BAB 62 JALALHampir lima tahun Jalal menuggu hukuman dari Serkan. Ternyata menunggu kematian yang tidak pasti jauh lebih menyiksa dari pada nasib Selir Kumaira dan putra-putranya yang mungkin telah berkumpul di neraka. Setiap kali para algojo datang ke sel, Jalal akan ketakutan sampai meringkuk gemetaran di sudut sel, berharap bisa sembunyi dari kematiannya yang dapat datang sewaktu-waktu.Ketika mendengar napi di sel lain yang berteriak untuk diseret keluar, maka Jalal baru akan sedikit melega. Artinya dia tidak akan mati hari itu. Setiap hari akan ada algojo yang datang ke sel, entah untuk sekedar memotong jari, lengan, atau bahkan kepala. Setiap hari pula Jalal selalu dicekam ketakutan mengerikan seperti itu."Pengecut!" ejek pria kulit hitam yang baru kemarin menempati sel di samping Jalal."Beraninya kau bicara seperti itu!" Jalal langsung melotot sambil berlagak gagah menunjuk dirinya sendiri. "Apa kau tidak tahu siapa aku?""Yang aku tahu setelah ini giliranmu, Tua Bangka!" Pr
BAB 63 MEMULAI HIDUP BARUSetelah akhir hidup Selir Kumaira dan putra-putranya yang mengerikan ternyata Tuan Jalal justru meninggal dengan cara yang sangat sepele. Bahkan Jalal meninggal setelah tertawa puas atas kemenangannya, mungkin itu adalah kemenangan Tuan Jalal satu-satunya yang dia dapatkan dalam seumur hidup setelah semua rencana jahatnya tidak pernah berhasil."Tuan Jalal baru saja meningal karena jatuh terpeleset di dalam selnya." Omar menyampaikan berita yang cukup mengejutkan semua orang di istana."Kepala sipir akan mengirim jasadnya keluar pulau pengasingan." Omar melanjutkan laporannya pada Yang Mulya Serkan."Bawa jasadnya ke istana!" Perintah Serkan."Baik Yang Mulya."Setelah begitu banyak kejahatan, kebencian, dan permusuhan, ternyata Serkan tetap mengijinkan Tuan Jalal untuk dimakamkan di komplek makam istana, berdampingan dengan Tuan Husain dan ayah mereka. Serkan tidak ingin mewariskan dendam kebencian pada anak-anaknya.Istri serta anak-anak Tuan Jalal menguca
BAB 64 TETAP AKAN TERTANGKAPHarumi jatuh tersungkur ke trotoar dengan pergelangan kaki nyeri luar biasa. Seorang wanita muda, cantik, keluar dari dalam mobil."Aku akan ganti rugi semuanya!"Saat itu kondisi Harumi masih tersungkur di trotoar, tidak segera ditolong untuk berdiri, dia cuma ditawari ganti rugi."Bantu dia jangan cuma berdiri!" tegur pejalan kaki yang buru-buru membantu Harumi."Bawa dia ke rumah sakit, aku yang akan menanggung semuanya dan ganti rugi!" Daisy malah memberi perintah. Gadis cantik itu tetap tidak mau menolong karena khawatir gaun mahalnya kan ikut kusut."Hai! kau pikir kau siapa?" Pejalan kaki lain yang ikut melihat kejadian itu ikut tidak terima."Aku harus buru-buru ke pesta!""Kau hampir membunuh orang masih mau berpesta!" Daisy terus di lawan."Panggil saja polisi, biar nona kaya ini tidak seenaknya!"Para pejalan kaki di depan pertokoan Princess Street iku mendukung dan mulai berkerumun."Sudah aku tidak apa-apa!" Harumi tidak mau ribut. "Aku masih
BAB 65 HADIAH MERAH MUDAWalaupun sudah pernah beberapa kali bertemu dengan Mrs. Lington pada acara di London, tapi memang baru kali ini Daisy Barker di ajak berkunjung ke rumah besar keluarga Lington yang berada di Scotland.Keluarga Lington menempati sebuah komplek kastil megah menakjubkan. Semua bagian dari komplek kastil bersejarah itu masih sangat terawat dengan baik, mulai dari kolam air mancur raksasa dan pagar-pagar tanamannya juga masih dipertahankan persis seperti berabad-abad silam.Lily menyambut kedatangan Jacob dan Daisy dengan pelukan hangat."Aku dengar kau mengalami kecelakan?" Lily menatap cemas pada gadis cantik yang dibawa putranya."Daisy tidak sengaja menabrak pesepeda di dekat trotoar." Jacob yang menjawab."Oh Tuhan, bagaiman dengan orang yang kau tabrak?" Lily tetap cemas mendengar ada korban."Dia hanya mengalami lecet ringan dan sudah dibawa ke rumah sakit." Kali ini Daisy sendiri yang menjelaskan. "Hanya sepedanya yang mengalami kerusakan.""Sudah aku ditin
BAB 66 PASANGAN HIDUPSudah dua tahun Jacob Lington mulai bekerja di perusahan keluarganya dan satu tahun ini dia menjabat CEO untuk perusahan Lington yang berpusat di New York. Jacob sengaja memilih berada di New York karena ingin jauh dari Scotland. Sejak anak-anak Jacob memang tidak pernah betah berada di rumah keluarganya, ditambah berbagai memory yang makin tidak ingin dia ingat lagi. Meski demikian Brandon dan Lily tetap berharap suatu saat putra mereka akan pulang.Sebagai pemimpin keluarga Lington, kelak Jacob memang harus tinggal di Scotland. Tapi anak muda itu masih terlalu sulit untuk dibujuk. Brandon tidak ingin memaksa putranya karena telah belajar dari pengalamannya sendiri yang pernah tumbuh dalam tekanan nama keluarga. Namun Lily tidak berhenti berharap, semoga nanti dengan kerelaannya sendiri Jacob akan pulang."Jack!" Henry meletakkan satu botol anggur merah tua ke depan meja sepupunya. "Temani aku minum!"Henry juga langsung ikut bergabung duduk. Jacob memutar botol
BAB 67 HARI LIBURDalam satu pekan Harumi akan mendapatkan dua kali hari libur dengan hari yang tidak pasti karena toko bungan masih harus buka di hari minggu. Hari Libur Harumi harus bergantian dengan Andreas. Kali ini kebetulan Harumi mendapatkan libur tepat di hari Minggu. Biasanya akan Harumi manfaatkan untuk jalan-jalan bersama Jacob si kucing."Lihat sekarang kau punya tempat spesial!" Harumi memasukkan kucingnya ke dalam keranjang sepeda yang sudah dia tambah alas empuk."Kita akan pergi ke taman!"Harumi mengayuh sepeda merah muda barunya untuk berkeliling taman kota, menikmati udara pagi dengan langit yang sedang cerah. Kucing Harumi juga terlihat meringkuk tenang di dalam keranjang depan sepedanya. Sesekali Harumi mengajak kucingnya berhenti untuk mengambil foto. Harumi juga paling suka memposting foto-foto cantik untuk berbagi indahnya dunia dari jendela matanya.Harumi memposting status foto kucing abu-abunya di dekat pagar tanaman merambat yang sedang berbunga kuning cera
BAB 68 BERLIBURAnelies masih beristirahat di kamar ditemani anak-anak ketika Serkan kembali datang dengan membawa hadiah dalam kotak di hiasi pita cantik."Apa ini?" Anelies penasaran."Buka saja." Serkan mempersilahkan."Ayo Mimi ...!" Pangeran Husain ikut mengintip tegang."Cepat Mimi ...!" Putri Seika sudah tidak sabar."Mimi ... mimi ...!" Pangeran Habibi bertepuk tangan seperti pemandu sorak.Anelies langsung membuka kotak hadiahnya dengan semangat ribut dari anak-anaknya yang ikut penasaran. Serkan memang sering memberi hadiah seperti itu, tidak heran jika Pangeran Husain juga suka menirukan kebiasaannya."Wah, ini cantik sekali!"Anelies mendapatkan hadiah syal rajut, cuma syal biasa pada umumnya, sesuatu yang terlihat sepele tapi pasti artinya lebih dari itu. Dengan cuaca yang cenderung hangat Anelies tidak akan membutuhkan syal."Apa kita akan berlibur?" Anelies langsung menebak dengan cerdas maksud suaminya.Serkan tersenyum. "Ya, kita dan anak-anak!"Pasti mereka akan perg
BAB 69 KABURJacob sedang memimpin rapat direksi ketika tiba-tiba Henry menelpon. Jacob mengabaikan dua kali panggilan karena masih harus fokus pada pembahasan rencana divisi pengembangan yang harus dia setujui.Henry terus menelpon sampai Jacob harus mematikan ponselnya yang menganggu. Kadang Henry memang menjengkelkan karena tidak pernah sadar untuk jadi pria bertanggung-jawab. Entah sejak kapan Jacob mulai menjadi orang yang sangat disiplin, terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kaku pada aturannya sendiri. Padahal dulu Jacob juga tidak kalah nakal dari Henry.Tepat di jam istirahat siang, Jacob baru kembali menghidupkan ponselnya dan Henry lagi yang langsung menelpon."Kenapa denganmu?" Karena kesal, Jacob langsung melempar suara ketus."Ponselku tertinggal di apartemenmu!"Kebiasaan Henry memang seperti itu, selalu meninggalkan barang di mana-mana sama seperti hobinya meninggalkan wanita."Ibuku akan menelpon ke nomor tersebut!" Henry masih panik. "Dia akan tahu aku berada di aparte
BAB 59 AKSI TERAKHIR Bias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat. Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya. Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya. Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk