Jika surga di telapak kaki ibu, bagaimana kalau dibalik neraka di tangan mantan? Agar Neta bisa menghanguskan mantannya yang rese ini.
"Ehem. Maaf kamu tidak sopan, saya dosen di sini." Neta langsung mendorong Darris. Kenapa harus kampus ini? Padahal ayahnya bisa memilih kampus lain, memang sia-sia saja. Padahal, padahal Neta sudah melupakan si tengil ini. Tapi kembali berdiri di hadapannya dengan senyum andalan yang sangat menyebalkan seperti ini.
"Aku udah tahu kok sayang. Itu suatu kebanggaan buat aku, selamat ya." Mata Neta hampir lepas dari sarangnya saat Darris mencium pipinya. Ya Tuhan anak ini benar-benar. Bagaimana memukul kepala Darris agar laki-laki ini sadar?
"Aku teriak nih, pelecehan." ancam Neta. Darris makin terkekeh. Tak menyangka mantan pacar akan semakin bening dan dewasa seperti ini. Mana wanginya bisa-bisa bikin khilaf. Jujur, Darris pernah berciuman. Karena bundanya selalu memberi wejangan.
"Kamu boleh pacaran, tapi jangan sampai cium bibir. Kalau nggak mau, bunda sunat bibirnya pakai sengatan lebah." ancam Bunda Darris. Si bungsu di keluarga raja hutan langsung bergidik ngeri. Bundanya masih saja kolot. Apa salahnya ciuman? Walau ciuman bisa menyebarkan penyakit, tapi jika dilakukan atas cinta suka sama suka maka akan semakin membuat ketagihan. Ya, Darris hanya tahu sebatas teori.
"Bunda aku sering nanyain kamu."
"Aku aja tak kenal bunda kamu." jawab Neta sengit. Darris makin terkekeh. Benar juga, mungkin setelah ini ia bisa mengenalkan calon istrinya pada calon mertua. Ia yakin, bundanya pasti jatuh cinta dengan kecantikan Neta apalagi ia terlihat begitu dewasa sekarang.
"Ciee... Kode minta dihalalin. Sabar dong, abang kan belum lulus. Entar lulus kerja, ngumpulin uang dulu. Baru kita nikah." Neta memadang lawannya. Bahkan jika detik ini ia meminta orang tuanya menikah tentu mereka akan mengabulkan tapi dengan banyak syarat. Siapa orangnya? Kaya tidak? Turunan siapa? Keluar kayu jati juga? Atau sudah bangun berapa perusahaan? Bukan seperti ini yang bahkan belum lulus kuliah.
Neta menggeleng, kenapa ia harus memikirkan si tengil ini? Darris takkan pernah masuk daftar calon menantu potensial. Bukan mau meremehkan, tapi Neta yakin keluarga Darris hanya keluarga yang ingin sesuatu harus menabung dulu. Bukan seperti dirinya.
Wanita itu mendorong Darris dan berlalu pergi ke ruangannya. Tak ada hal yang menyenangkan di dunia ini. Selalu berjalan monoton.
Neta mulai membuka laptop, mungkin ia bisa reschedule kehidupan sehari-hari yang akan ia jalani. Satu hal yang Neta syukuri dari orang tuanya adalah, mereka tidak menuntut dirinya untuk bekerja di perusahaan malah sebagai tenaga pengajar yang artinya orang tuanya sangat peduli pada lingkungan.
Mungkin saat ada waktu luang, Neta bisa mengunjungi tempat terpenci dengan fasilitas pendidikan yang sangat menyedihkan dan bisa ia sumbang untuk kemajuan pendidikan yang lebih baik. Mungkin bisa ia mulai tahun depan. Walau ia yakin, orang tuanya takkan mengizinkan dirinya berada di pelosok daerah. Orang tuanya pasti khawatir ia tak bisa menyesuaikan keadaan. Hidup serba ada dan ia sekarang ia tak bisa berbuat apa-apa. Seperti tidak ada pasukan ienternet, atau kurangnya air bersih yang membuat kulitnya yang terawat langsung rusak dalam satu hari. Belum banyak nyamuk, binatang kecil, binatang melata.
Keluarga Neta sangat aktif membantu yayasan sosial, yayasan peduli kasih pada orang yang berkebutuhan khusus atau yang terkena penyakit. Ia tahu, orang tuanya rutin memberi donasi setiap bulan. Walau donasi setiap hari juga mereka tidak akan jatuh miskin dalam hal sekejap mata, kecuali makin kaya uangnya makin melimpah.
Neta meyandarkan kepalanya di kursi empuk tersebut sambil berpikir, langkah apa yang akan ia ambil. Ia belum yakin untuk mengajar ini, tapi ia harus jadi wanita mandiri yang tak boleh bergantung pada orang lain, ada juga saatnya ia akan hidup tanpa campur tangan orang tuanya.
Neta langsung mengalihkan pandangannya saat ada yang mengentuk pintunya. Bu Nina—ketua jurusan. Neta berusaha tersenyum sopan karena mereka orang tua.
"Kamu ya. Tadi pak Dekan langsung turun tangan dan saya langsung kesini." Neta terseyum canggung. Model-model manusia penjilat! Neta yakin, jika ia bukan berasal dari keluarga jati boro-boro disambut seperti ini, bahkan ia bisa diludahi hanya karena latar belakangnya miskin. Neta menggeleng dengan kenyataan kejam ini. Bagaimana mungkin manusia bisa melakukan hal ini?
"Begini, mungkin kamu sudah dengar ya dari Pak Dekan kalau Bu Cut sedang cuti mau melahirkan dan beliau banyak anak bimbingan, mungkin bisa ditransfer ke kamu." Neta diam. Bahkan mengajar saja belum ia sudah diwajibkan untuk membimbing skripsi anak orang. Bagaimana kalau ia gagal? Ough, sistem pendidikan macam apa ini? Bisa-bisa Neta membuat mahasiswanya bunuh diri karena terlalu banyak ia menyuruh mereka membaca jurnal. Neta sudah terbiasa membaca jurnal bahkan sekarang ia masih memiliki akses jurnal mungkin ia bisa membagi sedikit tips untuk mahasiswa bimbingannya. Walau jurnal yang begitu berat.
"Saya tidak masalah, maksud saya apa tidak dibagi yang berkompeten para senior. Saya bahkan belum mengajar."
"Alah gampang. Kamu sudah tahu metodenya bagaimana, tinggal memberi arahan coret kalau tidak sesuai hati biar mereka belajar. Suruh cari jurnal yang asli. Ibu tahu, lulusan luar negri itu bagus." Diam-diam Neta tak percaya dengan pemikiran kolot manusia ini, bagaimana bisa mereka mendewakan lulusan luar negri, walau saat sekolah di negri Neta bisa merasakan kesenjangan guru mengajar di luar dan dalam. Yang Neta suka dari sistem di luar negri adalah, dosen sangat mengerti mahasiswa dalam artian setiap masukan yang mereka diskusikan selalu dihargai. Dosen di sana tidak berlagak superior yang selalu gila hormat, mereka bisa berteman dengan mahasiswa dan saat diskusi mereka mengajak semuanya dan menerima semua masukan, bukan masukan yang tidak sesuai dengan hatinya lantas mahasiswa tersebut langsung dicela.
Mungkin Neta harus merubah pradigma ini. Walau ia juga harus mengikuti sistem mengajar disini.
"Ini pakai jadwal juga?"
"Pakai jadwal. Lihat hari mengajar kamu, dan cocokan dengan dan suruh mahasiswa mengikuti. Ingat, jika perempuan selalu benar, maka dosen maha benar." kata Bu Nia dengan songong. Neta hanya tersenyum kikuk, mungkinkah ia harus seperti ini juga? Memperlakukan mahasiswa seenak jidatnya?
"Baik Bu." Neta mengambil spidol di atas mejanya dan pura-pura melingkar di kalender. Padahal ia ingat, itu adalah jadwal makan malam di rumah omanya dan masing-masing orang tua membanggakan anak mereka. Siapa yang berprestasi, siapa yang punya perusahaan sendiri. Dan Neta membenci pertemuan seperti itu tapi ia juga tak bisa menghindar. Neta yakin, pertemuan nanti ia akan dijodohkan dengan kolega keluarganya yang juga juga berasal dari keluarga kayu jati. Neta benci perjodohan!
Bu Nia sudah keluar. Dan Neta merasa semakin muak dengan hidupnya yang penuh kepalsuan ini. Saat kamu hidup dengan sendok emas di mulutmu maka kamu juga akan banyak menjumpai manusia penjilat di sekeliling kamu. Tak ada yang benar-benar tulus.
Daripada begini, Neta lebih baik ikut organisasi kemanusia di Afrika daripada harus terjebak seperti ini.
"Permisi Bu. Saya ganti pembimbing dan mungkin saya ingin bertanya pada Ibu kapan mulai bimbingan?" Neta menatap lawan bicara. Ia yakin usia mereka hanya berjarak satu tahun, atau malah ada yang seumuran dirinya.
"Sini." Mahasiswa bernama Naya tersenyum. Kapan lagi ia menjumpai dosen pembimbing yang tak susah seperti ini.
Naya menyerahkan proposal miliknya. Neta mulia membaca proposal tersebut, konsep mereka lebih sederhana. Ini tak terlalu sulit baginya, mungkin ia juga bisa belerja sama agar mengahasilkan hasil akhir yang memuaskan.
"Ini kamu sudah yakin dengan objek penelitian?" Naya mengangguk, sambil menaikan kaca matanya. Berada di ruangan ini, serasa berada dalam hotel terasa begitu nyaman dan auranya beda. Apalagi parfum mahal milik Neta membuat ia merasa insecure seketika.
"Sebenarnya saya benci buang-buang kertas. Tapi memang kalian sudah terbiasa coret-coret bukan?" Neta melirik ke arah printer di sampingnya. Sebenarnya ia mendapatkan fasilitas printer dari kampus tapi mana mau ibunya memakai barang hibah yang sudah turun temurun, ibunya langsung membelikan printer terbaik dengan gambar cetak terbaik. Rasanya Neta ingin menyuruh mahasiswanya print di sini, tapi namanya tidak etis. Etos kerja seorang dosen tidak seperti itu.
"Cari referensi jurnal yang asli bukan hanya dikutip dari sana sini. Sudah saya tulis alamat jurnal lengkap, semuanya sudah dibayar. Jadi kalian bisa pakai free. Tapi jurnal asli yang pakai bahasa Inggris, kalian bisa terjemahkan sendiri." Naya dengan semangat mengangguk. Memang tugas akhir seperti ini harus banyak membaca jurnal.
Entah naluri atau apa, Neta selalu bisa melihat seseorang membutuhkan pertolongan atau dia butuh uang. Dan Naya, Neta bisa melihat jika gadis ini membutuhkan uang untuk biaya print tugas dan kebutuhan lainnya. Diam-diam Neta mengambil ambil amplop dan segepok uang ia masukan ke dalam. Dan menyisipkan dalam proposal Naya. Neta bisa menaksir sekitar 5-10 juta. Uang segitu, ia bisa masuk ke kamar orang tuanya dan banyak menjumpai uang berserakan. Walau sekarang, mereka lebih suka uang bentuk digital. Tapi Neta selalu menyiapkan uang cash, jika butuh seperti ini.
🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯
Neta baru selesai makan siang. Sang sopir yang mengantarkan makanan untuknya, ibunya takkan mengizinkan dirinya makan sembarangan, jadi Neta makan dalam ruangannya. Sebenarnya Neta ingin sekali bergabung bersama dosen lain, tapi saat tahu siapa dirinya ia tahu semuanya akan berubah jadi penjilat. Memang lebih baik hidup sendiri.
Wanita itu memoleskan lipstik ke bibirnya. Ia harusnya memutuskan jadi dosen atau jadi seorang selebgram. Jika melihat jam siang, ia bahkan belum pulang. Neta menggeleng, jadwalnya kacau. Mungkin ia bisa menyusun saat di rumah nanti dengan secangkir matcha dingin kendengarannya tidak begitu buruk.
Neta melihat masih ada waktu w5 menit sebelum dosen yang lain mengajar dan ia bisa membimbing mahasiswa yang lain.
"Sudah kukatakan jodoh tak kemana."
Neta sangat mengenal suara jelek itu. Wanita itu pura-pura tak melihat. Kenapa manusia ini selalu ada di sekelilingnya?
"Kamu mau bimbingan?" tanya Neta saat menunjuk pada Darris yang mengendong tas ransel berwarna hitam miliknya.
"Niatnya mau membimbing rumah tangga bersama. Tapi belum saatnya, aku dibimbing sekarang ada saatnya nanti dibimbing sampai surga." Neta sudah kenal, laki-laki ini adalah tipikal banyak bicara dan aksion nol. Dan manusia seperti ini adalah orang yang tak disukai oleh ayahnya. Jika banyak bicara, maka tak bisa kaya.
"Saya nggak punya banyak waktu." Darris nyegir dan duduk di hadapan dosen baru—pembimbing baru dan juga mantan pacar yang sudah ia klaim jadi ibu dari anak-anaknya.
"Tenang aja. Semuanya sudah benar dan beres. Tinggal ACC aja nih." Neta masih membaca teori milik Darris dan melirik ke arah sang mantan—yang tak pernah ia anggap, yang terlihat songong dengan memainkan rambutnya, sayangnya Neta tidak terkesan sama sekali malah Darris terlihat norak di hadapannya.
Diam-diam Neta memuji jika hasil Darris lebih rapi daripada milik Naya. Si tengil ini bisa rapi juga.
"Kamu berapa tahun kuliah?" tanya Neta. Darris menghitung pura-pura.
"Lima tahun ke depan anak kita sudah TK." Darris menunjukan lima jari membuat Neta ingin memukul proposal tebal itu ke laki-laki di hadapannya.
"Saya tak luluskan." ancam Neta. Darris dengan santai bersandar di kursi dengan gaya tangan di dada san menatap lawannya songong.
"Dan lama lagi kita akan menikah." jawab Darris tak mau kalah. Kedengarannya ia seperti main-main dan sangat kekanakan, tapi percayalah bungsu di keluarga raja hutan diam-diam ingin mempersunting Neta menjadi istrinya. Saat melihat Neta hati dan otaknya selalu berkata 'shes's the one'.
Neta menarik napas panjang, mungkin saat ia menghadapi Darris ia hanya berpatokan pada 'yang waras ngalah' jika tidak ia juga bisa ikutan gila.
Wanita itu mulai membaca proposal yang ia lihat sudah benar, tapi karena jengkel dengan sikap tengil Darris sesekali mengerjai tidak masalah bukan?
"Saya mau kamu mencari jurnal yang asli. Jangan hanya kutipan dari sumber yang tidak jelas. Cari alamat jurnal yang asli, modal sedikit dengan beli." Neta menyodorkan kembali proposal tersebut. Darris mulai mencatat apa saja yang kurang sebelum ia menyerahkan lagi tugasnya. Jika pembimbing sebening ia, ia rela tak lulus sampai lima tahun ke depan. Tapi jika begitu, siapa yang akan melamar Neta jika dirinya tak berkerja secepatnya.
Neta bisa melihat keseriusan, di mata Darris. Anak ini mengerjakan tugas akhir dengan sungguh-sungguh.
Neta menarik lagi proposal dan mencatat alamat jurnal mililnya yang ia gunakan saat kuliah di luar negri.
"Ini alamat jurnalnya. Baca semua theory dan gunakan yang paling medekati dan yang paling mendukung. Jangan hanya karena satu kata kunci sama kamu sudah pakai, padahal itu tidak mendukung sama sekali. Dan ingat, saya tidak toleransi sama sekali terhadap plagiat. Saya benci plagiat! Pikir-pikir lagi kalau mau plagiat karya orang." Darris mengangguk. Selama ini ia berusaha untuk membuat sendiri dengan katanya sendiri.
"Terima kasih ibu dari masa depan." Darris berkata dengan serius saling memberi hormat. Melihat tingkah konyol sang mantan Neta tersenyum. Ia tahu, dari dulu Darris selalu menghiburnya.
Darris berdiri sebelum mencapai pintu, laki-laki iti berbalik.
"Soto?"
"Hm?" tanya Neta heran tak mengerti maksudnya.
"Makan soto? Aku traktir." Senyum Neta terbit, ia mengangguk. Benar, Darris selalu mengingatkan dirinya dengan soto dan makanan sederhana.
Sudah berapa tahun Neta tak makan soto. Ia rindu makan soto dan mungkin rindu bersama si tengil itu menghabiskan waktu berdua.
🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯
Darris kang soto🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Comelnya kisah cinta mereka dimulai dari makanan semua.
Makasih udah baca💋💋💋💋💋. Semoga terhibur 🥰🥰🥰🥰.
Soto selalu mengisyaratkan tentang kesederhanaan, soto selalu mengingatkan tentang kedamaian.Dengan ragu, Neta duduk di salah satu bangku. Tempat soto yang Darris ajak sepi. Banyak bangku kosong. Neta tak pernah makan di sini, ia tak tahu bagaimana ibunya akan mengamuk jika tahu ia berani makan di tempat seperti ini."Kita minumannya es teh." Neta terseyum masam, ia yakin langsung sakit perut setelah ini. Mari kita doakan toilet Neta.Neta diam, saat melihat sekeliling. Bangku yang sudah reot, bangunan yang menyedihkan. Mungkin diam-diam ia bisa kesini lagi, memberi bantuan untuk memperbaiki bangunannya.Dengan ragu, Neta menarik es teh yang berisi segelas besar. Dan meminumnya, rasanya segar memang tapi tidak dengan perutnya."Ini soto langgangan aku sama kembaran aku." Neta menatap Darris. Laki-laki ini suka sekali membanggakan kembarannya. Neta berusaha tersenyum tapi rasanya sulit. Wanita itu menunduk ke bawah, hanya l
Netanya berusaha dalam hidupnya menghindari namanya pertemuan, apalagi pertemuan keluarga besar dalam rangka memamerkan sejauh mana cucu-cucu dari keluarga kayu jati berhasil. Dan sejauh ini, Netanya belum melakukan banyak hal yang bisa ibunya banggakan.Netanya merasa bersalah pada Ibunya yang berusaha untuk membela anaknya. Netanya tak suka seperti itu, Ibunya tak perlu berusaha keras agar ia diakui. Netanya benci pengakuan, hidupnya dipenuhi dengan kepalsuan membuat dirinya tak percaya pada siapapun atau senang dengan semua pengakuan palsu yang terlihat begitu menjilat tersebut.Hari ini Neta ingin seperti biasa tak mau terlalu terlihat mencolok dari para sepupunya yang semuanya lulusan luar negri bahkan ada yang masih kuliah dan rela pulang ke kampung halaman demi makan malam bersama dan pamer kehebatan dan juga kekayaan. Dari dulu, Netanya tak terobsesi untuk menjadi orang kaya karena ia tahu menjadi kaya artinya semua palsu. Semoga orang yang mendekati
Keluarga kayu jati selalu identik dengan kemewahan dan hal itu menjadi yang tak bisa dipisahkan dari hidup mereka. Seperti Netanya berusaha agar tak terlalu menonjolkan kemewahan atau tampil dengan wah agar diakui ia kalangan old money. Justru Netanya menghindari hal itu.Pagi ini Netanya mematut dirinya di cermin, sambil melihat penampilannya di cermin.Gaya vintage, walau mungkin orang lain pakai dikira kuno apa yang telah terpasang di tubuh Netanya selalu cook. Atasan kemeja panjang berwarna kuning emas dengan rok biru dongker dengan motif bunga warna kuning. Ibunya pasti mengamuk melihat penampilannya kini. Ibunya ingin melihat Netanya selalu tampil girly tapi Netanya tak selalu memenuhi ekspektasi ibunya.Netanya turun ke bawah dan seperti biasa sudah banyak makanan yang tersaji di atas meja dan semuanya harus serba sehat. Susu murni tanpa gula, roti tawar tanpa selai atau selai yang dibuat khusus tidak mengandung gula sama sekali. Walau suda
Netanya menyukai kesederhanaan—tidak dengan ibunya. Netanya menyukai sesuatu yang sepi—ibunya menyukai keramaian. Tapi, Netanya berusaha untuk mengikuti segala aturan yang telah ibunya buat—demi kebaikannya.Sepertinya sekarang Netanya duduk di depan meja rias dengan seorang make up artis yang ibunya panggilan untuk dirinya demi berkencan dengan Joe Taco. Netanya hanya melihat wajahnya di kaca dengan wajah cemberut—ia tak suka ide ini. Tapi perintah Nyonya Aura itu wajib. Sama seperti namanya yang selalu membawa aura baik, aura jahat, aura kelam."Ini rambutnya digelung. Pakai bulu mata, alisnya juga dibentuk.""Ma." tegur Netanya. Ia tak suka berdandan, tapi ibunya mengingikan anak yang seperti Liona. Pandai berdandan, menyukai keramaian, pandai membawa diri, pandai bergaul, dan bisa punya pacar artis-artis terkenal.Pertemuan Netanya dengan Joe Taco merupakan sebuah gerbang menuju
Sejujurnya, Darris penasaran bagaimana hidup Netanya sebenarnya. Ia bisa terlihat cuek dan perhatian di saat yang bersamaan. Ia bisa berbicara sinis dan detik berikutnya ia bisa tertawa. Netanya gadis yang unik dan susah ditaklukkan."Sebenarnya kalian para cewek suka atau mau cowok yang gimana?""Emang aku cewek?" tanya Ilene dengan tangan begitu pasrah. Harusnya Darris sadar ia dan kembarannya tidak seperti manusia normal."Manusia jadi-jadian." Ilene langsung melemparkan tasnya tepat di kepala Darris yang sedang menyetir di sebelah. Keduanya mendapat jadwal bimbingan yang sama, jadi bisa berangkat bersama."Oh, nanti mau kenal sama calon istri aku tak? Cantik bangat." Ilene hanya memandang sinis pada kembarannya. Kembaran rasa musuhan."Aku udah lupa-lupa ingat siapa Net-Net. Kan masih SMA banyak kenal orang, kecuali kuliah teman dikit." Jaman sekolah, kita pasti akan menjaring teman sebanyak mungkin. Tapi saat sudah kul
Suasana yang berbeda untuk hati Darris hari ini.Ia akan melaksanakan seminar proposal, dan entah kenapa ia mendapatkan aura yang tak mengenakkan dari sikap Netanya. Walau ia tetap pada pendiriannya, membangun jembatan untuk jurang yang semakin terlihat nyata, walau Netanya akan merobohkan juga, tetap saja Darris akan membangun sendiri jembatan itu.Darris akan dibantu Ilene—kembarannya, mengurus seminar kali ini. Membawa proposal untuk dosen penguji, dosen pembimbing, dan juga makanan untuk para dosen dalam ruangan."Kalian benar-benar udah besar, semoga ujiannya lancar." Darris sudah belajar lebih keras. Ia ingin membuktikan di depan Netanya, jika ia juga bisa berhasil seperti yang lain. Cowok itu melihat kembarannya yang sudah bersiap, walau beda fakultas tapi Ilene akan menyusup dan melihat bagaimana proses seminar fakultas lain, karena Ilene pernah menyusup mengikuti seminar jurusan lain walau masih fakultas dengannya.Ilene jurus
Serius!Bagi Netanya konotasi kata 'serius' memang terdengar serius maknanya. Bagaimana seseorang yang mengaku serius artinya sudah lama ia punya niat tentang hal ini.Netanya diam. Dalam hidupnya ia tak pernah serius menjalin hubungan dengan siapapun, karena Netanya tak pernah memikirkan pasangan. Karena ia sudah memiliki segalanya, jadinya Netanya jadi orang yang begitu naif, tak butuh pasangan dan memang begitu kenyataannya."Kita sudah sampai! Kita cuman makan martabak. Sepertinya satu loyang martabak tidak nambah satu kilo kan?" gurau Joe Taco, walau hanya ditanggapi diam oleh Netanya. Otak gadis itu tak lagi berfokus ke acara kencan mereka malam ini, tapi perkataan serius Joe Taco yang membuat Netanya mendadak jadi membisu. Ia kehilangan seribu kata, karena yakin Joe Taco akan meminta dirinya menjawab hal ini, walau bukan sekarang.Entah harus insecure, bertanya-tanya atau malah suudzon. Seorang Joe Taco yang dielu-elukan semua wanita
Netanya merasa dirinya takkan ada laki-laki yang mendekat karena ia tak pernah menanggapi dan hanya sekedar saja—rasanya sulit sekali untuk membuka diri pada orang lain.Gadis cerdas, pendiam dan bercita-cita mulia itu terduduk di ranjang yang super luas dengan ruangan kamar yang luas dan mewah tentu saja.Perlahan, kaki Netanya menuntun dirinya untuk mendekati jendela kamarnya. Gadis itu membuka jendela dan melihat lapangan golf yang berada di depan rumahnya—rumah mewah tentu ada olahraga yang mewah pula.Dulu, Netanya sering diajak ayahnya untuk bermain golf, dan dirinya memang tak berbakat untuk terlihat keren di mata orang lain. Netanya ingin menjadi dirinya yang berdiam diri dan mengerjakan semuanya sendirian, Netanya seolah tak membutuhkan orang lain dalam hidupnya—aplagi pasangan.Apa artinya hidup dalam kemewahan jika kamu kesepian? Apa benar dirinya kesepian? Netanya memang tak punya teman dekat dan teman special. Apa benar me
Netanya tahu, ketika keluarganya yang munafik itu mengadakan pertemuan, tentu ada acara merendahkan dirinya. Gadis itu enggan untuk mengikuti pertemuan hari ini, tapi lahir di keluarga Braja dia sudah berjanji sedari zigot jika dia harus mematuhi aturan tertulis maupun tidak.Keluarga kayu jati itu akan berlibur ke pantai, sebuah resort mewah milik Oma Monica. Kekayaan nenek sihir itu memang ada di mana-mana.Netanya melihat penampilannya, ibunya yang memilih pakaian ini, dress panjang floral berwarna merah, dan topi pantai, rambutnya dia gerai. Gadis itu menarik napas panjang, entah kapan dia bisa terbebas dari semua kutukan ini, terkadang dia bersyukur terlahir dari keluarga yang sudah punya sendok emas di mulutnya, tapi ketika sudah tahu karakter keluarga yang rakus akan harta, Netanya merasa lahir di keluarga ini adalah kutukan."Neta! Sudah siap?" Netanya mendengar teriakan ibunya, yang membuat dia malas adalah, setiap pertemuan selalu diadakan dengan ajang
Tidak ada yang bisa mengalahkan manisnya madu, kecuali orang yang sedang jatuh cinta.Dunia serasa milik berdua. Netanya tersenyum sendiri dengan pemikiran konyol tersebut, dan seluruh tubuhnya mendadak merinding, sambil memandang ke arah luar. Percaya atau tidak, sekarang dia sedang dalam perjalan menuju bandara. Gadis itu mengantarkan sang kekasih ke bandara, Joe Taco akan melakukan syuting film horor yang sudah lama direncanakan. Memakan waktu sekitar dua hingga tiga bulan, agar bisa kembali berjumpa dengan orang-orang sibuk seperti Joe Taco.Netanya tahu, hubungan ini tidak akan mudah ke depannya, tapi entah kenapa dia bisa percaya pada Joe Taco. Padahal selama ini, dia adalah orang yang punya trust issue, karena tahu lahir di keluarga Braja adalah manusia-manusia yang penuh dengan kepalsuan. Mereka bisa tersenyum padamu hari ini, besok mereka bisa menjatuhkanmu, atau menusukmu dari belakang.Netanya masih betah memandangi jalanan, dengan b
Jika bisa memilih takdir, Netanya sepertinya memilih untuk tidak terlahir sebagai keluarga Braja. Uang memang bisa menyelesaikan separuhnya masalahmu, tapi, uang tidak bisa bikin hati kamu tenang.Gadis itu sudah memesan, strawberry ice cake. Rasa asam manis yang dimiliki strawberry dan dinginnya ice di cuaca terik kian menambah sempurna kudapan di siang hari. Dengan berbekal lemon tea dingin, Netanya menunggu Joe Taco. Menunggu sekitar satu minggu, hingga laki-laki itu benar-benar mengosongkan jadwalnya.Laki-laki itu datang, dengan memakai topi hitam, kacamata hitam tak lupa masker yang menutupi wajahnya. Sepertinya, Joe Taco ingin terbebas dari banyaknya kamera yang mengintai.Netanya mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan, dan cafe ini juga sepi. Netanya bukan gadis yang pandai berbasa-basi, dan menarik perhatian orang lain.Saat laki-laki itu meletakkan bokongnya di bangku, entah kenapa ada kelegaan di hati mereka
Oma Monica identik dengan kejahatan atau otak Netanya menerjemahkan secara otomatis, dia langsung suudzon sama nenek bau tanah ini.Oma Monica mengundang Netanya secara private hanya minum teh bersama dan Netanya tahu, bukan minum teh biasa untuk bersantai tapi sesuatu yang akan menjadi beban untuk dirinya.Gadis itu duduk di halaman samping dengan banyak bunga terawat warna-warni di sekitar mereka membuat mata siapa saja dimanjakan.Netanya jadi teringat saat dia kuliah di luar negri dulu, musim semi adalah musim bunga-bunga bermekaran dan menunjukan jati diri mereka setelah hibernasi karena musim dingin."Netanya, cucu Oma, yang memilih jadi seorang dosen daripada mengurusi perusahaan keluarga atau jadi artis terkenal seperti Liona." Netanya berbalik dan melihat Oma yang terlihat lebih keriput dari sebelumnya, padahal orang tua ini selalu melakukan perawatan. Yeah, usia tidak bisa membohongi apapun."Iya, Oma."
"Netanya, sepupu aku yang nggak keren sama sekali." ujar Liona sambil meneliti sepupu rasa musuh itu dari atas sampai bawah. Dia yang namanya sudah terkenal di mana-mana, dielu-elukan banyak orang kalah pamor dengan seorang Netanya kutu buku yang pengecut. Lelucon apa ini?Netanya tak perlu melayan Liona—si singa binal, karena hanya akan membuang energi. Lebih baik dia simpan energinya untuk hal-hal yang bermanfaat."Kayaknya satu-satunya cara kamu menggoda Joe adalah dengan buka baju dan ngangkang!" Netanya diam dia hanya mengepalkan tangannya, jangan terbawa emosi. Andai Liona tahu Joe Taco bahkan tak pernah memegang tangannya, dia tak pernah skinship dengan siapapun, pernah berciuman tak sengaja dengan rasa amatiran yang tidak ingin dia ulangi. Lagian menjelaskan pada orang-orang seperti Liona tidak ada untungnya."Kamu mau minum apa?" tanya Netanya. Orang bisa menilai dirinya apa, tapi dia hanya diam, dan tak pernah mengusik hidup mer
Semangat sudah tidak bisa diadu. Merasa tampan? Selalu! Merasa pintar? Sedikit!Darris berjalan sambil tersenyum, merasa dirinya seorang Mario Maurer yang senyumannya bisa membuat semua wanita meleleh. Laki-laki itu ingin Netanya melihat dirinya sebagai seorang laki-laki yang patut dilirik, bukan bocah tengil yang selama ini Netanya melihat dirinya. Oh miris sekali rupanya!Darris sengaja duduk di bangku taman dan berhadapan dengan parkiran agar bisa melihat sang pujaan hati. Melihat Netanya bisa membuat Darris memiliki energi tersendiri buatnya.Rambutnya ia sisir ke belakang, kemeja garis-garis dengan les biru sengaja ia singkap ke atas. Laki-laki itu hanya bermain game. Dia tahu jurang itu terbentang nyata di depannya tapi tidak ada yang salah selagi kamu berusaha apalagi jika Tuhan sudah menakdirkan namamu dan namanya tertulis di satu daun khusus saat daun itu berguguran kalian sudah bisa menyatu. Darris seperti punya ilmu pelet dan melihat
Udara malam yang dingin terasa begitu menusuk dengan penampilan yang norak bagi dirinya, Netanya semakin merasa tak percaya diri. Gadis itu diam-diam melihat ke atas luasnya langit yang terlihat begitu jernih dengan taburan bintang yang seolah sedang tersenyum padanya dan ikut merayakan kemenangan tadi.Sebagai seorang gentleman sejati, Joe Taco berinisiatif untuk memberi jaketnya untuk Netanya untuk gadis itu membungkus tubuhnya setelah selesai dari sidang yang introgasi sekitar satu jam dan akhirnya selesai juga dan Joe Taco bisa menikmati waktu berduaan, diam-diam Netanya merasa nyaman di samping laki-laki ini. Apa artinya sudah ada rasa yang berbeda? Netanya menggeleng, ia belum merasakan hal itu, tapi ia mencoba dan jika perasaannya tak salah maka ia bisa terus membina hubungan ini, karena mereka sudah sama-sama dewasa.Keduanya duduk di taman dengan bangku panjang di rumah Oma Monica yang terasa seperti istana."Terima kasih." ujar Netany
Netanya selalu menghindari namanya pertemuan. Selain dirinya tak nyaman berada dalam keramaian ia juga muka jika terus dianggap pengecut terus-menerus karena tidak bisa hidup normal seperti sepupunya yang lain.Blouse embellished dengan rok berwarna pink agar terlihat manis dan ramai karena selama ini Netanya seperti hanya punya baju monokrom. Netanya memasangkan dengan heels berwarna nude yang memberi kesan mewah dan elegant walau ini bukan stylenya sama sekali. Orang bilang outfit terbaik itu adalah percaya diri. Sayang sekali, ia terkadang sama sekali tak percaya diri karena sering kali dianggap pengecut oleh orang-orang di sekitarnya."Netanya, cucu Oma.Oma tak tahu, jika kamu bisa pakai baju model juga." Netanya hanya tersenyum pada nenek sihir di depannya yang duduk santai menikmati teh sebelum hidangan utama datang dan semua teman berkumpul untuk ajang pamer. Netanya tahu ibunya tak perlu berpikir dua kali untuk mengenalkan Joe Taco sebagai kek
Banyak hal yang bisa kita lakukan agar hidup tak terlalu monoton. Mengeksplor hobi, melalukan banyak hal baru dan berteman dengan orang-orang baru.Menjalani hubungan dengan Joe Taco artinya Netanya melangkah lebih jauh melihat dunianya, mempelajari karakter pasangan bagaiamana ia belajar jangan sampai bersifat egois terutama saling memahami.Prinsipnya sekarang 'jalanin aja dulu' tidak ada rasa tentu saja. Netanya hanya ingin hidup normal seperti makhluk yang lain terutama membungkam mulut singa binal yang membuat dirinya terlihat rendah di mata orang-orang, padahal bagi Netanya, Liona hanya anak pengecut yang melalukan hal gila agar diakui orang lain. Ia senang merendahkan orang lain agar terlihat lebih, padahal ia sedang menunjukan kualitas dirinya.Beberapa kali Netanya harus nonton drama Korea agar tahu bagaimana pasangan itu pergi ke kencan dan bagaimana seorang wanita harusnya bersikap, setelah ini mungkin ia tak lagi merasa tenang saat