Malam yang begitu dingin dan terasa syahdu. Suami dan istri itu sedang memadu kasih di atas ranjang di dalam kamar tidur. Ciuman, pelukan, cumbuan, begitu nikmat mereka rasakan. Desahan dan rintihan sedari tadi menggema di setiap sudut kamar.Meskipun pria itu memiliki kekurangan fisik, yakni punya badan yang sangat kurus dan penyakitan, hanya saja si wanita tetap setia dan menerima semua kekurangan pasangannya. Masalahnya adalah si wanita sudah terlampau cinta dan berkomitmen mempertahankan cintanya meski apa pun yang bakal menimpa suaminya.Jika wanita biasa pada umumnya, tidak mungkin mau bercinta dengan pria yang sangat menyedihkan itu. Kendati begitu, si wanita telah berlapang dada dan ikhlas menerima apa pun yang saat ini menimpa suaminya.Ya, mereka adalah Alexander dan Gabriella.Gerakan yang dilakukan oleh Alexander tak jelas seperti apa. Keterbatasan fisik membuatnya kesulitan dalam melakukan gerakan seperti yang biasa dilakukan oleh pria kebanyakan. Tetap sulit walaupun sud
Saat sebelum Alexander dibius, dia sempat memperhatikan dua orang orang yang mendekatinya tapi dia sama sekali tidak bisa mengenali mereka sebab mereka mengenakan penutup wajah. Tidak ada yang bisa dia lihat kecuali cuma bola mata mereka saja. Selebihnya sangat tertutup rapat-rapat.Alexander tak sadarkan diri lebih dari empat jam lamanya. Dari Ibu Kota Redchester, dia diterbangkan menuju sebuah pulau tak terjamah manusia, di sanalah tempat dibuangnya para korban penculikan.Masih belum diketahui siapa orang yang telah melakukan penculikan dan pembuangan Alexander di pulau mengerikan ini. Dia pun tidak tahu pula apa alasan dia sehingga dia bisa sampai diperlakukan seperti ini.Ketika Alexander tersadar, dia melihat ada satu ekor ular kobra besar yang sudah ada di hadapannya, jaraknya tak lebih dari lima meter. Binatang berbisa itu menatap wajah Alexander dengan sangat menakutkan. Cukup satu gigitan saja, Alexander mungkin bisa mati.Dia menyeret tubuhnya ke belakang hingga tersandar d
Alexander berhasil menaiki puncak dari batu besar tersebut sementara harimau tadi tidak bisa mencapai ke sana. Harimau tersebut belum menyerahkan Alexander sepenuhnya sebab dia masih berkeliaran di sekitar sana. Maka dari itu Alexander masih belum mau turun. Dua jam bercokol, Alexander sudah sangat kelelahan apalagi mulutnya sangat kering dan perutnya keroncongan pula. Begitu dia mengedarkan pandangan dan fokus memperhatikan sekitar, dia mendapai ada satu pohon aneh di tengah hamparan rumput yang cukup tinggi. Jarak antara dia dan pohon itu sekitar dua puluh meter. Sementar di saat bersamaan, si harimau sedang tidur di samping batang pohon.Tentu saja ini menjadi kesempatan emas bagi Alexander untuk mendekati pohon tersebut atau bahkan dia bisa melarikan diri sesegera mungkin. Perlahan tapi pasti Alexander mulai turun dari batu besar itu lalu berjalan mengendap-endap. Jangan sampai suara langkah kakinya terdengar oleh harimau.Pada saat dia sudah berada di dekat pohon aneh tersebut
Pulau Lambora bisa dibilang luas. Lebih kurang sama seperti Pulau Belitung kalau di Indonesia. Butuh waktu berbulan-bulan untuk menjelajahi banyak tempat di sini dengan berjalan kaki. Sebagian besar terdiri dari lokasi hutan liar dan selebihnya adalah hamparan tanah yang luas terbentang.Dikarenakan bukan pulau yang memang ditempati untuk manusia, akan ada banyak jenis binatang ditemukan di sini. Dari binatang melata sampai binatang buas semuanya ada. Jika Alexander tidak kuat, dia pasti akan mati. Butuh kekuatan dan keberanian untuk tetap bisa survive selama berada di sini.Ular dan harimau tadi rupanya masih belum apa-apa. Pasalnya, ketika dia menemui sungai dan bermaksud membasuh wajah, dia langsung berhadapan dengan dua ekor buaya besar.Beruntung, Alexander mampu mengentaskan dua buaya itu dengan cukup cepat. Lagi dan lagi dia berhasil selamat dari seram dan sangarnya para penghuni pulai mengerikan ini.Dia kembali melanjutkan perjalanan, bermaksud mencari sebuah tempat yang bisa
Beruntung, Alexander sepersekian detik sudah tahu kalau ada serangan mendadak dari arah jam sepuluh. Telinganya sangat tajam, lalu pandangan matanya langsung terfokus pada ujung lembing yang tajam, dan segera menghindar.Wush!Lembing itu menancap di tanah.“Siapa kau?” teriak seseorang dari balik pohon.“Aku Alex Luther. Jangan serang aku. Aku orang baik.” Alexander sangat senang akhirnya dia bisa bertemu manusia di pulau ini. Artinya dia bukan satu-satunya manusia yang terbuang atau terdampar di sini.Lalu seorang pria berbadan besar dan berkulit hitam keluar dari balik pohon tadi. Dia adalah orang yang barusan melemparkan lembing ke arah Alexander. Dia mengira bahwa Alexander penyusup yang bermaksud buruk.Alexander terhenyak. “Tuan Mike Ali? Kau masih hidup?” tanyanya dengan dua alis yang terangkat. Tidak mungkin Alexander tidak mengenal sosok yang terkenal di negeri ini. Ya, Mike Ali merupakan bos mafia Black Horns yang menakutkan.Alexander tahunya Mike Ali sudah mati beberapa
Mike pada awalnya juga tidak mau menerima kehadiran Alexander tapi begitu dia melihat ada sesuatu yang lain pada diri Alexander, dia berusaha mengumpulkan rasa percaya sebab bisa jadi Alexander tidaklah selemah seperti apa yang mereka pikirkan.“Alex, jangan pergi dulu! Jelaskan dulu padaku!” pinta Mike dengan ekspresi yang serius. Dia adalah bos mafia yang sangat kenyang pengalaman. Dia mendelik dan menganalisis dengan detail apa saja yang membuatnya curiga.Alexander memperhatikan goresan bekas cakaran harimau itu. “Kemarin aku bergulat dengan harimau.”Mendengar itu, Warren dan John tersentak kaget, lalu segera balik badan lagi dan mendekati Alexander.Mike terperangah. “Kau bergulat dengan harimau? Lalu bagaimana dengan harimaunya?” tanyanya sangat penasaran.Alexander menjawab apa adanya. “Harimau itu mati karena cekikanku.”Tiga orang tua itu terbeliak dengan ekspresi kaget luar biasa. Bagaimana bisa pria kurus kering seperti Alexander bisa menang bergulat dengan harimau? Mustah
Kalau saja mereka berlima merupakan anak-anak muda, sudah pasti mereka bakalan menertawakan Alexander, hanya saja mereka adalah para orang tua yang berakal dan menjunjung nilai moral.Mike berusaha menerima apa yang barusan Alexander katakan meskipun terdengar cukup absurd. “Alex, kau sebaiknya membawa panah dan lembing. Kecuali kalau kau mau berburu kambing. Kau bisa hanya membawa pisau.”Namun, Alexander tetap meyakinkan mereka. “Cukup dengan pisau kecil saja, Tuan Mike. Aku akan membawa dua ekor rusa. Dalam waktu satu jam.”James dan Evans melengos dan menghela napas pendek.“Kami tidak meminta kau seperti itu,” kata James. “Tapi kau sendiri yang meminta.”“Jika kau gagal,” sambung Evans. “Kau tidak akan kami beri kesempatan sama sekali.”Alexander mengangguk. “Aku mengerti.”Lima orang tersebut kemudian membiarkan Alexander pergi dengan hanya membawa satu buah pisau kecil dan itu sangat tidak memungkinkan untuk mendapatkan bahkan satu ekor rusa pun.Mayoritas dari mereka sangat ra
Lima orang tersebut sebelumnya memang ada masalah baik di internal maupun di luar urusan mereka. Seperti Warren pada bisnis minyaknya, Mike pada organisasi kriminalnya, James pada urusan rumah sakitnya, John dalam perkara di universitas, dan Evans yang terkait dengan industri filmnya. Di luar itu, mereka memang kerap berseberangan dengan negara.Mereka berlima mengaku bahwa ada banyak korban penculikan. Sebagian dari mereka ada yang langsung dieksekusi mati dan dianggap hilang dan sebaigan lagi ada yang dibuang, salah satu tempat pembuangannya adalah Pulau Lambora ini.“Beberapa bulan lalu kami menemukan satu mayat. Kami memastikan bahwa dia adalah korban sama seperti kita. Tapi dia tidak bisa melawan alam sehingga dia pun harus mati.” John membeberkan ceritanya.Jadi, di antara puluhan bahkan ratusan orang yang pernah dibuang di sini, hanya tinggal mereka berlima yang selamat, termasuk satu lagi, yakni Alexander. Artinya tempat ini memang berbahaya dan mengerikan. Kapan saja maut men