AYO VOTE DULU
BAB 52 PERANGKAPHarumi terkejut luar biasa karena tiba-tiba Jacob Lington duduk tepat di depan wajahnya, sangat dekat untuk langsung menatapnya lekat-lekat. Meskipun Harumi sering memikirkan pemuda itu, tapi mustahil dia tidak panik ketika langsung diajak berhadapan. Jacob Lington mewarisi 99% genetika ayahnya, berambut gelap dengan netra biru kehijauan, sangat tampan meski tatapannya terlihat keras.Jacob benar-benar hanya ingin menatap Harumi Nakata dari jarak sangat dekat, entah untuk alasan apa, cuma pemuda itu yang tahu karena dia juga tidak bicara samasekali. Harumi sudah sangat gugup, tapi masih harus menepati janji untuk berpura-pura buta seumur hidupnya. Padahal baru beberapa detik saja Harumi sudah tidak tahan, entah berapa alama lagi dia dapat bertahan dari tatapan Jacob Lington. Harumi terus menghitung detik waktu di kepalanya untuk mengalihkan perhatian agar tidak terlihat gugup. Dua menit berlalu, Harumi yang cuma ditatap dalam diam benar-benar bisa ketahuan sedang
BAB 53 JACOB LINGTON "Kau tidak jadi pergi?"Mia mendekati Jacob yang sampai sore masih ada di rumah. "Kenapa?" Jacob menoleh adik perempuannya, Mia sudah mendapat ponsel baru. "Sekarang kau mau aku cepat-cepat pergi?" Mia tidak perlu merengek pinjam ponsel Jacob lagi untuk bermain game. "Terima kasih!" Mia tersenyum sambil meringis menunjukkan ponselnya. "Aku suka, ponselnya keren." Ponsel Jacob merupakan produk edisi terbatas yang jumlahnya cuma ada dua puluh biji di seluruh dunia. Mia terlalu beruntung bisa mengunakan benda secanggih itu cuma untuk bermain game. "Flin dan Evan akan pulang!" Mia langsung berlari utuk menghampiri kedua temannya. Jacob juga melihat Dom yang sedang berpamitan pada yang lain. Mereka semua sedang berkumpul di beranda samping yang cukup luas. Jacob duduk satu meja dengan Henry dan Kai. Seorang pelayan datang meletakkan tiga gelas minuman hangat karena sore hari menjelang pergantian musim mulai terasa dingin. Sementara Kai dan Henry sibuk menekuni
BAB 54 CINCINSebuah cincin mainan plastik merah muda dengan permata berwarna pelangi di kelilingi bentuk kelopak bunga lucu diberikan Pangeran Husain kepada Jacob."Apa ini punya saudarimu?" Jacob bisa langsung menebak dan Husain bertepuk tangan.Tidak tahu kenapa Jacob merasa konyol karena kalah cerdas dari balita yang belum genap gigi depannya."Ini untukku?" Jacob bertanya lagi."Um ... Um..."Jacob tidak paham maksud Husain tapi dia menyimpan cincin mainan tersebut ke dalam kantong kemudian mengendong pangeran Husain untuk dia kembalikan pada pengasuhnya. Setelah mengembalikan Pangeran Husain Jacob baru sadar jika Harumi tidak ada di manapun, padahal semua orang sedang berada di luar termasuk Henry. Ayunan tempat Harumi biasanya duduk juga kosong. Mungkin Harumi sudah pergi, jantung Jacob langsung berdegup kencang cuma sekedar memikirkannya.Sepertinya Jacob sudah kelewat paranoid karena kemari ikut mendengar tawaran Dominic Rodriguez, Harumi bisa ikut bersama mereka kapanpun. M
BAB 55 PASANGAN MUDASuara musik lembut sedang mengalun dari luar kamar, semua orang masih berkumpul di ruang keluarga. Jacob terus menggelung tubuh Harumi untuk dia ciumi di mana-mana. Harumi juga berbaring pasrah, membiarkan Jacob Lington mendapatkan apa saja yang dia inginkan. Mereka masih sama-sama muda, sama-sama minim pengalaman. Sentuhan sederhana saja sudah mampu menbuat dada terus berdebar. Jacob terus merambat turun, mengecupi ceruk leher Harumi sambil mulai menguraikan kancing teratas kemejanya. Harumi menegang gelisah tapi tetap pasrah. Tepat setelah menguraikan biji kancing ke tiga, tiba-tiba Jacob berhenti."Apa kau tahu siapa yang menyentuhmu?" Jacob takut Harumi mengira dirinya orang lain karena dia tidak dapat melihat.Harumi belum menjawab tapi mulai meraba dada Jacob, kemudian mendekat untuk menghirup aromanya dan mendongak lagi."Aku suka hadiah kucing yang kau bawa.""Kucing!" Jacob terkejut."Ibumu sudah bercerita.""Oh, Tuhan ..." Jacob langsung menjatuhkan d
BAB 56 KETAKUTANHarumi Nakata sedang duduk seorang diri, melihat halaman samping rumah besar keluarga Lington dari balkon kamarnya. Hari masih pagi, cukup cerah tapi udaranya tetap sejuk. Ada danau sangat luas dan barisan perbukitan batu yang sedang terlihat sangat jelas di hari cerah. Baru kali ini Harumi bisa melihat semuanya, karena saat pertama kali dibawa ke rumah keluarga Lington, dunianya sedang gelap gulita. Harumi tidak pernah menyangkan jika dirinya bakal bisa kembali melihat birunya langit dan hijaunya dedaunan di bawah cerahnya matahari pagi. Warna paling sederhana sekalipun akan jadi sangat berharga ketika telah merasakan kehilangan. Sampai sekarang Harumi juga masih belum tahu siapa yang telah memberinya keajaiban. Harumi hanya diminta berjanji untuk menjaga rahasia, karena itu dia tetap harus berpura-pura buta. Sebuah persyaratan yang tadinya dia pikir gampang, ternyata sama sekali tidak mudah untuk dijalani. Apa lagi seumur hidup bisa jadi sangat panjang, Harumi mul
BAB 57Serkan masih memperhatikan Pangeran Husain yang sedang membelai kepala Habibi ketika mendengar suara teriakan nyaring dari arah kamar Anelies."Mimi!" Husain langsung bangkit berdiri dengan insting sangat kuat jika bakal terjadi bencana.Serkan segera melesat berlari. Pangeran Husain ikut mengeja, bocah itu berlari sendiri tidak mau di gendong oleh Omar, bahkan Habibi yang tadi masih malas-malasan juga ikut berlari.Dalam sekejap seluruh istana Zubair ikut gempar, karena tak lama kemudian Serkan juga berteriak."Panggil dokter!"Yang Mulya Seika yang waktu itu sedang berada di ruang spa ingin ikut berlari keluar tapi tidak sengaja bertabrakan dengan pelayan wanita bercadar. Potongan buah segar yang dibawa pelayan itu dalam nampan jatuh berhamburan ke lantai."Aku tidak minta potongan buah!"Wanita bercadar itu langsung berpaling seperti gugup ketakutan."Siapa kau?" Yang Mulya Seika merasa tatapan wanita itu tidak asing."Tunggu, jangan pergi!" Yang Mulya Seika memberi perin
BAB 58 ANAK-ANAKMeski cuma terkilir dan lebam akibat perkelahian, Yang Mulya Seika tetap histeris mengetahui Selir Kumaira masih berhasil kabur."Tangkap dan langsung pancung wanita terkutuk itu!" Yang Mulya Seika memberi perintah pada Serkan. "Dia bukan cuma ingin membunuhku, dia juga ingin membunuh istri dan anak-anakmu!"Selir Kumaira memang bukan cuma berencana untuk membunuh Serkan, dia juga berencana memberi racun pada istri, anak-anak, serta ibu Serkan. Selir Kumaira ingin melihat Serkan menyaksikan kematian orang-orang yang dia cintai satu-persatu sebelum ajalnya sendiri."Aku bersumpah, tidak akan kubiarkan siapapun menyentuh keluargaku!" Serkan berlutut di depan pangkuan ibunya. "Maaf, karena aku sudah lengah menjaga ibu."Tidak perduli setinggi apapun gelar serta jabatannya, Serkan tetap seorang putra yang ingin berbakti pada ibunya."Kau dan anak-anakmu, bukan cuma harta bagiku, tapi juga harta untuk semua orang yang mencintaimu, semua masyarakatmu!"Yang Mulya Serkan memi
BAB 59"Husain ambilkan bolanya!" Pangeran Hamdan berteriak."Yup!" Husain langsung meloncat girang, berlari mengejar bola yang menggelinding masuk ke semak pagar.Meski cuma disuruh-suruh, Husain tetap sangat bersemangat karena merasa dilibatkan dalam permainan."Husain kenapa kau lewat pagar!" Pangeran Hamdan berteriak lagi.Sebenarnya ada jalan paving mengitari pagar tapi Pangeran Husain pilih langsung merangkak menembus pagar."Husain!"Teriakan Pangeran Hamdan sama sekali tidak Husain hiraukan karena menurutnya juga lebih seru merangkak di bawah pagar tanaman. Dari seberang balik pagar Selir Kumaira yang sudah menunggu juga dibuat terkejut dengan munculnya kepala bayi gendut yang langsung meringis padanya."Kenapa kau yang datang!"Walaupun sedikit kecewa karena bukan Pangeran Hamdan yang mengambil bola, tapi sama saja, bocah laki-laki bulat yang masih berliur itu juga harus dia lenyapkan agar tidak menjadi batu sandungan untuk Pangeran Yusuf mendapatkan tahta.Selir Kumaira buru
BAB 256 BANYAK HAL TIDAK TERDUGABegitu mengetahui Zontus dapat membebaskan darah imortal, Jared langsung setuju dengan saran Anelies agar Mia menikah dengan Zontus. Tentu tujuan Jared pasti agar Mia bisa membujuk Zontus membantu Emillie serta keluarganya. Padahal sebenarnya Jared belum sepenuhnya rela Mia menikah.Mia masih sangat muda, Jared belum rela melepaskan putri kecilnya pada seorang laki-laki. Jared hanya mengikuti nasehat Anelies, dan ternyata Anelies benar. Dengan sangat tidak terduga Zontus mau menghargai mereka dengan pernikahan. Jared juga tidak menyangka, Zontus tetap akan memberi kesempatan untuk dirinya dan Mara sebagai orang tua.Sejak awal Mia memang hadir dengan sangat ajaib di tengah keluarga Jared. Mara selalu takut bila Mia bukan milik mereka. Walaupun Jared selalu berusaha menegarkan Mara, tapi sejatinya Jared juga sangata takut kehilangan. Beruntung Zontus tidak seburuk yang mereka semua pikiran selama ini. Tapi Zontus tetap bisa sangat keras bila urusannya d
BAB 255 PAGI YANG SEMPAT KACAU Mia tidak tahu, entah papanya baru bangun dari mimpi buruk, atau memang masih berjalan setengah bermimpi seram. "Kau dan Zontus harus menikah!" Tiba-tiba Mia dan Zontus diberi ultimatum keras. "Kalian harus segera menikah di hadapanku!" Setelah tersedak kaku, Mia langsung menoleh pada Zontus. "Zontus apa kau bisa menghapus ingatan papaku!" Seketika Jared langsung melotot lebar pada putrinya sendiri yang berani minta otaknya untuk dihapus. "Zontus cepat!" Mia menginjak kaki Zontus agar cepat bertindak. "Kau ingin aku menikahi Mia dengan cara seperti apa?" Ternyata Zontus malah menanggapi permintaan Jared. "Zontus!!!" Mia berdesis kesal tapi tidak dihiraukan. "Aku akan menikahi Mia di puncak gunung, di dasar laut atau di tengah hutan, di manapun asal dia mau!" "Aaaaaaa!!!" Saat itu juga Mia langsung menjerit histeris. "Kau pikir aku lumba-lumba!" Masalahnya Zontus telah hidup selama ribuan tahun, dia telah melalui banyak budaya denga
BAB 254 BICARA SERIUS Zontus benar-benar tidak bisa menembus ke dalam mata Yang Mulia Serkan, seperti ada perisai tebal yang terus menghalaunya. "Katakan siapa dirimu?" Zontus menuntut pertanyaan tegas. "Aku hanya manusia, seperti yang kau lihat." Serkan tetap berucap tenang. "Mustahil!" Zontus tidak mau percaya. "Kau menggunakan sihir!" "Tidak ada sihir!" Serkan menggeleng pelan. "Aku lahir dan hidup sebagai manusia, tidak ada keajaiban apapun." Serkan melangkah lebih dekat. "Tapi aku tetap tidak akan membiarkan siapapun mengusik keluargaku!" Zontus menatap tajam tapi Serkan memang sama sekali tidak gentar meskipun tahu mahluk immortal di hadapannya menguasai banyak sihir. "Kau tidak bisa membawa Pangeran Husain!" Serkan memberi pernyataan tegas. "Husain juga tidak akan berani pergi tanpa ijin dariku!" Bahkan Pangeran Husain sendiri pernah menyatakan jika dia lebih takut dengan babanya dari pada dengan Zontus. Zontus benar-benar bukan mahluk yang mau terkalahkan, dia
BAB 253 HARUS SEGERA DISELESAIKANZontus akan mengabulkan permintaan Mia sebagai hadiah ulang tahun. Zontus akan membebaskan Theo dari darah lycan. Zontus sudah setuju dan dia tidak mungkin mengingkari janjinya.Mia langsung bersemangat. Setelah bicara dengan Zontus, Mia langsung pergi menemui Gerald."Kita harus segera menemukan Theo!"Mia bicara di hadapan Gerald yang sedang duduk di perpustakaan bersama Emillie."Zontus sudah berjanji akan membebaskan Theo dari darah lycan asal kita membawa Theo ke hadapannya!"Gerald dan Emillie cukup terkejut mendengar Zontus mau membantu mereka."Kau serius?" Emillie bertanya dengan nada ragu. "Zontus bisa membersihkan darah lycan di tubuh Theo, atau Zontus malah akan melenyapkan nyawa Theo?"Emillie ragu jika mahluk seperti Zontus tidak mendendam pada pemuda yang juga suka mendekati wanitanya."Zontus tidak mungkin ingkar dengan janji serta ucapannya!" Mia sangat yakin. "Aku sangat mengenal Zontus!"Emillie menoleh Gerald untuk menunggu tanggap
BAB 252 MALAM TAHUN BARU BERSAMADari tepi hutan Helena melihat keluarga Jared dan Mara yang sedang berkumpul di meja makan malam. Semua anak-anak sedang berkumpul, Helena melihat mereka semua dengan dada ikut menghangat. Mara juga telah memaafkan Helena dengan kemurahan hatinya yang luar biasa.Mara dan Helena sama-sama seorang ibu, pasti mereka juga ingin yang terbaik bagi putri mereka. Helena telah memberitahu Mara jika suatu saat Zontus pasti akan kembali untuk menjemput Mia. Tidak ada yang dapat menghentikan Zontus, karena ratu negeri Utara memang hanya terlahir kembali untuk rajanya. Mara cuma minta pada Helena agar diberi waktu bersama Mia sebelum nanti Zontus mengambilnya.*******Ketika melihat Zontus datang, Mara langsung menjatuhkan semua gelas kristal yang sedang dia bawa. Mara sudah tahu Zontus akan datang menjemput Mia tapi dia tidak menduga akan secepat ini. Mara tidak tahu jika tujuan Zontus adalah Pangeran Husain. Sepanjang makan malam itu Mara terus diliputi rasa tak
BAB 251 BERKUMPULJulie memandikan anjing hitam yang dia bawa pulang dari pemakaman dengan mengunakan air dari selang di halaman."Ayo berputar lagi!" Julie memberi perintah. "Biar kubersihkan kaki kirimu!"Theo terus berputar patuh mengikuti perintah Julie yang sedang menggosok bulunya dengan busa sabun mandinya yang harum."Ingat nanti malam adalah malam tahun baru, kau harus bersih!"Julie juga terus mengajak Theo bicara. "Bibiku baru meninggal dua bulan lalu, sekarang aku juga sendirian."Theo bersuara lirih sambil menggosokkan hidung ke lengan Julie."Terima kasih." Ternyata Julie paham dengan maksud anjing hitam itu untuk bersimpati.Sebenarnya Julie juga tidak memiliki teman bercerita. Selama ini Julie hanya sibuk bekerja dan mengurus bibinya yang sakit-sakitan."Aku keringkan bulumu dulu baru kau bisa makan."Julie buru-buru masuk ke dalam rumah untuk mengambil handuk dan pengering rambut."Ayo kemari!" Julie memanggil dari teras.Theo segera berlari mendekat utuk dikering
BAB 250 MENJADI ANJINGMenjelang malam akhir tahun, hujan terus turun seolah tanpa jeda, begitu pagi agak cerah Julie buru-buru pergi keluar dengan pikup tuanya. Hari masih pagi, Julie berniat pergi mengunjungi makam kedua orang tuanya sebelum malam pergantian tahun.Ketika sampai di pemakaman, Julie terkejut melihat seekor anjing jenis serigala berbulu hitam legam sedang meringkuk di samping makam ayahnya. Sepertinya anjing kurus itu sudah berada di sana sejak hujan semalam, bulunya terlihat kotor kumal oleh percikan tanah lumpur basah."Hai apa kau lapar?"Julie bertanya pada anjing kurus yang terlihat lemah dengan perut cekung."Kau tidur dan kehujanan di sini?"Kebetulan Julie sedang membawa roti isi sisa sarapannya yang belum habis untuk dia ulurkan. Theo yang sudah sangat lapar langsung mengigit roti isi daging asap yang terasa sangat lezat luar biasa setelah beberapa hari tanpa makan. Theo makan dengan lahap dari tangan Julie yang juga sama sekali tidak merasa jijik atau takut
BAB 249"Apa Theo tidak ikut?" Mara baru ingat untuk menanyakan Theo karena Mia cuma datang sendirian."Theo sedang sibuk Mom." Mia terpaksa berbohong."Padahal kemarin dia berjanji akan ikut." Mara nampak kecewa.Seharusnya Mia memang pulang bersama Theo. Tapi sepertinya Theo sedang ingin balas tidak datang. Akhirnya Mia pulang sendiri."Anak muda itu sudah sangat baik, dia selalu menjagamu." Mara terus mengagumi Theo.Sampai di sini, ternyata Mia juga baru sadar jika tidak mudah untuk menjaga persahabatan dan asmara. Kadang harus ada yang mengalah atau lebih dipilih, meskipun sama-sama tidak ada yang buruk."Theo adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki."Mia mempertegas kata 'sahabat' untuk Theo, meski untuk sekarang Mia juga belum bisa menyebut nama Zontus. Zontus masih pergi, Mia belum bisa memberitahu siapapun bila Zontus masih hidup. Zontus sedang menyelesaikan semua urusannya dan tidak ingin kembali diganggu. Yang pasti Zontus juga sedang berjuang keras untuk mereka sem
BAB 248 SEORANG IBUMia berjanji akan memberikan kesempatan pada Helena untuk menjadi ibu yang baik, asal dia mau menemui Mara dan mengakui semua kesalahannya dengan jujur.Di sore hari yang dingin awal musim beku, Helena kembali datang ke tanah peternakan untuk bertemu Mara Clark. Kali ini Helena dan Mara sedang berdiri berhadapan di depan daun pintu yang baru terbuka."Aku ingin bicara denganmu."Helena merasa telah melakukan banyak kejahatan pada Mara Clark. Sekarang Helena harus mengakui dengan jujur dan meminta maaf meskipun mungkin Mara tetap tidak akan memaafkan."Hanya di antara kita berdua dan aku berjanji tidak akan menghapus ingatanmu."Sebenarnya Helena pernah beberapa kali menculik Mara Clark dan menghapus ingatannya mengunakan sihir."Apa kau Helena?" Mara bertanya dengan tubuh masih berdiri kaku karena terkejut."Ya." Helena mengangguk dengan senyum.Dalam pandangan Mara, Helena benar-benar sangat cantik dengan rambut merah seperti milik Anelies dan terlihat masih sanga