Alkisah, Alexander diculik lalu dibuang di Pulau Lambora. Dia tersesat dan tidak tahu ke mana akan melangkah. Ketika dia berhasil melewati mara bahaya yang mengancam dirinya, seperti berhasil lolos dari buruan binatang buas, dia pun menemukan sebuah lokasi tersembunyi dan misterius di bawah tanah. Di sanalah dia menemukan Pusaka Naga Emas yang pada akhirnya menuntun dia menjadi Kesatria Naga. Pusaka tersebut merupakan bagian dari sebuah Legenda. Menurut kebanyakan orang, Legenda Kerajaan Naga hanya sebuah legenda saja atau bahkan ada yang menyebutnya hanyalah sebuah mitos. Namun aslinya, cerita itu memang ada. Jika seseorang memakan satu buah Naga Emas, dia akan menjadi sangat kuat dan perkasa meskipun terdapat sejumlah kekurangan dan kelemahan pada dirinya. Setelah menjadi kuat, Alexander melanjutkan perjalanan kembali dan secara tidak sengaja masuk ke dalam sebuah goa tua, dan di sanalah dia dipertemukan dengan lima guru hebat yang membuat dia semakin menjadi pribadi yang luar
“Jika kalian menemukannya, serahkan padaku,” titah Alexander usai menjelaskan ciri-ciri pohon Buah Naga Emas pada Tujuh Perwira Naga. Mereka serempak menjawab, “Baik, Jenderal!”“Dan satu lagi. Jika kalian menemukan sumber mata air yang sangat bersih dan jernih, ingatkan lokasi itu!”Mereka patuh. “Siap, Jenderal!”Dari delapan orang, Alexander membagi menjadi empat kelompok, jadi masing-masing kelompok terdapat dua orang. Dia pergi menjelajahi Pulau Lambora bersama Farrell. Di suatu siang. Ketika Alexander sedang berjalan menyusuri hutan bersama Farrell, Farrell tak kuasa untuk menahan rasa penasarannya. “Jenderal, jadi kau membawa kami ke sini hanya untuk mencari buah Naga dan air yang tadi kau sebutkan? Maaf kalau aku lancang. Memangnya ada apa dengan keduanya?”Terdengar suara kerasak dedaunan kering dan ranting dari setiap pijakan kaki mereka. Farrell merupakan orang yang paling Alexander percaya. Maka tidak heran pada akhirnya dia pun membeberkan semuanya. Sembari mengawas
Alexander masih ingat betul lokasi di sekitar goa. Betapa tidak, selama setahun dia hidup dan berkelana di sini. Tidak ada satu titik pun yang dia lupa.Di tengah pulau yang luas terdapat satu goa yang berada di lebatnya hutan. Nyaris tak terlihat. Mulut goanya pun berkuran kecil. Mungkin diameternya sekitar empat meter saja.Ketika dia baru saja masuk dan mengucapkan salam, dia langsung disambut oleh seorang gurunya. “Oh, Alex kau apa kabar?”Alex menyalami lalu memeluk Mike Ali. “Kabarku baik, Guru. Kau apa kabar? Bagaimana dengan yang lain?”Pria berbobot lebih dari seratus kilogram itu senyum riang. “Kabarku baik dan sehat. Guru mu yang lain berada di dalam. Kebetulan kami sedang makan siang. Kami habis berburu tadi. Lumayan.” Lalu dia segera menggiring Alexander dan Farrell masuk ke dalam.Melihat kehadiran sang murid, empat orang di sana beranjak dan segera menghampiri Alexander.Warren Rockefeller, Dokter James Crick, John Dalton Plato, dan Evans Holland secara bergantian bersa
Tidak tahu dengan cara apa Warren bisa membalas kebaikan Alexander. Kendati begitu, Alexander sama sekali tidak mengharapkan balasan apa pun.“Alex, kau berhak mendapatkan dua puluh persen saham WR-Oil,” ujar Warren.Mendengar itu, Alexander tersedak daging kambing. Segera dia meneguk air putih lagi. “Guru, aku tidak berharap apa pun dari mu. Aku tidak bisa menerimanya.”Valuasi WR-Oil, jika berada pada titik tertinggi, bisa mencapai belasan milyar dollar bahkan lebih. Alexander bisa punya uang dari sana setidaknya dua milyar dollar dan itu tentu saja angka yang sangat besar.“Aku tidak bisa menerimanya, Guru.”Warren cepat memotong, “Aku menghadiahkannya pada mu. Sekarang kau sudah berhak menjadi salah satu pemegang saham di sana. Tidak perlu ada lagi yang perlu kita bicarakan. Semua orang di sini menjadi saksi.”Karena terus dipaksa, Alexander pada akhirnya tidak bisa menolak lagi, maka dengan begini dia resmi menjadi pemegang saham minoritas di perusahaan minyak terbesar di Winland
“Jenderal, kami mendapat kabar bahwa istri Anda, Gabriella, sedang menderita di rumah setelah kepergian Anda selama ini. Dia tersiksa. Sebaiknya Anda langsung pergi menemuinya sekarang juga,” ungkap seorang ajudan.Suara dan getaran dari baling-baling Helikopter itu perlahan meredup. Pintu terbuka, kemudian turunlah seorang pemuda berusia tiga puluh tahun yang mengenakan seragam militer. Hanya saja semua orang di sana tidak bisa mengenalinya karena dia menggunakan topeng emas bermotif naga untuk menutupi wajahnya.Hari ini merupakan hari yang sangat spesial bagi semua masyarakat di negara Winland, terutama di Kota Redchester. Di markas besar militer, semua orang penting menyambut kedatangan satu pahlawan baru bagi negara yang telah berjuang dengan penuh keperkasaan. Pahlawan itu bernama Alexander Yang Agung!Presiden dan Panglima menjura, memberikan penghormatan untuk Alexander, lalu diikuti oleh semua jajaran pemerintah dan para perwira tinggi militer.“Selamat datang, Pahlawan Besa
“Dilamar? Siapa yang melamarnya, Bu?” tanya Alex terkejut. “Keponakanku, Letda Martin Scott! Dia baru saja selesai dari pendidikan militer dan boleh menikah. Bulan depan acara pernikahannya akan dilangsungkan.” Dia lalu membanggakannya. “Martin dan kau, ibarat rumah mewah dan kandang ayam. Martin jauh lebih baik dari pada kau karena dia berasal dari militer. Ingat, dia sudah Letnan Dua lho! Sementara kau? Haha! Kau hanya pakai kaos putih polos dan celana chinos abu-abu. Menyedihkan!” ledek Winnie sambil terkikik geli.Tidak lucu. Sangat tidak lucu.Alexander geram. Dia maju selangkah dan ingin langsung masuk ke dalam rumah, tetapi Winnie merapatkan tubuhnya pada pintu sehingga tidak ada celah bagi Alexander untuk masuk.“Untung Gabriella belum punya anak dari mu, Pria Payah!” cacinya sarkas. Winnie mengerutkan bibirnya dengan penuh kebengisan lalu meneruskan dengan nada remeh, “Lebih baik kau tidak usah lagi datang ke sini! Gabriella akan sangat bahagia jika menikah dengan Martin. Eh,
Alexander tetap ramah dan sopan. “Betul, aku Alex Luther. Ayah apa kabar?”Namun, Pablo tidak juga menyambut baik kehadiran Alexander di rumahnya. Karena sudah sering dicuci otak oleh omongan persuasif istrinya, dia juga memendam kebencian dan rasa muak pada Alexander. Dulu Pablo juga kerap memberikan serangan dan perlakuan tak pantas pada Alexander serta berkeinginan kuat agar Alexander bercerai lalu pergi. Itulah kenapa pria yang sudah beruban dan baru berusia lima puluhan itu tidak senang begitu melihat kehadiran Alexander.“Bagaimana ceritanya kau bisa balik? Kami pikir kau sudah mati.” Pablo tidak bisa menahan ekspresi terkejutnya. Dia sangat syok dan sampai memegangi rambutnya. “Ceritanya panjang, Ayah. Yang penting, aku sudah kembali. Maafkan karena lebih dari satu tahun aku menghilang tiada kabar. Sekali lagi, maafkan aku.” Alexander menunjukkan ekspresi merasa bersalah meskipun sebenarnya dia tidak sepenuhnya bersalah. Kepergian dirinya dan perpisahan dengan istrinya bukan b
Berbeda dari Winnie dan Pablo, justru Gabriella menyambut kehadiran Alexander dengan penuh antusias dan kegembiraan. Dia membuka lebar pintu rumah lalu berjalan melewati ayah dan ibu tirinya. Tidak berpikir panjang dan mengingat-ingat apa pun sebab dia yakin itu adalah suaminya, Gabriella memeluk Alexander dengan sangat erat.“Kau ke mana saja, Sayang?” Gabriella sampai menitikkan air mata karena saking terharu. Pelukannya sangat kencang, seakan-akan itu adalah pelukan terakhir untuk suaminya, seolah-olah hari ini adalah hari terakhir pertemuan mereka. Wanita penyayang itu benar-benar tidak mau lagi kehilangan Alexander untuk ke dua kalinya.Alexander menjawabnya dengan nada yang lembut tapi menggetarkan, “Ke mana pun aku pergi, aku tidak mungkin pernah meninggalkan mu, istriku sayang.”Melihat adegan menjijikkan itu, Winnie membekap mulutnya sendiri, matanya terbelalak dan nyaris keluar dari tempatnya. Dia sangat kaget begitu tahu bahwa ternyata Gabriella masih mau menerima kehadiran