Next ifo update dan cast DM Jemyadam8 jangan lupa Vote ya ..
Hari sudah kembali pagi ketika Anelies terbangun dengan Bibi Hulya yang bantu menyeka tubuhnya dengan handuk hangat."Apa pangeran Serkan menghukummu?" tanya Hulya dengan tatapan prihatin dan cemas."Dia marah," cuma itu yang yang diucapkan Anelies tanpa menyebutkan detailnya.Hulya sangat prihatin dengan kondisi Anelies dan secara tidak langsung dia juga merasa bersalah. Meskipun gadis muda itu tidak mau bercerita tapi Hulya tetap bisa melihat semua jejak yang ditinggalkan Pangeran Serkan di sekujur tubuh Anelies."Aku tidak apa-apa Bibi."Hulya kembali menyeka dada Anelies yang penuh dengan jejak hisapan pria."Tengkuraplah biar kuseka punggungmu."Anelies mengikuti dengan patuh, gadis itu tengkurap pelan-pelan kemudian meletakkan kepalanya dengan posisi miring di atas bantal untuk menghindari tatapan Bibi Hulya. Ada cukup banyak bekas hisapan di sekujur punggung, mulai dari bahu kemudian turun menelusuri garis tulang belakang hingga ke pinggul dan sekitar paha. Anelies memiliki kuli
Setelah diberi waktu jeda istirahat selama satu hari satu malam tanpa di ganggu, Anelies tetap harus bersiap untuk mendapat hukuman. Sejak kemarin Pangeran Serkan memang belum membahas ulahnya sama sekali, tapi bukan berarti lelaki itu bakal hilang ingatan sampai lupa untuk menghukumnya.Berbagai jejak di kulit Anelies baru saja memudar tapi Anelies harus siap seperti nasehat Bibi Hulya untuk jadi gadis penurut agar Pangeran Serkan tidak semakin marah. Sejak kemarin Anelies juga tidak berani keluar kamar, dia cuma mengintip halaman luar dari jendela. Kemarahan Pangeran Serkan benar-benar masih membuat Anelies trauma. Nampaknya pria itu juga mulai kesal dengan Anelies yang tidak kunjung bisa menikmati hubungan sex mereka sementara Serkan butuh dipuaskan.Anelies mengetukkan ujung-ujung jarinya di bingkai jendela sambil terus berpikir dan menghitung detik-detik waktu hukumannya. Anelies juga tidak bisa menghentikan berbagai trauma yang semakin memadat di kepalanya. Anelies tidak ingin me
"Anda curang!" Anelies tetap menuduh.Tiba-tiba pangeran Serkan malah berdiri dan menunjuk Anelies dengan tegas. "Jangan berani-berani mencuri lagi dariku!" Andai saja Pangeran Serkan tidak memakai liontinnya setiap waktu mungkin sudah bisa Anelies curi dari dulu.'Pangeran yang licik dan curang!' gemas Anelies dalam kepalanya.Pangeran Serkan juga langsung pergi mengabaikan kekesalan Anelies yang setalah itu malah tidak sengaja melihat ke arah Putri Kalifa.Putri Kalifa sedang berada di balkon kamarnya, agak berjauhan tapi Anelies baru sadar jika dari tadi mereka sedang diperhatikan. Walaupun Pangeran Serkan sudah tahu mata Putri Kalifa telah sembuh, tapi dia tetap memakai satu penutup mata di hadapan semua orang. Yang Anelies heran kenapa kemarin tidak kedua matanya sekalian yang tersiram air panas."Jangan pikir aku tidak tahu kau suka memandangi Pangeran Serkan!" gumam Anelies dengan nada ketus meski omelannya cuma didengar oleh angin.Anelies tidak suka dengan Putri Kalifa, dia s
Yang Mulya Seika sedang mengajak Putri Kalifa untuk menemaninya minum teh dan menikmati beberapa biji kurma di pagi hari. Sejak teh di cangkir mereka dituangkan hingga hampir dingin, Putri Kalifa belum menyentuhnya sama sekali."Syarfi akan membantu kita, Serkan akan segera menikahimu!" Yang Mulya Seika sudah berulang kali menghibur keponakannya yang nampak murung sejak kemarin."Apa itu tidak terlalu lama dan Pangeran Serkan sudah lebih dulu mendapatkan anak laki-laki dari Serena?" Putri Kalifa berpaling untuk menatap bibinya. "Aku tidak mau hanya menjadi selir.""Aku dan Syarfi sedang mencari akal agar Serkan mau mengeluarkan dokumen-dukumennya dari brankas."Yang Mulya Seika masih berusaha menjelaskan rencananya dengan Syarfi ketika tiba-tiba Putri Kalifa memotong."Aku tidak keberatan melahirkan anak laki-laki untuk Pangeran Serkan seperti cara, Bibi.""Apa maksudmu?" Jelas sekai jika yang Mulya Seika terkejut mendengar keponakannya bicara seperti itu."Aku pernah mendengar pembica
Anelies diberi pakaian panjang dengan tudung kepala dan cadar, persis seperti pakaian yang sering dipakai Syarfi. Semua serba hitam sangat kontras dengan pakaian para laki-laki yang putih bersih. Jika masyarakat barat dan sebagian besar belahan bumi lainya suka memakai kemeja atau jas dalam pertemuan resmi, mereka suka memakai jubah putih. Para laki-laki juga akan dianggap nampak lebih berkarisma dan keren dalam balutan pakaian panjang tersebut.Pangeran Serkan berjalan memasuki lobi megah gedung dengan rombongan pria-pria bertubuh tinggi besar berpakaian putih seragam. Sebagian dari mereka adalah ajudan istana, sebagian lagi asisten dan jurnalis khusus kerajaan yang memang bertugas meliput serta mendokumentasikan semua kegiatan Pangeran Serkan. Baru kali ini juga Anelies dibawa tampil di depan publik meski cuma sedang berperan sebagai orang lain.Rombongan kerajaan juga terlihat menarik perhatian publik begitu keluar dari barisan mobil pengawal dan menyeruak masuk ke dalam gedung . Se
"Jangan mengigit!" Serkan memperingatkan Anelies yang tidak mau diam sementara mereka masih berjalan di lorong dan siapapun bisa melihat tingkah konyolnya.Omar sudah berjalan lebih cepat di depan untuk membukakan pintu kamar."Selidiki semua pengawal yang tadi menjemputnya!"Serkan memberi perintah pada Omar yang langsung mengangguk patuh dan permisi pergi.Pangeran Serkan juga langsung membawa Anelies masuk ke dalam kamar, menjatuhkan tubuh Anelies ke atas ranjang sampai agak terhempas keras karena ulahnya yang tidak mau diam."Kau tampan, Pangeran Serkan ..." Anelies masih melingkarkan lengan ke leher Pangeran Serkan tidak mau dilepas."Akan kuambilkan air minum dulu untukmu." Serkan masih khawatir Anelies salah makan sesuatu yang beracun.Anelies malah menggeleng kemudian menempelkan dada dan bangkit lagi untuk menjilat sisi leher lelakinya. "Aku tidak haus, aku ingin dipeluk erat-erat," rengek Anelies persis anak-anak yang rewel tapi sudah berani menjilati lelaki dewasa.Mau tidak
Begitu kembali ke istana Zubair, Pangeran Serkan segera pergi menemui ibunya untuk meminta maaf karena kemarin tidak bisa datang. Pangeran Serkan terlihat berjalan dengan langkah kaki cepat melalui lorong istana Zubair. Beberapa pelayan yang berpapasan dengannya terlihat diam-diam memperhatikan. Tidak biasanya Pangeran Serkan memakai jubah dengan krah tinggi seperti itu.Sebenarnya masing-masing wilayah memiliki ciri khasnya sendiri dalam berpakaian. Orang-orang Saudi Arabia akan memakai jubah dengan krah tinggi disertai manset di bagian lengan, orang Maroko juga hampir sama tapi bagian lehernya agak longgar, untuk di Uni Emirat mereka tidak memakai krah tinggi tapi memiliki rumbai tali panjang di bagian depan, kurang lebih seperti itu juga yang biasa dipakai Pangeran Serkan, bedanya hanya tidak berumbai.Hari ini Pangeran Serkan sengaja memakai jubah berkerah tinggi dan rapat untuk menutupi jejak di sisi lehernya yang telah dibuat Anelies tadi malam. Pangeran Serkan langsung masuk ke
"Kami benar-benar tidak menemukan nama yang Anda cari, Yang Mulya."Untuk ke sekian kalinya orang suruhan Yang Mulya Seika kembali dengan laporan mengecewakan."Saya sudah meyelidiki ke semua yayasan yang dimiliki kerajaan dan mewawancarai banyak orang yang tinggal di sana, tapi tidak satupun dari mereka yang mengenal nama Serena. Mereka juga tidak ada yang tahu jika Pangeran Serkan membawa seorang gadis muda dari yayasan.""Pergilah!" usir Yang Mulya Seika karena sudah muak dengan semua usaha yang tidak membuahkan hasil dan merasa semakin dibohongi oleh putranya sendiri. Putra satu-satunya yang dia harap akan selalu setia padanya."Maaf Yang Mulya ..." Pria itu mengundurkan diri dengan merunduk hormat.Putri Kalifa yang dari tadi cuma ikut menyimak segera berjalan mendekati Yang Mulya Seika."Pasti kita akan tahu siapa dia sebenarnya!" Putri Kalifa menyentuh punggung tangan Yang Mulya Seika. "Seorang penipu pada akhirnya pasti akan terungkap!""Sudah kuduga sejak awal jika wanita itu
BAB 281 SITUASI SULITKetika Kai mengajak Zontus untuk bicara berdua, ternyata dia langsung bisa menebak jika Zontus sedang menyembunyikan rahasia."Aku sangat menghargai semua kerelaanmu untuk keluargaku, dan aku tahu yang sedang kau lakukan bukan cuma sekedar ikut duduk di meja makan bersama kami."Kai menatap ke manik mata Zontus yang seketika mengelap pekat."Kau bisa bercerita padaku!" Kai bukan cuma menawarkan diri sebagai pendengar, dia juga ingin mengambil tanggung jawab sebagai kakak laki-laki bagi Mia."Aku tidak sehebat yang klian pikirkan." Baru kali ini Zontus mengakui kelemahan dirinya. "Aku takut tidak dapat memenuhi janjiku untuk Mia.""Apa kau akan meninggalkan adikku?" Kai kembali langsung menebak."Aku sudah tahu mengenai cawan ramuan sihir yang bisa membebaskan kalian semua dari kutukan panjang."Kai terkejut, tapi juga ikut mendapat harapan. "Kau sudah menemukannya?""Cawan itu adalah tubuhku!" Zontus balas menatap Kai Loghan."Apa maksudmu?" Kai mendadak cemas.
BAB 280Julie sudah tidak perduli dengan seluruh pakaiannya yang koyak compang-camping, dia terus berontak menyerang Theo sekuat tenaga. Julie masih terlalu sinting dan sangat marah. Bayangkan saja siapa yang tidak bakal gila mengetahui dirinya telah diculik, disekap, dan sekarang ikut terinfeksi darah monster."Lepaskan aku!" Julie meronta keras dari pelukan Theo. "Kau monster! Kau membuatku jijik!""Aku tidak punya pilihan." Theo terus berusaha menenangkan. "Aku tidak mau kehilanganmu!""Aku lebih pilih mati!"Julie berteriak histeris sampai Theo harus kembali menjatuhkan nya ke atas ranjang untuk dia terkam."Tatap aku dan jangan pernah mengucapkan kalimat seperti itu!" Theo menjerat tubuh Julie dengan kuat. "Aku berdosa padamu, kau boleh marah dan menghukum ku tapi jangan pergi."Julie melihat tubuhnya didekap erat, terus marah dan jijik tapi tidak dapat bergerak."Jangan tinggalkan aku." Theo menenggelamkan wajahnya ke dada Julie dengan napas bergetar panas. "Hanya kau yang aku m
BAB 279"Aaaaaaaaaaaaaaaa...!"Julie berteriak, meraung dan mulai berusaha mencakar tubuhnya sendiri dengan gila. Julie sedang tersiksa oleh ledakan dahsyat dari dalam pembuluh darahnya yang panas terbakar. Otak Julie sedang tidak bekerja karena binatang buas lebih peka dengan insting liar.."Aaaaaaaa...!" Julie menyentak lengannya yang mulai berurat hitam dan perlahan ditumbuhi bulu perak."Aaaaaaaaa...!!!"Rasanya sangat gila ketika Julie harus melihat sekujur tubuhnya mulai berubah menjadi mahluk menjijikkan. Rasanya panas terbakar seperti kulit yang dikupas mengunakan api."Lepaskan rantainya!" Julie berdesis dengan giginya yang mulai ditumbuhi taring."Aku tidak bisa!" Theo justru mengencangkan rantai di kaki Julie agar dia tidak berusaha meloncat menendang dinding."Ini sangat sakit!!!" Julie menjerit. "Aku mau mati!!!"Sungguh kematian terasa jauh lebih baik daripada siksaan darah terkutuk."Lepaskan aku!" Julie berusaha mencakar tenggorokannya sendiri.Theo segera cekatan me
BAB 278 HARUS BERJUANG KEMBALI MENJADI MANUSIAIngat ketika peristiwa Anelies berteriak sampai membuat seluruh kaca jendela pecah dan lantai retak. Anelies bisa sangat tidak terkendali, bahkan dia pernah sangat murka melihat Serkan ditikam dan dia juga berteriak hingga membuat Pangeran Albany jatuh pingsan, hilang ingatan.Selama ini Serkan selalu mengamati keistimewaan Anelies dan sepertinya Pangeran Husain juga mewarisi kemampuan dari ibunya. Ketika Husain berteriak seluruh energinya iku keluar tidak terkendali. Beruntung Serkan segera sadar jika pengendalian seluruh tubuh manusia tetap berasal dari otaknya."Husain!" Serkan berteriak lantang. "Kendalikan dengan pikiranmu!"Ketika Husain terus melawan dengan berteriak, justru energinya semakin tumbuh besar tidak terkontrol. Begitu Husain memusatkan konsentrasi untuk memberi perintah, seketika desingan keras itu langsung mereda, petir dan hujan di luar tiba-tiba juga ikut lenyap.Pangeran Husin jatuh pingsan, tapi Serkan yakin putra
BAB 277 SEMUA BISA HANCURYang Mulya Serkan baru keluar dari ruang baca, awalnya Serkan tidak merasa ada yang aneh meskipun lorong istana terlihat lengang. Ketika Serkan masuk ke dalam kamar ternyata Anelies juga sudah tertidur di sofa dengan masih memangku gelas. Anelies tidak pernah tertidur di di sofa. Saat itu juga Serkan langsung melihat keluar jendela dan yakin melihat, kilat cahaya dari jendela kamar Pangeran Husain."Husain!"Serkan berlari ke kamar putranya, mendobrak pintu sampai meledak terpental. Serkan melihat Zontus sudah berada di dalam perisai berdesing."Hentikan!" Serkan berteriak.Zontus belum siap, tubuhnya bisa benar-benar hancur."Husain!" Serkan memberi perintah pada putranya agar berhenti."Aku tidak bisa menghentikannya!" Ternyata Husin juga telah lepas kendali.Kondisinya sudah sangat kacau, sangat berbahaya karena jika perisai itu meledak, maka seisi Istan Zubair juga akan ikut lenyap."Masuk ke dalam kepalanya dan hentikan!"Serkan memberi perintah agar Hus
BAB 276 SANGAT CEROBOHPemberitaan mengenai orang hilang terus memenuhi berbagai media masa dunia. Beberapa petinggi negara dan selebriti terkenal ikut menghilang tanpa jejak. Berbagai rumor penculikan alien dan sekte sesat menimbulkan kegaduhan. Penjagaan di setiap perbatasan negara ikut diperketat untuk segala antisipasi penyelundupan."Kau sudah berada di New York?" Gerald menelpon Emillie."Ya, kami baru sampai dua jam lalu."Emillie dan Lana masih berada di apartemen Mia."Ingat jangan pulang ke Utara sebelum aku kembali!" Gerald memperingatkan Emillie."Ya, Lana juga masih ingin berlibur di New York bersama papa.Selama di New York, Emillie akan menginap di hotel keluarga Haris bersama Jared dan Mara yang sudah lebih dulu tiba."Apa kau sudah menemukan Jejak Theo?""Aku baru sampai di perbatasan Kanada."Melalui jalur lintas darat memang memakan waktu, tapi Gerald bisa sekaligus mencium jejak lycan. Ada beberapa rombongan besar lycan yang menuju ke Utara melalui jalur lintas da
BAB 275Julie sudah melihat mahluk yang menerkamnya berubah menjadi monster, benar-benar monster dengan taring dan cakar. Sebagai manusia awam yang juga hidup di dunia normal, mustahil jika Julie tidak ketakutan."Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku?" Julie memberanikan diri untuk bertanya. "Untuk apa kau mengikatku seperti ini?"Theo yang semula menerkam tubuh Julie dengan lengan kokoh keras, perlahan melembut rileks tapi kepalanya masih menempel di dada."Kau harus bersamaku, kau tidak boleh pergi." Theo mengangkat kepalanya untuk menatap ke manik mata Julie."Aku tidak akan menyakitimu, aku akan menjagamu!" Theo mengucapkan kalimat itu sebagai sumpah."Tapi kau mengurung dan mengikatku seperti binatang?" Julie balas menatap tajam."Karena kau ingin kabur!" Theo bicara tegas. "Kau tidak boleh pergi dariku!""Kenapa aku?" Julie jadi penasaran. "Kenapa aku yang kau tangkap?""Aku menyukaimu!" Theo tidak berbohong. "Aku harus menjagamu!"Tidak ada yang buruk dari pernyataan Theo. T
BAB 274 BELUM TERKENDALIJared dan Mara datang ke New York untuk ulang tahun Mia. Meskipun terlambat dua hari tetap tidak mengurangi sedikit pun kebahagiaan Mia. Sayangnya Emillie dan Lana belum bisa ikut, tapi akan menyusul besok lusa."Mom!" Mia langsung memeluk Mara."Selamat ulang tahun Sayang..." Mara mencium kedua pipi Mia."Hadiah untukmu!" Jared yang membopong bingkisan hadiah besar dengan pita merah muda."Papa!" Mia memeluk Jared sampai kakinya terangkat tinggi."Kau sudah besar dan berat!"Jared pura-pura mengeluh ketika menggendong putri kecilnya dalam pelukan. Jared membawa Mia berputar seperti anak-anak yang tidak pernah besar."I love you Papa!" Mia memeluk erat leher Jared sambil dia kecup rahangnya.Kadang rasanya Jared masih tidak rela putrinya tiba-tiba tumbuh dewasa dan sekarang telah memiliki kehidupan sendiri."Dimana Zontus?" Mara yang bertanya."Dia pergi." Akhirnya Mia mengajak orangtuanya duduk dan mulai bercerita.Mia bercerita mengenai semua ramuan sihir y
BAB 273 BERUSAHA KABURMembuat sup membutuhkan waktu yang lebih lama, Theo terus sibuk di dapur kecilnya utuk mencicipi sup pertama yang pernah dia buat. Setelah hampir empat kali percobaan gagal, akhirnya Theo berhasil membuat kuah sup dengan rasa yang layak dimakan.Theo menuang sup ke dalam mangkuk cekung dalam, kemudian buru-buru membawanya ke kamar Julie mumpung masih panas. Pintu kamar Julie masih tertutup ketika Theo membukanya. Julie tidak ada di atas ranjang, tapi selimutnya masih berserak dan suara air di kamar mandi gemericik mengalir.Untuk beberapa saat Theo menunggu Julie keluar dari kamar mandi. Tapi sampai cukup lama Julie tidak juga keluar. Theo sampai mengetuk pintu bilik kecil itu enam kali dan saat Theo dorong terbuka ternyata kosong."Julie!" Theo langsung melesat keluar mengelilingi pondok."Sial!"Theo melihat jejak kaki Julie di atas salju. Dengan indra penciuman lycan yang tajam Theo mencium jejak Julie sudah cukup jauh ke selatan. Ada jalan raya di selatan su