BAB 85 KEMBALI KE MASA LALU Isi kepala Henry masih hanyut dalam kerinduan ketika tidak sengaja melihat seorang wanita dengan gadis kecil di atas stroller, wanita yang seharusnya masih sakit hati tapi ternyata dia masih mau tersenyum. "Hai, kau sendirian?" Henry disapa lebih dulu sampai dia juga bergegas mengerjap dari lamunan. "Ya." Henry melihat gadis kecil dalam stroller. "Putrimu cantik." "Aku bertemu Livie beberapa kali di rumah sakit." Ariana sudah tahu jika Henry menikahi Livie. "Bagaimana kondisinya?" Ariana ikut duduk di kursi taman, duduk di samping Henry yang terlihat menghela napas dalam sebelum mulai bicara. "Livie sudah pulih." "Aku ikut senang mendengarnya." Ariana sudah cukup dekat dengan semua keluarga Henry dan pernah tulus berharap Henry akan melamarnya. "Aku lihat Livie sudah dapat berjalan dengan normal." Pastinya Ariana juga ikut melihat banyak pemberitaan di media mengenai kondisi Livie yang sempat mengalami sakit. "Livie gadis yang luarbiasa
BAB 86 ADA YANG HILANGMia ayo bangun!" Zontus menepuk pipi Mia, tapi tiba-tiba terhenti.Zontus memperhatikan darah pekat kehitaman yang keluar dari hidung Mia untuk dia sapu dengan ibu jari. Semula Zontus pikir Mia pingsan karena hal sepele ternyata kulitnya juga mulai panas dan aliran darahnya menghitam kental."Mustahil!"Nampaknya darah terkutuk itu mulai mengambil alih seiring pertumbuhan Mia yang beranjak dewasa, tapi sepertinya fisik Mia tidak akan kuat karena dia tetap manusia biasa. "Sial!" Zontus terus mengumpat. "Jangan mati gadis bodoh!"Zontus langsung membopong tubuh Mia yang masih pingsang untuk dia bawa melesat pergi. Mia sama sekali belum sadar ketika kemudian Zontus memasukkannya ke dalam air dan menyayat lengannya mengunakan belati. Sama seperti yang terjadi pada Gerald, Mia harus mengeluarkan darah terkutuk itu dari tubuhnya untuk dibuang atau dia akan mati."Kau harus tetap menjadi manusia, tumbuh dewasa seperti anak manusia bukan mahluk terkutuk sepertiku!"Seh
BAB 87 HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN JARED Setelah kembali dari bertemu Pangeran Artur, Gerald semakin yakin jika tidak mungkin ibunya bertindak tanpa sebuah alasan yang kuat. Mara telah membunuh ibunya kemudian mengakhiri hidupnya sendiri dengan belati yang sama. Sepertinya memang ada sesuatu yang selama ini telah luput dari perhatian mereka semua. "Ibuku dan Putri Eluis, mereka sudah tahu lebih dulu." Gerald memberitahu Emillie. "Apa maksudmu?" "Mereka tahu apa yang kali ini juga sedang diburu oleh Zontus!" "Maksudmu mereka memiliki tujuan yang sama?" "Aku belum bisa memastikan tujuan Zontus, tapi yang pasti dia sedang mencari tahu mengenai sesuatu yang sama." "Apa sebenarnya yang mereka cari?" Emillie juga semakin penasaran. Di antara ketiga putri Jared, Emillie adalah yang paling cerdas dan sangat jeli. "Aku yakin jika semua misteri ini masih saling berkaitan dari generasi ke generasi hingga segala kutukan dan tragedi yang terus menimpa kita semua!" Kali ini Gerald ber
BAB 88 MALAM TAHUN YANG BARU Seandainya Gerald dan Zontus bisa bekerja sama sepertinya masalah mereka akan jadi lebih mudah untuk dipecahkan. Karena mungkin akhirnya bakan sama seperti kisah Mara dan Putri Eluise jika mereka semua masih bekerja sendiri-sendiri. Merasa bisa menyelesaikan masalahnya masingmasing dengan saling keras kepala. Walaupun sudah tahu Mia memiliki ingatan Putri Eluise tapi Zontus tidak pernah tahu jika sebenarnya Putri Eluise dan Mara sudah jauh lebih dulu mengetahui misteri mengenai elang api. Kali ini Zontus masih sibuk mencari di puncak gunung mana Raja Negeri Utara pernah menikam jantung elang api. Raja Negeri Utara telah membunuh elangnya yang setia, membiarkan darahnya mengalir ke seluruh penjuru negeri, seharusnya mereka berada di puncak yang paling tinggi. Tapi perubahan iklim dan pergerakan lempeng bumi selama berabad-abad juga telah menciptakan banyak pergeseran. Mungkin saja puncak gunung yang dulu paling tinggi menjulang sekarang telah menjadi lemba
BAB 89 I MISS YOUSelama di Tokyo Livie tinggal bersama kakaknya. Sky Junior telah berjanji pada Henry untuk menjaga Livie untuknya. Walaupun sekarang Livie telah bebas mengunakan ponsel tapi pergaulannya terus terawasi. Livie belum punya banyak teman di Tokyo, jadi masih anam untuk dipantau."Aku dan Molly akan pulang ke Hampton untuk menghabiskan akhir tahun." Sky bicara pada adiknya."Sepertinya aku tidak bisa ikut pulang." "Kenapa?" Sky terkejut padahal dia berharap agar Livie bisa kembali akur dengan Henry."Sebenarnya aku ingin bicara sejak kemarin." Livie menatap kakak laki lakinya. "Aku ingin tinggal di apartemen sendiri."Sky semakin terkejut. "Kau bisa tinggal di sini!""Aku sudah cukup dewasa untuk memiliki tempat tinggal sendiri."Sekarang usia Livie sudah dua puluh satu tahun, sebenarnya sangat wajar jika dia ingin tinggal di apartemennya sendiri."Aku sudah memilih beberapa apartemen yang tidak terlalu jauh dari kampusku, rencananya awal tahun aku akan mulai pindah, se
BAB 90 TIDAK BOLEH MEMBERITAHU SIAPAPUN Satu hari menjelang tahun baru Gavin berjaji akan datang tapi ternyata dia terlambat padahal Livie sudah menunggu berjam-jam di depan pintu kedatangan. Akhirnya Livie pulang seorang diri dengan kecewa. Sampai malam Livie masih menunggu Gavin di meja restoran yang sudah dia pesan spesial untuk menikmati malam pergantian tahun. Tapi Gavin tetap tidak kunjung tiba. Hingga malam ketika kembang api pertama meletup dan di susul dengan suara letupan bertubi-tubi memenuhi langit dengan cahaya indah, Livie tetap sendiri. Livie menengadah ke langit kota Tokyo yang sedang bergemuruh megah dan tiba-tiba dia mengagis, seperti ada kucuran airmata yang memang tidak dapat dia bendung, rasanya selalau seperti itu, membingungkan karena seharusnya tidak ada yang sesakit ini. "Maaf aku terlambat!" Gavin tiba tepat setelah suara letusan kembang api mereda. Gavin datang dengan seikat besar bungan mawar merah bergagang panjang, sementara salah satu lengannya se
BAB 91 BERDAMAI "Oke, tidak boleh ada yang tahu!" Henry sepakat asal Livie mau bersamanya. "Kakimu berdarah." Livie mengingatkan telapak kaki Henry yang tadi menginjak pecahan kaca. "Hanya goresan kecil." Henry menganggap remeh. "Tetap harus dibersihkan." Livie benarbenar memperhatikan luka sayatan di kaki Henry. "Kau juga sangat kotor." Henry ikut mengingatkan. Mereka berdua sama-sama kotor seperti baru berguling-guling dengan tumpahan cat. Tiba-tiba Henry bangkit lebih dulu. "Ayo!" Henry mengulurkan tangan, membantu Livie ikut bangkit berdiri. Livie tersenyum, menerima uluran tangan Henry tanpa banyak bertanya dan langsung ikut. Henry menarik lengan Livie kemudian dia ajak keluar. Mereka pergi ke kolam untuk sama-sama membersihkan diri. "Kau mau mandi di sini?" Livie baru bertanya tapi Henry malah langsung menangkap pingganya untuk dia bawa melopat ke dalam air. "Henry!" Livie memekik terkejut tapi tidak menolak ketika tubuhnya juga digulung ke dalam air unt
BAB 92 MEMANGGIL LIVIE"Aku masih virgin!" Livie menatap Henry dengan serius. "Aku belum pernah berhubungan sex!"Henry langsung menghentikan tangaya yang mulai meraba ke pinggul Livie kemudian kembali merunduk untuk mengecup keningnya."Ya, tidak apa-apa."Livie benar-benar merasa dirinya belum pernah disentuh oleh pria manapun. Artinya, meskipun Livie tidak ingat apapun mengenai pernikahannya dengan Henry dan mereka saling berjauhan sekalipun tapi Livie masih terjaga hanya untuk Henry."Aku masih takut, aku belum siap." Livie terus mengungkapkan perasaannya dengan jujur."Aku akan menunggumu sampai tidak takut denganku!"Seandainya Livie paham dengan ucapan Henry, tapi sepertinya dia memang tidak akan mengerti sebesar apa kesabaran Henry untuk seorang istri yang telah sangat dia rindukan. Livie masih berbaring di atas lantai tepi kolam ketika kemudian Henry juga mengecup pipinya kanan dan kiri berulang-ulang kali."Henry ini sangat dingin!" Livie mulai menggigil.Henry memang cukup
BAB 241 MENJALANI HIDUPMia masih sangat muda dan labil, bisa bertindak ceroboh dalam kondisi tidak stabil. Sebelum pergi dari rumah peternakan, Anelies terus mengingatkan adiknya agar tidak pernah putus asa."Waktu adalah kesempatan dengan banyak pelajaran yang dapat menjadi penyembuh bagi hati dan jiwa yang sakit. Tidak boleh putus asa, hidup harus tetap dijalani seperti janji yang telah diambil sumpahnya!" Sebagai kakak perempuan, Anelies akan terus mengingatkan Mia lagi dan lagi sesering dia bisa."Berjanjilah untuk kami semua!" Anelies meminta Mia untuk berjanji agar tidak menyakiti dirinya sendiri."Aku berjanji tidak akan bertindak bodoh!" Mia bersumpah.Anelies memeluk Mia erat-erat sambil terus berbisik. "Kami semua mencintaimu!"Mia mengangguk kemudian balas memeluk Anelies yang berpamitan pergi bersama anakanak. Aneleis yang pergi paling terakhir dari rumah peternakan. Satu pekan setelah Anelies pergi Mia ikut kembali ke New York.*******Walapun Mia telah berjanji tidak a
240 MIA RINDUSatu Minggu setelah semua orang pergi meninggalkan rumah peternakan, Mia masih terlihat murung, belum memiliki aktifitas lain kecuali berdiam diri di dalam kamar. Mia sering menangis sampai pagi tanpa sedetikpun memejamkan mata.Sungguh Mia sangat rindu tapi tidak tahu harus mencari Zontus kemana. Patah hati karena ditinggalkan selamanya ternyata jauh lebih menyakitkan dari pada sakit hati karena cemburu dan pertengkaran. Ketika hanya sekedar bertengkar, paling tidak Mia masih memiliki kesempatan untuk melihat Zontus kembali. Sekarang Mia sudah tidak bisa dan tidak tahu harus menahan rindunya sampai kapan.Mia semakin sedih karena satu buah kenangan foto pun dia tidak punya. Kadang Mia juga sangat takut bagaimana jika nanti dia lupa dan semua ingatannya tentang Zontus menghilang seolah mereka memang tidak pernah ada. Mia benar-benar bisa gila jika terus seperti ini."Mia apa kau sudah bangun?" Suara Mara mengetuk pintu kamar Mia dari luar."Masuklah, Mom."Begitu mendeng
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men