “Bawa dia kemari.” Ucap Lucia dengan tenang.Meskipun dahulu ada rasa kekhawatiran terhadap Clara, namun saat ini Lucia dan Clara sudah berteman semenjak hari itu dia datang ke mansionnya.“Lucia, bagaimana kabarmu?” Tanyanya dengan ramah.Lucia tersenyum dan mengangguk, “Aku sangat baik, bagaimana dengan kuliahmu? Ku dengar kau melanjutkan kuliah S2.”Terkadang, kehidupan bisa memberikan kesempatan kedua yang menakjubkan. Seperti yang dirasakan Lucia saat ini, di mana pertemuan dengan Clara yang awalnya penuh ketegangan, kini berubah menjadi obrolan santai dan hangat di taman belakang rumahnya.“Aku baik-baik saja. Iya, aku lanjut S2 sekarang. Belum terlalu sulit, tapi cu