Ayo vote dulu biar rame
Pagi masih cukup gelap, Jeny kabur dari tempat tingalnya yang dilengkapi sitem skuriti tinggi. Sebenarnya tidak sulit jika Jeny sendiri yang ingin keluar, dia tinggal mematikan sistem utama dari kamar papanya dan jangan membuat sura berisik agar tidak membangunkan Maria. Gadis itu keluar hanya dengan memakai hoodie hitam milik Tobias yang agak kebesaran untuk membungkus gaun tidurnya.Begitu berhasil keluar dari gedung apartemen tanpa ketahuan, Jeny langsung menghentikan taksi. Jeny juga sudah siap dengan uang cash yang dia curi dari laci kamar papanya. Ethan sudah berpesan berulang kali agar dia tidak meninggalkan jejak digital. Jeny juga sengaja turun di pinggir jalan yang dia perkirakan tidak terdapat kamera CCTV kemudian melanjutkan bejalan kaki sampai di SPBU tempat dia dan Ethan membuat jaji untuk bertemu.Kira-kita dua ratus meter untuk sampai di SPBU, Jeny berjalan setengah berlari karena kondisi yang masih gelap sempat membuatnya agak takut. Suhu udara kota New York juga sudah
Setelah sex terburu-buru yang lumayan sembrono dan menguras tenaga, Ethan membiarkan Jeny bersandar lembut di dadanya yang masih bergemuruh meski napas mereka sudah mulai tenang. Mereka sedang sama-sama menyaksikan sinar matahari pagi yang baru terbit dari sisi perbukitan, warna jingganya memancar cerah, nampak seperti serabut tipis ketika menembus kaca."Cantik ..." gumam Jeny sambil mengangkat telapak tangannya untuk menerawang cahaya dari sela-sela jari."Kau lebih cantik." Ethan membelai kulit lembut Jeny yang menghangat oleh sinar matahari pagi kemudian merunduk untuk mengecup bahunya."Aku tidak menyesal bersamamu." Jeny menengadah untuk menatap kekasihnya. "Bawa aku kabur sejauh mungkin.""Aku akan membawamu mencari sarapan dulu." Ethan beralih menyentuh dagu Jeny, dia angkat lembut kemudian dia kecup bibirnya dan ia gigit sebentar sampai gadis itu sedikit terkejut."Aku lapar ..." canda Ethan ketika Jeny mendorong bahunya."Apa kau kanibal?" Jeny juga langsung menimpali bercand
Ethan memang kurang puas ketika bercinta di dalam mobil, ranjang yang nyaman tetap menjadi tempat yang paling leluasa utuk menyetubuhi wanita. Wanita yang cantik, manja, berani dan agresif adalah komposisi tepat untuk membuat laki-laki terus bergairah tanpa rasa bosan.Kali ini Ethan sedang menerkam Jeny dalam posisi tertelungkup, menikam dan mengungkitnya dari berbagai sudut sampai mereka berdua sama-sama melicin. Pasangan muda yang sedang tergila-gila, saling kecanduan, dan tetap ingin saling merekat meski sudah beberapa kali lepas bersama."Kau benar-benar bisa membunuhku Sayang ..."Ethan menjilati tubuh Jeny yang telah berlumur rasa lengket tapi juga sangat manis karena semua itu adalah hasil dari peleburan mereka dengan penuh kepuasan."Aku hanya ingin terus berada dalam pelukanmu seperti ini ...." Jeny ikut menggumam seperti bualan. "Seumur hidup bersamamu." Suaranya melesu manja. "Aku akan ikut bersamamu kemanapun."Ethan membiarkan gadis itu balas menghisapi kulitnya, terus
"Mom ..."Tobias dan Jane sama-sama syok tapi tidak ada yang seterkejut Jane ketika mendengar dirinya disebut dengan istilah 'Mom' oleh anak gadisnya sendiri. Sebuah istilah sederhana yang mampu membuat jantungnya berdenyut hebat. Tubuh Jane sudah pernah beberapa kali tertembus peluru, tapi tidak pernah rasanya sampai senyeri ini. Apa lagi dengan tatapan Jeny yang begitu berani hingga sulit untuk ditebak gadis itu sedang sedih atau marah."Aku hanya berbohong, aku tidak hamil."Meski bagian itu melegakan tapi mereka sudah sama-sama terlanjur tertangkap basah, tidak dapat berkelit lagi untuk menghindar. Jane punya putri yang cerdas bahkan bisa dengan begitu cerdik mengecoh mereka semua."Tobias, tinggalkan kami berdua." Jane menoleh Tobias yang juga masih berdiri kaku di sampingnya.Sebenarnya Tobias juga belum bisa berpikir untuk mengatasi situasi tersebut, semua sangat tiba-tiba dan tidak terduga. Tobias juga langsung melirik tajam pada Ethan Landon agar ikut keluar mengikutinya. Sit
"Aku tahu ingatanmu sudah kembali, jangan coba menipuku!" tegas Tobias dengan tatapan jelinya yang tidak terbantah."Tolong Papa, dia hanya ingin menjadi Ethan Landon." Jeny langsung menghadang Tobias agar tidak membawa Pangeran Albany. "Tolong beri dia kesempatan.""Dia tetap harus diadili atas semua kejahatan yang telah ia lakukan!" Tobias sama sekali tidak dapat ditawar sementara Jane tidak mau ikut campur dalam perkara tersebut."Aku tidak apa-apa." Ethan yang bicara untuk menenangkan Jeny."Tidak, kau tidak boleh pergi!" Jeny berpaling pada Ethan dan memeluknya. Nampaknya Jeny jauh lebih peka untuk merasakan ketakutan."Kau tidak perlu cemas aku akan mengatasinya.""Tidak!" Jeny terus menggeleng karena dia tahu siapa papanya.Tobias tidak pernah main-main dengan ancamannya dan jika dia berani menyeret Pangeran Albany ke hadapan Yang Mulya Serkan, artinya dia juga sudah punya cukup bukti untuk menjerat Pangeran Albany."Papa, tolong jangan bawa dia ..." Jeny kembali memohon pada pa
*ENAM TAHUN YANG LALU* Semua bermula dari tindakan nekat Maryam yang sudah mulai sinting setelah sekian tahun terasing dari keluarganya. Dia sengaja datang jauh-jauh dari London untuk bertekat menemui Tuan Husain. Maryam datang tanpa sepengetahuan keluarganya. Saat itu adalah musim panas yang sangat ramai, banyak wisatawan asing ikut hadir dan berbaur di alun-alun kota. Tuan Husain terlihat berjalan bersama rombongan istana untuk membuka acara expo musim panas. Rombongan pria-pria tinggi besar berjubah putih itu menjadi yang paling mencolok di antara kerumunan manusia yang sudah sangat antusias. Maryam segera ikut menyusup ke dalam keramaian untuk bisa mendekati Tuan Husain yang selama ini memang sangat mustahil untuk bisa dia temui. Begitu mendapatkan kesempatan cukup dekat Maryam segera menggapai lengan Tuan Husain. Maryam yang kala itu memakai cadar hitam tentunya tidak dapat mereka kenali. Maryam mencengkram lengan Tuan Husain dengan kencang dan mulai bicar dengan sangat kacau
"Siapa saja yang terlibat? kau tidak mungkin bekerja sendiri!" Serkan tetap sangat jeli dia tidak akan cukup hanya dengan satu pelaku yang telah mengakui kejahatannya kemudian yang lain bisa melenggang bebas. "Aku tidak akan mengaku bersalah untuk Pangeran Sofyan, tapi kematian Tuan Husain tanggung jawabku sepenuhnya!" tegas Pangeran Albany dengan masih berlutut di hadapan Yang Mulya Serkan. Kali ini Pangeran Albany mengangkat kepalanya untuk menatap pria rupawan di hadapannya yang seharunya memang dia hormati. "Aku juga menyesal, sangat menyesal, tapi nyawa yang telah pergi tidak dapat aku kembalikan." Pangeran Albany berpaling pada Omar. "Omar, bisa aku pinjam ponselmu?" Entah apa maksud Pangeran Albany, Omar belum berani mendekat sampai kemudian Yang Mulya Serkan memberi ijin dengan sedikit mengedikkan kepala. Baru kemudian Omar berjalan mendekat untuk mengulurkan ponsel yang baru dia ambil dari dalam saku. Bahkan Pangeran Albany tidak perlu menanyakan kode untuk layar ponsel
Setelah segala dosa dan kejahatan yang telah Pangeran Albany lakukan, ternyata Yang Mulya Serkan masih mau memaafkan. Benar-benar tidak ada yang menyangka bila raja mereka akan bertindak sebijak itu. Perlu sebuah kemurahan hati yang luar biasa untuk bisa memaafkan sebuah dosa besar dan mustahil jika Pangeran Albany tidak ingin semakin menghormati Yang Mulya Serkan.Sebenarnya Jeny juga bisa mengerti kenapa Pangeran Albany tidak akan bisa menolak ketika Yang Mulya Serkan memberi perintah agar dia segera menikahi Putri Asifa. Jeny hanya langsung berdiri dan pilih berjalan keluar tanpa menunggu jawaban dari Pangeran Albany karena dia benar-benar tidak sanggup lagi jika harus melanjutkan semua ini.Apa yang diharapkan Tobias juga benar-benar terjadi, akhirnya Jeny sendiri yang pilih pergi tanpa harus mereka paksa. Pangeran Albany ikut melihat kepergian Jeny yang tanpa bicara tapi lebih menyakitkan dari pada saat gadis itu berteriak lantang untuk mengutuknya ke neraka."Tolong Yang Mulya,
BAB 244 KESAL DENGAN PARA PENGACAU MEREPOTKAN."Zontus!" Bibir Mia berucap kebas karena masih terlalu syok.Zontus berdiri di bawah shower deras dengan tubuh maskulin telanjang penuh percikan lumpur. Mia melihat lengan besar Zontus menyaruk kasar rambut di kepalnya untuk membersihkan sisa lumpur. Air yang mengalir dari punggung Zontus ikut berwarna keruh pekat. Lelehan lumpur kotor terus meluncur turun melalui tiap inci pilinan otot maskulin yang sedang meregang keras. Mahluk yang sangat mengerikan dan berbahaya.Tiba-tiba Zontus berhenti, berpaling menatap Mia dengan mata masih berkobar seperti api. Benar-benar jingga seperti api, Mia gemetar hingga tidak berani bergerak. Tubuh Mia membeku tanpa mantra, Mia masih terlalu syok dan ketakutan. Rasa takut yang sulit dijelaskan dengan nalar, tapi auranya jelas sangat kuat, terlalu kuat.Nampaknya Zontus juga menyadari tubuh Mia yang sedang menggigil. Perlu beberapa saat sampai perlahan warna jingga di mata Zontus mulai meredup, kembali ke
BAB 243 HUJANHujan akhir musim gugur selalu turun dia sertai badai. Mia memperhatikan guguran daun basah di lantai balkon yang terbawa badai semalam. Sudah hampir tiga jam, Mia hanya meringkuk diam menyaksikan sisa hujan tanpa ingin beranjak dari ranjang.Sebentar lagi musim gugur berlalu, beralih ke musim yang baru tapi nampaknya hati Mia masih belum bisa beranjak ke manapun. Sesering apapun Mia berusaha tersenyum, tapi tetap tidak dapat menutupi kerinduan nya saat sendiri. Sungguh Mia rindu Zontus.Diam-diam air mata bening kembali mengalir dari sudut mata Mia tanpa sedikit suara isakan. Dua bulan lagi usia Mia sudah sembilan belas tahun. Waktu akan terus berjalan tanpa bisa diputar kembali, tapi Mia sudah bertekad menghabiskan seumur hidupnya untuk balas menunggu Zontus.[Ingat kau berjanji akan datang menjemputku di ulang tahunku yang ke dua puluh lima] Mia mengirim pesan ke ponsel Zontus yang sudah lama lenyap padam.********Suhu udara di luar semakin menusuk tulang, rintik h
BAB 242 MELANJUTKAN HIDUPAkhirnya musim gugur, hampir empat bulan sejak Mia kehilangan Zontus serta ibunya Helena. Mia terlihat jauh lebih baik, lebih sehat dan ceria, meski isi hatinya tetap tidak ada yang tahu.Mia dan Theo kembali berteman dekat dan berkomunikasi lagi seperti dulu. Theo juga sering datang mengantarkan makanan dengan mengetuk pintu. Kadang mereka membuat makan malam bersama dan pergi ke taman saat akhirnya pekan.Kali ini Theo mengantar Mia pergi ke Hampton untuk acara bayi Henry dan Livie. Hampir semua keluarga besar Mia ikut datang. Geby beserta kelima putri kembarnya dan anak-anak mereka yang ramai. Brandon, Lily serta anak-anak keluarga Lington termasuk Jacob dan bayi mereka yang berambut merah.Hanya Anelies yang tidak bisa ikut datang, tapi dia menitipkan hadiah spesialnya pada Jeny dan Pangeran Albany."Ini hadiah dari Ane untuk Leon."Akhirnya Henry memberi nama Leonel Loghan seperti permintaan Aron yang tidak bisa dibantah."Sampaikan ucapan terimakasihku
BAB 241 MENJALANI HIDUP Mia masih sangat muda dan labil, bisa bertindak ceroboh dalam kondisi tidak stabil. Sebelum pergi dari rumah peternakan, Anelies terus mengingatkan adiknya agar tidak pernah putus asa. "Waktu adalah kesempatan dengan banyak pelajaran yang dapat menjadi penyembuh bagi hati dan jiwa yang sakit. Tidak boleh putus asa, hidup harus tetap dijalani seperti janji yang telah diambil sumpahnya!" Sebagai kakak perempuan, Anelies akan terus mengingatkan Mia lagi dan lagi sesering dia bisa. "Berjanjilah untuk kami semua!" Anelies meminta Mia untuk berjanji agar tidak menyakiti dirinya sendiri. "Aku berjanji tidak akan bertindak bodoh!" Mia bersumpah. Anelies memeluk Mia erat-erat sambil terus berbisik. "Kami semua mencintaimu!" Mia mengangguk kemudian balas memeluk Anelies yang berpamitan pergi bersama anakanak. Aneleis yang pergi paling terakhir dari rumah peternakan. Satu pekan setelah Anelies pergi Mia ikut kembali ke New York. ******* Walapun Mia telah be
240 MIA RINDUSatu Minggu setelah semua orang pergi meninggalkan rumah peternakan, Mia masih terlihat murung, belum memiliki aktifitas lain kecuali berdiam diri di dalam kamar. Mia sering menangis sampai pagi tanpa sedetikpun memejamkan mata.Sungguh Mia sangat rindu tapi tidak tahu harus mencari Zontus kemana. Patah hati karena ditinggalkan selamanya ternyata jauh lebih menyakitkan dari pada sakit hati karena cemburu dan pertengkaran. Ketika hanya sekedar bertengkar, paling tidak Mia masih memiliki kesempatan untuk melihat Zontus kembali. Sekarang Mia sudah tidak bisa dan tidak tahu harus menahan rindunya sampai kapan.Mia semakin sedih karena satu buah kenangan foto pun dia tidak punya. Kadang Mia juga sangat takut bagaimana jika nanti dia lupa dan semua ingatannya tentang Zontus menghilang seolah mereka memang tidak pernah ada. Mia benar-benar bisa gila jika terus seperti ini."Mia apa kau sudah bangun?" Suara Mara mengetuk pintu kamar Mia dari luar."Masuklah, Mom."Begitu mendeng
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe