Mike pada awalnya juga tidak mau menerima kehadiran Alexander tapi begitu dia melihat ada sesuatu yang lain pada diri Alexander, dia berusaha mengumpulkan rasa percaya sebab bisa jadi Alexander tidaklah selemah seperti apa yang mereka pikirkan.“Alex, jangan pergi dulu! Jelaskan dulu padaku!” pinta Mike dengan ekspresi yang serius. Dia adalah bos mafia yang sangat kenyang pengalaman. Dia mendelik dan menganalisis dengan detail apa saja yang membuatnya curiga.Alexander memperhatikan goresan bekas cakaran harimau itu. “Kemarin aku bergulat dengan harimau.”Mendengar itu, Warren dan John tersentak kaget, lalu segera balik badan lagi dan mendekati Alexander.Mike terperangah. “Kau bergulat dengan harimau? Lalu bagaimana dengan harimaunya?” tanyanya sangat penasaran.Alexander menjawab apa adanya. “Harimau itu mati karena cekikanku.”Tiga orang tua itu terbeliak dengan ekspresi kaget luar biasa. Bagaimana bisa pria kurus kering seperti Alexander bisa menang bergulat dengan harimau? Mustah
Kalau saja mereka berlima merupakan anak-anak muda, sudah pasti mereka bakalan menertawakan Alexander, hanya saja mereka adalah para orang tua yang berakal dan menjunjung nilai moral.Mike berusaha menerima apa yang barusan Alexander katakan meskipun terdengar cukup absurd. “Alex, kau sebaiknya membawa panah dan lembing. Kecuali kalau kau mau berburu kambing. Kau bisa hanya membawa pisau.”Namun, Alexander tetap meyakinkan mereka. “Cukup dengan pisau kecil saja, Tuan Mike. Aku akan membawa dua ekor rusa. Dalam waktu satu jam.”James dan Evans melengos dan menghela napas pendek.“Kami tidak meminta kau seperti itu,” kata James. “Tapi kau sendiri yang meminta.”“Jika kau gagal,” sambung Evans. “Kau tidak akan kami beri kesempatan sama sekali.”Alexander mengangguk. “Aku mengerti.”Lima orang tersebut kemudian membiarkan Alexander pergi dengan hanya membawa satu buah pisau kecil dan itu sangat tidak memungkinkan untuk mendapatkan bahkan satu ekor rusa pun.Mayoritas dari mereka sangat ra
Lima orang tersebut sebelumnya memang ada masalah baik di internal maupun di luar urusan mereka. Seperti Warren pada bisnis minyaknya, Mike pada organisasi kriminalnya, James pada urusan rumah sakitnya, John dalam perkara di universitas, dan Evans yang terkait dengan industri filmnya. Di luar itu, mereka memang kerap berseberangan dengan negara.Mereka berlima mengaku bahwa ada banyak korban penculikan. Sebagian dari mereka ada yang langsung dieksekusi mati dan dianggap hilang dan sebaigan lagi ada yang dibuang, salah satu tempat pembuangannya adalah Pulau Lambora ini.“Beberapa bulan lalu kami menemukan satu mayat. Kami memastikan bahwa dia adalah korban sama seperti kita. Tapi dia tidak bisa melawan alam sehingga dia pun harus mati.” John membeberkan ceritanya.Jadi, di antara puluhan bahkan ratusan orang yang pernah dibuang di sini, hanya tinggal mereka berlima yang selamat, termasuk satu lagi, yakni Alexander. Artinya tempat ini memang berbahaya dan mengerikan. Kapan saja maut men
Dikarenakan belajar langsung dari sang master selama berbulan-bulan lamanya, Alexander menjelma menjadi petarung hebat, tidak cuma tinju, tapi berbagai jenis bela diri pun dia kuasai : karate, judo, bahkan dia bisa diterima jadi atlet MMA.Mike adalah bos mafia yang sangat kenyang pengalaman. Entah sudah berapa nyawa yang sudah dia habisi semenjak dia masih muda dulu. Dia bukan cuma bos yang selalu mengangkat kaki dan duduk manis, tapi dia adalah mantan petarung jalanan yang sudah ribuan kali berkelahi. Dari lawan termudah sampai lawan tersulit pernah dia hadapi.Pernah suatu ketika Mike sparing melawan Alexander. Mike kaget ketika dia memberikan pukulan keras dan Alexander cuma menangkis dengan satu telapak tangan, lantas Mike merasakan sakit luar biasa pada kepalan tangannya. Dia langsung mundur dan berkata heran, “Aku baru dua hari mengajari mu teknik bertahan seperti itu, tapi kau langsung bisa menguasainya?”Alexander mengangguk sambil senyum. “Karena aku belajar dari sang master
Alexander punya keinginan pulang setelah setahun penuh hidup di Pulau Lambora. Bagaimana pun betahnya dia tinggal bersama lima gurunya, dia tetap merindukan orang tua dan istrinya, mau merasakan kembali hidup normal seperti orang pada umumnya. Lantas, apa rencananya? Ide yang dia pikirkan terdengar kurang masuk akal. Dia berencana membantu militer yang terdesak di sini untuk melawan para tentara penjajah. Sulit bisa diterima, tetapi dia yakin bisa melakukannya. Saat ini militer Winland hampir dipastikan kalah. Jika Panglima George telah ditemukan atau para perwira tinggi yang melarikan diri di Pulau Lambora berhasil dibunuh, mereka tidak punya cara selain menyerahkan diri. Masih ada puluhan ribu tentara di perkotaan dan pedesaan yang masih bertempur melawan penjajah. Sisanya tiga ribu pasukan yang melindungi tiga perwira tinggi mereka di Pulau Lambora. Itu artinya sisa kekuatan militer Winland sangat tipis jauh dan lebih dekat dengan kekalahan dari pada kemenangan. Sementara mili
Lima guru Alexander sebenarnya tidak mau Alexander pergi karena dinilai cukup berbahaya, dan lagi pula percuma juga. Ke sekian kalinya mereka memperingatkan untuk tidak pergi walaupun Alexander tetap pada pendiriannya. Pada akhirnya Mike pun tak tega, kemudian dia berteriak : “Alex, aku merestui mu! Pergilah dengan membawa kemenangan!” Mike merasa percuma jika dia tidak menerima kemauan Alexander. Jadi mending dia merestui atau mengizinkan Alexander untuk pergi. Maka dengan nantinya Alexander akan lebih tenang ketika berada di sana. Tindakan Mike tersebut pun diikuti oleh yang lainnya juga sampai pada akhirnya mereka semua mengikhlaskan kepergian Alexander. Mereka melepas kepergian Alexander dengan wajah sedih dan resah. Mereka melambaikan tangan saat Alexander sudah semakin jauh. *** Alexander melangkahkan kaki dengan penuh kepercayaan diri, niat dan tekadnya semakin kuat bahwa dirinya akan berhasil. Sekitar tiga puluh menit melakukan perjalanan, dia melihat beber
Tiga ribu orang, lalu dibuat struktur kemiliteran, tentu cukup sulit. Terlebih saat ini peralatan tempur sangat tidak memadai.Oleh karena itu, Alexander menyarankan untuk membentuk Brigade Naga yang membawahi tiga resimen. Masing-masing resimen terdapat seribu pasukan.Resimen Pertahanan Darat dipimpin oleh Jenderal Eisenhower.Resimen Pertahanan Laut dipimpin oleh Laksamana Limitz.Resimen Pertahanan Udara dipimpin oleh Marsekal Bernard.Saat ini Alexander diberikan kebebasan untuk memberikan masukan apa pun itu. Pertama, satu kapal induk dan dua kapal perang tersisa dibawa dari laut menuju sungai yang ada di Pulau Lambora. Kapal induk tersebut masih mempunyai dua puluh pesawat tempur dan lima kapal pengebom.Kedua, Resimen Pertahanan Laut ditempatkan tak jauh dari kapal tersebut.Ketiga, tidak ada pasukan yang berada di pinggiran pulau sehingga Northiz mungkin berpikir bahwa tidak ada militer Winland di pulau ini.Alexander bicara, “Keempat, kita semua harus bersembunyi di tempat-
Pagi pun menyingsing. Baru juga matahari tampak di ufuk timur, kapal-kapal Northiz sudah berada dekat Pulau Lambora. Jenderal Rommy memimpin langsung penyerbuan di Pulau Lambora dengan membawa total 100.000 pasukan. Dia meneropong suasana di sisi timur pantai Pulau Lambora. Kemudian seorang perwira memberikan laporan, “Jenderal, kami tidak melihat ada tanda-tanda bahwa pasukan Winland berada di pulau ini.”Akan tetapi, Jenderal Rommy berkata, “Intelijen kita tidak pernah salah. Mereka sudah bilang kalau tiga ribu orang yang melarikan diri termasuk tiga perwira bajingan pengecut itu memang pergi ke pulau ini.”Sang ajudan pun bungkam, terpaksa menerima keputusan Sang Jenderal. Itu artinya penyerangan akan tetap dilakukan. Jenderal Rommy memperkirakan bahwa jalur kepergian tentara Winland memang berhenti di sini, sesuai dengan arah pergi mereka. Dalam artian bahwa tentara Winland berlabuh tepat di pantai di hadapan mereka. Sebelum benar-benar sampai di sana, dia menginstruksikan k
Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender
Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe
Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak
Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta
“Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki
Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam
Ajudan dari Letnan Jenderal itu mengawasi Kolonel Walter Rauf dengan wajah yang penasaran. Sebagai orang yang selalu berada di samping atasan, dia selalu fokus dan berhati-hati bahkan terhadap rekan sekali pun.Namun, salah satu perwira naga tersebut tidak mau kedoknya ketahuan. Maka dari itu Kolonel Walter berkata dengan percaya diri. “Target kita sesuai dari arahan Jenderal Rommy adalah membawa tiga perwira tinggi Winland hidup-hidup. Atau jika mereka mati, kita tetap harus membawa mayat-mayat mereka. Bukankah begitu? Sementara mereka bertiga hanya dilindungi oleh ratusan tentara saja. Aku yakin kita bisa mengalahkan mereka saat ini juga.”Sang Letnan Jenderal terpaku sambil mengawasi pinggiran pantai yang di mana di sana terdapat ribuan mayat berkaparan dan darah ada di mana-mana. Bukan lagi air laut, melainkan air darah yang menghiasi pantai. Sang Letnan Jenderal murka saat tahu kabar bahwa Jenderal Rommy telah mati bersama mayat-mayat di sana. Jadi dia tidak punya pilihan kecual
“Kapal-kapal mereka tidak mungkin tiba di sini nanti pagi,” kata Alexander. “Ketika cuaca normal dan ombak sedang baik, butuh waktu setidaknya sepuluh jam untuk sampai dari pulau Soms/Homs ke Pulau Lambora karena jarak dari sana ke sini sekitar 250 kilometer. Tapi masalahnya saat ini cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun hujan lebat. Paling tidak mereka butuh waktu lima belas sampai dua puluh jam.”Menurut Alexander, mereka bakalan melancarkan serangan dari udara terlebih dahulu sembari menunggu armada laut mereka sampai ke Pulau Lambora. “Kita mesti bersiap menghalau serangan udara mereka. Kemungkinan besar ketika pagi hari nanti pesawat-pesawat mereka bakal mengebom pulau ini.”Tiga perwira tinggi utama di sana pun bertanya pada Alexander tentang bagaimana cara bertahan dari serangan tersebut. Alexander mengatakan bahwa Winland tidak mungkin bisa menghalau semua serangan udara karena mereka kekurangan alutsista seperti senjata anti-pesawat. Artinya mereka cuma bisa berlindun
Pertempuran berakhir tepat pada malam hari. Tidak ada satu pun marinir dan prajurit Northiz yang tersisa. Semuanya telah tewas. Usai memastikan semua musuh telah habis, pasukan Winland mengambil semua senjata dan peralatan tempur milik Northiz yang masih bisa dipakai dan dioperasikan. Mereka memperoleh ribuan senapan sniper, senapan serbu, amunisi, granat dan perbekalan. Hanya saja, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengambil semuanya lantaran dalam hitungan jam pasukan tambahan dari Northiz akan tiba di sini. Maka dari itu, tidak ada waktu tidur dan istirahat bagi mereka malam hari ini hingga pagi nanti. Tepat pada jam 2 pagi, Jenderal Eisenhower telah mengumpulkan semua perwiranya untuk dilakukan perundingan guna mengantisipasi serangan lanjutan dari Northiz. Kini tujuh perwira Naga bersama Alexander telah berada di dalam sebuah barak kecil, mengadakan pembicaraan tentang langkah lanjutan yang bakal mereka ambil. Jenderal Eisenhower terkena luka berat. Ada bekas tiga tembak