Tidak mudah untuk menemukan di mana keberadaan pohon Buah Naga Emas dan Sumber Mata Air Suci sebab Pulau Lambora sangat luas. Perlu waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan agar bisa menemukannya.Lima guru Alexander sepakat akan turut membantu dalam proses pencarian. Jadi total ada tiga belas orang yang terjun dan menjelajahi semua sisi pulau.Beragam rintangan pun dilewati, menghadapi binatang buas, merintangi sungai, dan memeriksa setiap sisi hutan.Tepat di hari ketiga.Kolonel Walter Rauf berhasil menemukan di mana letak pohon tersebut.Hari itu juga mereka berkumpul di lokasi, lebih tepatnya di sebuah tanah yang cukup luas, terhimpit di antara tiga pohon lain, pohon yang selama ini dicari pun akhirnya diketemukan.“Tidak salah lagi. Ini adalah pohonnya.” Alexander memperhatikannya secara seksama.Hanya ada satu buah naga berwarna emas menggelantung di pohon kecil tersebut.Alexander mengucapkan terima kasih kepada Kolonel Walter yang telah berhasil menemukannya.Dan di hadapan s
Warren mengernyitkan alis dan berkata dengan penuh kewaspadaan. “Air ini nilainya lebih mahal dari pada minyak. Aku pastikan itu.”Sebagai bos minyak yang sukses dan kaya raya, pebisnis berpengalaman itu memastikan bahwa apabila air ini dikomersilkan maka akan membawa keuntungan yang sangat berlimpah. “Bisa tiga kali lebih mahal dari pada bensin.”Bahkan bisa lebih dari itu. Jadi tidak hanya menguntungkan dari segi kesehatan, melainkan juga akan sangat berperan dalam segi bisnis. Pasalnya, semakin langka suatu benda maka nilainya akan semakin besar pula. Setelah itu Mike pun berkata, “Kalau saja para gengster tahu tentang air ini, mereka akan berlomba-lomba memperebutkannya, dan tentu saja buah fenomenal tersebut. Mereka juga akan mencarinya dengan sekuat tenaga supaya bisa menjadi yang terkuat. Aku rasa, semua orang pun mau menjadi yang terkuat.”Betul sekali. Mike berkata apa adanya. Memang semua orang pada dasarnya ingin punya kekuatan super seperti yang dimiliki oleh Alexander s
Ketidaknyamanan Warren, John, dan bahkan lainnya bermula ketika mereka berjumpa untuk kali pertama bersama tujuh perwira tersebut beberapa hari silam. Sempat mereka sedikit jengkel pada Alexander kenapa membawa orang lain ke sini walaupun Alexander memberikan alasan kuat pada mereka. Tetap saja rasa tidak nyaman itu belum juga hilang sampai sekarang. Pasalnya, mereka berlima terlanjur punya persepsi negatif terhadap militer selama ini. Stigma yang mereka sematkan kepada militer tak kunjung hilang hingga sekarang. Jadi wajar saja rasa tidak nyaman itu muncul ketika ada dari kalangan militer yang mengetahui keberadaan mereka dan bahkan mengetahui tentang pohon Buah Naga Emas dan Sumber Mata Air Suci.Di mata lima orang itu, militer sudah kepalang jelek dan buruk. Mereka diculik dan terbuang di pulau ini lantaran perbuatan keji dari Oknum militer yang tidak bertanggung jawab. Mereka tetap tidak respect meski tujuh perwira ini berada langsung di bawah naungan Alexander sekali pun. Ingat
Alexander sangat menghormati gurunya. Karena itu dia mengutuk perbuatan Walter. “Kau mendapatkan peringatan keras dariku Kolonel Walter Rauf! Apa yang kau lakukan barusan sudah keterlaluan!” bentak Alexander marah. Semua perwira di sana terdiam. Termasuk Walter. Dia cuma bisa tertunduk lemas dan berkata dengan lemah. “Maafkan aku, Jenderal. Aku terpancing emosi.” Alexander sudah memberikan peringatan tegas pada Walter, jika masih melakukan kesalahan serupa, dia bisa didepak dari keanggotaan Perwira Naga. Setelah kericuhan itu reda, perjalanan kemudian dilanjutkan kembali dan begitu telah sampai di dalam goa tempat persembunyian, ketegangan itu masih ada, Warren dan lainnya masih belum bisa merasa nyaman atas kehadiran tujuh perwira tersebut. Alexander mesti mengambil langkah cepat sebelum terjadi kejadian yang lebih buruk dari pada ini. Oleh sebab itu, dia mengadakan pembicaraan terbuka bersama lima gurunya dan juga tujuh perwiranya. Alexander mengawasi lima gurnya secara ber
Alexander telah berhasil menaikkan level kekuatannya dari Dragon Uno ke Dragon Dos. Dengan begini, ketika nanti seandainya dia meminum alkohol secara sengaja maupun tidak sengaja, tidak akan berpengaruh apa pun bagi kekuatannya.Tidak hanya itu, tingkat kekuatannya pun bertambah. Jika biasanya dia punya power seratus kali lipat lebih kuat dari pada manusia normal, kini dia punya punya power bahkan tiga ratus kali kuat dari pada manusia normal.Sebelum menjalankan misi keduanya kembali, dia terlebih dahulu menyambangi kediaman Somers Wilson. Tujuannya adalah untuk mengecek kondisi kesehatan Somers. Kira-kira bagaimana kondisi terakhirnya.Syukurlah, sekarang kondisi Somers kian membaik. Beberapa penyakit komplikasinya telah dinyatakan hampir sembuh total. Lalu Alexander memberikan air suci yang dia bawa dari Pulau Lambora dan dia berikan kepada Somers.“Minumlah, Kakek. Kau akan jauh lebih baik setelah minum air ini,” ucap Alexander.Somers memperhatikan air yang ada di dalam cangkir i
“Alex, mengapa kau menatapku seperti itu? Kau curiga aku terlibat bersama mereka, atau bahkan aku adalah orang yang memimpin mereka?” Somers kurang nyaman saat Alexander memandanginya dengan rasa curiga.Betapa tidak, salah satu korban dari kasus penculikan adalah kedua orang tuanya, jadi wajar saja Alexander mesti segera menemukan di mana organisasi itu berada.Sejujurnya, Alexander memang mencurigai Somers sejak dulu. Somers merupakan penguasa yang sangat punya pengaruh kala itu. Dan sekarang pun masih punya pamor dan bisa saja memerintahkan sesuatu.Namun, Alexander belum bisa memastikan bahwa Somers memang adalah orangnya. Tidak semudah itu melempar dugaan dan asumsi kepada orang yang memang bisa saja dicurigai.Mendapatkan pertanyaan itu, Alexander terkekeh sambil menggaruk kepalanya. “Memang bagaimana cara menatapku, Kakek? Aku sangat serius karena aku mengkhawatirkan kesehatan mu. Aku kelihatan tegang karena memang sedang fokus melihat kondisi fisik mu. Setelah tadi minum air y
Diskusi itu tidak menuai apa yang Alexander cari. Setelah dari kediaman Somers, Alexander bermaksud menemui Amr, putra pertama dari Mike Ali. Salah satu kepingan yang ada itu berada di tangan Amr. Tujuan Alexander tetap sama, yakni mencari informasi mengenai organisasi rahasia. Namun, ketika sedang berada dalam perjalanan, tiba-tiba saja dia mendapat telepon dari Sophie.Terdengar suara yang halus dari ujung telepon Alexander. Suara rintihan lebih tepatnya. “Alex tolong aku segera! Aku dalam bahaya! Cepatlah!”Usai memberi tahu lokasi di mana keberadaannya, dia langsung mematikan sambungan telepon. Alexander menghentakkan genggaman tangannya di kemudi. “Aghr!” Dia bergumam marah, lalu membanting setir dan memutar arah, bergegas menuju lokasi. Beruntung, jarak antara dia sekarang dan lokasi tak lebih dari lima kilometer, jadi tidak butuh waktu lama bagi Alexander untuk segera tiba di sana. Di lokasi kejadian. Sophie sedang duduk bertekuk lutut dan mengigil di sebuah gang sempit d
“Oh kau pasti pacarnya ya?” Seorang dari mereka menyentak. “Silakan bawa pulang pacar mu yang gila ini!” Tidak sampai di sana, empat orang lainnya tidak mau ketinggalan mengolok : “Dari tadi dia menjerit minta tolong.” “Dia pikir, kami mau membunuhnya. Jelas sekali bahwa dia memang sudah gila. Mana mungkin kami mau membunuhnya?!” “Cepat bawa wanita tidak waras itu dari sini. Dia telah mengganggu ketenangan sekitar.” Geram, Alexander sebetulnya marah pada mereka berempat, tapi sepertinya dia harus menghampiri Sophie terlebih dahulu. Dia melompat lalu berjalan cepat dan masuk ke gang sempit di antara dua gedung. Betapa terkejutnya dia saat melihat wajah Sophie yang sungguh sangat memprihatinkan. “Alex, mereka mau membunuh aku. Tolong aku. Selamatkan aku.” Sophie berkata dengan sangat cemas dan takut. Alexander jongkok dan memeluknya. “Mereka tidak akan membunuh mu, Sophie. Tenang. Mereka tidak akan berbuat jahat pada mu.” Sophie menggeleng keras. Dia meronta sambil menjerit. “Me