BAB 26 TEGANG"Bisa tolong ambilkan aku gunting?"Sebenarnya Jacob tidak akan mau diberi perintah seperti itu, tapi Jacob benar-benar mengira Harumi akan bunuh diri mengunakan gunting.Akhirnya Jacob terpaksa pergi mengambil gunting dari laci toilet. Dalam hati Jacob terus menggerutu karena tidak pernah disuruh-suruh macam pelayan. Meski besar dan tinggal di tanah peternakan, sikap Jacob tetap seperti putra dari keluarga kaya. Jacob tidak pernah mau membantu pekerjaan di istal, bertingkah sesuka hati dia dan paling keras kepala jika dibanding Kai yang paling disiplin dan dewasa, atau Ethan yang paling penurut dan suka membantu banyak pekerja.Harumi sudah duduk di salah satu kursi di dekat jendela ketika Jacob kembali dengan membawa gunting. Jacob tetap tidak bersuara ketika menyerahkan guntingnya pada Harumi. Tentu Jacob tidak mau ketahuan karena gengsinya yang juga setinggi langit. Terutama, Jacob tidak mau ketahuan jika sebenarnya dia benar-benar takut Harumi akan bunuh diri mengun
BAB 27 ANAK ISTIMEWA Gerald membalas tatapan sosok tinggi besar yang sudah sejak tadi mengawasinya dari bawah pohon. Sepertinya dia sengaja datang untuk menunggu Gerald keluar. Gerald berjalan menyebrangi halaman, menuju sisi gelap yang banyak di naungi barisan pohon-pohon besar. "Kau menungguku?" "Apa wanitamu sedang mengandung?" "Ya." Gerald tidak dapat mengelak. Pria itu melangkah ke bagian sisi yang lebih terang sampai setengah wajah rupawannya ikut tertimpa cahaya perak bulan. Mahluk abadi yang sangat tampan dan tidak pernah menua setelah berabad-abad berlalu. "Aku datang untuk memperingatkanmu!" Suara Pangeran Artur terdengar tegas berwibawa. "Maaf, karena aku tidak bisa menepati janji." Ketika Pangeran Artur menyelamatkan Gerald dari kematian belati beracun, dia sudah meminta anak muda itu untuk bersumpah atas beberapa hal yang salah satunya yaitu tidak melahirkan mahluk abadi. "Aku akan menanggung semuanya, tolong jangan libatkan Emillie." Gerald sudah siap jika memang
BAB 28 PANGERAN KECIL "Apa yang sedang kalian lakukan di situ?" Anelies memanggil anak-anaknya yang masih berjongkok di dekat pagar. "Aku menemukan burung kecil!" Pangeran Hamdan langsung bangkit berdiri dengan antusias untuk bercerita. "Husain mengobati burungnya!" "Dimana burungnya?" "Sudah terbang!" Anelies kurang menanggapi serius cerita Pangeran Hamdan karena dia pikir mereka cuma anak-anak yang sedang bermain. Apalagi setelah itu perhatian Anelies teralihkan pada putrinya yang paling manja. "Kenapa Sofia menangis?" "Dia penakut!" Meskipun Pangeran Hamdan dan Putri Sofia merupakan pasangan kembar tapi mereka membiasakan Pangeran Hamdan sebagai anak tertua. Pangeran Hamdan memang tidak memiliki kemampuan ajaib seperti Pangeran Husain, tapi sepertinya Pangeran Hamdan memiliki kepekaan dan keberanian seperti Yang Mulya Serkan. "Husain kenapa kau masih kotor!" Anelies juga menegur Pangeran Husain yang paling bandel karena malah bermain rumput. "Cepat bersihkan Pangeran Husai
BAB 29 PERISAI PELINDUNG"Dimana semua keluargaku?" Emillie terkejut melihat rumah keluarganya sepi, tidak ada siapapun.Seharusnya Gerald membawa Emillie kabur dan bersembunyi sejauh mungkin ketempat yang belum pernah mereka kunjungi sebelum Zontus mengejar. Tapi ternyata Gerald tetap tidak tega ketika Emillie memohon untuk bisa diberi kesempatan melihat keluarganya sekalli lagi."Mungkin mereka hanya sedang pergi berlibur." Gerald meraih bahu Emillie agar tidak kecewa.Emillie memang datang diwaktu yang tidak tepat, dia tidak tahu jika orang tuanya sedang pergi mengunjungi Anelies."Aku hanya ingin melihat mereka sekali lagi."Rasanya memang pedih untuk didengar, karena setelah mereka pergi kali ini, Gerald benar-benar tidak akan bisa lagi mengembalikan Emillie ke dunianya. Mungkin beberapa abad lagi ketika mereka kembali semua keluarga Emillie sudah tidak ada."Maafkan aku ...""Kau tidak perlu minta maaf!" Emillie menoleh pada Gerald yang tiba-tiba meminta maaf entah untuk apa. "
BAB 30 MENJAGA DIAM-DIAM "Maaf aku tidak bisa melihat" Harumi meminta maaf sekali lagi dan buru-buru menjatuhkan telapak tangannya dari dada pria yang sedang dia raba. "Seharusnya kau tidak berjalan terlalu jauh!" tegas Jacob dengan suara dingin. "Apa kau putra Mr. Lington?" Harumi langsung menebak dengan tepat. Harumi masih belum lupa mereka pernah bertikai karena salah paham. "Maaf, sungguh maafkan aku." "Kau hanya akan terus minta maaf jika tetap berkeliaran untuk menyusahkan orang lain!" Jacob memang paling tidak bisa bicara manis, lebih sering menyebalkan dan semaunya sendiri. Sedangkan Harumi adalah gadis muda yang sudah biasa di didik dengan disiplin mematuhi adab keluarganya. "Aku juga tidak ingin terus menjadi beban keluarga Lington." Harumi menatap lawan bicaranya dengan tepat meskipun dia tidak bisa melihat apa-apa. Harumi tahu pemuda itu tidak menyukainya. Harumi hanya tidak tahu jika Jacob sedang berdiri tepat di depan anak tangga curam yang sudah nyaris membuatn
BAB 31 ANAK SPESIALMenjadi Pangeran Husain sebenarnya juga tidak mudah. Pangeran Husain sudah sangat peka untuk merasakan energi di sekitarnya sejak dia masih bayi. Semakin dia tumbuh, kemampuan Pangeran Husain juga makin berkembang pesat, tapi cara bicaranya tetap masih belepotan layaknya balita yang belum genap dua tahun. Karena itu Husain sering jengkel ketika orang dewasa tidak segera paham maksudnya. Sementara Pangeran Husain juga dilarang oleh babanya untuk bicara pada orang lain mengunakan sentuhan.Pangeran Husain sering melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh orang-orang di sekitarnya, tapi dia tidak bisa memberi tahu mereka ketika harus lebih waspada atau ketika tidak perlu bersedih atas berbagai kecemasan yang sebenarnya tidak perlu. Bayangkan sedepresi apa ketika mengetahui sesuatu tapi tidak bisa bicara. Akhirnya Husain harus jadi bayi dengan banyak rahasia.Sekarang Pangeran Husain sudah bisa mengendalikan energi dari lingkungan di sekitarnya, bukan cuma molekul ion
BAB 31 MUSUH-MUSUH SERKAN Maryam melihat pria bercadar sorban masuk ke ruang kerja putranya, dia langsung mengejar untuk menempelkan telinga di daun pintu. Maryam ikut mendengar semua pembicaraan Pangeran Albany dan Pangeran Hasan. Termasuk ancaman Pangeran Hasan terhadap putranya. Maryam tidak perduli bagaimana cara Pangeran Hasan bisa kabur dari penjara pengasingan. Maryam sudah terlampau geram sampai otaknya sulit berpikir logis. "Jangan coba mengancam putraku!" Maryam menempelkan ujung belati tajam ke sisi pinggang Pangeran Hasan yang baru keluar dari pintu. "Terima kasih atas sambutan ramah Anda, Bibi Maryam." Pangeran Hasan langsung berputar sangat cepat untuk menepis pisau di tangan Maryam sampai benda itu jatuh terlontar ke lantai. Satu pisau terlontar, tapi ternyata Maryam masih menggenggam pisau yang lain. Wanita itu benar-benar terlihat sinting. "Jangan harap kau bisa mempengaruhi putraku untuk mengkhianati Yang Mulya Serkan!" Maryam yakin Pangeran Hasan akan melakuk
BAB 33 DIPERINGATKANWalaupun tahu Pangeran Hasan sudah menyelinap kabur dengan bantuan dari organisasi kejahatan global dan sudah tahu bagaiman mereka semua akan berakhir, Serkan tetap harus tenang menjalankan semua prosedur sebagaimana mestinya."Periksa semua tahanan di pulau pengasingan!" Serkan memberi perintah pada Pangeran Albany sebagai panglima pertahan."Baik. Yang Mulya." Pangeran Albany menganguk tegas.Sebenarnya Pangeran Albany bisa saja ikut memberi perintah pada bawahannya tapi ternyata Pangeran Albany ingin pergi sendiri ke pulau pengasingan. Selir Kumaira dan Tuan Jalal kali ini juga sedang diasingkan di pulau tersebut.Terdapat pulu buatan di kawasan teluk yang diperuntukkan husus bagi para tahanan dengan kasus berat. Pulau itu dijaga dengan pengamana berlapis, tentara yang selalu berpatroli mengelilingi pulau dari darat, air, serta udara, dan benteng persenjataan yang selalu siaga. Sebenarnya sangat sulit untuk bisa meyelinap keluar dari pulau pengasingan, tapi mem
BAB 59 AKSI TERAKHIR Bias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat. Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya. Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya. Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk