Pulau Lambora bisa dibilang luas. Lebih kurang sama seperti Pulau Belitung kalau di Indonesia. Butuh waktu berbulan-bulan untuk menjelajahi banyak tempat di sini dengan berjalan kaki. Sebagian besar terdiri dari lokasi hutan liar dan selebihnya adalah hamparan tanah yang luas terbentang.Dikarenakan bukan pulau yang memang ditempati untuk manusia, akan ada banyak jenis binatang ditemukan di sini. Dari binatang melata sampai binatang buas semuanya ada. Jika Alexander tidak kuat, dia pasti akan mati. Butuh kekuatan dan keberanian untuk tetap bisa survive selama berada di sini.Ular dan harimau tadi rupanya masih belum apa-apa. Pasalnya, ketika dia menemui sungai dan bermaksud membasuh wajah, dia langsung berhadapan dengan dua ekor buaya besar.Beruntung, Alexander mampu mengentaskan dua buaya itu dengan cukup cepat. Lagi dan lagi dia berhasil selamat dari seram dan sangarnya para penghuni pulai mengerikan ini.Dia kembali melanjutkan perjalanan, bermaksud mencari sebuah tempat yang bisa
Beruntung, Alexander sepersekian detik sudah tahu kalau ada serangan mendadak dari arah jam sepuluh. Telinganya sangat tajam, lalu pandangan matanya langsung terfokus pada ujung lembing yang tajam, dan segera menghindar.Wush!Lembing itu menancap di tanah.“Siapa kau?” teriak seseorang dari balik pohon.“Aku Alex Luther. Jangan serang aku. Aku orang baik.” Alexander sangat senang akhirnya dia bisa bertemu manusia di pulau ini. Artinya dia bukan satu-satunya manusia yang terbuang atau terdampar di sini.Lalu seorang pria berbadan besar dan berkulit hitam keluar dari balik pohon tadi. Dia adalah orang yang barusan melemparkan lembing ke arah Alexander. Dia mengira bahwa Alexander penyusup yang bermaksud buruk.Alexander terhenyak. “Tuan Mike Ali? Kau masih hidup?” tanyanya dengan dua alis yang terangkat. Tidak mungkin Alexander tidak mengenal sosok yang terkenal di negeri ini. Ya, Mike Ali merupakan bos mafia Black Horns yang menakutkan.Alexander tahunya Mike Ali sudah mati beberapa
Mike pada awalnya juga tidak mau menerima kehadiran Alexander tapi begitu dia melihat ada sesuatu yang lain pada diri Alexander, dia berusaha mengumpulkan rasa percaya sebab bisa jadi Alexander tidaklah selemah seperti apa yang mereka pikirkan.“Alex, jangan pergi dulu! Jelaskan dulu padaku!” pinta Mike dengan ekspresi yang serius. Dia adalah bos mafia yang sangat kenyang pengalaman. Dia mendelik dan menganalisis dengan detail apa saja yang membuatnya curiga.Alexander memperhatikan goresan bekas cakaran harimau itu. “Kemarin aku bergulat dengan harimau.”Mendengar itu, Warren dan John tersentak kaget, lalu segera balik badan lagi dan mendekati Alexander.Mike terperangah. “Kau bergulat dengan harimau? Lalu bagaimana dengan harimaunya?” tanyanya sangat penasaran.Alexander menjawab apa adanya. “Harimau itu mati karena cekikanku.”Tiga orang tua itu terbeliak dengan ekspresi kaget luar biasa. Bagaimana bisa pria kurus kering seperti Alexander bisa menang bergulat dengan harimau? Mustah
Kalau saja mereka berlima merupakan anak-anak muda, sudah pasti mereka bakalan menertawakan Alexander, hanya saja mereka adalah para orang tua yang berakal dan menjunjung nilai moral.Mike berusaha menerima apa yang barusan Alexander katakan meskipun terdengar cukup absurd. “Alex, kau sebaiknya membawa panah dan lembing. Kecuali kalau kau mau berburu kambing. Kau bisa hanya membawa pisau.”Namun, Alexander tetap meyakinkan mereka. “Cukup dengan pisau kecil saja, Tuan Mike. Aku akan membawa dua ekor rusa. Dalam waktu satu jam.”James dan Evans melengos dan menghela napas pendek.“Kami tidak meminta kau seperti itu,” kata James. “Tapi kau sendiri yang meminta.”“Jika kau gagal,” sambung Evans. “Kau tidak akan kami beri kesempatan sama sekali.”Alexander mengangguk. “Aku mengerti.”Lima orang tersebut kemudian membiarkan Alexander pergi dengan hanya membawa satu buah pisau kecil dan itu sangat tidak memungkinkan untuk mendapatkan bahkan satu ekor rusa pun.Mayoritas dari mereka sangat ra
Lima orang tersebut sebelumnya memang ada masalah baik di internal maupun di luar urusan mereka. Seperti Warren pada bisnis minyaknya, Mike pada organisasi kriminalnya, James pada urusan rumah sakitnya, John dalam perkara di universitas, dan Evans yang terkait dengan industri filmnya. Di luar itu, mereka memang kerap berseberangan dengan negara.Mereka berlima mengaku bahwa ada banyak korban penculikan. Sebagian dari mereka ada yang langsung dieksekusi mati dan dianggap hilang dan sebaigan lagi ada yang dibuang, salah satu tempat pembuangannya adalah Pulau Lambora ini.“Beberapa bulan lalu kami menemukan satu mayat. Kami memastikan bahwa dia adalah korban sama seperti kita. Tapi dia tidak bisa melawan alam sehingga dia pun harus mati.” John membeberkan ceritanya.Jadi, di antara puluhan bahkan ratusan orang yang pernah dibuang di sini, hanya tinggal mereka berlima yang selamat, termasuk satu lagi, yakni Alexander. Artinya tempat ini memang berbahaya dan mengerikan. Kapan saja maut men
Dikarenakan belajar langsung dari sang master selama berbulan-bulan lamanya, Alexander menjelma menjadi petarung hebat, tidak cuma tinju, tapi berbagai jenis bela diri pun dia kuasai : karate, judo, bahkan dia bisa diterima jadi atlet MMA.Mike adalah bos mafia yang sangat kenyang pengalaman. Entah sudah berapa nyawa yang sudah dia habisi semenjak dia masih muda dulu. Dia bukan cuma bos yang selalu mengangkat kaki dan duduk manis, tapi dia adalah mantan petarung jalanan yang sudah ribuan kali berkelahi. Dari lawan termudah sampai lawan tersulit pernah dia hadapi.Pernah suatu ketika Mike sparing melawan Alexander. Mike kaget ketika dia memberikan pukulan keras dan Alexander cuma menangkis dengan satu telapak tangan, lantas Mike merasakan sakit luar biasa pada kepalan tangannya. Dia langsung mundur dan berkata heran, “Aku baru dua hari mengajari mu teknik bertahan seperti itu, tapi kau langsung bisa menguasainya?”Alexander mengangguk sambil senyum. “Karena aku belajar dari sang master
Alexander punya keinginan pulang setelah setahun penuh hidup di Pulau Lambora. Bagaimana pun betahnya dia tinggal bersama lima gurunya, dia tetap merindukan orang tua dan istrinya, mau merasakan kembali hidup normal seperti orang pada umumnya. Lantas, apa rencananya? Ide yang dia pikirkan terdengar kurang masuk akal. Dia berencana membantu militer yang terdesak di sini untuk melawan para tentara penjajah. Sulit bisa diterima, tetapi dia yakin bisa melakukannya. Saat ini militer Winland hampir dipastikan kalah. Jika Panglima George telah ditemukan atau para perwira tinggi yang melarikan diri di Pulau Lambora berhasil dibunuh, mereka tidak punya cara selain menyerahkan diri. Masih ada puluhan ribu tentara di perkotaan dan pedesaan yang masih bertempur melawan penjajah. Sisanya tiga ribu pasukan yang melindungi tiga perwira tinggi mereka di Pulau Lambora. Itu artinya sisa kekuatan militer Winland sangat tipis jauh dan lebih dekat dengan kekalahan dari pada kemenangan. Sementara mili
Lima guru Alexander sebenarnya tidak mau Alexander pergi karena dinilai cukup berbahaya, dan lagi pula percuma juga. Ke sekian kalinya mereka memperingatkan untuk tidak pergi walaupun Alexander tetap pada pendiriannya. Pada akhirnya Mike pun tak tega, kemudian dia berteriak : “Alex, aku merestui mu! Pergilah dengan membawa kemenangan!” Mike merasa percuma jika dia tidak menerima kemauan Alexander. Jadi mending dia merestui atau mengizinkan Alexander untuk pergi. Maka dengan nantinya Alexander akan lebih tenang ketika berada di sana. Tindakan Mike tersebut pun diikuti oleh yang lainnya juga sampai pada akhirnya mereka semua mengikhlaskan kepergian Alexander. Mereka melepas kepergian Alexander dengan wajah sedih dan resah. Mereka melambaikan tangan saat Alexander sudah semakin jauh. *** Alexander melangkahkan kaki dengan penuh kepercayaan diri, niat dan tekadnya semakin kuat bahwa dirinya akan berhasil. Sekitar tiga puluh menit melakukan perjalanan, dia melihat beber