Pasukan Northiz yang paling dekat dengan lokasi pertempuran adalah Divisi Tank dan Lapis Baja. Total ada tiga puluh tank dan lima puluh kendaraan lapis baja dengan setidaknya lima ratus orang di sana.Kini, mereka masuk ke dalam perangkap kedua Alexander.Sebelumnya sudah dipasang ranjau besar untuk melumpuhkan tank. Jaraknya sekitar satu kilometer dari keberadaan tiga kapal milik Winland di tepi sungai.Tidak semua lokasi bisa dilewati oleh tank dan kendaraan lapis baja. Kecuali satu, yakni jalan yang memang sudah dipasang ranjau di bawahnya. Jika mereka mau mengambil jalan lain, mereka mesti menebangi hutan atau meratakan tanah. Tapi, mereka tidak punya banyak waktu. Oleh karena itu, jalan satu-satunya yang mereka ambil adalah jalan yang sudah dipasangi ranjau oleh Alexander.Ketika delapan puluh mesin perang itu berbaris rapi, tiba-tiba saja, mendadak, terjadi ledakan dahsyat dari bawah tanah sepanjang jalan yang mereka lalui.DUAR!DUAR!DUAR!Ledakan itu terus terjadi sepanjang l
Pada rencana awalnya adalah Alexander cuma ingin melumpuhkan berbagai peralatan perang Northiz, dan nanti setelah Northiz kalah, lantas pihak Winland bisa menggunakannya. Hanya saja, rencana tersebut tidak bisa berjalan dengan sangat mulus sebab sulit untuk melumpuhkannya saja, melainkan memang harus dimusnahkan, termasuk apa saja yang tersisa.Ketika Alexander berhasil menumpaskan satu brigade pasukan, atau lebih tepatnya saat mereka melumpuhkan Divisi Tank dan Lapis Baja Northiz, kala itu dilangsungkan rapat cepat di Dragon Room. Alexander menyarankan pada Marsekal Bernard untuk segera menggempur pasukan Northiz yang ada di pinggiran pulau.Masukan tersebut disetujui.Intelijen Militer Alan berkata, “Jenderal Rommy menarik mundur pasukannya. Mereka tidak akan berperang sampai ada keputusan berikutnya. Saran dari Tuan Alexander benar. Sebaiknya kita segera menyerang mereka sebelum rencana mereka dimulai.”Putusan dari pertemuan cepat itu adalah penyerangan habis-habisan kepada Northi
Seribu pasukan darat dan dibantu ratusan dari pasukan udara dan laut kini bergegas maju menuju satu titik di pinggiran Pulau Lambora tempat di mana tentara Northiz berada.Mereka mengerahkan alutsista yang mereka punya dan ditambah pula dengan tank dan lapis baja hasil dari rampasan perang. Meskipun kalah dari jumlah pasukan, mereka tetap bisa mengalahkan Northiz karena paham medan pertempuran.Di bawah arahan Jenderal Eisenhower, terdapat sejumlah brigade dan kompi yang tangguh, dan salah satu kompi yang tangguh tentu saja Kompi Naga di bawah komando Alexander. Setelah beberapa jam menempuh perjalanan darat, akhirnya mereka hampir sampai pada titik lokasi, lebih tepatnya satu kilometer berjarak dari lokasi keberadaan musuh.Sebagian besar pasukan Northiz memang dalam kondisi siap perang sebab mereka percaya bahwa militer Winland bakal melakukan serangan lanjutan. Tapi sebagian kecil mereka lebih memilih beristirahat. Artinya mereka tidak seratus persen siap bertempur. Di samping it
Pertempuran berakhir tepat pada malam hari. Tidak ada satu pun marinir dan prajurit Northiz yang tersisa. Semuanya telah tewas. Usai memastikan semua musuh telah habis, pasukan Winland mengambil semua senjata dan peralatan tempur milik Northiz yang masih bisa dipakai dan dioperasikan. Mereka memperoleh ribuan senapan sniper, senapan serbu, amunisi, granat dan perbekalan. Hanya saja, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengambil semuanya lantaran dalam hitungan jam pasukan tambahan dari Northiz akan tiba di sini. Maka dari itu, tidak ada waktu tidur dan istirahat bagi mereka malam hari ini hingga pagi nanti. Tepat pada jam 2 pagi, Jenderal Eisenhower telah mengumpulkan semua perwiranya untuk dilakukan perundingan guna mengantisipasi serangan lanjutan dari Northiz. Kini tujuh perwira Naga bersama Alexander telah berada di dalam sebuah barak kecil, mengadakan pembicaraan tentang langkah lanjutan yang bakal mereka ambil. Jenderal Eisenhower terkena luka berat. Ada bekas tiga tembak
“Kapal-kapal mereka tidak mungkin tiba di sini nanti pagi,” kata Alexander. “Ketika cuaca normal dan ombak sedang baik, butuh waktu setidaknya sepuluh jam untuk sampai dari pulau Soms/Homs ke Pulau Lambora karena jarak dari sana ke sini sekitar 250 kilometer. Tapi masalahnya saat ini cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun hujan lebat. Paling tidak mereka butuh waktu lima belas sampai dua puluh jam.”Menurut Alexander, mereka bakalan melancarkan serangan dari udara terlebih dahulu sembari menunggu armada laut mereka sampai ke Pulau Lambora. “Kita mesti bersiap menghalau serangan udara mereka. Kemungkinan besar ketika pagi hari nanti pesawat-pesawat mereka bakal mengebom pulau ini.”Tiga perwira tinggi utama di sana pun bertanya pada Alexander tentang bagaimana cara bertahan dari serangan tersebut. Alexander mengatakan bahwa Winland tidak mungkin bisa menghalau semua serangan udara karena mereka kekurangan alutsista seperti senjata anti-pesawat. Artinya mereka cuma bisa berlindun
Ajudan dari Letnan Jenderal itu mengawasi Kolonel Walter Rauf dengan wajah yang penasaran. Sebagai orang yang selalu berada di samping atasan, dia selalu fokus dan berhati-hati bahkan terhadap rekan sekali pun.Namun, salah satu perwira naga tersebut tidak mau kedoknya ketahuan. Maka dari itu Kolonel Walter berkata dengan percaya diri. “Target kita sesuai dari arahan Jenderal Rommy adalah membawa tiga perwira tinggi Winland hidup-hidup. Atau jika mereka mati, kita tetap harus membawa mayat-mayat mereka. Bukankah begitu? Sementara mereka bertiga hanya dilindungi oleh ratusan tentara saja. Aku yakin kita bisa mengalahkan mereka saat ini juga.”Sang Letnan Jenderal terpaku sambil mengawasi pinggiran pantai yang di mana di sana terdapat ribuan mayat berkaparan dan darah ada di mana-mana. Bukan lagi air laut, melainkan air darah yang menghiasi pantai. Sang Letnan Jenderal murka saat tahu kabar bahwa Jenderal Rommy telah mati bersama mayat-mayat di sana. Jadi dia tidak punya pilihan kecual
Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam
“Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki