YUK JANGAN LUPA VOTE. Jika ada pertanyaan mengenai cerita ini silahkan DM ke Jemyadam8
"Kami sudah memastikan ke semua yayasan milik istana dan tidak ada data orang yang Anda cari, Yang Mulya.""Coba pastikan sekali lagi!" Yang Mulya Seika masih tidak puas dengan informasi yang diberikan anak buahnya. "Aku akan memberi imbalan yang sangat besar jika kau bisa mendapatkan informasi yang aku cari!""Baik, Yang Mulya. Besok saya akan kembali menemui Anda."Pria berkepala botak dengan perut agak membuncit itu segera permisi dari hadapan Yang Mulya Seika. Yang Mulya Seika siap memberikan hadiah yang bahkan bisa membuat orang setia rela berkhianat."Sudah kuduga, Serena menyimpan banyak rahasia." Putri Kalifa terus memprovokasi kecurigaan Yang Mulya Seika. "Atau mungkin Serena juga bukan nama aslinya!""Jika itu benar, aku yakin Serkan mengetahui semua ini dan sengaja berbohong padaku."*****Anelies sama sekali belum menaruh curiga jika diam-diam Yang Mulya Seika dan Putri Kalifa mulai menyelidiki asal usulnya. Anelies sendiri tidak pernah mencemaskan latar belakangnya karena
Anelies segera mencari Bibi Hulya, dia tidak bisa bekerja sendiri, Anelies butuh bantuan karena di juga belum mengenal seluk-beluk istana Tuan Husain."Bibi, aku melihatnya!" Anelies menarik Hulya untuk kembali masuk ke dalam kamar. "Pangeran Serkan menyimpannya di istana Tuan Husain.""Sepertinya itu akan sulit!" Hulya juga jadi cemas. "Bahkan Yang Mulya Seika pun juga tidak bisa pergi ke sana!"Hulya coba menjelaskan. "Setelah Tuan Husain meninggal bukan hanya Pangeran Serkan saja yang berkantor di istana, tapi juga Tuan Jalal. Istana Tuan Husain dikhususkan untuk pemerintahan dan cuma yang berkepentingan saja bisa masuk ke sana. Penjagaannya sangat ketat.""Apa notaris Pangeran Serkan bisa ke sana?" Anelies buru-buru bertanya."Ya, karena sekarang Pangeran Serkan berkantor di sana dan dia bekerja untuk semua urusan penting Pangeran Serkan.""Sepertinya Yang Mulya Seika akan menyuruh notaris Pangeran Serkan untuk mengambil dokumen tersebut!""Itu tidak mungkin!" Hulya kembali terkej
Anelies masih tidak menyangka jika orang yang masuk ke dalam lift kemudian adalah Tuan Jalal dan asistennya, pria tinggi kurus itu sempat menatap ke arahnya sebentar. Jantung Anelies langsung dibuat berdentam-dentam, Anelies takut Tuan Jalal akan mengenalinya. Tapi untungnya Tuan Jalal segera sibuk bicara dengan seseorang di dalam telepon.Beberapa kali Tuan Jalal menyebut nama Mr. Loghan. Sepertinya ada perkara penting yang mereka bahas, semacam penandatanganan kontrak bisnis yang akan mereka sepakati bulan depan. Tidak tahu kenapa Anelies malah jadi ikut menyimak pembicaraan mereka. Anelies masih ingat dengan pria bernama Jeremy Loghan dan istrinya yang waktu itu juga ikut datang di acara berkuda, Anelies cuma tidak menyangkan jika mereka malah bekerja sama dengan Tuan Jalal untuk mengalahkan Pangeran Serkan."Aku pastikan Pangeran Serkan juga akan menyetujuinya."Jalal terdengar menjanjikan sesuatu kepada Jeremy Loghan dengan mengunakan nama Pangeran Serkan. Aneleis yakin semua itu
Setelah berkeliling mencari Anelies, akhirnya Pangeran Serkan menemukan pelayannya Hulya yang masih mondar-mandir di teras belakang istana Zubair."Di mana istriku?" tegas Pangeran Serkan.Hulya sampai terpental mundur oleh keterkejutannya sendiri begitu melihat Pangeran Serkan yang sudah berapi-api dengan kemurkaannya."Kau bilang istriku sedang ada di ruang spa!""Oh, Tuanku ..." Hulya segera berlutut memohon ampun sambil terus ingin mencium kaki Pangeran Serkan. "Maafkan aku Tuan Muda ... maafkan aku ....""Bicaralah yang benar, karena seharusnya kau lebih paham apa hukuman untuk pendusta!"Pangeran Serkan tidak main-main karena bisa benar-benar kehilangan kesabaran menghadapi Hulya yang malah menangis."Dia pergi ke istana Tuan Husain dan sampai sekarang belum kembali ...""Apa maksudmu!" bentak Serkan langsung melotot pada Hulya."Dia yang bersikeras pergi, aku tidak bisa mencegahnya ..."Hulya Menangis dan terpaksa menceritakan semuanya karena takut Anelies celaka."Aku sangat ta
Hari sudah kembali pagi ketika Anelies terbangun dengan Bibi Hulya yang bantu menyeka tubuhnya dengan handuk hangat."Apa pangeran Serkan menghukummu?" tanya Hulya dengan tatapan prihatin dan cemas."Dia marah," cuma itu yang yang diucapkan Anelies tanpa menyebutkan detailnya.Hulya sangat prihatin dengan kondisi Anelies dan secara tidak langsung dia juga merasa bersalah. Meskipun gadis muda itu tidak mau bercerita tapi Hulya tetap bisa melihat semua jejak yang ditinggalkan Pangeran Serkan di sekujur tubuh Anelies."Aku tidak apa-apa Bibi."Hulya kembali menyeka dada Anelies yang penuh dengan jejak hisapan pria."Tengkuraplah biar kuseka punggungmu."Anelies mengikuti dengan patuh, gadis itu tengkurap pelan-pelan kemudian meletakkan kepalanya dengan posisi miring di atas bantal untuk menghindari tatapan Bibi Hulya. Ada cukup banyak bekas hisapan di sekujur punggung, mulai dari bahu kemudian turun menelusuri garis tulang belakang hingga ke pinggul dan sekitar paha. Anelies memiliki kuli
Setelah diberi waktu jeda istirahat selama satu hari satu malam tanpa di ganggu, Anelies tetap harus bersiap untuk mendapat hukuman. Sejak kemarin Pangeran Serkan memang belum membahas ulahnya sama sekali, tapi bukan berarti lelaki itu bakal hilang ingatan sampai lupa untuk menghukumnya.Berbagai jejak di kulit Anelies baru saja memudar tapi Anelies harus siap seperti nasehat Bibi Hulya untuk jadi gadis penurut agar Pangeran Serkan tidak semakin marah. Sejak kemarin Anelies juga tidak berani keluar kamar, dia cuma mengintip halaman luar dari jendela. Kemarahan Pangeran Serkan benar-benar masih membuat Anelies trauma. Nampaknya pria itu juga mulai kesal dengan Anelies yang tidak kunjung bisa menikmati hubungan sex mereka sementara Serkan butuh dipuaskan.Anelies mengetukkan ujung-ujung jarinya di bingkai jendela sambil terus berpikir dan menghitung detik-detik waktu hukumannya. Anelies juga tidak bisa menghentikan berbagai trauma yang semakin memadat di kepalanya. Anelies tidak ingin me
"Anda curang!" Anelies tetap menuduh.Tiba-tiba pangeran Serkan malah berdiri dan menunjuk Anelies dengan tegas. "Jangan berani-berani mencuri lagi dariku!" Andai saja Pangeran Serkan tidak memakai liontinnya setiap waktu mungkin sudah bisa Anelies curi dari dulu.'Pangeran yang licik dan curang!' gemas Anelies dalam kepalanya.Pangeran Serkan juga langsung pergi mengabaikan kekesalan Anelies yang setalah itu malah tidak sengaja melihat ke arah Putri Kalifa.Putri Kalifa sedang berada di balkon kamarnya, agak berjauhan tapi Anelies baru sadar jika dari tadi mereka sedang diperhatikan. Walaupun Pangeran Serkan sudah tahu mata Putri Kalifa telah sembuh, tapi dia tetap memakai satu penutup mata di hadapan semua orang. Yang Anelies heran kenapa kemarin tidak kedua matanya sekalian yang tersiram air panas."Jangan pikir aku tidak tahu kau suka memandangi Pangeran Serkan!" gumam Anelies dengan nada ketus meski omelannya cuma didengar oleh angin.Anelies tidak suka dengan Putri Kalifa, dia s
Yang Mulya Seika sedang mengajak Putri Kalifa untuk menemaninya minum teh dan menikmati beberapa biji kurma di pagi hari. Sejak teh di cangkir mereka dituangkan hingga hampir dingin, Putri Kalifa belum menyentuhnya sama sekali."Syarfi akan membantu kita, Serkan akan segera menikahimu!" Yang Mulya Seika sudah berulang kali menghibur keponakannya yang nampak murung sejak kemarin."Apa itu tidak terlalu lama dan Pangeran Serkan sudah lebih dulu mendapatkan anak laki-laki dari Serena?" Putri Kalifa berpaling untuk menatap bibinya. "Aku tidak mau hanya menjadi selir.""Aku dan Syarfi sedang mencari akal agar Serkan mau mengeluarkan dokumen-dukumennya dari brankas."Yang Mulya Seika masih berusaha menjelaskan rencananya dengan Syarfi ketika tiba-tiba Putri Kalifa memotong."Aku tidak keberatan melahirkan anak laki-laki untuk Pangeran Serkan seperti cara, Bibi.""Apa maksudmu?" Jelas sekai jika yang Mulya Seika terkejut mendengar keponakannya bicara seperti itu."Aku pernah mendengar pembica
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T
BAB 184 MENGURUS ANAK-ANAK Rasanya seperti mimpi buruk bagi Mia karena harus mengurus anak nakal seperti Lana untuk satu bulan lagi."Seenaknya saja kau meninggalkan anak di apartemenku hanya dengan satu koper pakaian!" Mia juga gemas dengan Emillie, karena tanpa minta persetujuan tiba-tiba meninggalkan Lana di tempat tinggalnya cuma dengan menyelipkan selembar kertas memo."Aku harus menjaga Anelies, semua ini sangat mendadak." Emillie berusaha menjelaskan kenapa dia tidak bisa membawa Lana ke Istana Zubair. "Aku tidak mau Lana mengacau di istana.""Jadi kau tidak pernah khawatir jika dia mengacaukan tempat tinggal ku!" Mia masih kesal."Aku ingin bicara dengan Lana." Emillie minta Mia untuk memberikan ponselnya pada Lana."Hai, Mom!" Lana melambai ceria sambil menggigit pizza."Ingat kau tidak boleh nakal di tempat Mia!" Emillie langsung mengingatkan semua peraturan yang harus dipatuhi oleh putrinya."Yes, Mon!" Lana juga terus mengangguk sangat manis."Jika kau pintar nanti kita a
BAB 183 GAWATGerald menjelaskan pada Emillie jika dia memiliki rencana baru untuk menghadapi para lycan yang telah bekerjasama dengan penyihir wanita."Para lycan bekerja sama dengan ular wanita yang memiliki sihir sangat pekat!"Gerald mendeskripsikan jenis kabut sihir yang pernah dia lihat di lorong. Gerald dapat mencium aroma anyir dari penyihir ular. Sayangnya Gerald sama sekali belum pernah tahu mengenai kisah Latuza."Kau juga harus waspada menjaga Anelies karena ular wanita itu sepertinya juga ikut mengendalikan para lycan dan penyihir!"Gerald memang tidak akan tahu jika sebelumnya Latuza adalah pemimpin dari semua mahluk sihir di hutan terlarang, termasuk pemimpin para lycan. Latuza selalu bermimpi untuk dijadikan ratu oleh raja dari negeri Utara. Latuza tidak pernah berhasil dengan King Alzov, apa lagi dengan Zontus yang paling keras dan kasar. Latuza juga tidak pernah tahu jika raja negeri Utara masih memiliki keturunan yang lain."Kau juga harus berhati-hati!" Emillie men