Pasangan yang dimaksud Silvi adalah Leon dan Velope. Mereka berdansa dengan romantis sekaligus memperagakkan memakai berlian dan perhiasan lainnya yang merupakan stok lama agar terjual di acara launching perhiasan model baru koleksi dari perusahaan Atmaja.
"Aku sangat iri dengan Velope bisa berdansa dengan pria tampan yang ada disana," ucap para gadis yang ada disana.
"Siapa pemuda itu sangat tampan dan mempesona, gayanya saat memperkenalkan perhiasan itu membuatku jatuh cinta," kata seorang gadis yang satunya lagi.
Para gadis dan ibu-ibu berkumpul ditempat lelang perhiasan jaman dulu yang belum terjual di beberapa store milik perusahaan Atmaja. Malam ini berkat seorang model yang cocok dan juga penjelasan dari putra semata wayang yang pandai merangkai kata banyak dari kalangan sosialita yang menginginkan perhiasan itu.
"Silahkan sebelah sini nyonya, akan saya bungkus mana yang nyonya inginkan," ucap seorang pramuniaga yang menjaga stand.
"Aku mau
Angie bersembunyi di balik tiang parkiran mobil. Melihat situasi audah aman ia menghela napas lega, ia juga kesal karena para pencari berita itu menargetkan dirinya. "Jadi putri dari keluarga ternama yang katanya di jebak dan sedang meminta pertanggung jawaban itu seorang pengecut!" Sindir Hanna. "Kau sungguh manusia tidak berperasaan, adikmu yang menjebakku tapi kau malah mempersulitku." Angie membuang muka dan berlalu pergi. Hanna terus meledek Angie karena dia beranggapan tidak dapat mendapatkan Leonardo dari keluarga Atmaja. Dia berpaling mengambil inisiatif untuk menemukan opsi kedua mengincar putra dari kepuarga Nainggolan. "Terserah kau mau berkata apa. Yang penting aku masih memperjuangkan hakku karena sudah dilecehkan," ucap Angie ketus. "Angie kau sungguh keras kepala," jawab Hanna. Hanna memperhatikan Angie yang masuk pada monlbilnya. Ia segera melajukan mobilnya takut ada para wartawan yang memburu berita tentangnya.
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan sangat kencang. Velope yang berjalan sambil memainkan ponsel tak menyadari itu. Asisten Hanna berteriak mengingatkan bosnya."Oh tidak mobil itu melaju dengan cepat!" Seru Velope yang syok dan tak kunjung menghindar."Nona Awas," Leon menarik lengan tangan Velope hingga ke pinggir jalan.Mereka terjatuh ke trotoar, asisten kecil Velope segera menghampirnya. Velope masih syok dengan kejadian ini, ia terlihat gemetaran dan linglung. Hanna mengucapkan terima kasih kepada Leon karena sudah menyelamatkan bosnya. Banyak orang menghardik mobil yang melaju kelewat lencang itu."Hanna tolong ambilkan minum," ucap Leon."Baik tuan, boleh aku minta tolong bopong nona ke mobil tuan, akan lebih baik kalau minum di mobil saja," jawab Leon."Tak masalah, nona Velope ayo aku bantu berjalan ke mobilmu," Leon mengulurkan tangannya.Velope meraih tangan Leon dan berjalan perlahan ke mobilnya. Ia mengucapkan terima ka
Leon masih banyak pikiran dan tidak mampu memberikan jawaban yang pas ketika ada pertanyaan dari sang koreografer.Beruntung Haris datang tepay waktu dan memberikan jawaban mewakili Leon."Maaf pak koreografer, sejak malam memang bos saya kurang enak badan, saya sudah melarangnya untuk bekerja pagi ini, tapi dia kekeh ingin bekerja," jawab Haris."Istirahatlah sejenak Leon, jika sudah sembuh baru kau datang lagi untuk bekerja," ucap koreografer itu memberikan ijin.Pak Koreografer menghubungi pihak terkait dan juga manajer Meri kalau artisnya sedang sakit jadi tidak bisa melanjutkan pemotretan hari ini. Pemotretan akan ditunda sampai Leon sembuh."Aku sudah menghubungi Meri dan pihak terkait kau boleh pulang untuk istirahat," ucap koreografer itu."Terima kasih pak, maafkan badanku yang lemah ini ya," balas Leon.Haris memapah Leon untuk kembali ke lantai empat dan beristirahat. Henri yang kebetulan sedang ada meeting kecil bers
Mendapatkan restu atau tidak itu adalah tergantung dari kegigihan dan apa yang dikerjakan saat ini. Sebuah pembuktian akan menjawab semuanya, saat ini yang perlu dilakukan Leon adalah jangan membuat papanya merasa kecewa dulu."Aku yakin akan ada saat dimana tuan besar memberikan restu, tuan harus membuktikan bahwa nona Velope memang layak menjadi pendamping tuan, saat ini jangan keras kepala dulu ikuti aturan papamu dulu," ucap Haris"Jadi semua itu adalah tergantung kegigihanku untuk mendapatkan cinta dan restu, aku harus mendapatkan keduanya Haris," balas Leon dengan semangatnya.Saat ini Leon tidak bisa membaca prediksi kedepan apakah Velope dan Leon akan bersama, yang jelas mereka akan hidup bahagia setelah melewati semua cobaan yang ada."Tuan jika sudah selesai mengupload video lebih baik segera tidur. Agar besok sudah fresh kembali," ucap Haris mengingatkan Leon."Terima kasih Haris sudah mengingatkanku," balas Leon.Haris membereska
Leon mengajak Velope ke sebuah tempat yang sangat asri, ada asebuah danau dan dikelilingi hutan pinus buatan. Terdapat seperti saung yang menjual banyak makanan tradisional, juga ada penginapan di pinggir danau."Di sini mungkin tidak ada yang mengenalimu," ucap Leon."Ini tempatku beristirahat jika sedang penat dengan hiruk pikuk ibukota," balas Velope.Leon juga ingat kalau mereka pernah bertemu di tempat ini pada siang hari pinggir danau saat pikirannya sedang kacau waktu itu. Velope mengira kalau Leon sengaja menguntitnya dan marah padanya."Ingatkah kau saat itu kita pernah bertemu dan kau marah padaku, kau langsung pergi meninggalkanku karena kesal?" tanya Leon."Oh aku ingat sekarang, tuan Leon kau hafal sekali tempat ini, padahal belum banyak yang mengetahui di sini ada tempat menarik," jawab Velope sambil tersenyum malu.Tempat yang indah ini terletak di sebuah pinggir kota, suasana sejuk yang nyaman untuk menghilangkan kepena
Leon mendapatkan telepon dari Velope yang mengkhawatirkan kesehatan Leon. Ia juga penasaran kenapa bisa Leon tidak membangunkan dia dan berpamitan seperti biasanya. Apakah sudah lelah ia mengejar Velope atau dia marah karena Velope mengajaknya hanya sebatas berteman tidak sebagai seorang kekasih. Banyak pertanyaan di benak Velope. "Halo tuan Leon, kenapa anda tidak berpamitan denganku semalam, apa anda marah kepadaku?" tanya Velope. "Untuk apa aku marah kepadamu Velope, aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu semalam walau hanya sekedar makan malam, aku tidak ingin mengganggu istirahatmu, jadi aku langsung pulang, apa kau merindukanku?" ledek Leon. Velope tidak menjawab lagi pernyataan Leon ia masih menganggap Leon seorang yang menyebalkan. ia segera mematikan telepon yang penting dia sudah mendapatkan jawaban kenapa tidak mengucapkan salam perpisahan semalam. Velope ini sungguh aneh sudah tahu hanya hubungan teman biasa kenapa bisa bersikap seolah merek
Henri menyadari bahwa sahabatnya itu sedang tidak dalam kondisi senang. Ia terus menceritakan masalah apa yang membuatnya bahagia, Leon terbelalak menjadi serius mendengarkan cerita dari Henri tentang masalah yang sempat viral beberapa hari ini."Kau tahu Leon, kasus tentang pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Angie sudah di putuskan oleh Hakim!" seru Henri senang."Apa aku tidak salah dengar, bagaimana dengan video dan foto itu kan asli?" tanya Leon kaget."Aku mengakui bahwa itu adalah aku, Hanna yang mengurusnya untukku," jawab Henri.Henri memperjelas semuanya, jadi Hanna kakak perempuan Henri mengatakan bahwa itu adalah pencemaran nama baik, mereka melakukan secara sadar dan suka sama suka, pihak pemeran wanita video itu juga mengancam jangan sampai perbuatan mereka tersebar ke luar karena citranya bisa rusak. Alasan lainnya karena dia ada ikatan tunangan dengan keluarga Atmaja."Aku dengar Angie melakukan banding ke pengadilan, apakah ke
Suara teriakan itu melengking terdengar sampai jauh dan membuat semua orang yang berada di sekitar mencari sumber suara. terjadi kericuhan di tempat dimana Velope sempat mendapatkan perundungan dari sejumlah geng yang suka mangkal di klub tersebut."Kenapa kalian diam saja seperti orang bodoh, cepat bantu aku melawan dia," teriak sang ketua geng."Baik bos, kurang ajar berani sekali melukai bosku," ucap salah satu anak buahnya.Mereka menyerang Leon secara bersamaan, satu orang melawan tiga orang. Karena sang ketua geng sudah merasakan kesakitan lebih dulu. Melihat situasi yang sudah tidak memungkinkan Silvi segera pergi meninggalkan lokasi karena takut ketahuan."Kurang ajar kenapa perempuan itu selalu mendapatkan keberuntungan," gumam Silvi seraya lari masuk ke dalam klub dengan perasaan yang tegang."Apa yang membuatmu gelisah seperti ini sayang?" ucap seorang pria yang memang janjian dengan Silvi.Silvi tidak menjawab hanya melakukan tug
Leon masih bercengkrama dalam teleponnya. Dalam waktu lima belas menit barulah ia mematikan telepon dan terlihat bahagia. Tepat pukul lima sore Leon meninggalkan kantor.Leon menegndarai mobilnya untuk menjemput Velope kesayangannya. Ia akan membawanya ke rumah keluarga Atmaja."Velope apa kau sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" tanya Leon."Aku sudah siap, walaupun nanti banyak pertanyaan yang tertuju padaku aku sungguh siap sekali," jawab Velope dengan wajah yang sumringah.Leon menggandeng Velope menuju ruang tamu, disana sudah ada orang tuanya nenek dan bibinya yang sungguh manja dan dicap benalu olehnya serta keluarga pamannya yang ia undang untuk memperkenalkan calon istri Leon."Selamat malam semuanya," sapa Leon."Selamat malam seluruh keluarga tuan besar Atmaja." sapa Velope sambil membungkukkan sedikit badannya.Telepon yang Leon angkat tadi dari orang tuanya. mereka mengundang Velope untuk makan malam dirumah. Sek
Semuanya baik-baik saja tidak ada yang memutuskan kontrak. Mereka hanya ingin lihat perkembangan kasus dulu barulah memberikan tindakan."Sejauh ini tidak ada, aku harap setelah konferensi pres semuanya akan baik-baik saja," jawab Meri."Bagus kalau begitu, ayo bekerja lagi," ajak Velope.Meri menemani Velope ke tempat kerja. Ini untuk berjaga-jaga kalau ada paparazi atau apapun itu yang mengganggu kerja Velope. Ia akan memasang badan untuk menjaqab karena ia tak ingin artisnya mendapatkan masalah lebih lanjut."Velope fokuslab bekerja, aku akan menunggu di sini," ucap Meri."Baik Meri terima kasih ya," balas Velope.Velope bekerja sedangkan Meri masih kontek dengan bosnya. Akhir-akhir ini Velope dan Leon memang sering bersama. Meri jadi kepikiran sesuatu kalau mereka memang menjalin kisah asmara. Tapi status mereka berbeda bagaimana mungkin bisa bersama."Leon apa kau mau memaafkan papamu?" tanya tuan Atmaja."Untuk apa aku te
Velope mendekati tuan Handoko dan putrinya ia membisikkan kalimat ke telinga tuan Handoko dengan lantang dan jelas. Kalau besok akan ada klarifikasi dan jumpa pres yang diadakan oleh Velope tentu saja tuan Handoko dan putrinya harus datang."Aku akan menjawab dalam konferesni pers besok pagi, kalian siap-siap saja datang ya," ucap Velope sambil mengibaskan rambutnya."Velope ayo kita pulang, aku tidak sudi lama-lama di sini," ucap Leon.Mereka pergi bergandengan tangan orang sampai melihat mereka dengan tatapan melongo Velope yang mereka kenal apakah memang orang yang seperti itu. Merebut tunangan orang dan menyiksa gadis tunangan pria tampan itu."Aku tidak menyangka Velope orang yang seperti itu tega merebut tunangan gadis lain bahkan memberikan trauma kepada tunangan pria tampan itu," bisik pwngunjung kafe."Aku juga tak mengira kalau idola kita seperti itu," balas pengunjung satunya.Keesokan harinya Meri sudah panas dan marah kepa
Leon mengiyakan apa yang ditanyakan oleh mamanya, ia berjanji akan datang ke tempat yang di tentukan oleh nyonya Atmaja saat ini Leon memang sudah selesai kerja tapi ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu."Baik ma atur saja tempatnya hari ini apkaah bisa jam sembilan malam saja ketemunya, soalnya nanti pukul tujuh malam Leon baru kelar urusan," pinta Leon."Oke mama tentukan dulu tempat yang asyik untuk kita mengobrol biar lebih nyaman," ucap Nyonya Atmaja.Tuan besar Atmaja sedang menguping pembicaraan istri dan putranya. Beliau sedang ketar ketir takut Leon tidak mau memaafkannya. Saat nyonya Atmaja mematikan teleponnya ia segera mendekat dan bertanya, "Bagimana jawaban Leon?""Kita siapkan tempat untuk bertemu dengannya, kau juga jangan lupa untuk mengabari keluarga Handoko!" seru nyonya Atmaja.Tuan Atmaja segera memberitahu tuan Handoko dan putrinya untuk datang ke pertemuan yang diadakan oleh Tuan Atmaja dan istrinya malam
Nyonya Atmaja mengatakan pasti putranya mau memaafkan jika ia tulus meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang membuatnya kesal atau tidak suka. Biarkan Leon menjalani apa yang sudah dia inginkan."Cukup untuk mendukung Leon menjadi apa yang dia inginkan dan juga kau tuus dalam meminta maaf," ucap nyonya Atmaja."Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu, nanti tolong temani aku untuk berbicara dengan anakmu," ucap tuan Atmaja.Nyonya Atmaja mengangguk tanda setuju dan tersenyum melihat tuan Atmaja yang bisa dinasehati olehnya. Beliau sangat senang dengan perubahan sikap suaminya yang keras kepala itu. Nyonya Atmaja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.***"Tuan muda tamu kita sudah berada di ruang meeting," ucap Haris menyambut kedatangan Leon."Baik terima kasih." balas Leon yang segera masuk ke ruang meeting disusul oleh Haris dari belakang.Leon memimpin jalannya meeting kali ini. Kliennya yang hari ini ia temu
Nyonya Atmaja menasehati suaminya, sebagai kepala rumah tangga dan panutan seharusnya ia bisa menepati janjinya. Tidak mengingakri janji juga membuat perjanjian nikah sepihak dengan keluarga yang kurang jelas adat istiasatnya."Kau sudah membuatku kecewa Atmaja, aku akan keluar dari rumah ini dan meminta semua aset juga saham atas nama milikku!" gertak nyonya Atmaja."Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja hanya ingin memberikan nasehat kepada suaminya agar tidak semena-mena dan juga berbuat semaunya. Sudah membuat perjanjian dengan sang putra tapi dia mengingkari sungguh membuatnya kesal saja."Karena kau sudah tidak menganggapku ada disisimu lebih baik aku pergi, kau merencanakan perjodohan putraku tanpa melibatkan aku," balas nyonya Atmaja."Bukan seperti itu, kau memihak Velope gadis yang bekerja di entertaimen itu, aku kesal sekali jadinya," ucap Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja menggebrak meja, Velope gadis yang baik b
Velope masih saja bingung ingin makan apa. Leon menggelengkan kepala karena perempuan itu sungguh rumit, tinggal makan saja mereka harus memikir sampai lama. Tinggal pilih saja makan apa tidak usah ribet kenapa para wanita itu selalu merepotkan diri sendiri pikir Leon sambil menyetir mobilnya."Apa kau sudah menemukan tempat makan malam yang enak Velope?" tanya Leon."Belum sayang, kamu tidak punya keinginan untuk makan apa ya?" jawab Velope.Leon menghela nafas agar tidak emosi karena lapar. Akhirnya ia hanya ingin makan mie isntan rebus pakai telur dan cabai di warung warmindo pinggir jalan. Velope ternyata menyetujuinya mereka memarkir mobil di pinggiran jalan dan masuk warmindo."Enak juga ya menikmati kesederhanaan seperti ini," ucap Velope."Sesekali kita juga harus menikmati makanan pinggir jalan seperti ini," sahut Leon.Aroma mie instan yang menggoda di tampah potongan cabai juga saus pedas membuat Velope dan Leon tampak tak sabar m
Henri ingin sampai tua nanti tetap bersahabat dengan Leon. Walau ia sudah menemukan istri dan memiliki anak. Mereka harus tetap bersahabat sampai tua nanti."berjanjilah padaku kita akan menjadi sahabat sampai tua nanti," ucap Henri."Tentu saja," jawab Leon singkat.Leon juga ingin sampai tua nanti masih tetap memiliki Henri di sampingnya. Meski Henri adalah anak bungsu tapi dia bisa menjadi seorang kakak bagi Leon. Mereka selalu bertukar pikiran apapun itu. Tentang perusahaan juga soal asmara."Ehem. Aku juga ingin hidup sampai tua denganmu," ucap Velope."Kau juga bagian hidupku, aku harap kau bisa sabar dengan hubungan kita yang masih rumit ini," balas Leon.Velope menagngguk kemudian melirik Henri yang tertawa karena melihat Velope cemburu padanya. Mereka sudah kenal sejak kecil dan hanya sahabat sepanjang usia."Kau tak perlu cemburu padaku Velope. Kami tidak mungkin akan menjalin kasih juga kan," ucap Henri sambil tertawa
Leon marah karena yang mengangkat telepon Velope adalah seorang lelaki entah siapa orang itu. Haris semakin ketakukan karena mungkin Leon akan marah sepanjang hari dna berdampak padanya. Haris membaca doa supya ini hanya salah paham."Kalau aku bilang aku adalah kekasih Velope kamu percaya tidak tuan Leon?" tanya seorang yang berada di seberang sana."Kau jangan main-main denganku, aku akan membunuhmu!" seru Leon.Henri tersenyum dan mengatakan bahwa Leon adalah orang yang bodoh. terlalu emosi sampai tidak bisa berpikir jernih, ia sampai lupa dengan suara sahabatnya sendiri yang sudah bersama bertahun-tahun. Cemburu mengalahkan segalanya. seharusnya Leon berpikir jernih sehingga bisa menebak suara siapa itu."Leon aku pikir kau adalah orang paling cerdas seindonesia raya, tapi ternyata cemburu mengalahkan segalanya," tegas Henri."Siapa kau sebenarnya kenapa mengenalku bahkan sampai menghinaku?" tanya Leon lagi.Sahabat Leon itu menertawakan