Dewi masuk dan merapikan tempat tidur di kamar Dewa, karena acara pernikahan ini mendadak, dia dan anak-anaknya tak ada yang membawa baju ganti, untung Shella punya stock baju tidur yang masih belum dipakai dan memberikannya untuk Dewi dan Aisyah.Baju Ardi sudah dibawakan, meminjam punya temannya.Ada kegugupan dalam diri Dewi, karena ini malam pertama tidur bersama suami barunya.Ceklek!Dewa keluar dari kamar mandi hanya memakai celana pendek saja dan kaos singlet ketat menampilkan lekuk tubuh dan otot-ototnya yang kekar.Hati dan tubuh Dewi berdesir, salah tingkah dan tak berani menatap ke arah suaminya. Dia tetap asik dengan kegiatan merapikan meja rias, meletakkan mahar yang diberikan untuknya tadi.Dewa tersenyum geli melihat kegugupan wanita yang baru saja di nikahinya.Lalu Dewa mendekat dan memeluk pinggang istrinyanya perlahan dari belakang."Sayang ...! Aku sekarang sudah jadi suamimu, kenapa malu, aku milikmu seutuhnya, siap memanjakan kamu dan dimanjakan olehmu." De
"Kalau mau lihat putri kita ya nggak apa-apa, dibangunin diajak Subuhan bersama.""Kalau sarapan sudah ada Bibi Nuha dan Mbak yang masak, biarkan mereka yang bekerja ya, kamu nggak usah ikut-ikutan ke dapur, kamu khusus perhatiin ke aku aja," ujar Dewa pada istrinya.Lagi-lagi Dewi tersenyum, entah bucin, entah karena ucapan suaminya memang lucu."Iya Kak, aku mau bangunin anak-anak, kita sholat subuh berjamaah ya, sekalian ngobrol yang rencana mau pergi ke Saudi, mumpung ini hari Minggu libur sekolah, aku mikirnya Aisyah aja, bisa nggak ditinggal beberapa bulan," ujar Dewi resah."Iya Sayang ...! Nanti pas sarapan bersama kita obrolin ya, hari ini Pak Aziz mengurus dokumen keberangkatan yang di perlukan buat ke Saudi nanti." "Ini Dek ...! Ambil ...! Bawa kartu ini ya, pakai untuk keperluan kamu dan anak-anak," ujar Dewa memberikan kartu ATM berwarna hitam pada istrinya.Dewi menerima kartu ATM pemberian suaminya. "Kasih aku uang tunai aja Kak, aku jarang pakai ATM." Dewi menolak p
Yanbu Al-Bahr, Saudi Arabia.4 bulan kemudian.Dewi melirik jam di tangannya, masih pukul 07.00 pagi hari, waktu Saudi Arabia. Di Indonesia masih jam 11 siang.Anak-anaknya, Aisyah dan Ardi, biasa telpon jam 10 pagi, di Indonesia jam 2-3 siang waktu Indonesia.Dewi duduk dengan bermalas-malasan, dua minggu ini perutnya mual-mual membuat tubuhnya terasa lemas. Dewi hanya menatap berbagai makanan di atas meja, ada aneka kurma, mulai yang basah dan kering, yang besar dan kecil, aneka khubz atau roti dan aneka keju dan selai di meja, dengan jus buah dan yogurt kemasan kotak.Buah-buahan segar juga tersedia di meja makan, namun hanya dilirik malas oleh Dewi.Dewa memeluk istrinya dari belakang, lalu mencium pipi wanita yang selalu membuat hatinya bahagia itu."Makan yang banyak sayang, Minggu depan 'kan kita pulang, dedek bayinya harus kuat ya," ujar Dewa sambil menyuapi istrinya potongan roti yang dicolek dengan madu."Masih betah tinggal di sini, atau jadi pulang minggu depan?" tanya De
Membalas mantan 60POV DanuLAMUNAN DANU SYAPUTRA Ting!Terdengar satu Notifikasi chat masuk ke ponsel pria gagah yang memakai kemeja biru laut itu, dia membuka pesan chat-nya.{Malam minggu ini, jemput aku di tempat biasa, jangan pernah hubungi aku duluan ya, biar aku yang menghubungi kamu, pokok tunggu kode dari aku ya sayang }Notifikasi chat masuk atas nama 'Ayang' membuatnya wajahnya agar resah.Pria itu mendengus kesal, dia tarik napas dengan rakus dan mengeluarkannya dengan kasar.Bukan kehidupan seperti ini yang dia inginkan.Dia rela pergi jauh dari rumah karena takut perbuatannya juga kekasih gelapnya terhadap mantan istrinya dilaporkan ke polisi, pria itu takut dan malu bila harus berurusan dengan pihak berwajib.Rencana pria itu dan kekasih gelapnya akan menikah setelah berpisah dengan istrinya yang bernama Dewi.Namun kenyataan tak sesuai rencana, suami Renita pulang dari luar negeri dan mengetahui perselingkuhan istrinya dari aduan pihak keluarganya yang memberikan buk
"Wah, keren banget anak pak Danu, YouTuber ya? Nama anak Bapak siapa? Mungkin aja Tiara tahu?" tanya Tiara sambil menyudahi aktifitas mengadoni bahan kue, lalu Bi Surya memberikan cetakan kue pada Tiara.Danu terdiam sejenak, apakah Ardi masih mau mengakui dia sebagai Ayahnya? Hampir dua tahun mereka tidak bertemu."Anak saya tidak bersama saya Non, dia ikut Ibunya, saya sudah bercerai," ujar Danu lirih dengan wajah tertunduk."Ohh! Maaf Pak Danu, maaf ya, kalau pertanyaan saya bikin Bapak sedih, nggak sengaja, abaikan saja kalau begitu, ini Bi Surya, masukkan loyangnya ke dalam pemanggang," ujar Tiara yang sudah selesai menuang adonan ke dalam loyang."Baik Non," jawab Bi Surya."Saya permisi ke depan dulu Non, sudah waktunya bertugas lagi," ujar Pak Satpam, begitu juga Danu yang bersiap mengantar Pak Bahtiar dan Bu Vera, Ayah dan Bundanya Tiara, mereka ada acara di suatu tempat."Oh, ya Pak Danu, silahkan, tapi nanti jangan lupa antar saya ya Pak" jawab Tiara."Baik Non Tiara."
Sehabis mengantar Tiara ke alun -alun kota, Danu meluncur ke tempat yang biasa dia datangi dengan Renita, sebelumnya pria itu meminta izin Bos-nya untuk keluar beberapa jam, Pak Bahtiar mengizinkan, bahkan memperbolehkan Danu membawa mobil mewahnya, asal malam jam 10 saat acara Tuannya selesai, Danu harus siaga menjemputnya. Orang tua Tiara sedang menghadiri acara salah satu relasi kerjanya.Danu turun dari mobil mewah milik majikannya, menekan remot untuk mengunci seluruh pintu mobil, lalu melangkahkan kakinya masuk ke apartemen rahasia milik Renita.Satpam dan Reception yang sudah mengenalnya, menyapa dengan ramah, beberapa wanita yang ada di lobby melirik kehadiran pria gagah itu dengan pandangan terpesona.Ketampanan seorang Danu memang masih mampu menggoda wanita, di usianya yang tidak lagi muda. Apalagi dandananya selalu rapi dan necis ditambah terlihat turun dari mobil mewah milik Majikannya. Sungguh tidak ada yang menyangka, kalau sosok ganteng itu adalah supir pribadi. Sekali
Di rumah keluarga Pak Fandi"Aaaa ..." Seruni memberi suapan lagi ke Ibu Yulia, sebelum berangkat ke toko bakery miliknya.Hanif melirik ke arah sang ibu sambil menikmati sarapannya."Bunda mau latihan jalan lagi habis ini? Hanif masih ada waktu menemani, sebelum pergi," ujar pria tampan itu."Nggak usah Nak, Bunda sama Seruni aja, dia sendirian bisa kok," jawab Bu Yulia."Kamu beneran nggak apa-apa? Sendirian terapi Bunda?" tanya Hanif ke arah Seruni."Bunda Yulia langsing banget Mas Hanif, jelas kuatlah Runi, Kakak lanjut kerja saja, aku ke toko roti agak siang kok, sudah ada yang bantu-bantu di sana, aku mau oles punggung Bunda Yulia dengan ramuan racikan dari desa," jelas Seruni, gadis itu sangat telaten dan sabar merawat majikan barunya.Seruni sekarang tinggal bersama keluarga Hanif. Bersama Bi Imah, ibu kandungnya, Ibu Yulia meminta gadis itu bekerja merawat dan menjaga dirinya saja, saat seruni baru datang dari Desa, lalu menemuinya meminta izin menginap beberapa hari karen
Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta."Dek, hati-hati jalannya, nanti juga ketemu sama anak-anak." Dewa gegas mencekal dan menggandeng tangan istrinya yang nampak antusias berjalan cepat bahkan terkesan berlari karena ingin memeluk putra putri yang dirindukannya, hampir 5 bulan mereka tidak bertemu.Setelah cukup jauh berjalan, akhirnya Dewi melihat putra putrinya diantara kerumunan orang-orang yang juga menjemput kerabat mereka.Pak Toni, supir pribadi Shella langsung maju dan mengambil alih membawakan koper dan di ikuti barang lainnya yang dibawa seseorang yang dibayar jasanya.Aisyah menghambur ke pelukan sang Ibu, Ardi memeluk Ayah tirinya, setelah puas menciumi pipi dan memeluk Aisyah, Dewi berganti memeluk dan mencium kening Putranya. Dewa pun memeluk dan mencium puncak kepala putri sambungnya.Sepanjang perjalanan pulang, Dewi dan Dewa serius mendengarkan cerita lucu dan sedih putra putrinya saat ditinggal mereka ke luar negeri, dari usaha baru Aisyah, karyawan, suka duka order