Share

Bab 22

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2022-06-25 10:01:44

[Sum, aku sudah jalan, ya! Bentar lagi paling sampe kontrakan kamu!]

                   [Ok.]

                   Sumi membalas pesan dari Suvia segera. Dia pun sudah rapi dengan kaos lengan panjang warna putih dan celana bahan yang agak longgar. Tidak lupa dibawa serta kartu ATM yang kemarin baru saja selesai dibuatnya untuk diberikan pada Ibu. Sumi sudah memutuskan untuk mengirimi Ibu uang diam-diam saja agar tak dipakai aneh-aneh oleh Bapak. Sumi pun membeli nomor baru untuk mengisi ponsel jadulnya yang akan diserahkan pada Ibu untuk berkomunikasi ketika rindu.

                   Keduanya berangkat menggunakan mobil online. Mampir sebentar ke toko kue dan membeli tiga kotak bolu. Satu untuk Zaki

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 23

    Sumi mendudukkan bokongnya. Kasur berisi kapuk dari buah ohon randu ini sudah terasa keras. Namun di sana dia mampu tertidur nyenyak dalam pelukan Ibu. Suvia berselonjor di lantai. Dia menoleh pada Sumi. “Bapak kamu gitu amat, Sum!” tukasnya. Sumi menghela napas kasar. “Iya, Via! Makanya aku milih ngontrak. Andai sikap Bapak sedikit lebih lunak dan gak serumah dengan ipar, seburuk apapun kondisi rumah ini, ini adalah tempat ternyamanku untuk pulang. Aku selalu rindu pada kebersamaanku dengan Asril dan Ibu. Hari-hari berat yang kami lewati selalu ada senyuman meskipun kadang menitikkan air mata karena ekonomi kami jauh di ba

    Last Updated : 2022-06-25
  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 24

    Kurang lebih tujuh jam perjalanan, akhirnya pesawat yang ditumpangi Zaki dan sekitar dua puluh orang peserta pemagangan dari LPK Sinar Harapan mendarat. Terdengar pengumuman dari pramugari yang menyatakan jika mereka sudah sampai di tempat tujuan. Helaan napas, Zaki hembuskan. Diambilnya tas yang tersimpan di kabin pesawat, tas gendong yang berisi dokumen-dokumen penting dan uang saku yang sudah berbentuk mata uang yen. Kesukaannya tentang negeri bunga sakura itu rupanya membawa garisan takdirnya untuk mendekat. Menjadikan negara canggih itu menjadi salah satu pelarian dikala hatinya tengah gundah. Kini status mereka adalah kenshusei atau peserta training, Zaki akan melewati bulan pertama di Jepang dengan status barunya sebagai peserta training yang akan

    Last Updated : 2022-06-25
  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 25

    Sumi berulang kali meminta maaf pada Yamada. Rasanya kini dia sudah kehilangan muka di depan lelaki yang akan segera jadi imamnya itu. Kini keduanya tengah duduk di sebuah restoran dan makan siang bersama. Kebetulan hari ini, Sumi memang jadwal libur kerjanya. “Minta maaf, ya, Yamada san! Saya tak minta Suvia bicara pada Yamada san! Uangnya nanti saya ganti, ya!” Sumi berucap sungkan. Meskipun status mereka sudah berkomitment untuk menikah, akan tetapi Sumi tetap menjaga adab dan menjaga jarak sewajarnya dengan Yamada.&nbs

    Last Updated : 2022-06-25
  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 26

    “Sumi chan sudah bawa uangnya! Sumi chan tidak akan menikah dengan orang lain! Dia akan menikah dengan saya!” Sontak semua orang menoleh pada lelaki bermata sipit yang mengenakan kaos putih polos dan celana panjang itu. Tatapan matanya yang tampak tajam dan berwibawa membuat semua terhipnotis menatap Yamada.“Yamada san?” Sumi tercekat. Cukup kaget Ketika si mata sipit itu malah ikut turun dan kini berdiri bak pahlawan yang akan melindunginya.Bapak, Ibu dan para tamu menatap takjub pada seorang lelaki yang kini berdiri menjejeri Sumi. Dia meraih plastik berwarna hitam dari tangan Sumi lalu menyodorkannya pada Bapak.“How to call you, Oji san?” Yamada bergumam sendiri. Dia lupa harus menyebut apa pada lelaki yang akan jadi calon mertuanya itu. “Bapak, Yamada san! Dia father saya!” tukas Sumi menjelaskan. Bercampur bahasa Inggris dan Indonesia yang penting Yamada mengerti. “Ya, ya, ya … Oji san, take this one for you! Sumi chan sudah bayar utang, ya! Don’t disturb her again! Mengert

    Last Updated : 2022-06-26
  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 27

    [Kamu akan selalu cantik memakai gaun manapun, tetapi aku lebih suka warna putih yang melambangkan kesucian dan ketulusan. Pakailah gaun itu untuk hari bahagiamu bersama lelaki pemberani, bukan seorang pengecut yang lebih memilih melarikan diri.] Haru Sakura. Zaki menghela napas kasar. Dia merutuki kebodohannya sendiri yang kembali mencari tahu kehidupan Sumi. Kini dia hanya berharap, waktu akan perlahan menghapus perasaan itu di hatinya. “Cemen banget ya gue jadi cowok?” gumamnya seraya mengacak rambutnya kasar. Zaki kembali mendorong troli. Dia tengah berada di sebuah supermarket. Sepulang dari tempat dia bekerja. Zaki bersama Arifin, Hasan dan Fauzi memutuskan untuk pergi berbelanja. Zaki sudah berulang kali berdecak dan takjub akan ketertiban masyarakat yang ada di sana. Beberapa kali dia mengabadikan deretan sepeda yang terparkir rapi di depan supermarket, mengambil video bagaimana para pengendara berdisiplin ketika lampu merah, mentaati marka penyebrangan dan hal-hal kecil la

    Last Updated : 2022-06-26
  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 28

    Layar gawai itu kini menampilkan sebuah wajah yang masih buram. Zaki memang sengaja tidak mendownload wajah itu. Dia membuat settingan di gawainya tidak autodownload. Zaki hanya membalas pesan dari sang ibu yang rupanya sudah dikirim sejak beberapa menit lalu. [Aku udah gede keles. Ibu jangan khawatir anakmu yang ganteng ini gak laku. Gak usah pusing mikirin jodoh aku, Bu! Jodoh itu di tangan Tuhan, bukan di tangan Ibu!]Zaki membalas pertanyaan sang ibu. Tak mau juga memberi kepastian. Bukankah cinta itu tak bisa dipaksakan? Dia masih ingin menikmati waktu dan membiarkan kakinya melangkah mengantarkan pada tulang rusuk yang sebenarnya harus dia jaga. [Pokoknya, tiga tahun kamu harus pulang! Tega kamu bohongin Ibu, ya? Kamu bilang magang itu sepuluh tahun! Kata ibunya Fauzi cuma tiga tahun!] Bu Siti membalas pesan Zaki. Dia baru saja mengobrol dengan orang tua Fauzi yang memang hanya berbeda kampung dengannya. Fauzi hanya akan berada maksimal tiga tahun di negeri sakura itu. [Ah, i

    Last Updated : 2022-06-26
  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 29

    Sumi tengah membuatkan secangkir kopi hitam tanpa gula. Hari ini Yamada sudah beraktifitas seperti biasa lagi setelah mereka kemarin berbulan madu. Sumi sudah tak lagi diizinkan bekerja di golf club---lapangan hijau yang mempertemukan mereka. Kini kegiatannya hanya menyelesaikan kuliah dan mengisi waktu dengan ikut komunitas wanitapreneur mandiri. “Maafkan sayanya, Umi Chan! Sayanya Harus bekerja sekarang! Sendirian tak apa?” Yamada menatap Sumi. Dia mengubah panggilannya menjadi Umi, setelah kemarin keduanya menonton bioskop dan panggilan pemeran utama dalam film roman religi itu Umi dan Abi. Yamada tertarik dan ingin memakai panggilan tersebut untuk rumah tangga mereka yang beru hitungan waktu. “Gak apa, Yamada san … eh, Abi san!” Sumi tersipu. Entah rasanya menjadi aneh saja, ketika lelaki bermata sipit itu minta dipanggil Abi. “Panggilnya Abi saja, ya! Sayanya mau ganti nama nanti-nanti … jadinya Muhammad Hiraka Yamada, baguskah?” tukasnya seraya menatap Sumi. Kedua matanya men

    Last Updated : 2022-06-26
  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 30

    “Kita gak usah nyari kerja di orang, Bu! Kita buat pekerjaan saja sendiri! Ibu bantu Sumi mewujudkannya! Kita akan sukses sama-sama, Bu! Biarkan lelaki yang sudah mencampakkan ibu itu nangis darah dan menyesal nantinya! Sumi berjanji akan bantu Ibu untuk bangkit. Kita akan sukses sama-sama, Bu!” tukas Sumi meyakinkan sang ibu.Ibu menatap Sumi. Ada rasa takjub dalam hatinya, bagaimana mungkin seorang putrinya yang lemah kini memiliki pemikiran semaju itu. Ibu sadar, jika Sumi dulu banyak mewarisi sikapnya yang lebih sering pasrah pada keadaan dan lamban bertindak juga. Namun kini, Ibu melihat ada sisi lain dari seorang Sumi.“Kamu banyak berubah, Sum? Maafin Ibu … bahkan Ibu tak pernah jadi contoh yang baik untuk kamu tiru!” tukas Ibu.“Iya, Bu … rupanya pergaulan juga bisa mempengaruhi kita mau jadi seperti apa? Dulu aku hampir tak punya teman, gak ngerti bertukar pikiran. Cuma lihat Ibu dan Bapak saja setiap hari yang pasti akan berdebat setiap kali bahas aku yang belum kerja juga.

    Last Updated : 2022-06-26

Latest chapter

  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 46 - End

    Acara berjalan lancar, menyisakkan lelah setelah semua tamu meninggalkan tempat acara. Para tetangga masih sibuk membantu mencuci piring dan membereskan sisa-sisa yang berantakan di dapur rumah Zaki. Sementara itu, para orang tua sebagian ada yang sudah terkapar karena lelah, ada juga yang masih mengobrol di halaman rumah ditemani angin malam yang menusuk kulit. Tenda masih berdiri, besok baru dibongkar oleh orang yang menyewakannya. Begitu pun pelaminan hanya menyisakkan bunga-bunga yang sebagiannya tampak sudah layu juga. Kamar tidur pengantin sudah dihias indah dengan seprai dan kelambu yang indah, tetapi justru membuat kedua pengantin bingung mau tidur di mana. Semua itu hanya barang yang disewa dan dipakai untuk mengabadikan momen pernikahan mereka. Mungkin berbeda dengan pernikahan para selebritis yang memang kamarnya dihias di hotel megah dan boleh digunakan semaunya. Kalau di kampung beda, pernikahan rakyat biasa seperti keluarga Zaki, untuk tidur malam pun susah. Para kerabat

  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 45

    “Sekarangnya saya sudah sembuh! Pergi hospitals saja buat periksa! Hmmm … tapi sayanya mau tanya Umi chan.” Yamada tersenyum, tetapi secepat kilat raut wajahnya tampak mendung. “Tanya apa, ya?” Sumi menoleh padanya.“Zaki san itu siapa, ya? Matanya saya lihat, ada cinta kalau lihat Umi chan, ya?” tanya Yamada menatap sang istri. Sumi terkekeh mendengar pertanyaan Yamada. Dia yang tengah menyetir menoleh pada lelaki bermata sipit yang tengah memasang wajah cemburu itu. “Abi san sok tahu. Mungkin Abi san lihat mata Zaki ketika dia habis tatap Suvia. Kan Suvia itu calon istrinya Zaki. Saya dan Zaki hanya teman sekolah saja, tak ada lah dia cinta saya! Kalau ada mungkin sayanya tak menikah dengan Abi san,” ucap Sumi seraya menggelengkan kepala. Dia memang tak pernah berpikir jika ada perasaan di hati Zaki terselip untuknya, meski dulu kadang rindu dan pernah merasa kehilangan, tapi Sumi sendiri tak bisa mengartikan jika itu cinta. Yamada ikut tertawa senang. Bukan karena dia percaya p

  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 44

    Usai menerima panggilan dari rumah sakit, Zaki bergegas ke kamar di mana Suvia, Sumi, Intan dan Ibu berada di sana. Tampak olehnya Sumi baru saja siuman. Lagi-lagi wajahnya tampak begitu mendung. “Sum, maaf … tadi waktu kamu pingsan, ada telepon dari rumah sakit katanya sudah ada kabar tentang Mr. Hiraka,” tukas Zaki. Kalimat yang dilontarkan dengan santai itu sontak menarik perhiatian keempat perempuan itu. “Lalu kondisinya gimana, Zak?” Sumi tampak terkejut, ada raut senang tapi takut terpancar dari sorot matanya yang lemah. “Tadi keburu keputus. Aku telepon balik tapi nomornya sibuk. Mungkin better kita ke sana saja!” jelas Zaki.“Oh ya sudah, ayo kita pergi!” tukas Sumi seraya beringsut turun. Lalu berjalan lemah kea rah key box di mana kunci mobil miliknya berada. “Arsil dan Adzkia tengah pada tidur tapi, Teh! Gimana?” Intan menatap bimbang pada perempuan dengan wajah pucat itu yang tampak berusaha menguatkan diri. “Kamu di rumah saja, Dek! Jagain Asril sama Adzkia. Biar Te

  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 43

    Zaki menatap sepeda motor yang penuh kenang itu. Dia mengelus boncengan yang biasa Sumi duduki dulu. Tak berlama-lama menelan nostalgia. Zaki mendorong sepeda motornya keluar dari bagasi. “Kamu tahu alamatnya, Vi?” Zaki menatap wajah Suvia yang tengah menunggunya di halaman rumah. “Sumi sudah share lok, kok!” tukas Suvia seraya menunjukkan layar gawainya. Zaki mengangguk. Sikapnya mendadak cool seperti musim dingin. Hatinya berdentum-dentum tak karuan, tetapi yang jelas dia ingin dirinya ada ketika orang yang masih dicintainya dalam diam itu kesusahan. Sepeda motor yang ditumpangi keduanya berjalan menembus gelap malam. Menyusuri jalanan kampung yang mulai lengang hingga akhirnya berbaur dengan jalan ramai. Meliuk berbelok memecah sunyi dalam dada. Tak ada obrolan tercipta, masing-masing sibuk dengan pikirannya. Hingga akhirnya google maps mengarahkan mereka pada gerbang sebuah cluster elit. Setelah menyimpan KTP sebagai jaminan, barulah sepeda motor Zaki diperbolehkan masuk. Suv

  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 42

    Suara pramugari yang menginformasikan jika pesawat akan lepas landas terdengar. Zaki menepuk bahu Arifin yang masih lelap sejak mulai penerbangan tadi. Meskipun penerbangan tadi sempat delay akhirnya mereka tiba dengan selamat. “Pin, sudah sampe. Lu mau turun gak?” Arifin mengerjap, lalu menegakkan duduknya. Dia masih menguap berkali-kali. “Cepet banget, ya, Zak?” “Iyalah, lu molor aja sepanjang jalan! Kalau ibarat kata, ruh lu udah sampe duluan ke Indonesia!” gerutu Zaki. Arifin yang sedikit gemulai tertawa seraya menutup mulut menggunakan tangannya. “Lu bisa aja, Zak!” satu tangan lainnya menepuk Zaki dengan manja. “Lu kapan sih jadi lakinya, masih kemayu aja! Gak inget mau dijemput calon bini!” tukas Zaki seraya menepis tangan Arifin yang masih menempel di pundaknya. Ya, selain Zaki, Afirin pun sama sudah dijodohkan oleh orang tuanya. “Ya, biar saja dia lihat gue yang kayak gini! Kalau emang jodoh ya pasti dia nerima-nerima aja, kok! Lagian kalau gue pura-pura macho demi di

  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 41

    Acara wisuda berjalan lancar. Gelar sarjana hadir sebagai penyempurna impian Sumi. Haru biru tak terelakkan.Ibu menangis dengan isak tertahan ketika menatap sosok mungil dan cantik itu tampak tinggi dengan menggunakan sepatu berhak tujuh senti. Kebayanya yang anggun tertutup oleh pakaian wisuda yang berwarna gelap dan longgar. Toga tersemat di kepalanya bersama sebuah senyuman yang tersungging ketika jepretan kamera mengabadikan pengesahan statusnya. “Selamat kepana Sumiati, Sarjana Manajeman. Telah lulus dengan predikat cumlaude.” Terdengar dari pengeras suara. Gema yang membuat sudut mata Sumi basah dan menghangat. Kini dua kata baru tersemat diujung nama polosnya---Sumiati, S.M. Kakinya mengayun pasti turun dari podium menuju tempat duduknya kembali. Di mana di sana ada Ibu dan Yamada yang tengah menunggunya. “Congrats, Umi Chan!” Yamada berdiri dan merenggangkan tangannya. Meskipun malu karena di tengah keramaian. Sumi tetap menjatuhkan kepala pada pelukan Yamada yang kini men

  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 40

    Bau menyengat yang tercium dari rumah yang lengang itu akhirnya menarik perhatian. Tiga hari sudah Pak Yanto melepaskan ruh dari raganya tanpa ada seorang pun yang mendampinginya, tanpa ada yang membimbingnya bersahadat dan belum sempat dirinya memperbaiki diri sama sekali. Dia berpulang dengan hati gelap, dengan keadaan yang mengenaskan. Kebetulan satu orang tetangga yang ditugaskan Pak RT untuk memperhatikan kondisi Pak Yanto, anaknya sakit. Sementara itu, dia memang tak menjalin hubungan baik dengan para tetangga, karenanya tak banyak orang yang simpatik dan peduli padanya. Kehidupan masyarakat sekitar pun sedikit banyak sudah terkontaminasi oleh kemajuan gaya hidup modern menjadi lebih individualis. Perkembangan kawasan industri dan para pendatang yang datang menyerbu membuat penghuni kampung itu sudah heterogen. Sikap gotong royong seperti dulu bahkan sudah hampir punah, semua kini dinilai dengan uang. Bahkan sikap peduli mereka pun sudah mulai terkikis. Begitulah kondisi keada

  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 39

    Kemarahan Rudi hanya dianggap angin lalu. Bagaimanapun lelaki itu sudah tak lagi memiliki kekuatan. Walaupun misalnya dia nekat menculik Adzkia dari Intan, tetapi Nita sudah pasti tak akan mau menerimanya. Istri pertamanya itu bukan orang jahat. Dia hanya seorang perempuan yang sudah bertahun-tahun merindukan seorang bayi yang hadir dalam rahimnya. Nita yang kini sudah patah, sudah membiarkan rasa kasihnya pada sang suami menguap begitu saja. Apalagi tahu jika kesetiaan yang Rudi agungkan di depannya hanyalah kamuflase belaka. Suaminya itu bahkan menikah diam-diam dan bersenang-senang di belakangnya. Sumi mengajak semua rekannya untuk meninggalkan kediaman Rudi setelah memberikan somasi pada Rudi. Sumi menekankan jika ada hal buruk terjadi dengan Intan atau Adzkia maka orang pertama yang akan dicarinya adalah Rudi. Begitupun dari KPAI dan Komnasham juga memberikan pengarahan dan pengertian pada Rudi tentang batasan-batasan dan hak asasi seseorang. Rudi tertunduk seraya meremas rambu

  • MEMBALAS HINAAN BAPAK (Cerita Cinta Sang Caddy)    Bab 38

    “Kalau gitu, mereka siapa?” Nita menatap perempuan anggun berkerudung lebar bersama lima orang teman lainnya, ada satu lelaki di antaranya. Rudi menautkan alis, mencoba memindai wajah mereka satu demi satu. Namun dirinya seakan hendak melonjak ketika akhirnya mengenali wajah manis Sumi yang melenggang menghampirinya. “I--itu ‘kan kakaknya Intan!” Rudi menggumam dalam dada. Dia masih belum menjawab pertanyaan Nita karena tiba-tiba hatinya dag dig dug tak karuan. “Ayah, mereka siapa?” Nita mengulang pertanyaan. Tampak seorang panitia yang ditunjuk mempersilakan para tamu yang baru datang untuk ikut duduk dan mengikuti kajian yang sebentar lagi usai. “Ahm, sepertinya … mereka itu … hmmm ….” Rudi menggumam tak jelas. Dia pun bingung mau mengatakan apa.“Yah?!” Nita yang sudah kelewat penasaran menepuk punggung tangan Rudi. “Ahm, itu kenalannya Yogi dulu. Mungkin Yogi yang mengundang mereka.” Rudi menjelaskan secara spontan. Meskipun masih diliputi rasa penasaran, tetapi Nita mencoba

DMCA.com Protection Status