JANGAN LUPA VOTE YA
Anelies diberi pakaian panjang dengan tudung kepala dan cadar, persis seperti pakaian yang sering dipakai Syarfi. Semua serba hitam sangat kontras dengan pakaian para laki-laki yang putih bersih. Jika masyarakat barat dan sebagian besar belahan bumi lainya suka memakai kemeja atau jas dalam pertemuan resmi, mereka suka memakai jubah putih. Para laki-laki juga akan dianggap nampak lebih berkarisma dan keren dalam balutan pakaian panjang tersebut.Pangeran Serkan berjalan memasuki lobi megah gedung dengan rombongan pria-pria bertubuh tinggi besar berpakaian putih seragam. Sebagian dari mereka adalah ajudan istana, sebagian lagi asisten dan jurnalis khusus kerajaan yang memang bertugas meliput serta mendokumentasikan semua kegiatan Pangeran Serkan. Baru kali ini juga Anelies dibawa tampil di depan publik meski cuma sedang berperan sebagai orang lain.Rombongan kerajaan juga terlihat menarik perhatian publik begitu keluar dari barisan mobil pengawal dan menyeruak masuk ke dalam gedung . Se
"Jangan mengigit!" Serkan memperingatkan Anelies yang tidak mau diam sementara mereka masih berjalan di lorong dan siapapun bisa melihat tingkah konyolnya.Omar sudah berjalan lebih cepat di depan untuk membukakan pintu kamar."Selidiki semua pengawal yang tadi menjemputnya!"Serkan memberi perintah pada Omar yang langsung mengangguk patuh dan permisi pergi.Pangeran Serkan juga langsung membawa Anelies masuk ke dalam kamar, menjatuhkan tubuh Anelies ke atas ranjang sampai agak terhempas keras karena ulahnya yang tidak mau diam."Kau tampan, Pangeran Serkan ..." Anelies masih melingkarkan lengan ke leher Pangeran Serkan tidak mau dilepas."Akan kuambilkan air minum dulu untukmu." Serkan masih khawatir Anelies salah makan sesuatu yang beracun.Anelies malah menggeleng kemudian menempelkan dada dan bangkit lagi untuk menjilat sisi leher lelakinya. "Aku tidak haus, aku ingin dipeluk erat-erat," rengek Anelies persis anak-anak yang rewel tapi sudah berani menjilati lelaki dewasa.Mau tidak
Begitu kembali ke istana Zubair, Pangeran Serkan segera pergi menemui ibunya untuk meminta maaf karena kemarin tidak bisa datang. Pangeran Serkan terlihat berjalan dengan langkah kaki cepat melalui lorong istana Zubair. Beberapa pelayan yang berpapasan dengannya terlihat diam-diam memperhatikan. Tidak biasanya Pangeran Serkan memakai jubah dengan krah tinggi seperti itu.Sebenarnya masing-masing wilayah memiliki ciri khasnya sendiri dalam berpakaian. Orang-orang Saudi Arabia akan memakai jubah dengan krah tinggi disertai manset di bagian lengan, orang Maroko juga hampir sama tapi bagian lehernya agak longgar, untuk di Uni Emirat mereka tidak memakai krah tinggi tapi memiliki rumbai tali panjang di bagian depan, kurang lebih seperti itu juga yang biasa dipakai Pangeran Serkan, bedanya hanya tidak berumbai.Hari ini Pangeran Serkan sengaja memakai jubah berkerah tinggi dan rapat untuk menutupi jejak di sisi lehernya yang telah dibuat Anelies tadi malam. Pangeran Serkan langsung masuk ke
"Kami benar-benar tidak menemukan nama yang Anda cari, Yang Mulya."Untuk ke sekian kalinya orang suruhan Yang Mulya Seika kembali dengan laporan mengecewakan."Saya sudah meyelidiki ke semua yayasan yang dimiliki kerajaan dan mewawancarai banyak orang yang tinggal di sana, tapi tidak satupun dari mereka yang mengenal nama Serena. Mereka juga tidak ada yang tahu jika Pangeran Serkan membawa seorang gadis muda dari yayasan.""Pergilah!" usir Yang Mulya Seika karena sudah muak dengan semua usaha yang tidak membuahkan hasil dan merasa semakin dibohongi oleh putranya sendiri. Putra satu-satunya yang dia harap akan selalu setia padanya."Maaf Yang Mulya ..." Pria itu mengundurkan diri dengan merunduk hormat.Putri Kalifa yang dari tadi cuma ikut menyimak segera berjalan mendekati Yang Mulya Seika."Pasti kita akan tahu siapa dia sebenarnya!" Putri Kalifa menyentuh punggung tangan Yang Mulya Seika. "Seorang penipu pada akhirnya pasti akan terungkap!""Sudah kuduga sejak awal jika wanita itu
Anelies sama sekali tidak memiliki firasat atau melihat kilasan apapun jika hari itu akan terjadi sebuah bencana. Pagi hari berjalan seperti biasanya. Bibi Hulya yang membawakannya sarapan setelah Pangeran Serkan pergi. Pangeran Serkan juga masih seperti kebiasaannya. Anelies cuma sering sedih melihat sikap Pangeran Serkan yang bisa begitu ramah pada semua orang tapi kaku dan dingin pada wanitanya, seolah pria itu tidak ingat ingat samasekali jika sedang punya keinginan dan harus dituruti.Tiba-tiba istana Zubair heboh dengan kedatangan para pengawal istana yang menyuruh semua pelayan keluar."Cepat keluar!" teriak suara-sura lantang pria yang langsung membuat semua pelayan ketakutan."Keluar dan berbaris di halaman! jangan membawa apapun!"Para pelayan segera meninggalkan semua kegiatannya dan berlarian tergopoh-gopoh sambil menyingsingkan gaun panjang untuk berbaris di halaman paving. Mereka ketakutan melihat para mengawal istana menggeledah semua kamar pelayan, entah apa yang sedan
Begitu tahu ada yang menukar botol minumannya Pangeran Serkan langsung memberi perintah untuk melacak siapa pelakunya. Tidak butuh waktu lama bagi Omar untuk menyeret pelakunya kehadapan Pangeran Serkan.Pangeran Serkan sudah duduk menunggu Syarfi yang baru didorong masuk oleh Omar. Dalam seumur hidupnya Syarfi belum pernah merasa ketakutan sehebat ini hanya dengan ditatap oleh Pangeran Serkan. Netra hijaunya memekat dalam seperti lentera api dalam gelap yang berkobar menyala-nyala penuh kemurkaan."Maaf, ampuni aku Pangeran Serkan ..." Syarfi langsung bersujud di lantai dan menangis hingga menggigil."Siapa yang menyuruhmu?" tegas Pangeran Serkan dalam pertanyaan dingin."Saya benar-benar tidak tahu apa isi minuman tersebut, saya hanya menjalankan perintah Yang Mulya Seika."Sudah Serkan duga jika dalangnya adalah ibunya sendiri."Berani sekali kau bekerja untuk orang lain!"Biarpun terkenal sangat ramah dan dermawan tapi Pangeran Serkan juga bisa sangat keras pada penghianat."Saya
"Kau boleh memanjatku!" Tiba-tiba Pangeran Serkan menarik pinggang Anelies, membiarkan pinggulnya merekat.Anelies sudah telanjang tidak memakai apa-apa sementara Pangeran Serkan masih berpakaian utuh dan minta untuk dipanjat. Kedua telapak tangan Anelies cuma mengais di permukaan dada tebal Pangeran Serka karena gelisah merasakan bokongnya mulai diremasi tangan laki-laki."Ayo ...!" Pangeran Serkan masih menunggu tindakan Anelies yang tetap tidak memiliki inisiatif untuk bergerak."Pangeran Serkan ..." Anelies cuma menengadah dengan bibir sedikit terengah ketika menghirup udara dengan rasa kelu.Akhirnya Serkan tetap kehilangan kesabaran, pria itu segera merunduk untuk merampas bibir gadis belianya yang manis. Walaupun menyebalkan dan masih bodoh, Anelies tetap sangat manis untuk dinikmati. Serkan mencengkeram pinggul Anelies untuk dia angkat sampai sejajar pinggang supaya kakinya dapat melingkar.Anelies benar-benar sulit utuk di ajak bermain dalam kondisi sadar. Serkan yang gemas te
Suasana di istana Zubair sedang panas pasca kemarahan Pangeran Serkan pada Yang Mulya Seika."Sudah kuduga wanita itu tidak bisa kita percaya dia telah mengkhianati kita, Bibi."Putri Kalifa dan Yang Mulya Seika sedang membicarakan notaris kepercayaan Pangeran Serkan yang terlalu bodoh untuk menukar botol minuman di depan area publik dengan kamera CCTV. Syarfi memang benar-benar tidak tahu apa isi botol tersebut dia hanya percaya Yang Mulya Seika tidak mungkin meracuni putranya sendiri karena itu Syarfi sangat tenang ketika menukar botol minum Pangeran Serkan."Aku harus bisa membuat Serkan kembali mempercayaiku!" Yang Mulya Seika terus memijit-mijit sendiri pelipisnya yang nyeri.Kemarahan Pangeran Serkan kemarin benar-benar bukan main-main. Pangeran Serkan berani mengancam akan mengasingkan ibunya sendiri dari lingkungan istana Zubair jika sang ibu tetap tidak menyukai wanita pilihannya. Benar-benar mimpi buruk bagi seorang ibu ketika dimusuhi oleh putranya sendiri. Putra satu-satun
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T
BAB 184 MENGURUS ANAK-ANAK Rasanya seperti mimpi buruk bagi Mia karena harus mengurus anak nakal seperti Lana untuk satu bulan lagi."Seenaknya saja kau meninggalkan anak di apartemenku hanya dengan satu koper pakaian!" Mia juga gemas dengan Emillie, karena tanpa minta persetujuan tiba-tiba meninggalkan Lana di tempat tinggalnya cuma dengan menyelipkan selembar kertas memo."Aku harus menjaga Anelies, semua ini sangat mendadak." Emillie berusaha menjelaskan kenapa dia tidak bisa membawa Lana ke Istana Zubair. "Aku tidak mau Lana mengacau di istana.""Jadi kau tidak pernah khawatir jika dia mengacaukan tempat tinggal ku!" Mia masih kesal."Aku ingin bicara dengan Lana." Emillie minta Mia untuk memberikan ponselnya pada Lana."Hai, Mom!" Lana melambai ceria sambil menggigit pizza."Ingat kau tidak boleh nakal di tempat Mia!" Emillie langsung mengingatkan semua peraturan yang harus dipatuhi oleh putrinya."Yes, Mon!" Lana juga terus mengangguk sangat manis."Jika kau pintar nanti kita a