Ayo VOTE dulu
Setelah Pangeran Albany meninggalkannya, ternyata Jeny justru merasa semakin gelisah, seolah ada yang tidak benar dengan dirinya. Akal sehat Jeny selalu mengingatkan untuk berpikir masuk akal tapi ketika Pangeran Albany menyentuhnya seperti tadi, seketika pertahanannya langsung ingin ikut runtuh.Hari sudah mulai gelap, lampu di pagar-pagar taman sudah mulai menyala. Jeny masih duduk di samping bingkai jendela, memperhatikan bangunan utama di seberang halaman yang jauh lebih megah dari gedung yang dia tempati. Berulang kali hal seperti itu akan kembali mengingatkan Jeny pada ucapan Putri Asifa. Dia hanya akan jadi wanita kedua yang tak ubahnya seperti wanita simpanan karena Jeny juga tetap tidak akan bisa menerima konsep satu pria dengan dua istri.Jika boleh jujur Jeny juga cinta, juga menginginkan Pangeran Albany, perasaanya tidak pernah berubah, tapi di sisi lain Jeny paling tidak sanggup jika harus berbagi dengan wanita lain. Selain itu keluarga Harlot juga tidak akan mungkin meres
Begitu mendengar Pangeran Albany membawa putri keluarga Harlot, Jalal juga tidak mau kalah, dia mendorong Putri Asifa untuk merayu Pangeran Albany."Kau harus bisa menaklukkan suamimu, kau tidak boleh kalah dari wanita lain!""Pangeran Albany mencintai wanita itu.""Persetan dengan cinta!" tegas Tuan Jalal hingga giginya ikut berdesis. "Kau sudah dinikahi dengan legal, dan kau yang telah menjadi istri senior! Lihat bagaimana Yang Mulya Seika tetap bisa mengendalikan suaminya meskipun Tuan Husain tergila-gila pada Selir Kumaira!"Tuan Jalal tidak akan terima jika Putri Asifa mengalah dengan pasrah."Jerat suamimu, bujuk dan terus rayu dia dengan cara apapun!" Tuan Jalal benar-benar tidak mau tahu. "Tidak ada pria yang bakal sanggup menolak godaan wanita. Kalau perlu kau harus hamil lagi!"Perlakuan Pangeran Albany sudah sangat buruk, tapi tekanan dari Tuan Jalal juga tidak kalah buruk untuk mental Putri Asifa."Dengar baik-baik!" Jalal mengingatkan sekali lagi sebelum menutup panggilan
Jeny masih syok melihat foto dirinya bersama Pangeran Albany yang tiba-tiba bisa beredar di internet, bahkan hampir setiap akun pemberitaan sedang heboh membahasnya. Jeny tidak tahu dari mana media bisa mendapatkan foto-foto dirinya. Bukan cuma foto mereka ketika kabur dan menginap di motel, sebagian juga foto mereka ketika berkemah di peternakan kelurga Clark. Jeny yakin ada yang menjual foto-fotonya dan ada yang sengaja membayar mahal media untuk menciptakan berita heboh. Pastinya semua itu dilakukan oleh seseorang yang punya kekuasaan.Yang membuat Jeny paling terganggu adalah judul bercetak tebal di hampir semua berita mengenai dirinya. [PANGERAN ALBANY KABUR SELAMA TIGA TAHUN KARENA HUBUNGAN ASMARANYA TIDAK MENDAPAT RESTU][PANGERAN ALBANY DIPAKSA MENIKAHI PUTRI ASIFA DEMI MENYELAMATKAN TAHTANYA][PANGERAN ALBANY MASIH MENJALIN HUBUNGAN TERLARANG DENGAN PUTRI KELUARGA HARLOT]Kurang lebih seperti itu tajuk utama hampir di setiap pemberitaan yang intinya menyudutkan Jeny sebagai w
Jeny masih terduduk lesu di dekat jendela ketika Pangeran Albany menyusul masuk ke kamarnya."Kenapa kau tersenyum seperti itu?" ketus Jeny yang ternyata masih tetap kesal meski sepertinya sudah tidak dapat berbuat banyak kecuali pasrah."Sekarang aku suamimu.""Oh ..." Jeny segera menutup telinga dengan kedua telapak tangan karena perutnya langsung ikut berdesis mual begitu mendengar istilah suami.Pangeran Albany tetap mendekat untuk menghampiri Jeny yang duduk di sofa. Tatapan pria itu membuat Jeny langsung waspada."Kau mau apa?""Aku mau istriku!""Kau sudah menjadi milikku seutuhnya!" Pangeran Albany mempertegas sekali lagi."Kenapa laki-laki bisa asal memiliki wanita dengan sesuka hati!" nada bicara Jeny masih terdengar ketus. "Kalian bisa memiliki tiga atau empat sekaligus, sedangkan wanita seolah tidak berhak untuk sekedar memiliki dirinya sendiri!"Pangeran Albany sama sekali tidak melepaskan tatapannya sampai kemudian dia setengah berlutut di hadapan Jeny. Kedua siku Pangera
Ketika Pangeran Albany tiba di sana sudah ada Yang Mulya Serkan, Tobias Harlot, Jared Landon, dan Omar. Pangeran Albany langsung menghampiri Jared yang juga segera bangkit untuk menyambut pemuda itu. Jared menepuk punggung Pangeran Albany layaknya anak laki-laki."Terima kasih, Papa." Pangeran Albany juga masih memanggil papa pada Jared. "Aku sudah menemukan semua surat bukti pernikahan orang tuamu."Kemarin Pangeran Albany memang tidak tahu jika Yang Mulya Serkan meminta bantuan Jared untuk melacaknya ke London. "Kami menunggumu." Kali ini Serkan yang bicara. Pangeran Albany segera ikut duduk sementara Jared menunjukkan semua berkas yang dia dapatkan. Serkan mengenali tulisan tangan Pangeran Rasyid dengan sangat baik dan semua itu dapat dibuktikan melalui banyak puisi yang sering Pangeran Rasyid tulis dalam buku catatannya."Aku menemukan semuanya di apartemen Pangeran Rasyid." Jared terus menjelaskan. "Aku melihat Tuan Husain sendiri yang menyembunyikannya di sana. Tuan Husain per
Putri Asifa benar-bear tidak tahan melihat tingkah Jeny, apa lagi sekarang gadis itu sudah merasa di nikahi. Putri Asifa kembali mengadu pada Tuan Jalal, menagih janji ayahnya untuk menyingkirkan putri keluarga Harlot."Baba, Pangeran Albany sudah menikahi wanita simpanannya dan akan segera membuat pengumuman resmi di media.""Kau tetap akan jadi istri senior." Tuan Jalal masih cukup santai menanggapinya. "Wanita itu juga sedang hamil, Baba!" Putri Asifa mengingatkan. "Kau juga bisa hamil, apa susahnya!""Baba berjanji akan menyinkirkan wanita tidak tahu diri itu." "Ya, tapi tidak bisa tergesa-gesa seperti maumu atau kita akan dicurigai!""Aku sudah tidak tahan karena Pangeran Albany juga membawanya tinggal di istana Arasyid!""Sudah berulang kali kukatakan, jangan pernah mau kalah! kau juga bisa hamil dan dapatkan posisimu!"Bukannya mendapat bantuan, Putri Asifa justru merasa semakin ditekan oleh ayahnya sendiri. "Harusnya kau yang membuat wanita itu tidak tahan berada di sana!"
Obrolan tentang kehamilan membuat Jeny dan Anelies jadi lupa waktu. Setelah mengajak Jeny makan siang, Anelies meminta Jeny untuk pulang agak sore. Ternyata Anelies juga rindu punya teman ngobrol. "Aku juga rindu pulang ke peternakan." "Ya, aku juga." Jeny ikut setuju. "Seandainya tidak mual seperti ini." Mereka sama-sama tersenyum untuk menertawakan kehamilan. Jeny dan Anelies sedang menghabiskan obrolan ringan di balkon. Jeny sempat muntah setelah makan siang dan mengeluh terus mual. "Buah tropis akan membuatmu merasa semakin baik." Anelies sendiri yang mengupaskan buah untuk Jeny meski sebenarnya ada pelayan yang bisa dia suruh. "Kemarin aku juga mual seperti itu, tapi sekarang sudah jauh lebih baik." Anelies terus bercerita termasuk mengenai perhatian suaminya yang paling rajin mengupaskan buah. "Cobalah sedikit." Anelies memberikan buah mangga yang baru dia potong. "Terima kasih." Jeny coba mengunyahnya pelan seperti saran Anelies untuk berhenti jika tiba-tiba kembali m
Akibat kejadian kemarin sekarang Jeny harus istirahat total selama satu minggu dan Pangeran Albany dilarang untuk melakukan penetrasi. "Apa kau tidak apa-apa?" Jeny bertanya mengenai larangan mereka berhubungan sex selama satu minggu. "Hanya kalian yang terpenting bagiku sekarang." Pangeran Albany merunduk untuk memeluk perut Jeny. Entah kenapa kalimat jamak yang barusan dipakai oleh Pangeran Albany bisa membuat Jeny merasa lengkap dan damai dengan cara yang sederhana. "Sungguh maafkan aku karena kurang berhati-hati."Jeny masih tidak menjelaskan jika semua itu sebenarnya bukan salah Pangeran Albany, tapi Putri asifa. Ketika Anelies bersikeras menyuruhnya pulang, Jeny sama sekali tidak menduga jika dirinya bakal langsung diserang dengan brutal seperti kemarin. Jeny bisa benar-benar kehilangan bayinya akibat perbuatan Putri Asifa. "Dia anak yang kuat, kau jangan cemas." Jeny tersenyum sembari membelai permukaan perut dan membiarkan pangeran Albany merayap naik untuk menggapai bibi
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil
BAB 47 MENJADI GILAFaaz diseret ke sebuah ruangan berdinding biru terang, terdapat banyak sekat kaca tembus pandang dengan berbagai mesin canggih digital. Laboratorium kota telah dikuasai pihak musuh dan mereka alih fungsikan sebagai tempat penyiksaan manusia paling keji.Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong kaca. Suara seorang pria yang terus meraung tersiksa dengan pedih, sesekali juga terdengar suara lecutan disusul tangis memohon ampun. Faaz berusaha menutup rapat telinganya dan tahu dirinya bakal segera bernasib serupa."Ayo cepat seret dia ke mari!"Kaki Faaz kesulitan berjalan tegak karena lututnya juga telah bertubi-tubi mendapat pukulan keras."Beruntung kami tidak akan memotong kaki dan lenganmu!"Faaz masih berani menatap tajam untuk menunjukkan sikap tanpa gentar."Beraninya kau menantangku!"Faaz kembali mendapat pukulan keras hingga sisi rahangnya berderak."Sebentar lagi seluruh kesombongan di kepalamu akan lenyap!"Faaz didorong ke kursi metal, kaki, tang