BAB 83 DITINGGAL PERGISepulang dari Manhattan dalam kondisi marah, Livie sama sekali tidak mencari Henry. Lukisan Gavin yang belum Livie selesaikan dia biarkan terlantar. Sungguh Henry sangat sedih, Livie hanya tinggal di seberang dinding tapi menolak untuk bertemu padahal Livie juga tahu jika Henry tidak pernah pergi dari rumah.Tiap malam, Henry tidak akan pernah mematikan lampu kamarnya sebelum dia melihat kamar Livie gelap lebih dulu. Malam ini Henry juga masih berdiri di depan jendela kaca kamarnya menatap jauh ke kamar Livie yang sudah padam sejak satu jam lalu. Livie adalah miliknya yang tidak dapat disentuh, hanya dapat Henry pandang dari balik kaca. Henry baru tahu seperti apa rasanya benar-benar mencintai tapi diabaikan, namun dia juga tidak bisa pergi atau marah.*******Mia baru bangun dengan sinar matahari cerah benderang. Mia menggeliat malas meski sudah bangun kesiangan, beruntung hari Sabtu dia tidak perlu pergi ke kampus. Setelah berbaring mengeliling kan mata ke la
BAB 84 CINTA YANG LAINLivie telah melalui lima bulan masa observasi dan telah dinyatakan pulih sempurna. Anehnya Livie tetap tidak dapat mengingat sedikitpun pernikahannya dengan Henry."Sepertinya Livie memang membutuhkan lingkungan baru untuk coba berdamai dengan dirinya sendiri." Sky menanggapi permintaan putrinya untuk pergi ke Tokyo. "Mungkin dengan begitu dia bisa benar-benar pulih.""Aku khawatir dengan Henry!" Lizie menyuarakan keresahannya. "Hery sudah sangat luar biasa untuk putrimu.""Ya, aku mengerti." Sky balas menatap istrinya, dan laki-laki tetap akan berpikir lebih realistis. "Tapi membiarkan seperti ini tetap tidak akan ada membawa kemajuan apapun untuk mereka.""Henry juga sudah sangat bersabar untuk Livie." Lizie terus mengingatkan pengorbanan Henry untuk Livie. "Aku percaya dia layak mendapat keajaiban untuk bahagia!"Semua orang bisa melihat sebesar apa cinta Henry kepada Livie, bahkan ketika telah dilupakan sekalipun dia tetap setia. Lizie dan Sky juga sama-sa
BAB 85 KEMBALI KE MASA LALU Isi kepala Henry masih hanyut dalam kerinduan ketika tidak sengaja melihat seorang wanita dengan gadis kecil di atas stroller, wanita yang seharusnya masih sakit hati tapi ternyata dia masih mau tersenyum. "Hai, kau sendirian?" Henry disapa lebih dulu sampai dia juga bergegas mengerjap dari lamunan. "Ya." Henry melihat gadis kecil dalam stroller. "Putrimu cantik." "Aku bertemu Livie beberapa kali di rumah sakit." Ariana sudah tahu jika Henry menikahi Livie. "Bagaimana kondisinya?" Ariana ikut duduk di kursi taman, duduk di samping Henry yang terlihat menghela napas dalam sebelum mulai bicara. "Livie sudah pulih." "Aku ikut senang mendengarnya." Ariana sudah cukup dekat dengan semua keluarga Henry dan pernah tulus berharap Henry akan melamarnya. "Aku lihat Livie sudah dapat berjalan dengan normal." Pastinya Ariana juga ikut melihat banyak pemberitaan di media mengenai kondisi Livie yang sempat mengalami sakit. "Livie gadis yang luarbiasa
BAB 86 ADA YANG HILANGMia ayo bangun!" Zontus menepuk pipi Mia, tapi tiba-tiba terhenti.Zontus memperhatikan darah pekat kehitaman yang keluar dari hidung Mia untuk dia sapu dengan ibu jari. Semula Zontus pikir Mia pingsan karena hal sepele ternyata kulitnya juga mulai panas dan aliran darahnya menghitam kental."Mustahil!"Nampaknya darah terkutuk itu mulai mengambil alih seiring pertumbuhan Mia yang beranjak dewasa, tapi sepertinya fisik Mia tidak akan kuat karena dia tetap manusia biasa. "Sial!" Zontus terus mengumpat. "Jangan mati gadis bodoh!"Zontus langsung membopong tubuh Mia yang masih pingsang untuk dia bawa melesat pergi. Mia sama sekali belum sadar ketika kemudian Zontus memasukkannya ke dalam air dan menyayat lengannya mengunakan belati. Sama seperti yang terjadi pada Gerald, Mia harus mengeluarkan darah terkutuk itu dari tubuhnya untuk dibuang atau dia akan mati."Kau harus tetap menjadi manusia, tumbuh dewasa seperti anak manusia bukan mahluk terkutuk sepertiku!"Seh
BAB 87 HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN JARED Setelah kembali dari bertemu Pangeran Artur, Gerald semakin yakin jika tidak mungkin ibunya bertindak tanpa sebuah alasan yang kuat. Mara telah membunuh ibunya kemudian mengakhiri hidupnya sendiri dengan belati yang sama. Sepertinya memang ada sesuatu yang selama ini telah luput dari perhatian mereka semua. "Ibuku dan Putri Eluis, mereka sudah tahu lebih dulu." Gerald memberitahu Emillie. "Apa maksudmu?" "Mereka tahu apa yang kali ini juga sedang diburu oleh Zontus!" "Maksudmu mereka memiliki tujuan yang sama?" "Aku belum bisa memastikan tujuan Zontus, tapi yang pasti dia sedang mencari tahu mengenai sesuatu yang sama." "Apa sebenarnya yang mereka cari?" Emillie juga semakin penasaran. Di antara ketiga putri Jared, Emillie adalah yang paling cerdas dan sangat jeli. "Aku yakin jika semua misteri ini masih saling berkaitan dari generasi ke generasi hingga segala kutukan dan tragedi yang terus menimpa kita semua!" Kali ini Gerald ber
BAB 88 MALAM TAHUN YANG BARU Seandainya Gerald dan Zontus bisa bekerja sama sepertinya masalah mereka akan jadi lebih mudah untuk dipecahkan. Karena mungkin akhirnya bakan sama seperti kisah Mara dan Putri Eluise jika mereka semua masih bekerja sendiri-sendiri. Merasa bisa menyelesaikan masalahnya masingmasing dengan saling keras kepala. Walaupun sudah tahu Mia memiliki ingatan Putri Eluise tapi Zontus tidak pernah tahu jika sebenarnya Putri Eluise dan Mara sudah jauh lebih dulu mengetahui misteri mengenai elang api. Kali ini Zontus masih sibuk mencari di puncak gunung mana Raja Negeri Utara pernah menikam jantung elang api. Raja Negeri Utara telah membunuh elangnya yang setia, membiarkan darahnya mengalir ke seluruh penjuru negeri, seharusnya mereka berada di puncak yang paling tinggi. Tapi perubahan iklim dan pergerakan lempeng bumi selama berabad-abad juga telah menciptakan banyak pergeseran. Mungkin saja puncak gunung yang dulu paling tinggi menjulang sekarang telah menjadi lemba
BAB 89 I MISS YOUSelama di Tokyo Livie tinggal bersama kakaknya. Sky Junior telah berjanji pada Henry untuk menjaga Livie untuknya. Walaupun sekarang Livie telah bebas mengunakan ponsel tapi pergaulannya terus terawasi. Livie belum punya banyak teman di Tokyo, jadi masih anam untuk dipantau."Aku dan Molly akan pulang ke Hampton untuk menghabiskan akhir tahun." Sky bicara pada adiknya."Sepertinya aku tidak bisa ikut pulang." "Kenapa?" Sky terkejut padahal dia berharap agar Livie bisa kembali akur dengan Henry."Sebenarnya aku ingin bicara sejak kemarin." Livie menatap kakak laki lakinya. "Aku ingin tinggal di apartemen sendiri."Sky semakin terkejut. "Kau bisa tinggal di sini!""Aku sudah cukup dewasa untuk memiliki tempat tinggal sendiri."Sekarang usia Livie sudah dua puluh satu tahun, sebenarnya sangat wajar jika dia ingin tinggal di apartemennya sendiri."Aku sudah memilih beberapa apartemen yang tidak terlalu jauh dari kampusku, rencananya awal tahun aku akan mulai pindah, se
BAB 90 TIDAK BOLEH MEMBERITAHU SIAPAPUN Satu hari menjelang tahun baru Gavin berjaji akan datang tapi ternyata dia terlambat padahal Livie sudah menunggu berjam-jam di depan pintu kedatangan. Akhirnya Livie pulang seorang diri dengan kecewa. Sampai malam Livie masih menunggu Gavin di meja restoran yang sudah dia pesan spesial untuk menikmati malam pergantian tahun. Tapi Gavin tetap tidak kunjung tiba. Hingga malam ketika kembang api pertama meletup dan di susul dengan suara letupan bertubi-tubi memenuhi langit dengan cahaya indah, Livie tetap sendiri. Livie menengadah ke langit kota Tokyo yang sedang bergemuruh megah dan tiba-tiba dia mengagis, seperti ada kucuran airmata yang memang tidak dapat dia bendung, rasanya selalau seperti itu, membingungkan karena seharusnya tidak ada yang sesakit ini. "Maaf aku terlambat!" Gavin tiba tepat setelah suara letusan kembang api mereda. Gavin datang dengan seikat besar bungan mawar merah bergagang panjang, sementara salah satu lengannya se
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil
BAB 47 MENJADI GILAFaaz diseret ke sebuah ruangan berdinding biru terang, terdapat banyak sekat kaca tembus pandang dengan berbagai mesin canggih digital. Laboratorium kota telah dikuasai pihak musuh dan mereka alih fungsikan sebagai tempat penyiksaan manusia paling keji.Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong kaca. Suara seorang pria yang terus meraung tersiksa dengan pedih, sesekali juga terdengar suara lecutan disusul tangis memohon ampun. Faaz berusaha menutup rapat telinganya dan tahu dirinya bakal segera bernasib serupa."Ayo cepat seret dia ke mari!"Kaki Faaz kesulitan berjalan tegak karena lututnya juga telah bertubi-tubi mendapat pukulan keras."Beruntung kami tidak akan memotong kaki dan lenganmu!"Faaz masih berani menatap tajam untuk menunjukkan sikap tanpa gentar."Beraninya kau menantangku!"Faaz kembali mendapat pukulan keras hingga sisi rahangnya berderak."Sebentar lagi seluruh kesombongan di kepalamu akan lenyap!"Faaz didorong ke kursi metal, kaki, tang