Share

Bab116# Menuju Villa

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-22 18:01:08

Tak lama berselang, pintu kamar mandi di dorong dari luar. Samuel lantas memindai sekitar dan seketika terbelalak, kala menemukan sesosok wanita tengah berbaring di lantai.

Bergegas dirinya mendekat. Lalu, membalikkan perlahan tubuh wanita itu. Alangkah terkejutnya dirinya, kala mengetahui siapa gerangan yang tengah berbaring dengan dahi yang memar dan mengucurkan cairan merah dari pelipisnya.

Segera Samuel meraih Grace yang pingsan, meletakkan di atas paha. Tangannya merogoh cepat saku celana, mengambil ponsel miliknya dan melakukan panggilan telepon.

"Halo, Christ!" Suaranya terdengar gugup dan sarat akan rasa khawatir.

Christ yang sedang meminum segelas kopi panas di pantry setelah selesai meeting alot bersama Max beberapa saat yang lalu, segera meletakkan gelas kala mendengar ucapan Samuel dari balik sambungan telepon. "Apa?! Coba katakan sekali lagi?!"

Meskipun gugup, Samuel berkata dengan tegas, "Ses
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (44)
goodnovel comment avatar
Attin26
Darren semakin stress aja. untung Samuel sigap menolong Grace dan mengikuti chelsea... ayolah max gerak cepat selamatkan chelsea...
goodnovel comment avatar
bojone mas Rohmat
semoga samuel bisa menyelamatkan chelsea
goodnovel comment avatar
CICICICOT
ayo samuel kejar Darren ,, dia psyco..kasian Chelsea.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab117# Penawaran

    Setelah satu jam lebih menunggu, akhirnya pintu dibuka dari dalam, menampilkan seorang dokter berbaju biru, lengkap dengan kacamata bening dan masker medis. Sang dokter segera melepaskan masker yang ia kenakan. Lalu, menatap lurus pada wajah tegang Max. "Nyonya Grace telah melewati masa kritis." Hela napas berat terdengar, "hanya saja—" Ia tercekat. "Apa, Dokter Marthino?" desak Max tidak sabar. Kedua tangannya memegang pundak sang dokter dan sedikit menyentaknya. "Tulang hidung dan rahang Istri Anda mengalami sedikit pergeseran juga penyempitan saluran yang ada di rongga mulut, sehingga kemungkinan besar Dia—" Dokter Marthino kembali menghela napas berat, merasa sangat sedih dan menyesalkan kejadian ini. "Apa, Dokter?! Tolong jangan berbelit-belit!" desak Max, mengguncang lengan sang dokter dengan kuat. Ia benar-benar tidak sabar, sekaligus marah. "Kemungkinan besar Nyonya Grace akan kesusahan berkomunikasi. Tapi, Kami akan berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab118# Kekejaman Freya

    Setelah melihat kejadian yang berada di diskotik saat acara ulang tahunnya. Kini, Freya berjalan mondar mandir di dalam kamar. Wanita itu memikirkan keadaan Chelsea karena Darren membawa adik Max. "Dasar bodoh Darren, bisa-bisanya dia menculik Chelsea!" umpat Freya mengingat tragedi itu. Ia pun tidak menduga bila Darren akan senekat itu pada Chelsea. Pasalnya, ia sengaja membuat pesta itu untuk mempertemukan Darren dengan Chelsea. Karena Freya terikat karena pinjaman dadakan yang ia pinjam tempo lalu. "Masa bodoh! Aku tidak ingin disalahkan Max!" gusar wanita itu bermonolog. "Tapi ... kejadian ini juga sangat menguntungkan aku! Aku harap Grace akan cacat dan Max cepat menceraikannya! Max benar-benar pria bodoh!" Wanita itu menyugar rambutnya ke belakang. Seakan meyakinkan diri, Max tidak akan menyangkut pautkan dirinya. "Bagaimana keadaan Grace sekarang?" Rasa penasaran Freya sangat tinggi hingga ia mencari t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab119# Aksi Gila

    Meskipun wanita itu berusaha berteriak sekencang mungkin. Tetap saja tidak akan ada yang menolongnya, sekalipun pelayan Villa tersebut. Dengan wajah berurai air mata, penutup mata itu sudah basah karena tangisan Chelsea. "Berhenti dengan ulah menjijikkanmu ini, Darren!" jeritnya.Tubuhnya semakin bergetar ketakutan saat Chelsea mulai merasakan kulitnya bersentuhan dengan pria itu."Sssttt ...! Diamlah ... Ini tidak akan sakit, Sayang. Justru akan aku buat kamu melayang terbang bersamaku ...!"Bibir Chelsea terkatup kuat. Ia tidak akan memberikan kebebasan Darren untuk mengeksplor ciuman.Cuih!Ludahan Chelsea seketika mengenai wajah Darren. Pria itu sontak mengalihkan wajah kemudian mengusapnya. Raut wajah Darren mengeras. Ia menatap Chelsea, langsung menarik rahang wanita itu sangat kuat."Argh ...!""Kamu sangat berani menentangku, Sayang! Aku tidak akan melepaskanmu! Ayo kita nikmati pesta ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab120# Tanpa Ampun

    Namun, sesuatu tiba-tiba menghantam pundaknya dengan kuat hingga ia terjatuh ke samping kiri bersama pekik kesakitan, kala terbentur dengan lantai. "Oh, shit! Siapa yang su—" Dor!Suaranya tercekat, kala sesuatu yang panas terasa menembus paha sebelah kanannya."Argh! Fuck You!"Darren meneguk ludah kasar sembari meringis kesakitan melihat kakinya kini mengucurkan darah. Pria itu perlahan mengangkat pandangan, hingga ia bisa melihat siapa sosok yang tengah menodongkan senjata jenis revolver kepadanya. Wajahnya sedikit memucat bersama keringat dingin keluar dari pori-pori wajah, mengalir turun hingga leher. "YOU CRAZY, MAX!!"Sementara itu, seseorang segera menutupi tubuh Chelsea dengan sebuah selimut tebal. Dialah Kenan. Setelahnya, ia terlihat melepaskan satu persatu borgol yang terpasang, lantas membantu wanita itu duduk. "Ke-kenan ...?" Tubuh Chelsea bergetar hebat saat melihat sang supir yang ternyata da

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab121# Max Di Tahan?

    Kenan berhasil membawa Chelsea kembali ke rumah. Sebab, Max pun harus menemui, melihat bagaimana keadaan Grace yang baru saja terbebas dari kematian."Bawa Chelsea kembali, Ken! Aku percaya kamu bisa menjaganya!" ucap Max sebelum berpisah. Bagaimana mungkin Max langsung percaya begitu saja pada Kenan yang hanya seorang supir? Kesetiaan Kenan mengabdi pada Chelsea tak diragukan lagi. Tentu saja Max sangat yakin Kenan bisa melindungi sang adik."Baik, Tuan. Saya akan melindungi Nyonya Chelsea," balas Ken tertunduk sekilas.Setelah mendapat kepastian jawaban Kenan, Max langsung masuk ke dalam mobilnya sendiri, dan melajukan menuju rumah sakit.Sementara Kenan pun langsung masuk ke dalam mobil Chelsea yang dikemudikannya. "Perlu kita ke rumah sakit, Nyonya?" tanya Ken dari balik kemudi. Ia tadi melihat ada sayatan pada paha sang majikan.Chelsea duduk meringkuk dalam balutan selimut, tersentak kemudian mendongak,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab122# Kebebasan

    Keluarga Anderson menuntut CEO McKesson Group atas tuduhan penganiayaan atas anak tunggal, yaitu Darren Anderson.Max enggan ditahan karena Grace pasti sedang menunggunya. Sementara pengacara McKesson Group sedang bernegosiasi dengan kepala kepolisian."Aku tidak akan menghabisinya bila dia tidak melukai istriku dan melecehkan adikku! Apa kau juga akan diam bila itu terjadi dengan keluargamu!" sarkas Max dengan wajah dingin. Namun, ucapannya terdengar ketus. "Untung saja aku tidak membunuhnya!"Petugas polisi yang mengintrogasi Max menatap nanar karena menghadapi dilema. Kasus dua keluarga konglomerat yang tidak kunjung usai itu benar-benar menarik atensi masyarakat."Tetapi Anda tidak bisa menghakiminya sendiri, Tuan. Anda bisa menghubungi kami.""Bila aku menghubungi kalian, apa kalian bisa bergerak cepat sebelum adikku terluka, hah? Bisa-bisa bukan hanya terluka, Chelsea mungkin saja sudah dia bunuh bila aku tidak cepat datang! Ce

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab123# Keputusan Tepat

    Mobil yang di tumpangi Leon dan yang lainnya ternyata berpapasan dengan anak buah Jack. Entah mengapa Edward saat itu membuka kaca mobilnya sebentar sehingga Carlos mengenalinya. Carlos memekik terkejut saat melihat Edward berada di dalam mobil itu. Meskipun kejadian yang sangat singkat itu membuat Alfonso tidak yakin. "Ah, yang benar saja kamu! Mana mungkin dia di mobil itu? Bukannya dia sedang di rumah sakit?" balas Alfonso. Carlos berdecak kesal karena rekannya tidak mempercayainya. "Kenapa kau tidak percaya padaku? Kau kira mataku sudah buta, hah?! Itu dia! Suami target kita!" "Diamlah! Lagi pula bagaimana cara kita mengejar. Lampu di depan masih merah!" Alfonso mengeram. Perdebatan di dalam mobil belum juga menemukan solusi, hingga bunyi klakson dari mobil belakang berbunyi sangat nyaring. "Cepat jalan! Kita kejar mereka!" Alfonso bergegas menginjak pedal gas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab124# Leon Hilang!

    "Berita hari ini. Saham Mckesson grup perhari ini telah menurun hingga 50%. Ini terjadi semenjak meledaknya berita penyerangan brutal yang dilakukan oleh Putra tunggal keluarga Mckesson kepada mantan adik iparnya—keluarga Anderson. Kami juga melapo—" Alexander bergegas mematikan televisi yang menayangkan berita sembari menghela napas berat. Kesal karena berita tersebut telah membuat mereka rugi miliaran dolar. Kemudian, melempar asal remote ke atas meja. Tak lama berselang, pintu kamar dibuka seseorang dari luar, membuat Alexander mendongak. Pria itu melambaikan tangan, meminta sosok itu mendekat. "Hey, ada apa, Sayang? Kenapa wajahmu terlihat begitu kusut?" tanya Felly sembari menelusup dalam pelukan. Tak lupa membubuhkan kecupan manis di pipi. "Entahlah, Mi." Alexander menggendik dengan kening berkerut, tampak begitu banyak beban di pundaknya. "Ada apa, Pi?" Felly melepaskan pelukan. Ia menatap dalam wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab225# Malam Romantis

    Mendengar ungkapan Kenan, tentu saja membuat Chelsea penasaran, siapa yang mengajari suaminya itu. Kenan pura-pura berpikir sebentar, lalu tersenyum jahil. “YouTube.” Chelsea langsung memukul punggung sang pria, seraya mendengus geli. "Oh, pantas saja. Kukira kamu serius belajar dari chef terkenal atau gimana. Ternyata hasil tutorial."“Tapi yang penting hasilnya enak, kan?” Kenan membalas sambil menatap Chelsea yang sedang sibuk menyantap spaghetti buatannya. Chelsea mengangguk kecil sambil menyuapkan lagi spaghetti ke mulutnya lagi. “Enak sekali, Ken. Kalau gini pun aku tidak bingung kalau pelayan pulang kampung, hehehe ...” tawanya.“Ya, aku kan suami yang serba bisa,” jawab Kenan santai, tapi senyumnya tetap lebar. Chelsea hanya menggeleng-geleng pelan, mencoba menahan tawa. “Iya, iya. Suami serba bisa. Tidak salah aku nikah sama kamu.” Kenan tertawa kecil, tapi kemudian menatap Chelsea dengan lembut. “Aku c

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab224# Tempat Ternyaman

    Angin dingin khas pegunungan perlahan menyelinap di sela-sela kulit. Chelsea menarik syal yang melingkar di lehernya, mencoba menghangatkan diri. Di hadapan mereka, villa yang mereka sewa untuk beberapa hari ke depan berdiri megah. Bangunannya bergaya rustic modern, dengan dominasi kayu cokelat tua yang berpadu dengan kaca besar yang memantulkan pemandangan hijau di sekitarnya. Di belakang villa, pegunungan menjulang tinggi, membingkai lanskap alami yang seperti lukisan. “Ken, aku tidak tau kalau tempat ini akan seindah ini …” Chelsea berujar, suaranya pelan namun penuh kekaguman. Kedua mata tak henti-henti memindai setiap detail villa. Balkon kayu yang menghadap langsung ke lembah, kolam renang kecil yang airnya jernih seperti kaca, hingga taman kecil di samping villa yang dihiasi dengan bunga-bunga musim semi yang sedang mekar. Kenan terkekeh kecil. “Aku tau. Makanya aku tidak kasih lihat detail fotonya ke kamu waktu pesan.” Che

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab223# Perjalanan Manis

    Chelsea menatap Kenan, bibirnya sedikit terbuka, seakan ingin bicara. Tapi, seperti ada sesuatu yang membekukan lidahnya. Pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepalanya seakan berlomba-lomba keluar, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil terucap. Mata Kenan yang tenang menatapnya dengan lembut. "Chelsea, ada sesuatu yang mau kamu ucapkan?" tanyanya lagi, suaranya rendah, penuh perhatian.Chelsea menelan ludah, mencoba mencari kata-kata yang tepat. Tapi akhirnya, hanya sebuah senyuman kecil yang berhasil keluar. "Tidak, aku cuma ... cuma kepikiran saja," katanya pelan.Mengangguk lirih, meskipun demikian, Kenan terlihat tidak sepenuhnya percaya. Tapi, seperti kebiasaannya, dia tidak memaksa. "Kalau begitu, jangan pikirkan terlalu berat, ya. Kita harus saling berbagi." Kenan menepuk punggung tangan Chelsea dengan lembut, lalu berdiri, "Tidur yang nyenyak. Besok kita jalan pagi-pagi."Chelsea hanya mengangguk, meski hatinya tidak bena

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab222# Pilihan Bulan Madu

    Suara Kenan membuyarkan lamunan Chelsea. Nada bicara lembut, seperti biasa, tetapi cukup untuk membuat Chelsea menyadari bahwa ia sudah terlalu jauh tenggelam dalam pikiran.Chelsea mengerjap cepat, menoleh Kenan yang duduk di sampingnya dengan sorot mata penuh perhatian. "Aku tidak apa-apa," jawabnya cepat. Kenan menatapnya sejenak, jelas tahu ada sesuatu yang mengganjal. Tapi seperti biasa, dia tidak memaksa. "Kalau ada apa-apa, bilang saja. Aku di sini, oke?"Chelsea mengangguk pelan. Dia tahu Kenan tulus, namun ada sesuatu yang belum bisa dia ungkapkan. Belum sekarang, pikirnya.“Eh, ngomong-ngomong soal bulan madu, Kak Chelsea sudah ada ide mau ke mana?” Anna tiba-tiba menyela, memecahkan keheningan yang sempat tercipta. Gadis itu menatap mereka dengan mata berbinar, seperti anak kecil yang menunggu cerita dongeng. Chelsea menghela napas kecil. "Belum ada, Anna. Aku masih bingung."Anna langsung berseru, "Yah, ke

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab221# Babak Baru

    "Eh, Kak Chelsea, sudah bangun juga?" Suara ceria Anna menyambut Chelsea yang baru saja melangkah masuk ke ruang makan. Pagi itu, sinar matahari menerobos lembut melalui jendela besar di ruangan, memantulkan kilau di atas meja makan panjang yang sudah tertata lengkap. Aroma kopi bercampur roti panggang memenuhi udara, memberikan kehangatan yang sulit diabaikan. Tersenyum tipis, Chelsea lalu duduk di kursi. "Iya, sudah bangun dari tadi sih. Kamu semangat sekali pagi ini, Na?"Gadis cantik berusia 20 tahun, hanya terkikik kecil sambil menuangkan teh ke dalam cangkirnya. Kedua mata memancarkan kilatan jahil yang khas. "Ya iyalah, Kak. Aku kan, tidak sabar lihat Kak Kenan jadi suami. Aneh saja sih, rasanya baru kemarin lihat dia tidak punya pacar. Eh, sekarang justru jadi orang penting di hidup Kak Chelsea."Chelsea tersenyum kaku. Rasanya semua itu juga seperti mimpi, "Dih ... mulai deh," kekehnya.Suara langkah berat terdengar m

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab220# Menyamarkan Rencana

    Setelah mengakhiri telepon dengan Diego, Freya berbalik badan menghadap Jack. Pria itu pun mengangkat kedua alis melihat gestur tubuh pada Freya yang seolah sedang merencanakan sesuatu. "Jangan katakan kau sedang membuat rencana, Freya ...?" tanya Jack memicing penasaran. Freya menarik sudut bibir, tatapan tajam namun menerawang jauh di sana. "Jika Grace langsung meninggalkan Max saat ini juga, berarti dia lebih mengutamakan anaknya dibandingkan pria itu .... Jadi semakin mudah kita menyingkirkannya tanpa pengawasan Max ...!" Jack mengernyit heran dengan ucapan ambigu Freya, "Maksudmu ... meski Grace sudah menjauhi Max, kau tetap akan mengincarnya?" Wanita ular semakin menyeringai, tertawa puas. "Yups, kau benar! Sangat benar, Jack! Setelah ini, Grace pasti akan melindungi anaknya dari siapapun, dan bila aku tidak melenyapkannya ... Itu tetap saja akan menjadi penghalangku di masa depan! Kau tau kan, itu bisa membahayakan jalanku menuju kejayaaann ...!!" Tawa Freya sangat ke

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab219# Berikan Aku Cuti

    Setelah selesai mengurus semua masalah di Jerman. Kini, Max dan Christ duduk di dalam mobil, perjalanan kembali ke Italia setelah perjalanan bisnis yang melelahkan di Jerman. Pemandangan luar tampak berubah, jalanan yang semula asing kini mulai terasa lebih familiar. Pria berkacamata menatap jalan dengan kosong, sesekali memandang ke luar jendela. Ia merasa penglihatan itu sangat menganggu pikirannya. "Apa yang sedang kamu pikirkan, Christ?" tanya Max yang merasa tak biasa pada asistennya. Hening sejenak, sebelum sang asisten tiba-tiba berbicara, suaranya lebih ringan dari biasanya, "Tuan, kemarin ... apa Anda ingat anak laki-laki yang hampir menabrak mobil kita?" "Hm, yang itu? Iya, aku ingat. Cuma anak kecil yang panik, kan?" "Ya ... tapi anehnya, aku merasa seperti ... dia mirip dengan ..." Christ menggantung ucapannya, seolah memberi kode pada sang CEO. "Maksudmu denganku?" Max menoleh ragu, kemudian menggeleng, "Christ, itu mungkin cuma kebetulan. Banyak anak kec

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab218# Semua Salah Saya

    Setelah Edward, Brian dan Stella berhasil menemukan Leon dan juga Alika, ponsel sang bodyguard berdering sangat keras. Berulang kali nada dering itu memecah keheningan.Edward melirik sekilas ke arah Brian dan Stella yang kini berada di ruang kamar inap Leon, mengobati luka dan memar pada tubuh anak laki-laki itu."Dari Nyonya Grace ..." lirihnya. Brian dan Stella duduk berhadapan, saling bertukar pandang cemas. Sang dokter menghela napas panjang sebelum berbicara.Sementara Stella duduk dengan wajah serius, menatap Edward seolah menunggu keputusan penting. "Angkatlah ..." kata Stella menoleh sekilas.Edward terlihat agak cemas, lumayan lama merasa terjepit dalam dilema ini. Telepon dari Grace yang tertunda sejak kemarin mulai mengganggu pikirannya."Apa kamu yakin tidak mau terima telepon itu, Edward?" tanya Brian pelan, penuh harapan.Stella menambahkan, "Edward, kamu harus mengatakan yang sebenarnya pa

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab217# Wajah Tak Asing

    Malam telah semakin larut, namun udara dingin tak menghentikan langkah kecil Leon dan Alika yang berlari menyusuri jalanan sepi. Nafas mereka terengah-engah, tubuh kecil mereka gemetar bukan hanya karena udara malam, tetapi juga rasa takut yang terus menghantui benak mereka. "Alika, ayo lebih cepat," bisik Leon, menoleh ke belakang dengan wajah penuh kecemasan. "Aku ... aku lelah, Leon," sahut Alika sambil terisak. Matanya berkaca-kaca, namun ia tetap mengikuti langkah Leon. "Jangan menyerah, Lika!" teriak Leon sembari menggenggam tangan Alika erat. "Kita harus terus berlari. Paman Alfonso bilang jangan berhenti sampai kita menemukan tempat aman dan pertolongan!" "I-iya, Leon. Aku akan berusaha sekuat mungkin!" Alika mengangguk meski tubuhnya terasa lemah. Mereka berdua terus menyusuri jalan gelap, berharap menemukan pertolongan di tengah malam yang seakan enggan berpihak pada mereka. Sementara itu, di tempat lain, Max duduk di kursi belakang mobil dengan pandangan seriu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status