BAB 88 MALAM TAHUN YANG BARU Seandainya Gerald dan Zontus bisa bekerja sama sepertinya masalah mereka akan jadi lebih mudah untuk dipecahkan. Karena mungkin akhirnya bakan sama seperti kisah Mara dan Putri Eluise jika mereka semua masih bekerja sendiri-sendiri. Merasa bisa menyelesaikan masalahnya masingmasing dengan saling keras kepala. Walaupun sudah tahu Mia memiliki ingatan Putri Eluise tapi Zontus tidak pernah tahu jika sebenarnya Putri Eluise dan Mara sudah jauh lebih dulu mengetahui misteri mengenai elang api. Kali ini Zontus masih sibuk mencari di puncak gunung mana Raja Negeri Utara pernah menikam jantung elang api. Raja Negeri Utara telah membunuh elangnya yang setia, membiarkan darahnya mengalir ke seluruh penjuru negeri, seharusnya mereka berada di puncak yang paling tinggi. Tapi perubahan iklim dan pergerakan lempeng bumi selama berabad-abad juga telah menciptakan banyak pergeseran. Mungkin saja puncak gunung yang dulu paling tinggi menjulang sekarang telah menjadi lemba
BAB 89 I MISS YOUSelama di Tokyo Livie tinggal bersama kakaknya. Sky Junior telah berjanji pada Henry untuk menjaga Livie untuknya. Walaupun sekarang Livie telah bebas mengunakan ponsel tapi pergaulannya terus terawasi. Livie belum punya banyak teman di Tokyo, jadi masih anam untuk dipantau."Aku dan Molly akan pulang ke Hampton untuk menghabiskan akhir tahun." Sky bicara pada adiknya."Sepertinya aku tidak bisa ikut pulang." "Kenapa?" Sky terkejut padahal dia berharap agar Livie bisa kembali akur dengan Henry."Sebenarnya aku ingin bicara sejak kemarin." Livie menatap kakak laki lakinya. "Aku ingin tinggal di apartemen sendiri."Sky semakin terkejut. "Kau bisa tinggal di sini!""Aku sudah cukup dewasa untuk memiliki tempat tinggal sendiri."Sekarang usia Livie sudah dua puluh satu tahun, sebenarnya sangat wajar jika dia ingin tinggal di apartemennya sendiri."Aku sudah memilih beberapa apartemen yang tidak terlalu jauh dari kampusku, rencananya awal tahun aku akan mulai pindah, se
BAB 90 TIDAK BOLEH MEMBERITAHU SIAPAPUN Satu hari menjelang tahun baru Gavin berjaji akan datang tapi ternyata dia terlambat padahal Livie sudah menunggu berjam-jam di depan pintu kedatangan. Akhirnya Livie pulang seorang diri dengan kecewa. Sampai malam Livie masih menunggu Gavin di meja restoran yang sudah dia pesan spesial untuk menikmati malam pergantian tahun. Tapi Gavin tetap tidak kunjung tiba. Hingga malam ketika kembang api pertama meletup dan di susul dengan suara letupan bertubi-tubi memenuhi langit dengan cahaya indah, Livie tetap sendiri. Livie menengadah ke langit kota Tokyo yang sedang bergemuruh megah dan tiba-tiba dia mengagis, seperti ada kucuran airmata yang memang tidak dapat dia bendung, rasanya selalau seperti itu, membingungkan karena seharusnya tidak ada yang sesakit ini. "Maaf aku terlambat!" Gavin tiba tepat setelah suara letusan kembang api mereda. Gavin datang dengan seikat besar bungan mawar merah bergagang panjang, sementara salah satu lengannya se
BAB 91 BERDAMAI "Oke, tidak boleh ada yang tahu!" Henry sepakat asal Livie mau bersamanya. "Kakimu berdarah." Livie mengingatkan telapak kaki Henry yang tadi menginjak pecahan kaca. "Hanya goresan kecil." Henry menganggap remeh. "Tetap harus dibersihkan." Livie benarbenar memperhatikan luka sayatan di kaki Henry. "Kau juga sangat kotor." Henry ikut mengingatkan. Mereka berdua sama-sama kotor seperti baru berguling-guling dengan tumpahan cat. Tiba-tiba Henry bangkit lebih dulu. "Ayo!" Henry mengulurkan tangan, membantu Livie ikut bangkit berdiri. Livie tersenyum, menerima uluran tangan Henry tanpa banyak bertanya dan langsung ikut. Henry menarik lengan Livie kemudian dia ajak keluar. Mereka pergi ke kolam untuk sama-sama membersihkan diri. "Kau mau mandi di sini?" Livie baru bertanya tapi Henry malah langsung menangkap pingganya untuk dia bawa melopat ke dalam air. "Henry!" Livie memekik terkejut tapi tidak menolak ketika tubuhnya juga digulung ke dalam air unt
BAB 92 MEMANGGIL LIVIE"Aku masih virgin!" Livie menatap Henry dengan serius. "Aku belum pernah berhubungan sex!"Henry langsung menghentikan tangaya yang mulai meraba ke pinggul Livie kemudian kembali merunduk untuk mengecup keningnya."Ya, tidak apa-apa."Livie benar-benar merasa dirinya belum pernah disentuh oleh pria manapun. Artinya, meskipun Livie tidak ingat apapun mengenai pernikahannya dengan Henry dan mereka saling berjauhan sekalipun tapi Livie masih terjaga hanya untuk Henry."Aku masih takut, aku belum siap." Livie terus mengungkapkan perasaannya dengan jujur."Aku akan menunggumu sampai tidak takut denganku!"Seandainya Livie paham dengan ucapan Henry, tapi sepertinya dia memang tidak akan mengerti sebesar apa kesabaran Henry untuk seorang istri yang telah sangat dia rindukan. Livie masih berbaring di atas lantai tepi kolam ketika kemudian Henry juga mengecup pipinya kanan dan kiri berulang-ulang kali."Henry ini sangat dingin!" Livie mulai menggigil.Henry memang cukup
BAB 93 WANITA DARI MASA LALU YANG KEMBALI"Livie!"Ketika Ana yang memanggil, Livie ikut reflek menoleh. Bukan hanya Henry yang terkejut, Ana juga sangat terkejut karena tidak menyangka bakal bertemu dengan Henry Loghan di taman. Baru satu minggu lalu Ana dan Jacson pulang ke New York untuk merayakan akhir tahun bersama keluarga Jackson."Hai, namamu juga Livie?" Livie melepas masker untuk menyapa gadis kecil berambut ikal di depannya sambil ikut berjongkok.Seketika Ana mendadak tidak bisa bergerak ketika melihat istri cantik Henry menyapa putrinya. Livie berjongkok di depan kursi taman tempat Livie kecil bermain mengepal salju."Pasti ini salju pertamamu." Livie menebak gadis kecil itu baru berumur sekitar satu tahun. "Kau punya rambut yang cantik."Livie menyentuh kuncir rambut Livie kecil yang berjepit Mini mouse. Henry belum sempat ikut bicara ketika tiba-tiba Ana meyambar kasar tubuh putrinya untuk dia bawa pergi. Pastinya Livie juga terkejut, dia langsung bangkit berdiri kemud
BAB 94 BERUSAHA MENGGODA Sepertinya Zontus telah ikut melepaskan energi Putri Eluise. Putri Eluis sangat kuat, Zontus bakal kuwalahan untuk mengendalikannya. Putri Eluis bisa menguasai tubuh Mia dan gadis muda itu tidak akan kuat menanggungnya. Putri Eluise dapat menerjang dinding beton tapi tubuh Mia bakal remuk karena dia hanya manusia biasa bukan mahluk imortal.Kali ini Mia sedang menggenggam dua pisau dapur di masing-masing tangannya, tatapannya fokus waspada dan terlihat sekali sangat marah."Lu, lepaskan!"Mia justru menyeringai dengan gigi keras berdesis. Sepertinya Putri Eluise tidak suka ketika memorinya diusik."Lepaskan benda itu!" Zontus memberi perintah dengan lebih tegas.Mia tetap tidak bergeming, kuda-kuda kakinya masih kokoh siap menyerang. Zontus balas membusungkan dada dengan postur tegapnya yang paling menjulang."Aku yang memberimu perintah!" Zontus melantangkan suaranya mengunakan tatapan tajam. "Aku masih rajamu dan kau harus patuh padaku!"Mia langsung menge
BAB 95 "Kau bukan Mia!" Zontus benar-benar menampar pipi Mia sampai wajahnya berpaling kasar. "Itu bukan dirimu!" Zontus sangat marah. "Apa kau tidak merindukan ku!" Bibir Mia yang tersenyum tapi seringainya berbeda. Tepat ketika Mia ingin kembali mengait ke leher Zontus dan menggapai bibirnya, Zontus lebih cekatan menangkap lengan Mia untuk dia bekuk kemudian mendorongnya sampai terhimpit ke dinding. "Hentikan tingkahmu!" Zontus berdesis semakin marah. "Lepaskan Mia!" Entah dengan kekuatan dari mana, tiba-tiba Mia dapat memelintir tubuhnya untuk berputar dan tiba-tiba kedua pangkal pahanya sudah menjepit kuat ke pinggang Zontus. Posisi merekat kembali saling berhadapan. Lengan Mia masih Zontus jerat ke tas kepala, dia cengkeram keras menempel di dinding tapi Mia berani menyapukan lidah mulai dari dada Zontus hingga naik ke ceruk lehernya yang kaku gemetar. "Aku rindu napas panasmu menyapu ke seluruh tubuhku!" "Hentikan, Lu!" "Bukankah kau ingin aku kembali?" Mia
BAB 23 AKAL LICIK YANG AKAN MEMBUAT MURKAEmillie adalah wanita yang cerdas, keras, dan tidak akan mungkin mau mengalah. Setelah perdebatan panasnya dengan Pangeran Al-Waleed, Emillie masih berani menatap tajam ke mata putra mahkota sombong itu dengan dagu terangkat."Aku mau pergi!" Emillie bicara tegas."Kau tidak boleh pergi!" Pangeran Al-Waleed balas menatap tajam pada wanita di hadapannya."Aku tidak perlu ijin darimu!" Emillie jelas bukan wanita yang bakal takut terancam meskipun dia cuma sendirian.Nampaknya Pangeran Al-Waleed semakin tertantang dengan wanita pemberani, pria tinggi besar itu tiba-tiba tersenyum."Bahkan kau belum memberitahu siapa namamu.""Cari tahu saja sendiri jika kau merasa hebat dan memiliki kuasa!" Emillie memberi tantangan."Oke!" Pangeran Al-Waleed masih mempertahankan seringai senyum tipis di wajahnya. "Kau boleh pergi dengan terhormat."Akhirnya Emillie dibolehkan pergi, tapi pastinya Pangeran Al-Waleed tetap tidak akan melepaskan begitu saja. Setela
BAB 22 BICARA TENANG Begitu melihat Faaz kembali masuk ke dalam rumah, Putri Sofia bergegas keluar dari kamar, berlari menuruni anak tangga dengan tidak sabar untuk bertemu. Putri Sofia tersenyum menyambut Faaza yang baru masuk ke dalam rumah. Jantung Putri Sofia benar-benar terus berdebar hanya dengan saling berhadapan, bahkan gadis itu belum sempat mengungkapkan rasa terimakasihnya ketika Faaz bicara lebih dulu. "Aku harus mengantarmu pulang!" Faaz memberi tatapan serius. "Apa maksudmu?" Putri Sofia cukup terkejut tapi masih didominasi perasaan bingung. "Aku harus mengantarmu pulang ke Istana Zubair." Faaz cuma memperjelas tanpa memberi alasan. "Aku tidak mau pulang!" Seketika Putri Sofia menegakkan bahu. "Sampai kapanpun aku tidak akan mau pulang, aku tidak mau dipaksa menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "Kau akan menjadi seorang ratu, di sini bukan tempatmu!" Faaz terus mengingatkan. Putri Sofia menggeleng keras. "Aku tidak mau menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "A
BAB 21Emillie diberi tawaran oleh seorang putra mahkota. Tawaran yang seharusnya sangat menyenangkan bagi kebanyakan wanita. Pangeran Al-Waleed bukan cuma kaya raya, dia juga masih sangat muda, memiliki kekuasaan dan tampan."Akan kuberikan apapun yang kau inginkan asal kau mau patuh padaku!""Aku wanita bebas, bukan wanita yang dapat disimpan oleh laki-laki!" Emillie bicara tegas dengan tatapan tajam."Kau punya mata yang cantik." Pangeran Al-Waleed terus mengamati wanita di hadapannya. "Kau juga akan mendapat banyak hadiah."Emillie terus dibujuk agar mau dimiliki. Seandainya Lana tahu ibunya sedang dirayu, pasti dia sudah meledak histeris untuk merobohkan Istana Tamir beserta seluruh penghuninya. Sementara saat ini Emillie sedang berusaha menahan diri untuk mencari lebih banyak informasi."Aku bukan anak-anak yang dapat dibujuk dengan hadiah!" Emillie coba menantang. "Tapi aku akan sangat menyenangkan untuk pria yang juga bisa memberikan kehormatan tertinggi untukku!""Aku juga s
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 18 KUCING"Meowww....""Kau memelihara kucing?""Kakakku yah memelihara kucing, bukan aku!" Faaz kembali mempertegas dengan alibi agar meyakinkan. "Aku jarang pulang, biasanya Fatima yang akan selalu datang memberi makan.""Berarti Fatima akan datang?" Mata Ramzi langsung berbinar."Saat aku di rumah, aku yang memberi makan."Seketika Faaz menenggelamkan ke bagian Ramzi yang sudah sempat berbunga-bunga."Ah, sayang sekali kekasihku Fatima tidak akan datang.""Sebaiknya kalian menginap di hotel kota, aku serius, rumahku masih gelap tanpa listrik sampai besok lusa!" Faaz juga terus berusaha membujuk Ahmed dan Ramzi agar tidak berlama-lama berada di rumahnya."Kau kira kami takut gelap!" Ramzi yang membalas. "Aku akan tetap menginap disini, kita sahabat disaat terang dan gelap!""Wahahaha...!!!" Ramzi menambahkan kelakar tawa untuk kalimat terakhir yang puitis.Gawat bila kedua rekan Faaza benar-benar menginap. Putri Sofia bisa kelaparan di dalam kamar. Faaz harus segera mencari akal
BAB 17 PUTRI SOFIA BERSEMBUNYIGerald dan Emillie mulai mencari jejak Putri Sofia dari hotel kerajaan tempat malam gadis muda itu menghilang. Gerald masih bisa mencium aroma Putri Sofia di sekitar kamar hotel hingga ke ruang laundry. Tapi mendadak aroma Putri Sofia menghilang di sekitar halaman parkir."Jejaknya sudah lenyap!" Gerald yang memiliki penciuman paling tajam bahkan sudah tidak dapat mencium jejak apapun. "Putri Sofia kabur di saat hujan deras, kemungkinan karena itu jejaknya telah lenyap!""Sepertinya Putri Sofia pergi bersama sebuah mobil!" Emillie yang selalu paling cerdas dan jeli di antara putri-putri Jared. "Siapa saja yang datang dan pergi malam itu?"Saat itu juga, Gerald dan Emillie segera mencari tahu semua daftar tamu yang hadir di acara ulang tahun Putri Sofia dan Pangeran Hamdan. Sebenarnya acara ulang tahun tersebut cuma mengundang keluarga inti, seharusnya tidak ada yang perlu dicurigai. Selebihnya adalah pengawal istana yang berjaga ketat."Pangeran Al-Walee
BAB 16 TAMU TIDAK TERDUGAAbdul kembali memberi laporan pada Pangeran Al-Waleed."Sepertinya memang ada yang aneh dan mencurigakan, Pangeran." Abdul menjelaskan informasi yang baru dia dapat dari mata-matanya. "Biasanya setiap akhir pekan dalam satu bulan Putri Sofia akan berkunjung ke resort pantai keluarga istana untuk mengunjungi Yang Mulya Seika. Akhir pekan ini Putri Sofia tidak terlihat datang. Seandainya Putri Sofia benar-benar sakit, seharusnya Yang Mulya Seika juga akan pergi untuk mengunjungi cucu kesayangannya. Tapi dalam satu pekan ini Yang Mulya Seika juga tidak terlihat keluar dari resort sama sekali."Pangeran Al-Waleed semakin yakin jika memang sedang ada yang disembunyikan oleh Yang Mulya Serkan. Janji seorang raja bukan perkara main-main, bila Yang Mulya Serkan sampai ingkar mengenai Putri Sofia, masalah tersebut pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan politik kedua negara mereka."Tetap jalankan rencanaku!" Pangeran Al-Waleed bicara tegas di hadapan Abdul.
BAB 15 KOTORPutri Sofia menjerit histeris karena melihat laba-laba, berlari panik sampai akhirnya jatuh menendang ember oli kotor. Putri Sofia jatuh dengan posisi tertelungkup di lantai, sekujur tubuhnya berlumuran oli hitam yang tumpah melebar ke lantai."Jangan berdiri!"Faaz menghentikan tapi Putri Sofia sudah terlanjur bangkit."Kau akan jatuh!"Faz melompat cepat untuk menangkap tubuh Putri Sofia yang kembali terjungkal tapi mereka malah sama-sama tergelincir jatuh bersama. Faaza jatuh terjengkang ke belakang sedangkan Putri Sofia jatuh tertelungkup di atas tubuhnya."Oh Tuhan...!" Putri Sofia yang menimpa dada Faaza dengan keras, tapi dia sendiri yang mengeluh nyeri.Putri Sofia segera mendekap buah dadanya yang berdenyut-denyut nyeri, sementara Faaza belum bergerak. Begitu sadar dirinya sedang tertelungkup di atas tubuh seorang pria, Putri Sofia langsung melotot lebar. Sofia terkejut gugup, sangat canggung sampai bibirnya bicara aneh."Apa aku berat?"Mereka masih tumpang tin