Alexander mempercayakan sepenuhnya kepada Lennox dan tiga putra Mike Ali untuk memperbaiki internal Black Horns yang masih saja berantakan karena beragam permasalahan. Setelah memastikan bahwa mereka berempat dan anggota lainnya bisa bekerja dengan sebaik mungkin, barulah Alexander fokus dalam menyelesaikan misi ketiga pula.Misi pertama diberikan oleh Warren Rockefeller, misi kedua diberikan oleh Mike Ali, dan pada misi ketiga ini diberikan oleh Dokter James Crick. Lantas, apa misi Alexander selanjutnya? Apakah misi yang diberikan lebih sulit dan menantang, atau malah sebaliknya?Misi ketiga kali ini terbilang cukup sulit. Jadi Alexander tidak bisa serta-merta menganggap enteng dan sudah pasti bisa menyelesaikannya apalagi dalam waktu yang cepat.Misi ketiga kali ini sama saja seperti mempersatukan antara air dan minyak. Dari analogi tersebut bisa diperkirakan betapa sulit dan peliknya.Misi ketiga yang dibawa oleh Alexander adalah mempersatukan hubungan antara Bella Crick dan Dokter
Malam yang begitu dingin dan terasa syahdu. Suami dan istri itu sedang memadu kasih di atas ranjang di dalam kamar tidur. Ciuman, pelukan, cumbuan, begitu nikmat mereka rasakan. Desahan dan rintihan sedari tadi menggema di setiap sudut kamar.Meskipun pria itu memiliki kekurangan fisik, yakni punya badan yang sangat kurus dan penyakitan, hanya saja si wanita tetap setia dan menerima semua kekurangan pasangannya. Masalahnya adalah si wanita sudah terlampau cinta dan berkomitmen mempertahankan cintanya meski apa pun yang bakal menimpa suaminya.Jika wanita biasa pada umumnya, tidak mungkin mau bercinta dengan pria yang sangat menyedihkan itu. Kendati begitu, si wanita telah berlapang dada dan ikhlas menerima apa pun yang saat ini menimpa suaminya.Ya, mereka adalah Alexander dan Gabriella.Gerakan yang dilakukan oleh Alexander tak jelas seperti apa. Keterbatasan fisik membuatnya kesulitan dalam melakukan gerakan seperti yang biasa dilakukan oleh pria kebanyakan. Tetap sulit walaupun sud
Saat sebelum Alexander dibius, dia sempat memperhatikan dua orang orang yang mendekatinya tapi dia sama sekali tidak bisa mengenali mereka sebab mereka mengenakan penutup wajah. Tidak ada yang bisa dia lihat kecuali cuma bola mata mereka saja. Selebihnya sangat tertutup rapat-rapat.Alexander tak sadarkan diri lebih dari empat jam lamanya. Dari Ibu Kota Redchester, dia diterbangkan menuju sebuah pulau tak terjamah manusia, di sanalah tempat dibuangnya para korban penculikan.Masih belum diketahui siapa orang yang telah melakukan penculikan dan pembuangan Alexander di pulau mengerikan ini. Dia pun tidak tahu pula apa alasan dia sehingga dia bisa sampai diperlakukan seperti ini.Ketika Alexander tersadar, dia melihat ada satu ekor ular kobra besar yang sudah ada di hadapannya, jaraknya tak lebih dari lima meter. Binatang berbisa itu menatap wajah Alexander dengan sangat menakutkan. Cukup satu gigitan saja, Alexander mungkin bisa mati.Dia menyeret tubuhnya ke belakang hingga tersandar d
Alexander berhasil menaiki puncak dari batu besar tersebut sementara harimau tadi tidak bisa mencapai ke sana. Harimau tersebut belum menyerahkan Alexander sepenuhnya sebab dia masih berkeliaran di sekitar sana. Maka dari itu Alexander masih belum mau turun. Dua jam bercokol, Alexander sudah sangat kelelahan apalagi mulutnya sangat kering dan perutnya keroncongan pula. Begitu dia mengedarkan pandangan dan fokus memperhatikan sekitar, dia mendapai ada satu pohon aneh di tengah hamparan rumput yang cukup tinggi. Jarak antara dia dan pohon itu sekitar dua puluh meter. Sementar di saat bersamaan, si harimau sedang tidur di samping batang pohon.Tentu saja ini menjadi kesempatan emas bagi Alexander untuk mendekati pohon tersebut atau bahkan dia bisa melarikan diri sesegera mungkin. Perlahan tapi pasti Alexander mulai turun dari batu besar itu lalu berjalan mengendap-endap. Jangan sampai suara langkah kakinya terdengar oleh harimau.Pada saat dia sudah berada di dekat pohon aneh tersebut
Pulau Lambora bisa dibilang luas. Lebih kurang sama seperti Pulau Belitung kalau di Indonesia. Butuh waktu berbulan-bulan untuk menjelajahi banyak tempat di sini dengan berjalan kaki. Sebagian besar terdiri dari lokasi hutan liar dan selebihnya adalah hamparan tanah yang luas terbentang.Dikarenakan bukan pulau yang memang ditempati untuk manusia, akan ada banyak jenis binatang ditemukan di sini. Dari binatang melata sampai binatang buas semuanya ada. Jika Alexander tidak kuat, dia pasti akan mati. Butuh kekuatan dan keberanian untuk tetap bisa survive selama berada di sini.Ular dan harimau tadi rupanya masih belum apa-apa. Pasalnya, ketika dia menemui sungai dan bermaksud membasuh wajah, dia langsung berhadapan dengan dua ekor buaya besar.Beruntung, Alexander mampu mengentaskan dua buaya itu dengan cukup cepat. Lagi dan lagi dia berhasil selamat dari seram dan sangarnya para penghuni pulai mengerikan ini.Dia kembali melanjutkan perjalanan, bermaksud mencari sebuah tempat yang bisa
Beruntung, Alexander sepersekian detik sudah tahu kalau ada serangan mendadak dari arah jam sepuluh. Telinganya sangat tajam, lalu pandangan matanya langsung terfokus pada ujung lembing yang tajam, dan segera menghindar.Wush!Lembing itu menancap di tanah.“Siapa kau?” teriak seseorang dari balik pohon.“Aku Alex Luther. Jangan serang aku. Aku orang baik.” Alexander sangat senang akhirnya dia bisa bertemu manusia di pulau ini. Artinya dia bukan satu-satunya manusia yang terbuang atau terdampar di sini.Lalu seorang pria berbadan besar dan berkulit hitam keluar dari balik pohon tadi. Dia adalah orang yang barusan melemparkan lembing ke arah Alexander. Dia mengira bahwa Alexander penyusup yang bermaksud buruk.Alexander terhenyak. “Tuan Mike Ali? Kau masih hidup?” tanyanya dengan dua alis yang terangkat. Tidak mungkin Alexander tidak mengenal sosok yang terkenal di negeri ini. Ya, Mike Ali merupakan bos mafia Black Horns yang menakutkan.Alexander tahunya Mike Ali sudah mati beberapa
Mike pada awalnya juga tidak mau menerima kehadiran Alexander tapi begitu dia melihat ada sesuatu yang lain pada diri Alexander, dia berusaha mengumpulkan rasa percaya sebab bisa jadi Alexander tidaklah selemah seperti apa yang mereka pikirkan.“Alex, jangan pergi dulu! Jelaskan dulu padaku!” pinta Mike dengan ekspresi yang serius. Dia adalah bos mafia yang sangat kenyang pengalaman. Dia mendelik dan menganalisis dengan detail apa saja yang membuatnya curiga.Alexander memperhatikan goresan bekas cakaran harimau itu. “Kemarin aku bergulat dengan harimau.”Mendengar itu, Warren dan John tersentak kaget, lalu segera balik badan lagi dan mendekati Alexander.Mike terperangah. “Kau bergulat dengan harimau? Lalu bagaimana dengan harimaunya?” tanyanya sangat penasaran.Alexander menjawab apa adanya. “Harimau itu mati karena cekikanku.”Tiga orang tua itu terbeliak dengan ekspresi kaget luar biasa. Bagaimana bisa pria kurus kering seperti Alexander bisa menang bergulat dengan harimau? Mustah
Kalau saja mereka berlima merupakan anak-anak muda, sudah pasti mereka bakalan menertawakan Alexander, hanya saja mereka adalah para orang tua yang berakal dan menjunjung nilai moral.Mike berusaha menerima apa yang barusan Alexander katakan meskipun terdengar cukup absurd. “Alex, kau sebaiknya membawa panah dan lembing. Kecuali kalau kau mau berburu kambing. Kau bisa hanya membawa pisau.”Namun, Alexander tetap meyakinkan mereka. “Cukup dengan pisau kecil saja, Tuan Mike. Aku akan membawa dua ekor rusa. Dalam waktu satu jam.”James dan Evans melengos dan menghela napas pendek.“Kami tidak meminta kau seperti itu,” kata James. “Tapi kau sendiri yang meminta.”“Jika kau gagal,” sambung Evans. “Kau tidak akan kami beri kesempatan sama sekali.”Alexander mengangguk. “Aku mengerti.”Lima orang tersebut kemudian membiarkan Alexander pergi dengan hanya membawa satu buah pisau kecil dan itu sangat tidak memungkinkan untuk mendapatkan bahkan satu ekor rusa pun.Mayoritas dari mereka sangat ra
Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender
Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe
Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak
Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta
“Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki
Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam
Ajudan dari Letnan Jenderal itu mengawasi Kolonel Walter Rauf dengan wajah yang penasaran. Sebagai orang yang selalu berada di samping atasan, dia selalu fokus dan berhati-hati bahkan terhadap rekan sekali pun.Namun, salah satu perwira naga tersebut tidak mau kedoknya ketahuan. Maka dari itu Kolonel Walter berkata dengan percaya diri. “Target kita sesuai dari arahan Jenderal Rommy adalah membawa tiga perwira tinggi Winland hidup-hidup. Atau jika mereka mati, kita tetap harus membawa mayat-mayat mereka. Bukankah begitu? Sementara mereka bertiga hanya dilindungi oleh ratusan tentara saja. Aku yakin kita bisa mengalahkan mereka saat ini juga.”Sang Letnan Jenderal terpaku sambil mengawasi pinggiran pantai yang di mana di sana terdapat ribuan mayat berkaparan dan darah ada di mana-mana. Bukan lagi air laut, melainkan air darah yang menghiasi pantai. Sang Letnan Jenderal murka saat tahu kabar bahwa Jenderal Rommy telah mati bersama mayat-mayat di sana. Jadi dia tidak punya pilihan kecual
“Kapal-kapal mereka tidak mungkin tiba di sini nanti pagi,” kata Alexander. “Ketika cuaca normal dan ombak sedang baik, butuh waktu setidaknya sepuluh jam untuk sampai dari pulau Soms/Homs ke Pulau Lambora karena jarak dari sana ke sini sekitar 250 kilometer. Tapi masalahnya saat ini cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun hujan lebat. Paling tidak mereka butuh waktu lima belas sampai dua puluh jam.”Menurut Alexander, mereka bakalan melancarkan serangan dari udara terlebih dahulu sembari menunggu armada laut mereka sampai ke Pulau Lambora. “Kita mesti bersiap menghalau serangan udara mereka. Kemungkinan besar ketika pagi hari nanti pesawat-pesawat mereka bakal mengebom pulau ini.”Tiga perwira tinggi utama di sana pun bertanya pada Alexander tentang bagaimana cara bertahan dari serangan tersebut. Alexander mengatakan bahwa Winland tidak mungkin bisa menghalau semua serangan udara karena mereka kekurangan alutsista seperti senjata anti-pesawat. Artinya mereka cuma bisa berlindun
Pertempuran berakhir tepat pada malam hari. Tidak ada satu pun marinir dan prajurit Northiz yang tersisa. Semuanya telah tewas. Usai memastikan semua musuh telah habis, pasukan Winland mengambil semua senjata dan peralatan tempur milik Northiz yang masih bisa dipakai dan dioperasikan. Mereka memperoleh ribuan senapan sniper, senapan serbu, amunisi, granat dan perbekalan. Hanya saja, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengambil semuanya lantaran dalam hitungan jam pasukan tambahan dari Northiz akan tiba di sini. Maka dari itu, tidak ada waktu tidur dan istirahat bagi mereka malam hari ini hingga pagi nanti. Tepat pada jam 2 pagi, Jenderal Eisenhower telah mengumpulkan semua perwiranya untuk dilakukan perundingan guna mengantisipasi serangan lanjutan dari Northiz. Kini tujuh perwira Naga bersama Alexander telah berada di dalam sebuah barak kecil, mengadakan pembicaraan tentang langkah lanjutan yang bakal mereka ambil. Jenderal Eisenhower terkena luka berat. Ada bekas tiga tembak