Share

Surat Pandu

Arum tersenyum, setelah membaca isinya. Dia meremasnya, kembali terisak.

“Mas ….” lirihnya.

Arum berlari kembali mendekati jendela kamarnya. Ingin sekali dia berteriak kencang. Rasa terkejutnya membuat dia ingin melakukan itu. Dia tidak tahu akan berkata apa.

“Alam menyetujui hubungan kita. Bahkan kau bangkit dari kematian. Aku … aku akan bersemangat. Dia berjanji akan menjemputku kembali. Aku tidak akan pernah menyia-nyiakan ini semua,” batinnya sembari meremas surat yang sudah Ardi tulis dan mengatakan, “Pandu sudah berada di Jakarta. Jika kau mendengar dia tidak bernyawa, itu salah. Memang dia melakukan itu. Namun, dia bangkit dari kematian dan akan menjemputmu. Kami berada di Hotel Monumen.”

“Mas, aku akan menunggumu,” batinnya sembari mengusap air matanya. Dia memikirkan cara untuk menuju hotel itu.

“Hotel itu tidak jauh dari sini. Aku akan menuju ke sana. Aku akan mencari tah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status