BAB 58 ANAK-ANAKMeski cuma terkilir dan lebam akibat perkelahian, Yang Mulya Seika tetap histeris mengetahui Selir Kumaira masih berhasil kabur."Tangkap dan langsung pancung wanita terkutuk itu!" Yang Mulya Seika memberi perintah pada Serkan. "Dia bukan cuma ingin membunuhku, dia juga ingin membunuh istri dan anak-anakmu!"Selir Kumaira memang bukan cuma berencana untuk membunuh Serkan, dia juga berencana memberi racun pada istri, anak-anak, serta ibu Serkan. Selir Kumaira ingin melihat Serkan menyaksikan kematian orang-orang yang dia cintai satu-persatu sebelum ajalnya sendiri."Aku bersumpah, tidak akan kubiarkan siapapun menyentuh keluargaku!" Serkan berlutut di depan pangkuan ibunya. "Maaf, karena aku sudah lengah menjaga ibu."Tidak perduli setinggi apapun gelar serta jabatannya, Serkan tetap seorang putra yang ingin berbakti pada ibunya."Kau dan anak-anakmu, bukan cuma harta bagiku, tapi juga harta untuk semua orang yang mencintaimu, semua masyarakatmu!"Yang Mulya Serkan memi
BAB 59"Husain ambilkan bolanya!" Pangeran Hamdan berteriak."Yup!" Husain langsung meloncat girang, berlari mengejar bola yang menggelinding masuk ke semak pagar.Meski cuma disuruh-suruh, Husain tetap sangat bersemangat karena merasa dilibatkan dalam permainan."Husain kenapa kau lewat pagar!" Pangeran Hamdan berteriak lagi.Sebenarnya ada jalan paving mengitari pagar tapi Pangeran Husain pilih langsung merangkak menembus pagar."Husain!"Teriakan Pangeran Hamdan sama sekali tidak Husain hiraukan karena menurutnya juga lebih seru merangkak di bawah pagar tanaman. Dari seberang balik pagar Selir Kumaira yang sudah menunggu juga dibuat terkejut dengan munculnya kepala bayi gendut yang langsung meringis padanya."Kenapa kau yang datang!"Walaupun sedikit kecewa karena bukan Pangeran Hamdan yang mengambil bola, tapi sama saja, bocah laki-laki bulat yang masih berliur itu juga harus dia lenyapkan agar tidak menjadi batu sandungan untuk Pangeran Yusuf mendapatkan tahta.Selir Kumaira buru
BAB 60 SELAMAT TINGGALBesok Jacob akan kembali ke Oxford, studinya masih kurang tiga tahun lagi. Kali ini Jacob harus serius menyelesaikan pendidikan untuk bisa memperjuangkan hubungannya dengan Harumi. Jacob telah bersumpah tidak akan membiarkan siapapun berani merendahkan Harumi, meskipun gadis itu buta.Setelah makan malam, Jacob menyelinap pergi ke kamar Harumi. Jacob ingin memeluk kekasihnya sebelum dia pergi. Jantung Jacob terus berdebar, dia belum pernah merasa seperti ini cuma karena akan meninggalkan seseorang.Pintu kamar Harumi sudah tertutup, Jacob langsung masuk seperti kebiasannya, tanpa mengetuk dan tanpa permisi. Kamar Harumi terlihat sepi, tempat tidurnya juga masih rapi tapi Harumi tidak ada. Setelah melihat ke sekeliling, Jacob baru sadar bila pintu kamar mandi masih sedikit terbuka. Jacob melangkah pelan dengan hati-hati dan langsung terkejut. Jacob melihat Harumi sedang berdiri di depan cermin meja wastafel, persis seperti orang normal yang sedang bercermin."A
BAB 61 PERGI"Nona Harumi tidak ada di kamarnya!" Seorang pelayan yang bertugas mengantar sarapan melapor pada Lily. "Saya menemukan ini di atas meja.""Berikan padaku!" Lily langsung merampas ketas tersebut untuk dia baca di depan Brandon.Harumi meninggalkan selembar tulisan tangan berantakan yang memang sengaja dia tulis dengan mata terpejam. Gadis itu mengucapkan terima kasih pada seluruh kebaikan keluarga Lington. Harumi berpamitan pergi dan minta agar mereka tidak perlu cemas. Harumi berjanji akan baik-baik saja, dia hanya tidak bisa terus tinggal bersama mereka.Tanpa terasa air mata Lily langsung menetes."Bagaimana dia bisa pergi sendirian?" Lily menoleh Brandon."Aku akan menghubungi Dom."Saat itu juga Brandon langsung menelpon Dominic Rodriguez."Bagaimana Harumi bisa pergi?" Ternyata Dom juga terkejut.Artinya Harumi benar-benar pergi sendiri."Kupikir kau yang menjemputnya!""Mustahil!" Dom juga langsung panik. "Aku akan segera kesana!"Harumi tinggal sebatang kara, dia
BAB 62 JALALHampir lima tahun Jalal menuggu hukuman dari Serkan. Ternyata menunggu kematian yang tidak pasti jauh lebih menyiksa dari pada nasib Selir Kumaira dan putra-putranya yang mungkin telah berkumpul di neraka. Setiap kali para algojo datang ke sel, Jalal akan ketakutan sampai meringkuk gemetaran di sudut sel, berharap bisa sembunyi dari kematiannya yang dapat datang sewaktu-waktu.Ketika mendengar napi di sel lain yang berteriak untuk diseret keluar, maka Jalal baru akan sedikit melega. Artinya dia tidak akan mati hari itu. Setiap hari akan ada algojo yang datang ke sel, entah untuk sekedar memotong jari, lengan, atau bahkan kepala. Setiap hari pula Jalal selalu dicekam ketakutan mengerikan seperti itu."Pengecut!" ejek pria kulit hitam yang baru kemarin menempati sel di samping Jalal."Beraninya kau bicara seperti itu!" Jalal langsung melotot sambil berlagak gagah menunjuk dirinya sendiri. "Apa kau tidak tahu siapa aku?""Yang aku tahu setelah ini giliranmu, Tua Bangka!" Pr
BAB 63 MEMULAI HIDUP BARUSetelah akhir hidup Selir Kumaira dan putra-putranya yang mengerikan ternyata Tuan Jalal justru meninggal dengan cara yang sangat sepele. Bahkan Jalal meninggal setelah tertawa puas atas kemenangannya, mungkin itu adalah kemenangan Tuan Jalal satu-satunya yang dia dapatkan dalam seumur hidup setelah semua rencana jahatnya tidak pernah berhasil."Tuan Jalal baru saja meningal karena jatuh terpeleset di dalam selnya." Omar menyampaikan berita yang cukup mengejutkan semua orang di istana."Kepala sipir akan mengirim jasadnya keluar pulau pengasingan." Omar melanjutkan laporannya pada Yang Mulya Serkan."Bawa jasadnya ke istana!" Perintah Serkan."Baik Yang Mulya."Setelah begitu banyak kejahatan, kebencian, dan permusuhan, ternyata Serkan tetap mengijinkan Tuan Jalal untuk dimakamkan di komplek makam istana, berdampingan dengan Tuan Husain dan ayah mereka. Serkan tidak ingin mewariskan dendam kebencian pada anak-anaknya.Istri serta anak-anak Tuan Jalal menguca
BAB 64 TETAP AKAN TERTANGKAPHarumi jatuh tersungkur ke trotoar dengan pergelangan kaki nyeri luar biasa. Seorang wanita muda, cantik, keluar dari dalam mobil."Aku akan ganti rugi semuanya!"Saat itu kondisi Harumi masih tersungkur di trotoar, tidak segera ditolong untuk berdiri, dia cuma ditawari ganti rugi."Bantu dia jangan cuma berdiri!" tegur pejalan kaki yang buru-buru membantu Harumi."Bawa dia ke rumah sakit, aku yang akan menanggung semuanya dan ganti rugi!" Daisy malah memberi perintah. Gadis cantik itu tetap tidak mau menolong karena khawatir gaun mahalnya kan ikut kusut."Hai! kau pikir kau siapa?" Pejalan kaki lain yang ikut melihat kejadian itu ikut tidak terima."Aku harus buru-buru ke pesta!""Kau hampir membunuh orang masih mau berpesta!" Daisy terus di lawan."Panggil saja polisi, biar nona kaya ini tidak seenaknya!"Para pejalan kaki di depan pertokoan Princess Street iku mendukung dan mulai berkerumun."Sudah aku tidak apa-apa!" Harumi tidak mau ribut. "Aku masih
BAB 65 HADIAH MERAH MUDAWalaupun sudah pernah beberapa kali bertemu dengan Mrs. Lington pada acara di London, tapi memang baru kali ini Daisy Barker di ajak berkunjung ke rumah besar keluarga Lington yang berada di Scotland.Keluarga Lington menempati sebuah komplek kastil megah menakjubkan. Semua bagian dari komplek kastil bersejarah itu masih sangat terawat dengan baik, mulai dari kolam air mancur raksasa dan pagar-pagar tanamannya juga masih dipertahankan persis seperti berabad-abad silam.Lily menyambut kedatangan Jacob dan Daisy dengan pelukan hangat."Aku dengar kau mengalami kecelakan?" Lily menatap cemas pada gadis cantik yang dibawa putranya."Daisy tidak sengaja menabrak pesepeda di dekat trotoar." Jacob yang menjawab."Oh Tuhan, bagaiman dengan orang yang kau tabrak?" Lily tetap cemas mendengar ada korban."Dia hanya mengalami lecet ringan dan sudah dibawa ke rumah sakit." Kali ini Daisy sendiri yang menjelaskan. "Hanya sepedanya yang mengalami kerusakan.""Sudah aku ditin
BAB 8 MELIHAT KILASANSudah hampir satu kali dua puluh empat jam, Putri Sofia belum juga ditemukan, bahkan belum ada petunjuk sama sekali siapa yang membantu gadis muda itu kabur. Serkan terus menemani Anelies agar dapat lebih tenang untuk memusatkan konsentrasi. Anelies sedang berusaha melihat kilasan dari dalam kepalanya untuk menemukan kebenaran putri mereka."Aku tidak melihat apa-apa." Anelies merasa putus asa, sudah puluhan kali dia mencoba tapi tetap gagal."Coba pelan-pelan dengan lebih tenang." Serkan bantu menggenggam telapak tangan Anelies.Anelies kembali memejamkan mata, memusatkan konsentrasi sambil beberapa kali menyebut lembut nama Putri Sofia. Rasanya seperti meluncur ke dalam lorong gelap tidak berujung, tapi Anelies tetap tidak melihat apa-apa."Aku tidak bisa!" Anelies menghela napas dalam kemudian mengerjap lebar untuk menatap suaminya. "Ini sangat aneh, aku benar-benar tidak bisa melihat apapun!"Mungkin karena Putri Sofia pergi atas kemauannya sendiri dan sedang
BAB 7 ZAHRAAyah Zahra juga seorang tentara, menjabat sebagai panglima komando persenjataan rahasia. Pada saat negara mereka dalam pertempuran besar, rumah keluarga Zahra menjadi salah satu target utama serangan musuh. Pihak musuh berdalih rumah tersebut digunakan sebagai gudang persenjataan pemusnah masal meski akhirnya tuduhan itu tetap tidak terbukti.Hanya dalam hitungan detik, ditengah larut malam, ketika seluruh orang terlelap tidur, tiba-tiba rumah keluarga Zahra dihantam dua buah rudal. Kedua rudal tersebut meluluh lantakkan seluruh bangunan tiga lantai hingga rata dengan tanah. Benar-benar sebuah serangan keji yang telah menyalahi aturan peperangan dan kemanusiaan.Kedua orang tua Zahra beserta seluruh pekerja di rumah mereka meninggal dalam tragedi mengerikan tersebut. Pagi harinya Zahra ditemukan sedang tertimbun puing beton bersama adik laki-lakinya di sudut kolam. Ketika ledakan terjadi Zahra memeluk adik laki-lakinya untuk dia bawa melompat ke kolam dari jendela kamar me
BAB 6 KACAUSudah hampir setengah jam Putri Sofia masuk ke dalam toilet dan sampai sekarang belum keluar. Penata makeup dan gaun yang tadi bersabar menunggu akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu toilet."Putri Sofia!"Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam."Putri Sofia, apa Anda baik-baik saja?"Tetap tidak ada jawaban, mereka semua mulai cemas. Dua orang yang lain ikut mengetuk pintu, memutar handel dan mendorong."Pintunya terkunci dari dalam!"Mereka panik."Panggil pengawal!"Salah satu dari mereka berlari keluar untuk memangil pengawal sementara yang lain terus berusaha menggedor pintu toilet sambil memanggil nama Putri Sofia berulang-ulang. Benar-benar tidak ada jawaban dari dalam, mustahil jika mereka semua tidak cemas ketakutan, apa lagi Putri Sofia sudah hampir setengah jam di dalam kamar toilet.Tiga orang pengawal wanita tiba, mereka langsung mencongkel daun pintu kamar mandi untuk didobrak paksa."Oh, Tuhan!"Mereka semua syok, Putri Sofia sudah tidak ada di d
BAB 5 PANGERAN AL-WALEEDPangeran Al-Waleed adalah putra mahkota dari kerajaan besar super kaya raya. Selain berparas tampan, Pangeran Al-Waleed juga sangat di segani sebagai politisi muda brilian. Raja Haleed berharap putra mahkotanya segera bisa menikahi putri Yang Mulya Serkan. Mereka sama-sama memiliki harapan besar untuk bisa menjalin kekeluargaan.Tahun ini usia Pangeran Al-Waleed dua puluh delapan tahun, sudah cukup matang untuk menikah dan memiliki keturunan. Selisih usia sepuluh tahun antara Pangeran Al-Waleed dengan Putri Sofia tidak akan jadi soal, Pangeran Al-Waleed masih sangat muda dan luar biasa tampan. Pria yang jauh lebih dewasa justru akan lebih tenang untuk menghadapi Putri Sofia yang masih sangat muda dan manja."Apa saya boleh masuk Pangeran?" Suara Abdul mengetuk daun pintu kamar Pangeran Al-Waleed dari luar."Masuklah."Abdul adalah pengawal kepercayaan raja Khaleed yang sekarang juga dipercaya untuk mendampingi putra mahkota. Setelah mendorong daun pintu untu
BAB 4 DELAPAN BELAS TAHUNSelain Pangeran Hamdan dan Pangeran Habibi, Yang Mulya Serkan juga memiliki seorang putra tampan yang mulai beranjak remaja. Tahun ini usia Pangeran Husain sudah menginjak empat belas tahun, pemuda tampan itu terlihat sedang fokus membaca buku filsafat di perpustakaan istana. Semakin tumbuh dewasa, Pangeran Husain semakin mirip dengan Brandon Lington yang diam-diam suka menekuni buku filsafat serta sejarah.Nampaknya Pangeran Husain semakin penasaran dan terus penasaran dengan asal mula kemampuan spesialnya. Husain merasa perlu mengetahui sumber energi terbesar dalam dirinya untuk dapat dia kendalikan dengan sempurna. Pangeran Husain telah berjanji akan membantu Zontus terlepas dari darah immortal, mereka harus berhasil, tidak boleh gagal lagi.Pangeran Husain masih fokus memahami kalimat filsafat yang sangat ambigu mengenai para leluhur kerajan dan tiba-tiba datang pengganggu tidak di undang."Husain lihat ini!" Pangeran Habibi datang untuk pamer. "Aku berf
BAB 3 KEMENANGANFaaz berhasil menjadi juara pertandingan berkuda untuk piala Putra Mahkota dengan total hadiah sepuluh juta dolar. Kemenangan yang masih terasa seperti mimpi. Faaz berhasil mengalahkan atlet-atlet ternama lainya termasuk Pangeran Yusuf. Begitu Faaz turun dari atas punggung kuda, beberapa wartawan langsung datang mengerumuninya untuk wawancara."Apa yang ingin kau sampaikan untuk kemenangan menakjubkan ini?""Ini adalah mimpi, saya masih kehabisan kata-kata untuk menggambarkan apa yang saya rasakan ini." Faaz gugup menghadapi pertanyaan media. "Aku ingin berterima kasih pada kedua sahabatku!"Faaz langsung merangkul Ahmed dan Ramzi untuk ikut berfoto di hadapan kamera para wartawan."Tanpa mereka aku tidak akan berdiri di arena ini!" Faaz terus berbangga pada kedua sahabatnya. "Aku sangat beruntung!""Kau akan mendapatkan sepuluh juta dolar, apa rencanamu setelah ini?"Antusiasme para wartawan tidak kalah menggebu dengan hadirnya juara baru dari seorang anak muda yang
BAB 2 PUTRI SOFIASebagai putri dari raja kaya raya, sejak kecil Putri Sofia telah hidup di tengah kemegahan serta kemewahan Istana Zubair, selalu jadi yang paling cantik dan disayang oleh Yang Mulya Serkan. Karena kecantikannya Putri Sofia tidak pernah diperbolehkan pergi ke sekolah umum, meski demikian Putri Sofia tetap mendapatkan pendidikan privat dari guru-guru terbaik. Sekarang Putri Sofia telah tumbuh menjadi gadis cantik jelita yang cerdas, sopan dan tetap sangat dimanja.Karena Putri Sofia tidak pernah bergaul di luar lingkungan istana, lingkungan pergaulan yang sempit membuat Putri Sofia diam-diam mengagumi sepupunya sendiri sejak mereka masih anak-anak. Hanya Pangeran Yusuf yang selalu paling tampan di mata Putri Sofia. Putri Sofia tidak pernah perduli dengan perjodohannya dengan Pangeran Al-Waleed.Belum ada yang tahu mengenai rencana perjodohan Putri Sofia dengan Pangeran Al-Waleed, seharusnya Putri Sofia sendiri juga belum tahu seandainya dia tidak diam-diam menguping pe
BAB 1 Al-FAAZA Tiga orang pemuda terlihat sedang berkuda mengelilingi perbukitan tandus, mereka berlomba untuk memacu kaki kuda masing-masing sekencang mungkin. Persaingan semakin keras dan sengit begitu memasuki putaran ke dua. Sejak putaran awal kuda Arab berbulu perunggu yang terus melesat di barisan paling depan, terus meluncur seperti peluru berkaki empat. Jantung ikut berdebar keras, darah ikut mengalir panas bercampur luapan api adrenalin. Setelah tiga kali putaran, kuda perunggu tetap jadi yang terdepan hingga kedua rekannya meledakkan teriakan. "Faaz kau hebat!" Ahmed berteriak sampai serak "Kau harus ikut pertandingan tahun ini!" Ramzi ikut memberi semangat pada kawannya yang tidak pernah terkalahkan dalam berkuda. "Aku bukan penunggang kuda profesional." Faaz melompat turun dari atas punggung kuda untuk menghampiri kedua rekannya Ramzi dan Ahmed. "Aku yakin kau bisa menjadi juara! Kau memiliki kemampuan alami, dari darah dan jantungmu! Kau bisa mengalahkan para pro
BAB 297 EXSTRA PARTTIGA TAHUN KEMUDIANMia melihat keluar halaman melalui jendela kamar, dia melihat induk rusa dan kedua anaknya. Mia baru sadar jika kedua anak rusa tetap anak-anak setelah tiga tahun berlalu. Rusa-rusa itu adalah mahluk sihir, mahluk sihir peliharaan Putri Eluise yang sama sekali tidak berubah setelah sekian abad berlalu dan pemiliknya telah melupakannya. Dunia benar-benar tidak berjalan sebagimana mestinya buat mereka.Mia beralih memperhatikan telapak tangannya di bawah pantulan sinar jingga matahari pagi yang sedang cerah. Mia melihat aliran darah kebiruan dibalik kulit punggung telapak tangannya. Manusia memiliki aliran darah hangat berdenyut hidup. Hidup artinya tumbuh, terus berubah dan pasti akan menua. Seharusnya Mia bersyukur dengan segala keistimewaan manusia yang terus bersikeras ingin Zontus pertahankan seperti itu.Mia masih memperhatikan urat nadi di punggung telapak tangannya ketika kemudian melihat Zontus berjalan di halaman. Zontus sedang memetik a