VOTE DULU YA
BAB 54 CINCINSebuah cincin mainan plastik merah muda dengan permata berwarna pelangi di kelilingi bentuk kelopak bunga lucu diberikan Pangeran Husain kepada Jacob."Apa ini punya saudarimu?" Jacob bisa langsung menebak dan Husain bertepuk tangan.Tidak tahu kenapa Jacob merasa konyol karena kalah cerdas dari balita yang belum genap gigi depannya."Ini untukku?" Jacob bertanya lagi."Um ... Um..."Jacob tidak paham maksud Husain tapi dia menyimpan cincin mainan tersebut ke dalam kantong kemudian mengendong pangeran Husain untuk dia kembalikan pada pengasuhnya. Setelah mengembalikan Pangeran Husain Jacob baru sadar jika Harumi tidak ada di manapun, padahal semua orang sedang berada di luar termasuk Henry. Ayunan tempat Harumi biasanya duduk juga kosong. Mungkin Harumi sudah pergi, jantung Jacob langsung berdegup kencang cuma sekedar memikirkannya.Sepertinya Jacob sudah kelewat paranoid karena kemari ikut mendengar tawaran Dominic Rodriguez, Harumi bisa ikut bersama mereka kapanpun. M
BAB 55 PASANGAN MUDASuara musik lembut sedang mengalun dari luar kamar, semua orang masih berkumpul di ruang keluarga. Jacob terus menggelung tubuh Harumi untuk dia ciumi di mana-mana. Harumi juga berbaring pasrah, membiarkan Jacob Lington mendapatkan apa saja yang dia inginkan. Mereka masih sama-sama muda, sama-sama minim pengalaman. Sentuhan sederhana saja sudah mampu menbuat dada terus berdebar. Jacob terus merambat turun, mengecupi ceruk leher Harumi sambil mulai menguraikan kancing teratas kemejanya. Harumi menegang gelisah tapi tetap pasrah. Tepat setelah menguraikan biji kancing ke tiga, tiba-tiba Jacob berhenti."Apa kau tahu siapa yang menyentuhmu?" Jacob takut Harumi mengira dirinya orang lain karena dia tidak dapat melihat.Harumi belum menjawab tapi mulai meraba dada Jacob, kemudian mendekat untuk menghirup aromanya dan mendongak lagi."Aku suka hadiah kucing yang kau bawa.""Kucing!" Jacob terkejut."Ibumu sudah bercerita.""Oh, Tuhan ..." Jacob langsung menjatuhkan d
BAB 56 KETAKUTANHarumi Nakata sedang duduk seorang diri, melihat halaman samping rumah besar keluarga Lington dari balkon kamarnya. Hari masih pagi, cukup cerah tapi udaranya tetap sejuk. Ada danau sangat luas dan barisan perbukitan batu yang sedang terlihat sangat jelas di hari cerah. Baru kali ini Harumi bisa melihat semuanya, karena saat pertama kali dibawa ke rumah keluarga Lington, dunianya sedang gelap gulita. Harumi tidak pernah menyangkan jika dirinya bakal bisa kembali melihat birunya langit dan hijaunya dedaunan di bawah cerahnya matahari pagi. Warna paling sederhana sekalipun akan jadi sangat berharga ketika telah merasakan kehilangan. Sampai sekarang Harumi juga masih belum tahu siapa yang telah memberinya keajaiban. Harumi hanya diminta berjanji untuk menjaga rahasia, karena itu dia tetap harus berpura-pura buta. Sebuah persyaratan yang tadinya dia pikir gampang, ternyata sama sekali tidak mudah untuk dijalani. Apa lagi seumur hidup bisa jadi sangat panjang, Harumi mul
BAB 57Serkan masih memperhatikan Pangeran Husain yang sedang membelai kepala Habibi ketika mendengar suara teriakan nyaring dari arah kamar Anelies."Mimi!" Husain langsung bangkit berdiri dengan insting sangat kuat jika bakal terjadi bencana.Serkan segera melesat berlari. Pangeran Husain ikut mengeja, bocah itu berlari sendiri tidak mau di gendong oleh Omar, bahkan Habibi yang tadi masih malas-malasan juga ikut berlari.Dalam sekejap seluruh istana Zubair ikut gempar, karena tak lama kemudian Serkan juga berteriak."Panggil dokter!"Yang Mulya Seika yang waktu itu sedang berada di ruang spa ingin ikut berlari keluar tapi tidak sengaja bertabrakan dengan pelayan wanita bercadar. Potongan buah segar yang dibawa pelayan itu dalam nampan jatuh berhamburan ke lantai."Aku tidak minta potongan buah!"Wanita bercadar itu langsung berpaling seperti gugup ketakutan."Siapa kau?" Yang Mulya Seika merasa tatapan wanita itu tidak asing."Tunggu, jangan pergi!" Yang Mulya Seika memberi perin
BAB 58 ANAK-ANAKMeski cuma terkilir dan lebam akibat perkelahian, Yang Mulya Seika tetap histeris mengetahui Selir Kumaira masih berhasil kabur."Tangkap dan langsung pancung wanita terkutuk itu!" Yang Mulya Seika memberi perintah pada Serkan. "Dia bukan cuma ingin membunuhku, dia juga ingin membunuh istri dan anak-anakmu!"Selir Kumaira memang bukan cuma berencana untuk membunuh Serkan, dia juga berencana memberi racun pada istri, anak-anak, serta ibu Serkan. Selir Kumaira ingin melihat Serkan menyaksikan kematian orang-orang yang dia cintai satu-persatu sebelum ajalnya sendiri."Aku bersumpah, tidak akan kubiarkan siapapun menyentuh keluargaku!" Serkan berlutut di depan pangkuan ibunya. "Maaf, karena aku sudah lengah menjaga ibu."Tidak perduli setinggi apapun gelar serta jabatannya, Serkan tetap seorang putra yang ingin berbakti pada ibunya."Kau dan anak-anakmu, bukan cuma harta bagiku, tapi juga harta untuk semua orang yang mencintaimu, semua masyarakatmu!"Yang Mulya Serkan memi
BAB 59"Husain ambilkan bolanya!" Pangeran Hamdan berteriak."Yup!" Husain langsung meloncat girang, berlari mengejar bola yang menggelinding masuk ke semak pagar.Meski cuma disuruh-suruh, Husain tetap sangat bersemangat karena merasa dilibatkan dalam permainan."Husain kenapa kau lewat pagar!" Pangeran Hamdan berteriak lagi.Sebenarnya ada jalan paving mengitari pagar tapi Pangeran Husain pilih langsung merangkak menembus pagar."Husain!"Teriakan Pangeran Hamdan sama sekali tidak Husain hiraukan karena menurutnya juga lebih seru merangkak di bawah pagar tanaman. Dari seberang balik pagar Selir Kumaira yang sudah menunggu juga dibuat terkejut dengan munculnya kepala bayi gendut yang langsung meringis padanya."Kenapa kau yang datang!"Walaupun sedikit kecewa karena bukan Pangeran Hamdan yang mengambil bola, tapi sama saja, bocah laki-laki bulat yang masih berliur itu juga harus dia lenyapkan agar tidak menjadi batu sandungan untuk Pangeran Yusuf mendapatkan tahta.Selir Kumaira buru
BAB 60 SELAMAT TINGGALBesok Jacob akan kembali ke Oxford, studinya masih kurang tiga tahun lagi. Kali ini Jacob harus serius menyelesaikan pendidikan untuk bisa memperjuangkan hubungannya dengan Harumi. Jacob telah bersumpah tidak akan membiarkan siapapun berani merendahkan Harumi, meskipun gadis itu buta.Setelah makan malam, Jacob menyelinap pergi ke kamar Harumi. Jacob ingin memeluk kekasihnya sebelum dia pergi. Jantung Jacob terus berdebar, dia belum pernah merasa seperti ini cuma karena akan meninggalkan seseorang.Pintu kamar Harumi sudah tertutup, Jacob langsung masuk seperti kebiasannya, tanpa mengetuk dan tanpa permisi. Kamar Harumi terlihat sepi, tempat tidurnya juga masih rapi tapi Harumi tidak ada. Setelah melihat ke sekeliling, Jacob baru sadar bila pintu kamar mandi masih sedikit terbuka. Jacob melangkah pelan dengan hati-hati dan langsung terkejut. Jacob melihat Harumi sedang berdiri di depan cermin meja wastafel, persis seperti orang normal yang sedang bercermin."A
BAB 61 PERGI"Nona Harumi tidak ada di kamarnya!" Seorang pelayan yang bertugas mengantar sarapan melapor pada Lily. "Saya menemukan ini di atas meja.""Berikan padaku!" Lily langsung merampas ketas tersebut untuk dia baca di depan Brandon.Harumi meninggalkan selembar tulisan tangan berantakan yang memang sengaja dia tulis dengan mata terpejam. Gadis itu mengucapkan terima kasih pada seluruh kebaikan keluarga Lington. Harumi berpamitan pergi dan minta agar mereka tidak perlu cemas. Harumi berjanji akan baik-baik saja, dia hanya tidak bisa terus tinggal bersama mereka.Tanpa terasa air mata Lily langsung menetes."Bagaimana dia bisa pergi sendirian?" Lily menoleh Brandon."Aku akan menghubungi Dom."Saat itu juga Brandon langsung menelpon Dominic Rodriguez."Bagaimana Harumi bisa pergi?" Ternyata Dom juga terkejut.Artinya Harumi benar-benar pergi sendiri."Kupikir kau yang menjemputnya!""Mustahil!" Dom juga langsung panik. "Aku akan segera kesana!"Harumi tinggal sebatang kara, dia
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T