Ayo VOTE dulu biar semangat dobel up
Selama menjadi tahanan rumah dengan pembebasan bersyarat, Ethan sama sekali tidak diperbolehkan mengunakan alat komunikasi, ponselnya disita dan wajip melapor setiap dua kali dua puluh empat jam. Pergelangan kakinya juga dipasang gelang alarm yang akan berbunyi nyaring dan mengirimkan sinyal ke pos kepolisian jika Ethan keluar dari area rumah utama.Masa penyidikan terus berlangsung, pihak kepolisian masih berusaha utuk menemukan alat bukti baru setelah kemarin gagal dengan DNA Tomas Miller. Walaupun Jared dan Ethan sudah tahu siapa saja pelakunya tapi mereka tidak bisa sertamerta memberi tuduhan tanpa alat bukti yang bisa dibawa ke persidangan. Kecuali Tomas sendiri yang akan mengakui kejahatannya.Suasana di peternakan juga masih diliputi duka atas kepergian Gisela. Ethan yang sempat digelandang pihak kepolisian sebagai tersangka makin membuat atmosfer di antara para pekerja jadi sangat dingin, kaku, dan saling waspada."Hai ...!" Mia mengintip Ethan di kamarnya.Gadis kecil itu in
Ethan sudah menemukan DNA dari ayah janin yang dikandung Gisela menggunakan situs GEDmatch kemudian mentransfer profil DNA itu ke perusahaan fenotipe DNA untuk mengetahui tampilan fisik dari pemilik DNA tersebut yang ternyata delapan puluh lima persen mirip Jonas Hidden. Pihak kepolisian bisa saja sudah mengetahuinya, karena mereka juga biasa menggunakan cara yang sama untuk melacak pelaku kejahatan. Tapi mungkin masih agak rumit ketika akhirnya harus berurusan dengan keluarga Hidden yang bisa memiliki banyak koneksi polotik. Karena itu Ethan sengaja langsung membuka kasusnya di media, karena tidak ada yang lebih kuat dari serangan publik di jaman digital sekarang ini. Ethan akan membuat Tomas membongkar sendiri persekongkolan mereka. ***** Rumor berikutnya yang beredar, Jonas Hidden membayar Tomas Miller untuk membunuh Gisela Perez karena gadis itu sedang hamil darah dagingnya. Meski motif tersebut tidak sepenuhnya benar tapi tetap mengenai sasaran dengan tepat. Tomas juga sangat
Setelah Ethan dibebaskan dari segala tuduhan, tanpa menunggu lama Jeny langsung ikut Jacob untuk pulang ke peternakan. Sebenarnya Tobias masih belum nyaman membiarkan putrinya pergi ke peternakan setelah kasus yang menimpa Gisela Perez, tapi bukan Jeny jika tidak bisa memaksa papanya untuk memberinya ijin."Ingat Papa, Ethan sama sekali tidak bersalah! seharusnya Papa juga ikut datang ke sana untuk meminta maaf karena sudah meragukan sikap baiknya!""Aku hanya tidak mau kau berkeliaran seorang diri setelah situasi begini."Masalahnya Jonas juga masih buron."Aku di rumah Jared dan Mara mereka akan menjagaku, aku dan Jacob juga akan menggunakan penerbangan privat dari Glasgow.""Baiklah, hanya satu minggu, kau harus segera kembali ke New York atau aku akan menjemputmu!""Terima kasih Papa." Tidak lupa Jeny melayangkan kecupan bibirnya dari seberang telepon."Aku akan ikut pulang bersamamu!" Kali ini Jeny bicara pada Jacob yang sedang berkemas."Oh, Tuhan kenapa kau makin suka datang ke
Ethan menenggelamkan pinggul Jeny ke dalam air dan merabanya, meraba untuk mencari celah lembutnya yang sangat sensitif agar mau diajak bermain."Oh ..."Jeny melenguh hingga kepalanya terlontar ke belakang, Ethan segera menghisapi ceruk lehernya yang mulus dan lembut, terus menghisap dengan rakus sampai merambat turun ke gumpalan buah dada Jeny yang telah dia buat telanjang untuk sekalian dia remasi sampai gemas. Mereka sudah sama-sama pandai menangani sex tanpa perlu saling diajari.Jeny membiarkan Ethan menyingkirkan celana basahnya dari dalam air dan langsung menikamnya tanpa ampun."Ethan ... oh ...." Jeny balas menjepitkan kaki lebih keras sampai pemuda itu mengeram dan makin bersemangat untuk menumbukkan pinggulnya dengan hentakan kasar. Ethan sangat keras dengan batang besarnya yang meluncur seperti rudal kapal selam di dalam air dingin. Airnya benar-benar dingin tapi mereka berdua sedang panas terbakar, bercumbu dengan liar tanpa sedikitpun rasa gentar, di tengah malam, di
TIGA TAHUN YANG LALU (sedikit 'flash-back' agar pembaca tidak bingung runutannya) Jeny sedang dikurung di dalam rumah oleh Tobias setelah Anelies dan Yang Mulya Serkan memperingatkan anak gadisnya bisa dalam bahaya. Saat itu Anelies juga merasa sangat bersalah karena telah melibatkan Jeny dalam masalah mereka, seandainya saja Anelies tidak ceroboh mungkin seharusnya Jeny tidak perlu mengenal monster seperti Pangeran Albany. Dengan sistem keamanan yang dipasang oleh Tobias di tempat tinggalnya, Jeny memang tidak mungkin dibawa kabur, tapi ternyata bukan perkara sulit untuk Pangeran Albany menyelinap masuk dan menyekap gadis itu di kamarnya sendiri. "Hemm ...." Jeny tidak bisa bersuara mulutnya dibekap kencang, "Hemmm ...." Jeny terus berusaha menendang-nendang berontak dari jerat kaku lengan Pangeran Albany yang terus mengangkatnya seperti barang enteng. "Hemmm ...." Pangeran Albany membawa Jeny masuk ke bilik shower. "Temani aku mandi!" Bibir pemuda itu berdesis kaku penuh kem
"Kau sudah bersumpah untuk tidak membunuh lagi!" tegas Jeny yang yakin jika Jonas benar-benar telah dilenyapkan oleh Ethan entah dengan cara apa. "Aku tidak punya pilihan." "Kau punya!" tegas Jeny sekali lagi. Jeny sdar jika pemuda itu memang bisa sangat keji, lebih sehat untuk dia hindari. Tapi masalahnya Jeny malah jatuh cinta pada sosok Ethan Landon. "Ethan Landon tidak akan membunuh!" Jeny menatap pemuda di depannya. "Aku yakin kau juga bisa melihat bagaimana mereka semua menyayangimu, Jared, Mara, saudara-saudaramu, dan tentu saja Yang Mulya Serkan!" Ethan masih belum bicara dia cuma terdiam oleh ucapan Jeny. "Tolong pikirkan mereka semua yang mencintaimu, termasuk aku!" "Jonas Hidden layak mendapatkannya, aku tidak menyesal!" Entah itu Pangeran Albany atau pun Ethan Landon mereka tetap sama-sama tidak bisa dikendalikan oleh siapapun, dan intinya Ethan juga sudah mengakui jika ia memang sudah menghabisi Jonas yang masih menjadi buronan pihak kepolisian. Jeny tidak ingin m
Jacob benar-benar melihat sepasang pemuda yang sedang sama-sama telanjang, bergulat di atas tumpukan jerami, tumbuk-menumbuk di siang hari yang panas, dan gerah. Napas Jeny sudah putus nyambung tersengal-sengal sesak tapi Ethan terlihat masih ingin menyiksanya dengan bersemangat. Meski agak brutal tapi semua terlihat tanpa paksaan, mereka saling ingin, saling tergila-gila dan sama-sama ceroboh.Jeny juga sangat terkejut karena tiba-tiba Jacob sudah berdiri di hadapan mereka dengan ekspresi syok menyaksikannya sedang suka rela berbaring untuk ditikami dengan batang besar. Ethan langsung berhenti tapi belum sempat mencabut dirinya ketika ikut menoleh ke pada Jacob. Anehnya Ethan tidak terlihat canggung atau malu karena tertangkap basah sedang menyetubuhi Jeny di gudang jerami."Cepat pakai kembali pakaian kalian!" Jacob langsung kembali keluar agar mereka berpakaian.Selepas Jacob pergi, Ethan baru pelan-pelan mencabut dirinya yang belum tuntas tapi harus berhenti karena yakin Jacob past
Meskipun kali ini merupakan kehamilan ke tiga untuk Anelies, tapi sepertinya justru bakal lebih berat dari kehamilan sebelumnya. Anelies terus memuntahkan semua makanan yang dia telan sampai tubuhnya menjadi lemas dan baru memasuki minggu ke enam saja berat badannya sudah menyusut dua kilo gram.Anelies juga tidak akan bisa tidur tanpa dipeluk oleh suaminya sepanjang malam. Benar-benar harus dipeluk sampai kulit telanjang mereka saling menempel hangat. Rasa mual Anelies memang baru akan berkurang jika kulit perutnya menempel ke tubuh Serkan yang memang selalu hangat dan membuat nyaman. Sangat aneh tapi benar-benar terjadi. Setiap malam Serkan akan ikut tidur dengan bertelanjang dada untuk memeluk Anelies yang juga semakin lembut dan agak rapuh. Tubuh Anelies semakin kurus tapi buah dadanya makin membengkak besar. Serkan sering tidak tahan untuk menghisapnya meski tahu istrinya sedang lemah. Sebenarnya Ane tidak keberatan, meski rasanya agak nyeri saat dihisap atau diremas. Ane rela m
287 DI UTARACukup bagi Theo untuk melihat Julie selamat, dia rela berakhir. Theo melihat Gerald datang, Julie akan tertolong. Saat itu napas Theo sudah sampai di ujung tenggorokan, bahkan Theo tidak sempat menyebut nama Julie ketika napas terakhirnya lenyap."Kau tidak boleh mati!" Mia berteriak histeris."Theo!" Mia menggoncang tubuh lemas Theo yang sudah tidak bergerak. Theo sudah tidak merespon panggilan Mia. Sungguh Mia tidak sanggup seketika dia meledak dalam tangisan pilu.Ketika tidak memakai cincin hitam, Theo hanya lycan biasa. Jantung Theo telah meledak dan tulang punggungnya remuk hancur, mustahil dia bisa selamat. Kepedihan Mia semakin luar biasa karena tahu Theo pemuda yang sangat baik, dia tidak layak berakhir tragis seperti ini."Theo!!!" Mia terus menjerit. "Kau tidak boleh mati!"Zontus langsung mencabut pedang perak dari belakang tulang punggungnya."Menyingkir!" Zontus berteriak pada Mia.Mia tidak sepenuhnya paham sampai Gerald harus menyeret Mia menjauh dari tubu
BAB 286 SANGAT MENYAKITKANJulie terus memperhatikan cincin hitam yang baru dia pungut dari lantai. Kemarin Julie sempat memakainya sejenak dan tiba-tiba jantung Julie berdegup kencang hingga darah di sekujur tubuh ikut mendidih panas. Dengan rasa penasaran yang masih belum terpecahkan, Julie kembali coba memasukkan cincin hitam tersebut ke salah satu jarinya.Kali ini Mata Julie langsung mengerjap lebar, kepalnya terlontar kebelakang dengan tubuh melengkung kaku. Seketika tubuh Julie meledak gila, rasanya seperti sedang disayat dan dibakar hidup-hidup dengan api neraka. Setiap jaringan tubuh Julie bermutasi dengan sangat cepat. Lengan ramping Julie berubah menjadi gumpalan otot keras yang ditumbuhi bulu putih lebat. Julie sedang sendirian, dia tidak terkendali, tubuhnya meledak ke wujud srigala ganas berbahaya.Dengan satu kali ayunan cakar Julie membelah ranjang besi, meraung gila untuk melepaskan diri dari rantai. Begitu Julie berhasil mencabut rantai di kakinya dia langsung menerj
BAB 285 BERKUMPUL KE UTARAZontus telah membuat keputusan untuk menunggu seumur hidup Mia, menemani wanitanya hingga menua. Tapi Zontus tetap harus segera menyelesaikan semua masalahnya yang lain."Kita akan pergi ke Utara!"Zontus pernah bersumpah akan membawa Mia ke Utara sebagai ratunya. Sekarang saatnya Zontus menyelesaikan urusannya dengan pasukan lycan pengacau. Zontus akan memberi hukuman setimpal untuk para lycan yang telah berani berkhianat dengan Latuza."Ingat kau berjanji untuk membebaskan Theo!" Mia mengingatkan Zontus."Ya!"Zontus tidak pernah main-main dengan sumpahnya. Para lycan bercincin hitam akan Zontus lenyapkan dihadapan seluruh kawanan yang telah berkumpul di Utara. Tidak ada lycan yang bisa lolos dan tidak ada lycan yang dapat membantah perintah rajanya.Dari kejauhan Mia melihat para lycan telah berkumpul dalam lingkaran besar, tidak terhitung jumlahnya. Berbagai jenis lycan dari berbagai penjuru dunia bergemuruh seperti gerombolan lebah kebingungan. Mereka m
BAB 284 DI TENGAH BADAISemua gerak gerik sepele yang sedang dilakukan oleh Theo terus mengingatkan Julie pada anjing peliharaannya yang pintar. JJ juga sangat pandai menjaga api perapian."JJ!" Julie menguji dengan nama anjingnya."Ya!"Julie tidak menyangka Theo bakal langsung menoleh ketika dia panggil dengan nama anjing. Julie mendadak beku. Sepertinya Theo juga sedang syok. Ketika mata mereka terus bertemu, saat itu juga Julie semakin sadar kenapa tatapan Theo selalu terasa tidak asing baginya."JJ!" Julie memanggil sekali lagi.Theo langsung berdiri bangkit dari depan perapian untuk mendatangi Julie dengan patuh persis seperti ketika dirinya masih seekor anjing.Julie terduduk beku di atas ranjang, begitu Theo sudah berdiri di hadapannya, Julie mengulurkan salah satu lengan. Theo langsung merunduk berlutut untuk menyapukan sisi wajah dan kepalanya ke lengan Julie persis seperti kebiasaan anjing peliharaan.Saat itu napas Julie masih gemetar, matanya berkaca-kaca bening, menggena
BAB 283 AKAN MENUNGGUTanga Julie terus gemetar, menggenggam bandul kalung milik anjingnya. Julie tidak tahu bagaimana kalung milik JJ bisa berada di dalam brankas milik Theo. Isi kepala Julie masih terlalu kacau. Julie langsung teringat jejak darah di jendela rumahnya yang hancur. Julie curiga Theo juga telah membunuh anjingnya."Oh, tidak!" Julie menarik napas dalam untuk memenangkan diri. Julie ingin menangis dan ingin marah."JJ ...!" Akhirnya Julie cuma bisa menangis untuk anjingnya yang malang.Sungguh Julie sangat sedih membayangkan anjing pintarnya sudah tidak ada, mungkin JJ telah dicabik lycan atau ditelan. Entah bagaimana Theo bisa tega membunuh anjing tidak berdosa. Julie ingin sekali marah, tapi dia merasa tidak berdaya untuk melawan apa lagi membalas.Julie kembali buru-buru meraba ke dalam laci lemari untuk menemukan petunjuk apapun mengenai Theo. Kali ini Julie malah tidak sengaja menemukan sebuah cicin hitam. Cincin hitam pekat dengan motif kepala srigala yang terli
BAB 282 ANAK-ANAK MEREPOTKANSetelah hampir setengah hari Zontus menunggu, akhirnya Mia kembali pulang. Mia baru masuk melalui pintu depan dan langsung berjalan menghampiri Zontus dengan langkah cepat."Aku ingin punya anak darimu!" Mia bicara sambil berkacak pinggang persis gaya Lana. "Baru kau boleh pergi!""Uhk!" Zontus langsung batuk tersedak."Apa kau makan keripik kentangku lagi?"Sungguh ini pertama kalinya Zontus tersedak setelah ribuan tahun lamanya dan Mia malah menuduhnya menghabiskan stok keripik kentang."Kau tidak bisa minta anak dariku!" Zontus langsung melotot pada Mia."Tapi aku sangat ingin bayi!" Mia serius dengan keinginan anehnya.Mia pikir memiliki bayi segampang batuk atau bersin, padahal dia sendiri masih sering banyak ulah seperti bocah rewel."Aku ingin satu saja darimu!""Percayalah, anak-anak itu nakal, merepotkan, kau tidak akan suka!" Zontus sudah pernah punya anak, dia tidak akan mau lagi. "Lihat kau juga terus ribut dengan putri kakakmu!""Aku tidak
BAB 281 SITUASI SULITKetika Kai mengajak Zontus untuk bicara berdua, ternyata dia langsung bisa menebak jika Zontus sedang menyembunyikan rahasia."Aku sangat menghargai semua kerelaanmu untuk keluargaku, dan aku tahu yang sedang kau lakukan bukan cuma sekedar ikut duduk di meja makan bersama kami."Kai menatap ke manik mata Zontus yang seketika mengelap pekat."Kau bisa bercerita padaku!" Kai bukan cuma menawarkan diri sebagai pendengar, dia juga ingin mengambil tanggung jawab sebagai kakak laki-laki bagi Mia."Aku tidak sehebat yang klian pikirkan." Baru kali ini Zontus mengakui kelemahan dirinya. "Aku takut tidak dapat memenuhi janjiku untuk Mia.""Apa kau akan meninggalkan adikku?" Kai kembali langsung menebak."Aku sudah tahu mengenai cawan ramuan sihir yang bisa membebaskan kalian semua dari kutukan panjang."Kai terkejut, tapi juga ikut mendapat harapan. "Kau sudah menemukannya?""Cawan itu adalah tubuhku!" Zontus balas menatap Kai Loghan."Apa maksudmu?" Kai mendadak cemas.
BAB 280Julie sudah tidak perduli dengan seluruh pakaiannya yang koyak compang-camping, dia terus berontak menyerang Theo sekuat tenaga. Julie masih terlalu sinting dan sangat marah. Bayangkan saja siapa yang tidak bakal gila mengetahui dirinya telah diculik, disekap, dan sekarang ikut terinfeksi darah monster."Lepaskan aku!" Julie meronta keras dari pelukan Theo. "Kau monster! Kau membuatku jijik!""Aku tidak punya pilihan." Theo terus berusaha menenangkan. "Aku tidak mau kehilanganmu!""Aku lebih pilih mati!"Julie berteriak histeris sampai Theo harus kembali menjatuhkan nya ke atas ranjang untuk dia terkam."Tatap aku dan jangan pernah mengucapkan kalimat seperti itu!" Theo menjerat tubuh Julie dengan kuat. "Aku berdosa padamu, kau boleh marah dan menghukum ku tapi jangan pergi."Julie melihat tubuhnya didekap erat, terus marah dan jijik tapi tidak dapat bergerak."Jangan tinggalkan aku." Theo menenggelamkan wajahnya ke dada Julie dengan napas bergetar panas. "Hanya kau yang aku m
BAB 279"Aaaaaaaaaaaaaaaa...!"Julie berteriak, meraung dan mulai berusaha mencakar tubuhnya sendiri dengan gila. Julie sedang tersiksa oleh ledakan dahsyat dari dalam pembuluh darahnya yang panas terbakar. Otak Julie sedang tidak bekerja karena binatang buas lebih peka dengan insting liar.."Aaaaaaaa...!" Julie menyentak lengannya yang mulai berurat hitam dan perlahan ditumbuhi bulu perak."Aaaaaaaaa...!!!"Rasanya sangat gila ketika Julie harus melihat sekujur tubuhnya mulai berubah menjadi mahluk menjijikkan. Rasanya panas terbakar seperti kulit yang dikupas mengunakan api."Lepaskan rantainya!" Julie berdesis dengan giginya yang mulai ditumbuhi taring."Aku tidak bisa!" Theo justru mengencangkan rantai di kaki Julie agar dia tidak berusaha meloncat menendang dinding."Ini sangat sakit!!!" Julie menjerit. "Aku mau mati!!!"Sungguh kematian terasa jauh lebih baik daripada siksaan darah terkutuk."Lepaskan aku!" Julie berusaha mencakar tenggorokannya sendiri.Theo segera cekatan me