BAB 63 AKIBAT ULAH MIA & HUSAIN"Dengar baik-baik!"Mia menjelaskan kondisi Livie pada pangeran Husain menggunakan bahasa yang menurutnya paling mudah dicerna oleh anak-anak."Livie mengalami luka di tulang punggungnya, luka itu membuatnya jadi lumpuh. Kemarin kepala Livi juga terbentur, sekarang otaknya tidak bisa bekerja lagi."Husain terlihat menyimak tapi Mia masih ragu apa anak itu mengerti."Intinya bantu Livie untuk memulihkan dirinya!""Bagaimana caranya?" Husain malah balik bertanya."Sebenarnya Kau paham apa tidak?" Mia melotot gemas."Ya, ya, ya, paham!" Husain mengangguk cepat-cepat lebih karena takut diomeli."Lakukan saja seperti saat kau menyembuhkan kakiku yang terkilir setelah menendang pintu.""Aku sudah lupa.""Hah!" Mia melotot lagi. "Bisa-bisanya kau lupa!"Kaki Mia pernah bengkak terkilir akibat menendang pintu kamar Jacob."Banyak sekali yang kau minta, aku jadi lupa.""Aku hanya minta kau bantu pulihkan Livie, aku yakin kau bisa!"Masalahnya Mia hanya terkilir
BAB 64 KEJADIAN YANG SANGAT ANEHSetelah seluruh alat medis tidak berfungsi dan jaringan listrik di seluruh rumah besar keluarga Loghan Padam, tiba-tiba Livie siuman dengan mengejutkan semua orang. Livie bangun dari koma dalam kondisi kehilangan sebagian ingatan dan ternyata dia juga bisa berjalan turun sendiri dari atas ranjang tanpa kendala. "Kau bisa berdiri?" Lizie terkejut melihat putrinya bisa berdiri tegak tanpa alat bantu dan tidak pincang. "Kau juga bisa berjalan normal!"“Apa kakiku sakit?” Livie benar-benar lupa jika pernah sakit, dia juga sama sekali tidak menatap Henry. Livie cuma kembali menoleh ke sekeliling dan baru sadar dengan berbagai peralatan medis di sekitarnya."Apa yang terjadi?" Livie bertanya dengan tatapan bingung dan mulai takut. “Apa yang terjadi padaku?” Sungguh Henry ingin sekali memeluk dan menenangkan Livie tapi dia takut membuat Livie syok."Kau terjatuh dan kepalamu terbentur." Lizie yang akhirnya berusaha menjelaskan.Begitu melihat begitu banya
BAB 65 INGATAN LIVIEMia masih syok melihat bekas luka benturan di dahinya benar-benar lenyap tak berjejak. Mia sampai memencet sisi keningnya berulang-ulang dan tetap tidak ada rasa apapun seperti perih atau nyeri."Ah, ini aneh!"Meskipun luka di dahi Mia telah sembuh, dia tetap memasang kembali perbannya. Mia tidak mau membuat orang-orang curiga. Setelah mandi dan menghabiskan menu sarapan yang telah diantar ke kamarnya, Mia buru-buru keluar. Mia berharap bisa segera menemukan Pangeran Husain untuk membenahi kekacauan.Karena tadi malam kesulitan untuk tidur, pagi harinya Mia bangun paling lambat. Mia melihat semua keluarganya sedang berkumpul di beranda samping, termasuk Livie yang sudah kembali dari rumah sakit.Livie duduk satu meja dengan kedua orang tuanya sementara Henry duduk terpisah di meja yang agak jauh bersama Aron, tapi tatapan Henry jelas tidak pernah bisa berpaling dari tawa Livie. Karena tidak ingin membuat Livie yang baru siuman mengalami syok, Henry sendiri yang m
BAB 66 CEROBOHHenry ikut masuk ke dalam kolam renang untuk langsung menangkap pinggang Livie. Meski belum bisa memeluk gadis muda itu seperti yang dia inginkan, Hery rela bersabar menunggu sampai ingatan Livie perlahan pulih. Henry benar-benar tidak ingin membuat Livie syok dengan segala kerinduannya sebagai suami."Kau tidak boleh bergaul dengan sembarangan pria!" Henry bicara dengan sangat tegas. "Ikuti aturan orang tuamu!""Aku hanya ingin pinjam ponselmu." Livie mengingatkan dengan santai."Aku tidak akan membantumu!" Henry masih bicara dengan nada tegas.Livie sama sekali tidak menyadari keseriusan Henry yang biasanya memang sangat santai dalam perkara apapun. Ketika tiba-tiba melihat Henry memasang wajah serius, Livie berpikir mungkin Henry cuma sedang berlagak sok tua."Sekarang usiaku sudah dua puluh tahun, bukan anak-anak lagi!" Livie memposisikan dirinya sebagai adik perempuan yang selama ini telah ikut Henry jaga. "Aku sudah bisa bertanggung jawab dan menjaga diri. Percaya
BAB 67 TERUS DIJAGA"Apa saja yang aku lupakan?"Henry menyapu lembut ke bibir lembab Livie yang baru keluar dari air, menatap gadis muda itu sampai cukup lama kemudian merunduk untuk mengecup keningnya."Kau tidak melupakan apapun!"Henry tidak akan sanggup melihat Livie bersedih meskipun dia sangat ingin memberitahu jika Gavin yang terus Livie banggakan adalah seorang brengsek."Semuanya akan baik-baik saja!"Henry juga masih yakin jika ingatan Livie akan pulih dengan perlahan. Henry hanya perlu bersabar dan terus menjaganya."Kau bisa minta apapun padaku jika bosan dengan kegiatan di rumah."Livie menyimak tawaran Henry dan mulai berpikir apa yang mungkin dia inginkan dan bisa dia minta."Aku ingin melukis.""Ya, nanti akan aku bawakan semua yang kau perlukan untuk melukis.""Tapi jangan sampai papaku tahu!" Livie mengingatkan Henry dengan serius karena masih takut ketahuan."Akan kusiapkan ruangan khusus di rumahku untuk kau melukis.""Oh, kau serius?" Livie meloncat girang.Tiba-
BAB 68 KESABARAN HENRY Mia masih berbaring di atas ranjang, coba mengingat kembali detail yang telah dilakukan Zontus untuk memulihkan semua goresan luka di permukaan kulitnya. Mia terus merinding, walaupun Zontus tidak dapat menyakitinya, tapi mahluk itu tetap sangat kuat. Zontus tetap bisa melumpuhkan tubuh Mia sampai tidak dapat berkutik sedikit pun. Dari kemampuan Zontus untuk menyembuhkan, Mia semakin yakin jika Zontus pasti juga bisa memulihkan ingatan Livie. Masalahnya Mia tetap tidak yakin apa mahluk seperti Zontus bakal mau membantu dengan suka rela. Sepertinya Mia memang harus mencari akal agar Zontus mau membantunya. ****** Henry benar-benar membeli semua perlengkapan melukis dan menyiapkan sebuah ruangan khusus untuk livie bebas berkarya. Henry juga melakukan semuanya sendiri tanpa menyuruh orang lain, Henry memilih warna celemek, pernak-pernik kecil bahkan menganti tirai dengan warna kuning cerah. Henry memilih ruangan yang super luas untuk bisa sekaligus Livie gun
BAB 69 KENANGAN YANG HILANGKadang hidup ini tentang kesempatan, kesempatan untuk dapat diingat dengan baik bagi yang beruntung. Karena faktanya tidak semua yang pernah dilalui dalam hidup dapat di ingat kembali sebagai kenangan. Bahkan ketika seseorang memutar kembali seluruh ingatan seumur hidupnya, ternyata yang tersisa cuma tinggal kilasan dari potongan-potongan acak. Tidak pernah ada yang tahu kenapa suatu kejadian bisa terus diingat sementara yang lain terlupakan. Karena itu bisa disebut sangat beruntung untuk yang masih dapat di ingat.Henry sedang memperhatikan Livie yang sedang memakai celemek untuk melukis sambil sibuk mempersiapkan peralatan. Henry tidak bisa membantu karena dia memang tidak tahu apa-apa mengenai kuas dan cat minyak. Livie bisa melakukan semuanya sendiri tanpa memerlukan bantuan. Saat itu juga Henry jadi berpikir 'bagaimana jika ternyata Livie akan terus melupakannya?' Kenyataannya Livie tetap bisa hidup dengan baik tanpa Henry, Livie tidak membutuhkannya.
BAB 70 BURUNGPangeran Husain dan Pangeran Habibi terlihat sedang bermain di sekitar taman, mereka bermain menendang bola sambil berlarian. Ketika Husain menyuruh adiknya untuk mengambil bola yang menggelinding ke bawah pagar tanaman, Pangeran Habibi malah berjongkok bengong di bawah pagar."Apa itu?" Habibi menunjuk sesuatu yang bergerak di dalam pagar.Pangeran Husain langsung ikut menghampiri. "Itu sarang burung kecil.""Wao, dia punya telur!" Pangeran Habibi baru kali ini melihat burung yang sedang mengerami telur di sarang."Jangan diambil!" Husain langsung menepis tangan Habibi yang ingin memungut telur burung. "Kau tidak boleh mengambilnya, itu nanti akan jadi anak burung.""Aha!" Pangeran Habibi semakin takjub ekspresinya terlihat lucu dengan wajah gemas polos berpipi tebal. "Dari telur kecil keluar anak burung?" Sepertinya Pangeran Habibi memang sangat penasaran."Setelah dierami oleh induknya, nanti akan keluar anak burung." Husain berusaha menjelaskan. "Karena telurnya kec
BAB 59 AKSI TERAKHIR Bias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat. Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya. Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya. Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk