David mengamati jam di pergelangan tangannya, ia tersenyum jahat. Saat melihat Cindy berjalan pergi dengan tiga paper bag di tangan.
“Misi kali ini pasti berhasil,” gumam David yang masuk ke dalam kamarnya dengan tawa jahat.
***
Jack yang tidak tidur semalam, ia menatapi jam di ponselnya. Setelah menghapus semua pesan sampai bersih.
“Aku harus pergi,,” batin Jack yang melihat semua yang ia persiapkan sudah rapi di atas meja.
Sebelum pergi, Jack mengecup kening Leila untuk pamit keluar sebentar.
“Selamat pagi,” batin Jack yang mengelus kepala Leila. Saat ia akan berjalan menjauhi ranjang.
Jack yang tidak ingin membangunkan Leila. Ia mengambil salah satu botol minuman. Lalu pergi dengan menutupi pintu secara perlahan-lahan.
Berapa jam berlalu, sejak kepergian Jack. Leila mulai terbangun dari tidur lelapnya dan tidak mendapatkan keberadaan Jack di dalam kamar. Melainkan banyak makan segar dan ti
Pihak kepolisian hanya bisa mengatakan sebagai organisasi teroris atau bom bunuh diri di dalam kereta api.Dalam waktu cepat, semua pariwisata ke arah Busan di hentikan demi penyelidikan lanjut. Serta mempermudah pihak rumah sakit untuk mengumpulkan serpihan angota badan yang berserakan di lokasi kejadian.Di bandara, Kyo Mikaela dan Maria Mikaela segera menuju kebagian informasi untuk memberi laporan sebagai keluarga korban dari Jack Mikaela yang indentitasnya di temukan melalui dompet.Salah satu polisi meminta tes DNA kepada pihak korban untuk mencocokkan data jenasah dan anggota badan jenasah yang bercerai berai.Mendengar apa yang di katakan oleh pihak kepolisian. Maria Mikaela langsung tidak sadarkan diri.Kyo Mikaela yang panik, segera memopong Maria Mikaela ke rumah sakit terdekat atas bantuan pihak kepolisian yang siap siaga untuk membantu masyarakat yang susah. Terutama keluarga korban ledakan kereta di Busan.Sesampa
Perawat pria itu membimbing Kyo Mikaela ke arah kursi di lorong.Kyo Mikaela terduduk lemas tidak bertenaga di salah satu kursi lorong rumah sakit yang juga di tepati oleh para keluarga korban yang menagis pilu.***Satu hari kemudian, Kyo Mikaela kembali menerima kabar. bahwa banyak pihak penyelamat tidak bisa menemukan potongan tubuh lain yang di trowongan bawah tanah. karena banyak yang sudah menjadi abu dan serpihan kecil-kecil.Dengan hati berat, Kyo Mikaela memberitaukan kepada Maria Mikaela. apa yang sudah terjadi pada Jack.Kabar dari Kyo Mikaela tidak bisa di terima oleh Maria Mikaela selaku ibu kandung Jack.Seperti dugaan Kyo Mikaela, Maria kembali tidak sadarkan diri lagi. karena tidak bisa menerima kenyataan pahit untuk kedua kali, setelah kematian Tomoe Mikael yang tragis.Kyo Mikaela tahu ini sungguh berat untuk Maria Mikaela menerima semua kabar buruk ini.Seorang perawat menghampiri Kyo Mikaela untuk memberitau
"Ura..." lirih Leila yang memeluk tubuh Miura Diamentri."Tenang, kamu tenang dulu. jangan menyakiti diri sendiri. Ayo cerita padaku," ucap Miura Diamentri dengan mengusap punggung Leila dengan gerakkan lembut.Kyo Mikaela yang melihat eratnya persahabatan tersebut, merasa kagum dan ia segera pergi dari kamar Leila. untuk membiarkan Leila bersama dengan Miura Diamentri.Al hanya berdiri diam melihat kearah keduanya dalam waktu yang sedikit lama.Tetiba Al merasa ini bukan waktunya untuk membuat Leila mengingat siapa dirinya. Al memilih keluar dari dalam kamar untuk memberikan waktu kepada keduanya untuk berbicara satu sama lain.Di dalam kamar, Leila menagis pilu. ia mencurahkan semua isi hatinya kepada Miura Diamentri.Miura Diamentri hanya bisa menghibur Leila seperti biasanya. karena ia juga tidak tahu kenapa nasib Leila bisa sesial ini bertubi-tubi. dari kehilangan anak, kini kehilangan suami yang akan menjadi mantan suami.
"Kau tidak akan bisa menangkap aku," seru David melarikan diri dengan cepat tanpa melihat ke arah kanan kiri. saat keluar dari halama rumah sakit.Sebuah truk langsung menabrak tubuh David.Kyo Mikaela menatapi tubuh David yang terlempar berapa puluhan meter.Karena kejadian masih area rumah sakit, David segera mendapatkan pertolongan dari pihak rumah sakit.Kyo Mikaela menampakkan wajah penuh kebahagia memandangi David yang masih sadarkan diri.David semakin ketakutan, ia takut di adili oleh Kyo Mikaela yang merupakan ayah mertuanya. tepatnya mantan ayah mertua."Saatnya pembalasan," ucap Kyo Mikaela di dekat David. saat tubuh David di masukkan ke dalam ruang operasi.Untuk memuluskan pembalasan kematian Tomoe Mikaela. Kyo Mikaela rela membayar semua biaya pengobatan David. bahkan ia mengirimkan pesan kepada seseorang untuk mencari tahu keberadaan Cindy yang seakan lenyap di telan bumi."Aku harap kau cacat seumur hidup,
***Suara langkah kaki membangunkan Jack, ia menatapi sekelilingnya yang seperti sebuah ruangan rumah sakit.Jack berusaha mengingat apa yang ia alami kemarin, sebelum ketemu dengan David. Ia sempat berpapasan dengan Cindy. Lalu setelah itu tidak ingat lagi.“Aku harus kembali,” batin Jack yang berusaha untuk mengerakkan tubuhnya. Seketika ia merasakan ada yang aneh pada salah satu kakinya.Kedua mata Jack terbelalak lebar, ia menatapi sebelah kakinya yang sudah tiada dan kedua tangan juga terikat.Jack berusaha untuk tidak panik. Ia masih berusaha santai untuk menghadapi musuh yang menculik dirinya.“Oh sudah bangun?” tanya seorang dokter yang berjalan masuk dengan tampang dingin.“Mau apa kau?” tanya Jack yang sudah bisa menebak, jika pria di depannya pasti orang suruhan David untuk membunuhnya.“Menginginkan semua organ tubuhmu untuk di jual di pasar gelap,” balas dojter itu de
“Oh ya, aku lupa bilang. Untuk sementara kita kabur dulu untuk menghindari kejaran Kyo Mikaela,” lanjut Jack yang tidak ingin berurusan dengan kaki tangan ayahnya yang sebagian adalah mafia.“Kenapa?” tanya dokter itu dengan wajah herannya.“Kau asli kenal Kyo Mikaela atau tidak sih?” geram Jack dengan dokter bodoh ini yang banyak tanya.“Tidak, aku hanya pernah dengar namanya dari David. Lagian aku mana kenal,” balas dokter itu dengan wajah bodohnya.“Kyo Mikaela itu mantan yakuza nomor satu di Jepang dan sekarang dia kembali aktif lagi, kau mau hidup atau mati?” tanya Jack yang tidak ingin berlama-lama di ruangan kotor dan bau.Wajah dokter itu memucat, ia segera menganti pakaiannya dan mencari pakaian yang lebih bagus untuk Jack. Bahkan membantu Jack untuk duduk di kursi roda. Tidak lupa ia menyisir rambut Jack dan membersihkan wajah Jack agar tidak terlihat mencurigakan. Bahkan menaruh
Ada rasa penasaran di dalam hati Andre, ia pun segera mengangkat panggilan tersebut.“Ndre,” sahut Jack di balik ponsel dengan jantung dag dig dug.Andre yang terkejut, langsung berdiri dari tempat duduknya. Ia segera masuk ke dalam toilet di dalam kantor wakil CEO dengan memutar kran air secara pelan.“Jack, itu kah kau?” tanya Andre dengan badan panas dingin dengan posisi duduk di atas closet.“Iya, aku punya masalah. Sekarang kau tahu di mana David?” tanya Jack ke inti pembicaraan.“Ya aku tahu, dia sekarang menderita sekali. Ayahmu seperti kesetanan di sini, aku sampai ngeri melihatnya. Untung saja ibu mu tidak di sini,” jelas Andre jujur dengan apa yang ia lihat atas sikap mengerikan dari Kyo Mikaela.Jack menghela nafas lega, ia sudah tahu watak ayahnya. Tak lama lagi akan kembali menjadi bengis.“Ndre, aku butuh bantuan. Sekarang aku masih hidup, tapi aku sudah cacat. David
“Ya, aku akan segera ke Seoul malam ini dengan membawa berapa orang. Apa ayah bisa menjaga anak dan istri aku?” tanya Andre di posisi serba sulit. Satu sisi ia harus mencari keberadaan Jack, satu sisi takut meninggalkan anak dan istrinya.“Tentu saja, aku akan menjaga mereka berdua dengan baik. Kau bawa Jack kembali ke sini, termasuk dokter sialan itu. aku ingin banyak informasi darinya!” perintah Kyo Mikaela yang sudah kehabisan kesabaran.Andre mengganguk paham, ia segera keluar dari perusahan dengan membawa berapa orang untuk kebandara menggunakan pesawat pribadi milik Kyo Mikaela menuju ke Seoul.Sedangkan Jack kini berbaring di atas ranjang hotel, setelah mandi dan makan enak.Sin Won Han yang melihat keandaan Jack yang tidak berdaya, ia bermaksud untuk kabur setelah mendapatkan uang dalam jumlah besar di dalam atmnya.“Aku pergi beli baju untuk kita berdua,” dusta Sin Won Han.“Ya,” balas