Zyan melarang Rui, untuk tidak pergi kesungai lagi karena tak tahan membaca komentar-komentar netizen pria yang sangat memuji Rui karena cantik dengan kulit seputih salju.
Kakek Liu meminta Rui menginap beberapa hari di rumah utama. Keseharian Rui di lalui dengan begitu natural seperti sudah bertahun-tahun lamanya mengenal Kakek Liu. Bahkan Zyan cucu kandungnya sendiri tidak sedekat ini.
Rui memasak untuk Kakek Liu, Rui menemani Kakek Liu bermain catur. Bagi Kakek Liu orang yang pandai bermain catur adalah orang yang pandai berstartegi, paham kapan harus diam dan kapan harus menyerang.
Ketika sedang bermain catur Kakek Liu memberi nasehat kepada Rui.
"Pandai-pandailah menjaga diri," nasehat Kakek Liu.
"Akan ada lebih banyak kerikil lagi kedepannya," tambah nasehat Kakek Liu lagi.
Rui memandang sejenak kepada Kakek Liu, Rui merasakan kasih sayang yang benaran tulus.
"Kakek terima kasih, asalkan kakek tetap percaya kepadaku maka itu sudah cukup," jawab Rui.
"Tinggalah disini!"perintah Kakek Liu.
Rui "…"
"Sebagai istri dari ahli waris utama keluarga Liu, penting bagimu untuk banyak belajar," jelas Kakek Liu.
"Akan ada guru khusus untukmu yang akan mengajari banyak hal," jelas Kakek Liu lagi.
Kakek Liu tahu, jika Rui adalah gadis yang pandai. Hanya saja keadaan memaksanya untuk tertinggal.
Rui teringat pesan ayahnya bahwa harga diri adalah hal yang sulit didapat dan juga sulit dipertahankan. Ilmu adalah salah satu gerbang untuk mendapatkan harga diri dan mempertahankan harga diri.
"Baik kakek," jawab Rui.
Sementara itu di salah satu kediaman keluarga Liu, nampak ibu dan anak sedang berdebat.
"Ma!" panggil Liu Qi Shan
"Ini ? Mengapa beritanya cepat sekali menghilang," ujar Qi Shan.
"Pasti si tua bangka itu yang melakukanya," ujar Nyonya Su He.
"Jika saja Papamu masih ada bersama kita, maka kau yang akan menjadi Nyonya Muda Liu," ujar Nyonya Su.
"Tenanglah kita akan memikirkan cara untuk melenyapkan gadis desa itu," janji Nyonya Su.
Rui sudah resmi pindah ke rumah utama, Rui sudah memahami peraturan rumah utama dengan baik. Misalnya saja jika rumah utama mengadakan perjamuan maka tugasnyalah untuk menyambut para tamu-tamu yang telah datang.
Hari ini guru khusus yang Kakek Liu janjikan telah datang, Pria berkaki panjang dan berkacamata tersebut berdiri menatapi jendela yang menghadap ke taman rumah utama.
"Halo Tuan," sapa Rui.
Pria itu menoleh, melihat Rui dan tersenyum ramah, "Halo Nyonya," jawab Lin Shi jin.
"Tuan Lin, mohon bimbingannya!" pinta Rui.
Mereka pun memulai sesi pembelajaran mereka. Shi jin datang setiap hari di pagi hari, pelajaran akan selesai di siang hari karena Shi Jin juga masih harus mengajar di Universitas.
Shi Jin sangat menggagumi Rui, baru beberapa hari mengajari Rui, Shi Jin merasa menemukan berlian yang belum terasah.
Sudah hampir enam bulan, Shi Jin mengajari Rui, kemajuan Rui terlihat pesat sekali, karena itu Shi Jin ingin mengajak Rui untuk mengikuti Study Tour ke London.
Shi Jin pun memberanikan diri untuk meminta ijin kepada Kakek Liu, mendengar Shi Jin menyebut London. Kakek Liu teringat dengan cucunya itu, Zyan Liu.
"Bocah tengik itu, Sudah setahun menikah namun tak pernah menengok Rui, istrinya," pikir Kakek Liu.
"Baik aku mengijinkan," jawab Kakek Liu.
Kakek Liu akan menempatkan Bibi Ye untuk ikut bersama Rui tinggal bersama Zyan juga.
Qi Shan dan Nyonya Su, hari ini datang mengunjungi Kakek Liu untuk memberi salam.
Qi shan memperhatikan pria yang sedang bersama Rui, "Ma itu siapa?" tanya Qi shan.
Rui yang melihat Nyonya Su datang segara memberi salam, "Bibi," sapa sopan Rui.
"Siapa pria ini?" tanya Nyonya Su menyelidik.
"Nyonya Su, perkenalkan aku Shi Jin. Aku adalah guru yang mengajari Nyonya Muda Liu," jawabnya.
"Guru? Terlihat masih muda," gumam Nyonya Su dalam hati.
"Baiklah, aku pamit," ujar Shi Jin kepada semuanya.
Setelah memberi salam kepada Kakek Liu, Qi Shan mengajak Rui berjalan-jalan ke taman.
"Apakah sepupuku, sering menjengukmu?" tanya Qi Shan.
Rui terdiam, dia bahkan tidak mengetahui nomor ponsel suaminya itu. Pertemuan pertamanya adalah ketika Zyan membuka cadar pengantinnya, dan setelah itu setahun dilalui tanpa pertemuan.
"Rui!" panggil Qi Shan membuyarkan lamunan Rui.
"Kau harus bisa memahami sepupuku itu ya," ujar Qi Shan dengan sedikit nada memprovokasi.
"Apa maksudmu?' tanya Rui.
"Sepupuku itu telah mencintai seseorang, namun Kakek Liu tidak menyetujuinya," cerita Qi Shan.
Rui "…"
"Mengapa?" tanya Rui.
"Entahlah Kakek Liu, memiliki peniliaian sendiri," jawab Qi Shan.
"Apa kau tahu, sekarang wanita itu sudah menjadi top model internasional," ujar Qi Shan memanasi hati Riu.
Namun Rui terlihat santai, karena dirinya tidak pernah memperhatikan hal-hal yang diceritakan Qi Shan.
Qi Shan mengambil ponselnya lalu menunjukan foto wanita yang disukai suaminya itu.
"Lihatlah, cantik bukan?" ujar Qi Shan.
Rui melihat artikel berita tersebut, ada foto suaminya sedang bersama wanita tersebut.
"Li An Ran," gumam Rui dalam hati membaca isi artikel tersebut.
Setelah kepulangan Nyonya Su dan Qi Shan. Rui pergi ke kamarnya, membaringkan tubuhnya di ranjang.
"Suami," gumam Rui dalam hati.
Rui memeluki bantal yang ada di ranjangnya, selama ini jika ayahnya bertanya maka dia akan menjawab jika suaminya itu sangat menyayanginya, sementara kenyataannya dia bahkan belum menyentuh dirinya sama sekali.
Dalam beberapa hari ini, Rui tengah bersibuk mempersiapkan kepergiannya ke London. Bibi Ye sangat bersemangat sekali, karena Nyonya Muda dan Tuan Mudanya ini akhirnya akan tinggal bersama untuk pertama kalinya dalam waktu yang agak lama.
Asisten Fu melaporkan kepada Zyan bahwa Nyonya Muda Liu akan datang ke London, Zyan meletakan penanya dan menatap Asisten Fu.
"Untuk apa?" tanya Zyan dingin.
"Study tour," jawab Asisten Fu.
"Dalam setengah tahun ini Tuan Besar ada mengaturkan guru khusus untuk Nyonya Muda, karena itu Nyonya akan ikut pergi Study Tour bersama gurunya," jawab Asisten Fu.
"Aturlah tempat tinggal untuknya!" perintah Zyan.
Asisten Fu mengatur Bibi Ye dan Nyonya Muda Liu untuk tinggal di Aprtemen yang Zyan miliki.
Asisten Fu telah di bandara untuk menjemput Nyonya Muda dan Bibi Ye. Mendengar jika Zyan mengatur dirinya dan Bibi Ye untuk tinggal di apartemen, Rui pun menolak.
"Bibi Ye, aku akan ikut dengan rombongan mahasiswa untuk tinggal di mes selama Study Tour," ujar Rui.
"Jadi Bibi Ye saja yah yang ikut dengan Asisten Fu," ujar Rui.
Rui berpikir jika Tuan Besar tahu bahwa Zyan menempatkan dirinya di Apartemen pasti Tuan besar akan sangat marah. Tapi jika Tuan Besar mengetahui bahwa dirinya memilih di asrama mahasiswa maka itu tak akan jadi masalah.
Rui pun pergi bersama Shi Jin, sementara Asisten Fu membawa Bibi Ye ke kediaman Zyan.Setelah mengantar Bibi Ye, Asisten Fu kembali keLiu Corporation dan melaporkan kepada Zyan bahwa Nyonya Muda memilih tinggal bersama siswi-siswi di penginapan mereka tanpa Bibi Ye.Zyan yang mendengarnya hanya diam dingin. Zyan berdiri mengambil jasnya, "Biarkan saja," ujarnya dan bergegas pergimeeting.Malam hari, sesampainya di Mansion. Zyan sudah mencium bau harum masakan Bibi Ye, "Tuan Muda!" sapa Bibi Ye."Makan malam sudah siap," ujar Bibi Ye."Emm …" jawab Zyan.Zyan menarik kursinya dan memulai makan malamnya sendiri di meja makannya yang besar itu.
Zyan menatapi kedua mata Rui yang nampak polos tersebut. Satu tahun menikah ini kali pertama mereka sedekat ini."Emm ..." gumam desah Rui lagi.Rui mensusutkan tubuhnya kepelukan Zyan, mau tak mau Zyan merasakan halus kulit istri yang sedang memelukinya ini."Tuan Muda Liu, apa kau benar-benar tidak menginginkanku?" tanya manja Rui."Jika enggan menikah, mengapa kau bersedia menikahiku dan mengambil kebebasanku," ujar Rui lagi."Apa kau ingin bebas?" tanya Zyan seraya menapuk dagu Rui, agar menatapnya. Rui mengelus lembut pipi Zyan dengan jarinya."Ya aku ingin bebas seperti dulu, mandi di sungai, bebas mengejar kupu-kupu, mencoba dedaunan yang bisa kujadikan makanan meski terkadang terac
Zyan mengetuk-ngetukan jarinya dimeja mahoni solidnya, "aku ingin dia tidak bisa berkuliah di universitas mananapun di tiongkok!" perintah Zyan kepada asisten Fu.Ingin mencoreng Rui, bagi Zyan itu sama saja ingin mengusik keluarga Liu.Ini sudah termasuk hukuman sekaligus pengampunan yang Zyan berikan. Hanya sekedar mendapatkan hukuman tidak bisa berkuliah di universitas manapun.Emilly terbujuk rayuan Qi Shan, karena dibutakan oleh kecemburuannya tehadap Rui yang terlihat dekat dengan Shijin. Emilly berpikir bahwa Qi Shan akan melindunginya jika terjadi sesuatu, namun tak disangka Qi Shan malah menghianatinya.Di rumah keluarga Ye, terang saja mereka marah karena kebodohan Emilly yang berani-berani menyinggung Keluarga Liu. Keluarga Ye memutuskan mengirim Emilly ke luar negri,
Rui membuka kotak coklat tersebut, lalu mengambil satu bungkus dan membukakannya untuk Tuan Mu. Rui menyuapi Tuan Mu."Enak tidak?" tanya Rui.Tuan Mu mengangguk dan tersenyum, Bibi Ye menperhatikan gerak-gerik ayah dan anak, dan semakin mengerti mengapa Kakek Liu memilihnya menjadi menantu ahli waris utama keluarga Liu."Ayah!" panggil Rui."Kakek mengijinkan aku menginap tiga hari disini," ujar Rui sambil memeluki Ayahnya itu."Ya, ya Ayah sangat senang kau ada di sini," ujar Tuan Mu.Tak berapa lama Tuan dan Nyonya Gu datang untuk melihat Rui. Rui segera saja berhambur kepelukan Nyonya Gu."Aiyooo …" ujar Nyonya Gu.
Rui segera mengabarkan tentang keputusannya, menerima tawaran dari Feng Chen. Mendengarnya tentu Feng Chen sangat senang."Baik jika begitu esok datanglah ke kantor," ujar Feng Chen."Baik, aku akan melakukan yang terbaik," jawab Rui.Rui pun merasa senang, lalu bergegas pergi ke pusat perbelanjaan, Rui membeli beberapa helai pakaian kerja. Sebelum Rui kembali keTong City, Asisten Fu memberikan sebuah Black Card untuk Rui.Rui memandangi kartu Black Card di tangannya. Dari majalah Rui membaca ini adalah kartu tanpa batas. Rui lalu mencari Butik yang terlihat mahal.Kartu ini tidak bisa dipakai jika hanya membeli baju seharga 100 yuan (dua ratus ribu rupiah).Rui memasuki butik paling mewah yang ada di pusat perbelanjaan tersebut. Dan mulai melihat-lihat pakaian kerja yang terpajang
Zyan melemparkan ponselnya ke meja, dan memilih berendam air panas untuk menyegarkan tubuhnya, Zyan memakai piyamanya dan memilih tidur lebih awal.Tengah malam Rui baru kembali ke rumah utama, kamar nampak gelap remang-remang namun Rui tidak berani menyalakan lampu. Rui perlahan masuk ke kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi dengan sangat pelan karena takut membangunkan Zyan.Setelah itu Rui perlahan naik ke ranjang mereka dan tidur di sebelah Zyan. Ini kedua kalinya mereka tidur satu ranjang.Zyan menyadari kehadiran Rui namun memilih tetap menutup matanya, aroma mint dari tubuh Rui menyeruak ke penciuman Zyan seakaan melumpuhkan semua syaraf-syaraf di tubuhnya.Jika Zyan bersusah payah untuk bisa tidur kembali, maka Rui sudah terlelap dengan sangat nyenyak karena kelelahan.Di pagi hari, Rui terbangun dan melihat
Zyan meletakan kembaliHair drayer tersebut di laci dan kembali bersibuk dengan berkas pekerjannya.Rui menatapi Zyan dari kaca meja riasnnya dengan tetap mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang ada di tangannya.Rui berdiri, dengan masih membawa handuk kecil di tangannya, Rui pergi ke kamar tamu dan merebahkan dirinya disana.Dirinya enggan tidur seranjang dengan pria yang bahkan menganggap keberadaannya tidak lebih penting dari seekor puddle.Zyan menatapi pintu kamarnya, melihat nampaknya Rui tidak akan kembali ke kamar mereka maka Zyan pun mematikan lampu diatas nakas dan mulai tertidur.Di pagi hari Rui terbangun dan melihat Kakek Liu berdiri disamping ranjangnya sambil bersedekap.
Acara selesai tengah malam, Direktur Feng dan Helen mengantar Rui ke rumah utama. Rui terlihat mabuk mabuk, Zyan masih bekerja di ruang kerjanya, melihat ada mobil yang datang, Zyan pun langsung saja pergi untuk keluar.Helen memapah Rui namun tak seimbang, Direktur Feng dengan segera menangkap tubuh Rui."Aiyoo .... Direktur Feng kau sangat tampan," ujar Rui maracau.Zyan langsung saja membuka pintu dan melangkah cepat kearah Rui, Zyan mengambil tubuh Rui dari pelukan Feng Chen."Aaaah lepas," ujar manja Rui."Direktur Feng," panggilnya lagi dengan suara sendu."Masuk!" perintah Zyan kepada Rui."Tidak mau! jawab Rui membangkang
Su Lin dan Helen langsung saja menemani kesayangan mereka itu, menghibur dan menguatkannya agar tidak terkena baby blues, suatu sindrom yang megarah kepada rasa rendah diri yang bisa ibu hamil alami.Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan.seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Kondisi ini menyebabkan Bunda menjadi mudah marah, sedih, menangis, dan kelelahan tanpa penyebab jelasKondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan. Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga dua minggu. Zyan pun berencana membuat ruang Nicu sendiri di rumahnya, karena memikirkan perasaan istrinya itu.Zyan tidak ingin nanti ketika Rui sudah bisa kembali pulang ke rumah tapi harus sebentar-sebentar ke rumah sakit untuk mejenguk bayi mereka.pada akhirnya dia pun membuartkan satu ruangan lengkap sama persis seperti ruang Nicu, dan memperkerjakan dokter anak terbaik dan peraw
Fu He dan Fu Chen saling menatap, berbicara melalui binar mata mereka, berbicara dengan bahasa yang hanya di mengerti oleh mereka berdua. Mereka mengangguk pelan, memahami jika saat ini mereka harus membuat kesempatan untuk melarikan diri secepat mungkin.jika saat pelatuk ditarik, hampir tidak mungkin untuk menghidari tembakan. Peluru terlalu cepat untuk dihindari manusia. Namun, ada cara untuk melepaskan diri dari situasi seperti itu. Dengan cara memecah perhatian si penembak.Fu He dan Fu Chen menilai jika mereka memiliki kesempatan itu, kesempatan untuk melarikan diri yang cukup baik. Memunggungi si penembak membuat mereka akan lebih mudah untuk diserang. Jadi mereka berlari dengan pola zig-zag. ketika mereka melarikan diri seperti ini makah langkah ini membuat mereka lebih sulit untuk tertembak.Fu He memberi tanda kepada Fu Chen, lalu dia melihat sebuah Alat pemadam kebakaran api ringan, APAR ini bisa bertahan hingga tiga tahun jika disimpan di tempat yang kering. Jadi sungguh sa
Fuchen telah menunggu di lobi Liu Corporation, begitu Fu He meminta bantuannya dia langsung saja meninggalkan kampusnya dan melesat ke sini dengan cepat. Ini adalah kakak rasa ayah kandung. Baginya Fu He adalah sosok pengganti Ayah yang terbaik.Fu He telah merawat Fuchen dengan telaten semenjak dia masih bayi, karena inilah mereka berdua sangat dekat. Begitu melihat kakak sepupunya itu keluar dari lift langsung saja dia menghampirinya, "Jadi Kak, siapa yang harus aku pukul untukmu?" tanya Fuchen."Simpan saja tenagamu," ujar Fu He."Ada hal-hal yang hanya bisa diselesaikan dengan ini," ujar Fu He seraya menunjuk kepalanya."he he he ," ujar Fuchen terkekeh."Jika tidak apa-apa, maka jangan bertindak gegabah!" ujar Fu He."Siap Kak!" jawab Fuchen sekaligus memberi hormat.Fu He berjalan seraya tersenyum samar. Mereka pun melajukan mobil mereka menuju tempat yang disepekati untuk bertemu dengan Reinhart. Tempat yang di pilih oleh Reinhart adalah sebuah komplek mewah yang sudah beru
Setelah kejadian intim diantara keduanya, maka sudah tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka. Fu He dan Helen sudah bisa saling terbuka antara satu sama lainnya. Mereka berdua makan malam dengan romantisnya meski dengan tempat yang keromantisannya hanya sekadarnya saja. Namun, jika kau sedang jatuh cinta maka semua akan nampak terlihat indah di pandangan mata. Setelah makan malam, mereka sedikit bersantai. Fu He duduk di sofa. Sementara helen merebahkan diri dan meletakan kepalanya di kedua paha Fu he, "jadi apakah semua baik-baik saja?" tanya Helen sembari memainkan jari jemari tangan assiten Fu. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja," jawab Fu He. "Jika begitu maka aku bisa tenang," ujar Helen melega. Di kediaman Liu, nampak Rui. sedang berlatih pernapasan, dia ingin agar bisa melahirkan secara normal. Karena itulah dia mengikuti kelas prenatal atau dikenal juga sebagai kelas antenatal adalah kelas yang diikuti oleh calon orang tua sebelum melahirkan. Melalui kelas-kelas
Karena keadaan ini, maka Zyan mengurangi pekerjaan Fu He, agar dia dapat segera kembali pulang, di sana telah di tempatkan penjaga untuknya. Sementara itu, Fu He sendiri enggan berlama-lama di rumah, karena terbiasa menghabiskan waktu diluar, berkativitas. ketika di minta diam di rumah, maka itu seperti mengalami kehidupan di jaman purbakala. Fu He berkali-kali berpindah-pindah duduk dari satu sofa ke sofa yang lain. Memainkan ponselnya, sebuah game menyusun balok-balok, "Haisssh," gumamnya sembri telungkup ketika sudah merasa bosan. Ponselnya berdering, tertera nama Helen di layar ponselnya, "Halo," jawab senang Fu He. "Aku di lobi bawah, bisakah kau menjemputku!" pinta Helen. "Di bawah ... ah iya ... tunggu aku ... akan segera turun," jawab Fu He bersemangat. Di bawah nampak Helen datang sambil membawa kotak bekal makanan, Fu He langsung saja menghampiri dan menggambil kotak makan itu dari tangan Helen, "Apa ini untukku?" "Iya,
Setelah agak lama mengobrol, maka Feng Chen pun pamit untuk pulang, "Beristirahatlah, esok aku akan menjemputmu.""Kau berhati-hatilah," ujar Su Lin.Feng Chen mencium kening Su Lin, lalu melangkahkan kaki panjangnya meninggalkan kediaman Liu. Su Lin kembali masuk ke kamar. Melihat jika Rui dan Helen sepertinya sedang serius membicarakan sesuatu, "Kalian sedang membicarakan apa?""Ah ini ... aku sedang memberitahu Hellen tentang kejadian sebenarnya," jawab Rui."Kejadian tentang Ellina dan Fu He," jelas Rui lagi."Ada apa ... ceritakan lagi kepadaku!" pinta Su Lin.Rui pun menceritakan sama persis seperti yang Zayn katakan kepada dirinya tadi, Su Lin mengangguk-angguk tanda memahami isi cerita Rui, lalu Su Lin berkata "Itu bukan salah Fu He, takdir langit tidak ada yang bisa mengubah,""Itu bukan salah Fu He," ujar Su Lin sekali lagi."Dan kau harus berhati-hati dengan Reinhart ... aku lihat dia ada niat tidak baik
90.Dalam mobil, nampak Helen terlihat limbung, Su Lin melajukan mobil dengan sedikit lebih santai. Sementara Rui, mencoba menghibur Helen dengan menepuk-nepuk lembut tangan Helen. Merek pun tiba di rumah utama keluarga Liu.Rui memandangi Helen, lalu mencoba membujuknya, "Malam ini menginap di sini saja ya!"Rui menoleh kepada Su Lin, dan memberi tanda agar membantunya untuk membujuk Helen juga. Su Lin langsung menggandeng tangan Helen, "Ya kita sudah lama lho! Tidak bergosip," tukas Su Lin membantu Rui."Hiish kalian …" jawab Helen sambil memaksakam senyumannya."Ya,ya baiklah," akhirnya Helen pun bersedia menginap."Bagus sekali!" jawab Rui senang.
Di rumah utama keluarga Ou, nampak Reinhart sedang menghancurkan segala macam pajangan yang ada di rumah itu, tidak terima dengan keputusan tuan besar Ou, tiba-tiba saja Reinhart merasa jika asisten Fu ini seperti sebuah parasit yang mengganggunya, merasa jika asisten Fu selalu ingin memiliki apa yang dia inginkan dan selalu saja merebutnya."Tidak! untuk kali ini aku akan benaran menghabisimu," ancam Reinhart.Sementara itu, di Liu Corporaton nampak Zyan dan asisten Fu tengah berdiskusi serius tentang hal ini, "itu bukanlah bagian yang kecil, pikirkanlah baik-baik!" nasehat Zyan kepada asisten Fu.Malam ini akan ada perjamuan makan malam acara amal, Rui datang ke Liu Corporation. Sederet gaun malam khusus wanita hamil pun telah tersusun rapi. Asisten Fu keluar dari ruangan kerja Zyan ke
Assisten Fu, memutuskan untuk menjaga jarak dulu dengan Helen. Memberikan waktu untuk diri mereka sendiri dulu. Asisten Fu benar-benar berhasil mengembalikan kefokusannya, kejadian di malam itu ketika Helen mengantarnya pulang ketika mabuk. Sudah cukup untuk menjadi pil penyemangat bagi asisten Fu. Sementara itu, melihat ketidakbersamaan Helen dan Asisten Fu, maka Reinhart benar-benar mengambil kesempatan dengan terus mendekati Helen. Sementara Helen yang masih dalam limbung, merasa tak enak untuk menolak. Dan pula dirinya benar-benar butuh pengalihan pikiran."Majukan pertemuan hari ini lebih awal!" perintah Liu.Hari ini Zyan akan menemui seseorang. namun kali ini Asisten Fu tidak mengetahui apa yang sedang di kerjakan oleh Direktur Liu. Kali ini Asisten Fu hanya menjadwalkan pertemuan-pertemuan saja. Namun, tidak pernah diminta untuk mengurus berkas-berkas tentang pertemuan ini. Dan di setiap pertemuan maka Zyan akan meminta asisten Fu menunggu dil