MENANTU AMBURADUL Bab 39Banyak wanita di dunia ini yang menyerah dengan pernikahannya bukan karena cintanya kepada pasangan telah pudar, tetapi mereka menyerah karena satu alasan kuat yang kurang begitu disadari pasangan yaitu salah satunya adalah perlakuan buruk yang tiada hentinya yang ia dapatkan dari keluarga pasangannya. Apalagi jika bahu sebagai pelindung dirinya tak lagi berpihak kepadanya, runtuhlah sudah komitmen pernikahan tersebut dan lebih baik untuk pergi. Tidak ada jaminan dalam pernikahan bahwa pasanganmu akan tetap nyaman denganmu se-nyaman waktu kalian pendekatan dahulu. Karena setelah menikah, kalian akan berhadapan dengan problem dan situasi yang berbeda. ___________Mia dan Raihan akhirnya datang ke rumah Ibu setelah selama seminggu mereka menginap di tempat orang tua Raihan beserta anak sulung Raihan. Keputusan berubah, mantan istri Raihan lebih memilih untuk menjemput anak semata wayangnya tersebut untuk tinggal bersamanya, dari pada harus membiarkannya un
MENANTU AMBURADULBab 40Jika ditanya apakah tidak ada lelaki lain didunia ini yg lebih sempurna dari pasanganmu?Jawabannya Banyak, bahkan wanita yg jauh lebih sempurna untuk pasanganku pun banyak.Tapi aku memilih kesempurnaan dalam arti lain dalam diri pasanganku.Yaaah.... Dia yang sangat mencintaiku..dia sayangi keluarga.. Dia yang bertanggung jawab dan selalu mengutamakan kebahagiaan orang lain dari pada kebahagiaan dirinya sendiri. Dia yang selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal. Lalu sempurna seperti apalagi yg harus Aku cari pada lelaki lain?“De’.... Kunci mobil dimana, ya?” tanya Mas Yusuf membuyarkan lamunan. “Enggak tahulah. Kan, Mas yang taruh?” ucapku. “Iya. Kok di tempat biasa nggak ada, ya?” protesnya. “Coba cari di kantong saku celana?” perintahku. “Sudah, tapi enggak ada.” balas Mas Yusuf. Aku ikutan nyari kunci yang dimaksudkan, akhirnya ketemu juga meski sambil sukses bikin kamar berantakan. “Nih, ada nih. Kuncinya di dekat meja. Dasar Pelup
MENANTU AMBURADUL Bab 41Mas Yusuf masih manyun saja, karena kejadian gagalnya membeli handphone baru kemarin. Seperti janjiku pada Mas Yusuf, Aku bersedia menemaninya membeli handphone lagi dengan syarat di tempat yang berbeda. Mas Yusuf menyetujui syarat itu. Sampailah kami di counter hp lain yang dituju. Mas Yusuf kembali memilah dan memilih ponsel mana yang berhasil meluluhkan hatinya untuk kita comot dan bawa pulang ke rumah. Sementara menunggunya menemukan barang yang sesuai dengan keinginannya, aku asik main handphone milikku sendiri. Entah kenapa kini petugas jaga wanita pada ngelihatin kami berdua. Yaa... memandangku, lalu bergantian memandang Mas Yusuf. Apakah ada yang aneh lagi dengan kami? Tanyaku dalam hati. Maklumlah karena diriku masih trauma dengan kejadian kemarin. Lalu Aku mengecek wajah cantik jelitaku pada sebuah cermin yang terpampang sebegitu besarnya di sini. Tidak ada yang aneh? Aku mencoba cuek bebek terhadap reaksi mereka. Yang penting kelar dulu deh transa
MENANTU AMBURADUL Bab 42 "Suf, Ibu rasanya pingin sekali tinggal bersama kamu dan anak istrimu di rumah barumu.""Kenapa memangnya di rumah Ibu? Ibu berantem sama Mia?""Ya, enggak ada apa-apa sih, Suf? Cuma mau dekat saja dengan cucu ibu yang lain.""Cucu selain Fajarina maksudnya?"Ibu mengangguk. Betapa riuhnya suara gemuruh di dalam hatiku setelah mendengar bahwa ibu mertuaku hendak hidup satu atap dengan kami bertiga. Sudah ku bayangkan bagaimana dia akan membuat masalah setiap harinya! Belum lagi edisi drama yang akan ibu pakai demi melancarkan aksinya untuk mengadu domba anak-anaknya. Ahh terlalu rumit rasanya untuk dibayangkan. Ibu mengutarakan niatnya kepada Mas Yusuf untuk tinggal bersama kami di rumah. Meski berat hati menerima permintaan Ibu, Aku harus tetap bersikap dewasa di depan suamiku. Dengan cara menyetujui permintaan itu. Mau tidak mau harus kuterima, karena beliau adalah Ibu dari suamiku, juga Ibuku. Segala resiko harus kuterima ke depannya, jika memang banyak
MENANTU AMBURADUL Bab 43Sore ini nampaknya mendung, se-mendung suasana hatiku. Beberapa hari ini aku lelah, sudah bolak-balik mencoba memasak lauk untuk Ibu, tapi tetap saja rasanya kurang cocok di lidah Ibu. Tanpa mengurangi rasa hormatku, kupersilahkan Ibu hari ini untuk memasak sendiri makanan untuknya agar rasanya pas bagi lidah Ibu sendiri. Aku tidak akan meminta sedikitpun bahkan, supaya bisa buat lauk makan Ibu sampai malam nanti. Kali ini Ibu memasak sayur asem, tempe dan cumi. Beruntung tadi ada tukang sayur lewat dan menyisakan sebungkus plastik cumi setengah kilogram. Cumi adalah makanan kesukaan Mas Yusuf. Aku kurang tahu, Ibu sengaja memasak cumi untuk anak lelakinya atau memang untuk diri Ibu sendiri. Kita coba lihat saja nanti. Jika sepanjang hari diharuskan bergelut dengan keunikan dan keriwehan sifat Ibu mertuaku begini, Aku jadi kangen sama sifat Mama yang enggak bawel dan suka menurut. Dimasakin apa aja dimakan. Dikasih apa saja diterima dan berterima kasih. Ras
MENANTU AMBURADUL Bab 44Sore ini kami masih berkumpul bersama keluarga. Hari ini tidak ada acara masak-memasak. Semua makanan pesan dari luar, karena Aku tahu bahwa keadaan sedang genting. Menatap wajah Raihan dan Mia sebenarnya membuatku terenyuh, tidak tega. Entah kenapa kini mereka kembali berulah? Setelah sebelumnya juga sudah pernah melakukan hal besar yang cukup membuat kami sekeluarga tercengang. Mas Yusuf belum sempat menceritakan kejadian kemarin saat bertemu dengan orang bank kepada yang tertua di keluarga ini. Kini tiba saatnya dia harus mengungkap kebenaran apa yang sebenarnya sedang terjadi. “Sini, semua kumpul, ada yang harus dibicarakan bersama.” ajak Mas Rama. Kami semua akhirnya mendekat satu sama lain di ruang tengah, ruang untuk santai dan nonton TV. “Ibu mau kemana?” tanya Mas Yusuf saat melihat Ibu hendak beranjak pergi.“Mau ke kamar mandi.” sahut Ibu. “Ya sudah silakan, kami tunggu.” Mas Rama menimpali. Kali ini Ibu sangatlah lama di kamar mandi. Sudah h
MENANTU AMBURADUL Bab 45Pagi ini kegiatanku tidak terlalu sibuk, kebetulan cucian hanya sedikit dan sudah selesai ku jemur. Masak juga sudah rampung aku kerjakan dan sudah tersaji beberapa menu di meja makan. Tinggal menyediakan segelas susu hangat saja untuk Mas Yusuf. Kami berdua begadang semalaman, jadi masih lumayan agak lesu pagi pagi begini. “Ting... tong” Suara bel depan berbunyi. Kubuka pintu dengan semangat. Siapa tahu orang tersayang datang menjenguk, orang tuaku misalnya. Kedatangan mereka adalah anugerah bagiku yang terlalu sering kesepian ini sekarang. Tapi tak masalah karena dengan begini aku jadi belajar menjadi seorang istri dan seorang ibu yang mandiri. “Ehhh Papa, tumben banget pagi-pagi kesini?” sapaku kepada lelaki tinggi nan tampan yang berdiri di hadapanku ini. Sudah lama memang kami bertiga tidak nongol ke rumah Papa dan Mama, saking sibuknya ngurusin persoalan keluarga Mas Yusuf. Mungkin mereka berdua rindu. “Iya, Papa kangen sama Daffa,” jawab Papa. “Ma
MENANTU AMBURADUL Bab 46"Nisa? Denger-denger si nenek lampir tinggal di rumah kamu sekarang?” tanya Mama lewat sambungan telfon. “Nenek lampir siapa sih, Ma?” tanyaku balik.“Mertuamulah. Siapa lagi? Mama dengar dari Papa katanya dia tinggal serumah sama kamu sekarang? Apa bener?” seru Mama penasaran.Ini sih bukan mau memastikan lagi, karena Papa pasti sudah mengungkap semuanya sama istri tercintanya itu. Lebih tepatnya adalah Mama sedang memvalidasi tentang bagaimana si Ratu Kalajengking ini bisa berada dalam satu atap bersama kami?“Hehehehe Oooh Ibu, iya, Ma. Mertuaku tinggal di sini," ungkapku jujur. Please Mama jangan kenceng-kenceng manggil lampirnya, nanti kedengeran Ibu malah makin runyam acaranya.Aku ngebatin. “Kenapa kamu enggak cerita sama Mama sih, Nis? Mama kan bisa jaga kamu dan Daffa di situ setiap harinya, dari pada nganggur di rumah? Mama bisa melindungi kalian dari manusia beracun seperti mertuamu itu!” sahut mama kecewa. “Iiih enggak perlu Mama, Nisa bisa ja