Share

Part 39

Kini Bang Malik sudah berdiri kokoh di pintu masuk dengan kedua tangan terlipat di dada. Menunggu jawaban. 

"Jari Chaca berdarah, Bang," sahut Haikal. 

"Nggak kenapa-kenapa kok, Bang. Cuman dikit aja. Haikal aja yang berlebihan." Mata Haikal membulat kepadaku. 

"Cepat masuk! Kalau ada yang berpikiran yang bukan-bukan gimana?" Malik terlihat serius. 

"Tau nih! Orang lain mungkin berpikir kalau Chaca sengaja ngambil kesempatan buat malas-malasan kerja. Iya kan, Bang? Haikal sih enak, anaknya Bos. Mana ada yang berani protes." Aku mendukung ucapan  Bang Malik. 

"Maksud Abang, bagaimana kalau ada yang berpikir kalau kalian sedang pacaran? Jangan sering-sering berduaan!"

Eh? 

Sepulang kerja kulihat Bang Malik masih berada di kantor. Kali ini aku sudah mulai berani menunggunya di parkiran. Tak sungkan lagi dengan penilaian orang.

Lagi-lagi Malik muncul dengan Tania. Padahal kantor mereka tidak berad

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status