Ayo vote dulu untuk dukung cerita ini biar makin semangat.
"Siapa saja yang terlibat? kau tidak mungkin bekerja sendiri!" Serkan tetap sangat jeli dia tidak akan cukup hanya dengan satu pelaku yang telah mengakui kejahatannya kemudian yang lain bisa melenggang bebas. "Aku tidak akan mengaku bersalah untuk Pangeran Sofyan, tapi kematian Tuan Husain tanggung jawabku sepenuhnya!" tegas Pangeran Albany dengan masih berlutut di hadapan Yang Mulya Serkan. Kali ini Pangeran Albany mengangkat kepalanya untuk menatap pria rupawan di hadapannya yang seharunya memang dia hormati. "Aku juga menyesal, sangat menyesal, tapi nyawa yang telah pergi tidak dapat aku kembalikan." Pangeran Albany berpaling pada Omar. "Omar, bisa aku pinjam ponselmu?" Entah apa maksud Pangeran Albany, Omar belum berani mendekat sampai kemudian Yang Mulya Serkan memberi ijin dengan sedikit mengedikkan kepala. Baru kemudian Omar berjalan mendekat untuk mengulurkan ponsel yang baru dia ambil dari dalam saku. Bahkan Pangeran Albany tidak perlu menanyakan kode untuk layar ponsel
Setelah segala dosa dan kejahatan yang telah Pangeran Albany lakukan, ternyata Yang Mulya Serkan masih mau memaafkan. Benar-benar tidak ada yang menyangka bila raja mereka akan bertindak sebijak itu. Perlu sebuah kemurahan hati yang luar biasa untuk bisa memaafkan sebuah dosa besar dan mustahil jika Pangeran Albany tidak ingin semakin menghormati Yang Mulya Serkan.Sebenarnya Jeny juga bisa mengerti kenapa Pangeran Albany tidak akan bisa menolak ketika Yang Mulya Serkan memberi perintah agar dia segera menikahi Putri Asifa. Jeny hanya langsung berdiri dan pilih berjalan keluar tanpa menunggu jawaban dari Pangeran Albany karena dia benar-benar tidak sanggup lagi jika harus melanjutkan semua ini.Apa yang diharapkan Tobias juga benar-benar terjadi, akhirnya Jeny sendiri yang pilih pergi tanpa harus mereka paksa. Pangeran Albany ikut melihat kepergian Jeny yang tanpa bicara tapi lebih menyakitkan dari pada saat gadis itu berteriak lantang untuk mengutuknya ke neraka."Tolong Yang Mulya,
Kembali ke istana sama dengan kembali ke tumpukan masalah lama. Banyak yang harus dihadapi oleh pangeran Albany."Putramu berhak untuk diakui dengan legal atau dia tidak akan menjadi apa-apa!" Tuan Jalal bisa sangat keras untuk menuntut hak cucunya. Apa lagi dia tahu jika Pangeran Albany adalah putra Pangeran Rasyid."Selamanya dia hanya akan dianggap sampah dari wanita yang tercemar tanpa suami! Kau juga akan sama tidak berharganya jika tanpa pernikahan!"Tuan Jalal tetap menyeret Putri Asifa yang masih ingin menangis untuk dia bawa ke hadapan Yang Mulya Serkan. "Lakukan semua ini demi putramu!"Semua orang kembali tegang begitu melihat Tuan Jalal membawa putri Asifa dan seorang anak laki-laki. "Tiga tahun aku menutupi kehamilan putriku sebagai dosa karena Pangeran Albany yang kabur dari semua tanggung jawabnya!" Tua Jalal terus menunjuk Pangeran Albany yang masih berdiri tidak bergeming.Putri Asifa terus tertunduk malu sambil memeluk anak laki-lakinya yang paling tidak tahu apa-a
Berita kembalinya Pangeran Albany bukan cuma langsung menyebar ke seluruh keluarga istana tapi juga langsung memenuhi berbagai media pemberitaan. Meski keluarga istana sudah biasa hidup sangat tertutup dan bebas untuk tidak mengekspos privasi mereka, namun media tetap tidak akan tutup mata.Maryam yang sudah nyaris sinting karena terlalu lama dikurung oleh Selur Kumaira di dalam banker akhirnya ikut mendengar jika Pangeran Albany sudah kembali."Putraku sudah kembali, dia akan segera datang untuk menyelamatkanku!" teriak Maryam dengan suaranya yang serak. "Putraku masih hidup dan putra kesayanganmu sudah mati!"Walaupun dikurung di dalam banker serba tertutup tapi Maryam yakin Selir Kumaira akan mendengarkan semua ejekannya. Merkea memang sengaja memasang kamera tersembunyi untuk memantau dan mengorek informasi dari Maryam. Wanita sinting itu masih sering mengancam akan membongkar kejahatan keluarganya sendiri dengan menunjukkan bukti pernikahannya bersama pangeran Rasyid dan mengungk
Untuk melegalkan status Pangeran Albany sebagai putra Pangeran Rasyid, Yang Mulya Serkan perlu mendapatkan bukti pernikahan Pangeran Rasyid bersama Maryam. Tapi sepertinya hanya pihak keluarga Selir Kumaira yang mengetahui perihal pernikahan tersebut, Serkan yakin mereka tidak akan ada yang mau buka mulut sebagai saksi karena fakta itu akan ikut menjerumuskan keluarga mereka. Satu-satunya jalan Serkan harus bisa mendapatkan Maryam. Meskipun wanita itu agak sinting dan merepotkan tapi Maryam menyimpan banyak rahasia penting. "Kami sudah berusaha melacak keberadaan Maryam tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda keberadaannya." Omar kembali melapor kepada Tuanya dengan hasil yang sama saja nihil. "Wanita itu seperti hilang ditelan bumi." "Kita tetap harus menemukannya karena hanya dia satu-satunya kunci yang kita butuhkan!" Yang Mulia Serkan tidak mau menyerah. "Saya curiga jika keluarga Selir Kumaira telah melenyapkan Maryam." Jika mengingat begitu banyaknya rahasia yang mungkin
Setelah tertangkap basah ikut membantu Ethan menculik Jeny, akhirnya Jacob terpaksa menceritakan semuanya kepada Jared."Mereka saling mencintai dan sudah terlibat hubungan terlalu jauh tapi Tobias Harlot tidak akan pernah menyetujuinya."Jared paham jika Jacob masih sangat muda dan naif ketika ikut mendukung pembangkangan remaja."Pergilah," Mara yang bicara karena melihat Jared masih memijit-mijit pelipisnya yang pening."Apa kalian masih marah padaku?" Jacob tetap ingin memastikan."Kami tetap akan bicara pada Brandon mengenai kuliahmu." Mara lagi yang bicara.Akhirnya Jacob bangkit berdiri dan berjalan keluar meninggalkan kedua orang tuanya yang mungkin sedang ingin bicara berdua."Bahkan aku tidak tahu jika ingatan anak itu sudah kembali!" ucap Jared setelah Jacob keluar."Jangan salahkan dirimu karena kupikir Pangeran Albany memang sangat cerdik."Mara dan Jared juga sudah mendengar semua kejahatan yang telah diakui oleh Pangeran Albany."Sekarang dia bukan tanggung jawabmu lagi.
Sanaz yang diberi tugas untuk menjadi mata-mata di Istana Kumaira kembali melaporkan informasi yang dia dapatkan ke pada Omar."Terus selidiki dan ingat untuk selalu waspada jangan sampai ada yang curiga padamu.""Semuanya aman, Baba."Sanaz adalah putri bungsu Omar, ibunya berdarah Uzbekistan. Sanaz mengikuti pendidikan militer sejak berusia enam belas tahun, pernah menjadi atlit berkuda di kelas junior dan sekarang dia juga seorang prajurit. Omar mempercayakan tugas penyamaran tersebut pada putrinya sendiri karena percaya jika anak gadisnya sangat bisa diandalkan.Sanaz kembali menyembunyikan alat komunikasinya di lobang fentilasi toilet baru kemudian dia kembali keluar. Di lingkungan istana, para pelayan tidak ada yang diijinkan memakai alat komunikasi, karena itu Sanaz harus sangat berhati-hati untuk menyelundupkan alat berpemancar gelombang dari pintu sensor yang harus dilalui para pelayan setiap hari mulai bekerja.Sudah empat hari Sanaz memperhatikan seorang pelayan di dapur yan
"Aku akan memberitahu Ethan!" Henry seolah tidak dapat ditawar dengan ketegasannya."Tolong jangan beritahu dia!" Jeny bangkit dari ranjang untuk menahan ponsel di tangan Henry."Ethan harus tahu jika ini juga hasil perbuatannya!""Memangnya apa yang kau harapkan? dia sudah menikah!" Jeny bersikeras tidak mengijinkan Henry untuk menelpon Pangeran Albany. "Dia juga memiliki anak laki-aki dari wanita lain!""Janin itu juga hasil dari ulah kalian berdua! kalian tetap harus mengatasinya berdua!""Aku tidak mau! sudah cukup aku sakit hati! Aku bisa menyelesaikannya sendiri!" "Mustahil!""Antar aku ke Scotland!"Pastinya Jeny akan kabur pada Lily tiap kali mendapatkan masalah."Ethan Landon sudah tidak ada, aku juga tidak membutuhkannya!"*****Ethan masih belum memiliki firasat apa-apa mengenai kehamilan Jeny, kali ini Ethan sedang ikut menyimak cerita Omar yang baru mendapatkan informasi dari putrinya."Putriku melihat Selir Kumaira menyekap seseorang di dalam banker, dia yakin jika itu
BAB 289Zontus sudah mengigit bibir bawah Mia tapi tetap berdesis kesal. Zontus benar-benar tersinggung dianggap pria tidak normal oleh gadis muda nakal yang telah dia nikahi."Ayo kita bercinta?" Mia meremas pakaian depan Zontus. "Kau panas dan dadamu berdegup kencang!"Mia bisa sangat nakal. "Sekali saja ...!"Zontus langsung menahan pinggang Mia yang ingin merapat."Tidak!" Zontus menolak tegas.Pinggang Mia masih Zontus tahan, tapi gadis nakal itu justru langsung melompat ke pinggangnya."Jangan menipuku!" Mia juga mengaitkan lengan ke leher Zontus. "Aku tahu kau juga ingin!"Zontus berdiri kaku dengan Mia memanjat naik ke pinggangnya. Kedua kaki Mia terlilit kencang di pinggang Zontus tidak mau lepas dari lelakinya yang berdenyut-denyut panas."Ayo Zontus...!" Mia menyapukan ujung hidung ke rahang kasar Zontus, terus menyapu turun melalui ceruk leher hingga ke dadanya untuk mengigit biji kancing kemeja.Zontus terkejut mendengar suara renyah dari bibir Mia. Ternyata Mia menggigi
BAB 287 DI UTARA Cukup bagi Theo untuk melihat Julie selamat, dia rela berakhir. Theo melihat Gerald datang, Julie akan tertolong. Saat itu napas Theo sudah sampai di ujung tenggorokan, bahkan Theo tidak sempat menyebut nama Julie ketika napas terakhirnya lenyap. "Kau tidak boleh mati!" Mia berteriak histeris. "Theo!" Mia menggoncang tubuh lemas Theo yang sudah tidak bergerak. Theo sudah tidak merespon panggilan Mia. Sungguh Mia tidak sanggup seketika dia meledak dalam tangisan pilu. Ketika tidak memakai cincin hitam, Theo hanya lycan biasa. Jantung Theo telah meledak dan tulang punggungnya remuk hancur, mustahil dia bisa selamat. Kepedihan Mia semakin luar biasa karena tahu Theo pemuda yang sangat baik, dia tidak layak berakhir tragis seperti ini. "Theo!!!" Mia terus menjerit. "Kau tidak boleh mati!" Zontus langsung mencabut pedang perak dari belakang tulang punggungnya. "Menyingkir!" Zontus berteriak pada Mia. Mia tidak sepenuhnya paham sampai Gerald harus menyeret Mi
BAB 286 SANGAT MENYAKITKANJulie terus memperhatikan cincin hitam yang baru dia pungut dari lantai. Kemarin Julie sempat memakainya sejenak dan tiba-tiba jantung Julie berdegup kencang hingga darah di sekujur tubuh ikut mendidih panas. Dengan rasa penasaran yang masih belum terpecahkan, Julie kembali coba memasukkan cincin hitam tersebut ke salah satu jarinya.Kali ini Mata Julie langsung mengerjap lebar, kepalnya terlontar kebelakang dengan tubuh melengkung kaku. Seketika tubuh Julie meledak gila, rasanya seperti sedang disayat dan dibakar hidup-hidup dengan api neraka. Setiap jaringan tubuh Julie bermutasi dengan sangat cepat. Lengan ramping Julie berubah menjadi gumpalan otot keras yang ditumbuhi bulu putih lebat. Julie sedang sendirian, dia tidak terkendali, tubuhnya meledak ke wujud srigala ganas berbahaya.Dengan satu kali ayunan cakar Julie membelah ranjang besi, meraung gila untuk melepaskan diri dari rantai. Begitu Julie berhasil mencabut rantai di kakinya dia langsung menerj
BAB 285 BERKUMPUL KE UTARAZontus telah membuat keputusan untuk menunggu seumur hidup Mia, menemani wanitanya hingga menua. Tapi Zontus tetap harus segera menyelesaikan semua masalahnya yang lain."Kita akan pergi ke Utara!"Zontus pernah bersumpah akan membawa Mia ke Utara sebagai ratunya. Sekarang saatnya Zontus menyelesaikan urusannya dengan pasukan lycan pengacau. Zontus akan memberi hukuman setimpal untuk para lycan yang telah berani berkhianat dengan Latuza."Ingat kau berjanji untuk membebaskan Theo!" Mia mengingatkan Zontus."Ya!"Zontus tidak pernah main-main dengan sumpahnya. Para lycan bercincin hitam akan Zontus lenyapkan dihadapan seluruh kawanan yang telah berkumpul di Utara. Tidak ada lycan yang bisa lolos dan tidak ada lycan yang dapat membantah perintah rajanya.Dari kejauhan Mia melihat para lycan telah berkumpul dalam lingkaran besar, tidak terhitung jumlahnya. Berbagai jenis lycan dari berbagai penjuru dunia bergemuruh seperti gerombolan lebah kebingungan. Mereka m
BAB 284 DI TENGAH BADAISemua gerak gerik sepele yang sedang dilakukan oleh Theo terus mengingatkan Julie pada anjing peliharaannya yang pintar. JJ juga sangat pandai menjaga api perapian."JJ!" Julie menguji dengan nama anjingnya."Ya!"Julie tidak menyangka Theo bakal langsung menoleh ketika dia panggil dengan nama anjing. Julie mendadak beku. Sepertinya Theo juga sedang syok. Ketika mata mereka terus bertemu, saat itu juga Julie semakin sadar kenapa tatapan Theo selalu terasa tidak asing baginya."JJ!" Julie memanggil sekali lagi.Theo langsung berdiri bangkit dari depan perapian untuk mendatangi Julie dengan patuh persis seperti ketika dirinya masih seekor anjing.Julie terduduk beku di atas ranjang, begitu Theo sudah berdiri di hadapannya, Julie mengulurkan salah satu lengan. Theo langsung merunduk berlutut untuk menyapukan sisi wajah dan kepalanya ke lengan Julie persis seperti kebiasaan anjing peliharaan.Saat itu napas Julie masih gemetar, matanya berkaca-kaca bening, menggena
BAB 283 AKAN MENUNGGUTanga Julie terus gemetar, menggenggam bandul kalung milik anjingnya. Julie tidak tahu bagaimana kalung milik JJ bisa berada di dalam brankas milik Theo. Isi kepala Julie masih terlalu kacau. Julie langsung teringat jejak darah di jendela rumahnya yang hancur. Julie curiga Theo juga telah membunuh anjingnya."Oh, tidak!" Julie menarik napas dalam untuk memenangkan diri. Julie ingin menangis dan ingin marah."JJ ...!" Akhirnya Julie cuma bisa menangis untuk anjingnya yang malang.Sungguh Julie sangat sedih membayangkan anjing pintarnya sudah tidak ada, mungkin JJ telah dicabik lycan atau ditelan. Entah bagaimana Theo bisa tega membunuh anjing tidak berdosa. Julie ingin sekali marah, tapi dia merasa tidak berdaya untuk melawan apa lagi membalas.Julie kembali buru-buru meraba ke dalam laci lemari untuk menemukan petunjuk apapun mengenai Theo. Kali ini Julie malah tidak sengaja menemukan sebuah cicin hitam. Cincin hitam pekat dengan motif kepala srigala yang terli
BAB 282 ANAK-ANAK MEREPOTKANSetelah hampir setengah hari Zontus menunggu, akhirnya Mia kembali pulang. Mia baru masuk melalui pintu depan dan langsung berjalan menghampiri Zontus dengan langkah cepat."Aku ingin punya anak darimu!" Mia bicara sambil berkacak pinggang persis gaya Lana. "Baru kau boleh pergi!""Uhk!" Zontus langsung batuk tersedak."Apa kau makan keripik kentangku lagi?"Sungguh ini pertama kalinya Zontus tersedak setelah ribuan tahun lamanya dan Mia malah menuduhnya menghabiskan stok keripik kentang."Kau tidak bisa minta anak dariku!" Zontus langsung melotot pada Mia."Tapi aku sangat ingin bayi!" Mia serius dengan keinginan anehnya.Mia pikir memiliki bayi segampang batuk atau bersin, padahal dia sendiri masih sering banyak ulah seperti bocah rewel."Aku ingin satu saja darimu!""Percayalah, anak-anak itu nakal, merepotkan, kau tidak akan suka!" Zontus sudah pernah punya anak, dia tidak akan mau lagi. "Lihat kau juga terus ribut dengan putri kakakmu!""Aku tidak
BAB 281 SITUASI SULITKetika Kai mengajak Zontus untuk bicara berdua, ternyata dia langsung bisa menebak jika Zontus sedang menyembunyikan rahasia."Aku sangat menghargai semua kerelaanmu untuk keluargaku, dan aku tahu yang sedang kau lakukan bukan cuma sekedar ikut duduk di meja makan bersama kami."Kai menatap ke manik mata Zontus yang seketika mengelap pekat."Kau bisa bercerita padaku!" Kai bukan cuma menawarkan diri sebagai pendengar, dia juga ingin mengambil tanggung jawab sebagai kakak laki-laki bagi Mia."Aku tidak sehebat yang klian pikirkan." Baru kali ini Zontus mengakui kelemahan dirinya. "Aku takut tidak dapat memenuhi janjiku untuk Mia.""Apa kau akan meninggalkan adikku?" Kai kembali langsung menebak."Aku sudah tahu mengenai cawan ramuan sihir yang bisa membebaskan kalian semua dari kutukan panjang."Kai terkejut, tapi juga ikut mendapat harapan. "Kau sudah menemukannya?""Cawan itu adalah tubuhku!" Zontus balas menatap Kai Loghan."Apa maksudmu?" Kai mendadak cemas.
BAB 280Julie sudah tidak perduli dengan seluruh pakaiannya yang koyak compang-camping, dia terus berontak menyerang Theo sekuat tenaga. Julie masih terlalu sinting dan sangat marah. Bayangkan saja siapa yang tidak bakal gila mengetahui dirinya telah diculik, disekap, dan sekarang ikut terinfeksi darah monster."Lepaskan aku!" Julie meronta keras dari pelukan Theo. "Kau monster! Kau membuatku jijik!""Aku tidak punya pilihan." Theo terus berusaha menenangkan. "Aku tidak mau kehilanganmu!""Aku lebih pilih mati!"Julie berteriak histeris sampai Theo harus kembali menjatuhkan nya ke atas ranjang untuk dia terkam."Tatap aku dan jangan pernah mengucapkan kalimat seperti itu!" Theo menjerat tubuh Julie dengan kuat. "Aku berdosa padamu, kau boleh marah dan menghukum ku tapi jangan pergi."Julie melihat tubuhnya didekap erat, terus marah dan jijik tapi tidak dapat bergerak."Jangan tinggalkan aku." Theo menenggelamkan wajahnya ke dada Julie dengan napas bergetar panas. "Hanya kau yang aku m