Pria itu sangat luar biasa tampan, hingga nyaris tidak seperti manusia, berirismata gelap pekat, sama pekat dengan rambutnya yang hitam legam. "George!" Nampaknya George juga terkejut karena Anelies tetap bisa langsung mengenalinya meski penampilan fisik pria itu sudah sangat berubah hingga nyaris mustahil untuk dikenali sebagai dirinya yang lama. George Loghan yang dulu berambut keemasan dan bermata coklat sekarang sudah tidak ada lagi.Nampaknya memang cuma Anelies yang akan tetap bisa mengenali George Loghan dengan baik tidak perduli berapa kali pun dia melakukan rekonstruksi wajah. Anelies mampu membaca jiwa seseorang, George tetap tidak akan bisa menutupi jati dirinya dari pandangan Anelies."Kau masih hidup?" Anelies terus waspada karena sadar dengan ancaman dihadapannya."Kau pikir aku akan mati semudah itu!" George melangkah untuk mendekat dan segera mencekal dagu Anelies. "Aku masih hidup meski kau sudah berani mengkhiatiku, Sayang!"Sama seperti Jared, George juga sudah p
Meskipun Jared telah dibantu Nathan, Dom, dan mereka semua bekerja sama, tapi mereka tetap bukan lawan sepadan bagi George Loghan yang telah berhasil menyempurnakan genetikanya. Terlebih mereka semua belum ada yang sadar jika George Loghan ternyata masih hidup dengan wujud barunya. Pria seperti George Loghan memang mustahil jika cuma berakhir lenyap menjadi abu, terlebih jasadnya juga tidak pernah ditemukan pada puing ledakan. Paska ledakan dahsyat tersebut George mengalami luka bakar hampir delapan puluh persen, tapi pria itu tetap bisa berjalan seperti zombi dengan lapisan dagingnya yang telah menganga rusak dan hangus mengerikan. George membutuhkan waktu hampir satu bulan untuk dapat kembali ke laboratorium rahasianya di belahan utara. Selama itu George harus bersembunyi di balik tudung hoodie dan masker. George berjalan di trotoar, menaiki kendaraan umum dan hampir seperti gelandangan. Bukan hal yang mengherankan jika anak buah serta pengikutnya juga sempat mengira jika George tel
Sanaz tetap berusaha santai dengan sangat menjaga sikapnya meski sadar dengan tatapan Tobias Harlot, dan mereka cuma berdua. "Aku ingin bicara denganmu." "Silahkan saja, Mr. Harlot." "Di tempat yang lebih nyaman. Mungkin kita bisa pergi makan malam berdua." Nampaknya Tobias juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. "Maaf saya tidak punya waktu." Sanaz malah langsung memberi jawaban tegas. "Jangan salah paham, aku hanya ingin benar-benar minta maaf untuk semua perlakuanku selama ini." "Anda sudah saya maafkan, Mr. Harlot." Sanaz sudah kembali berpaling ke layar komputer di hadapan mereka. "Aku telah bersikap sangat buruk." Tobias tetap berusaha mengajak gadis muda itu bicara. "Tidak masalah, aku sudah biasa menghadapi masalah tidak berarti." Meski bibir Sanaz berucap tidak masalah, tapi sikap dinginnya tetap menunjukkan kemarahan hakiki karena Tobias memang sudah keterlaluan. "Kau boleh balas menghukumku." "Dengan apa?" Baru saat itu Sanaz kembali berpaling pada Tobias H
Ketika kembali sadar, Anelies sudah berada di atas ranjang hangat dengan sebuah selimut tebal membungkus tubuhnya. Awalnya Anelies masih merasa lemas bahkan cuma untuk membuka kelopak mata pun rasanya malas, energinya seperti terhisap habis, belum juga pulih sampai kemudian ia tidak sengaja meraba perutnya yang sudah rata."Di mana bayiku!" Anelies langsung sontak terbangun."Tenang, jangan bangkit dulu." George mendorong tubuh Anelies agar kembali berbaring. "Tubuhmu belum pulih."Ternyata dari tadi George duduk di samping ranjang untuk menemani Anelies."Di mana bayiku!" Anelies tetap bersikeras ingin bangkit."Dia baik-baik saja, jangan cemas.""Aku ingin melihatnya!" Anelies tidak percaya jika tidak melihatnya sendiri."Kau belum boleh banyak bergerak.""Aku tidak perduli!"Anelies juga bisa sangat keras kepala, George semakin sadar jika gadis itu memang tidak akan sepenurut dulu lagi."Aku hanya mencemaskan mu." George tetap menjaga sikap lembutnya untuk menenangkan."Aku ingin me
"Apa kau akan terus mengurungku?""Tidak Sayang, kau akan mendapatkan kebebasan asal mematuhi semua aturanku." George menyentuh dagu Anelies agar menatapnya.Tentu Anelies tidak akan berani macam-macam selama George masih menguasai bayinya, Anelies tidak akan berani menentang dan tidak akan berani kabur. Meskipun mungkin Anelies bisa kabur tapi mustahil dia meninggalkan bayinya bersama manusia seperti George Loghan."Kau harus bersumpah untuk tidak menyakiti bayiku!""Tentu Sayang, kau hanya tinggal mematuhi semua perintahku dan aku akan menjadikanmu mahluk sempurna yang abadi!"Benar-benar mengerikan untuk sekedar dipikirkan, Anelies takut jika setelah mendapatkan suntikan DNA dia akan berubah menjadi monster seperti George Loghan, melupakan semua keluarga yang dia cintai demi keserakahan."Tunggu sampai kondisimu pulih dan kami akan menyuntikkan formula DNA padamu."Anelies terus berdoa semoga segera datang pertolongan sebelum George merubahnya menjadi monster.*****Masalahnya belum
BAB 8 BEKERJA SAMADominic Rodriguez adalah pemimpin jaringan mafia besar paling ditakuti yang sebelumnya juga menguasai laboratorium pusat pengembangan rekayasa DNA manusia serta persenjataan kimia berbahaya. Paska berhasil mengalahkan George Loghan dengan siasat cerdas Brandon Lington, Dom melaksanakan janjinya untuk mengembalikan seluruh fungsi serta penguasaan laboratorium kepada keluarga Lington. Leluhur keluarga Lington adalah perintis awal yang telah membangun laboratorium tersebut sejak berabad-abad lalu sebelum akhirnya disalah gunakan oleh jaringan kejahatan untuk menciptakan senjata pemusnah masal.Ada sebuah kelompok militan besar yang selama ini berambisi untuk memegang kendali dunia. Mereka membangun pasukan dan telah banyak menyusupkan anggota mereka sebagai elite politik, penguasa kakap ekonomi global, serta kesehatan. Jaringan mereka sangat rapi dan terstruktur. George Loghan telah menjadi pemimpin jaringan tersebut selama beberapa dekade, bahkan para pengikutnya telah
Tobias datang menemui Yang Mulya Serkan untuk menyampaikan semua hasil penyelidikannya."Saya yakin mereka menyembunyikan Anelies di utara."Tobias menjelaskan sambil kembali memutar beberapa bukti tangkapan video acak yang dia dapatkan. Anelies bukan cuma terlihat bersama pria asing yang sama di loby hotel, tapi juga di beberapa tempat umum dan bandara."Anehnya Anelies tidak nampak terpaksa untuk mengikuti pria itu!"Pangeran Albany juga ikut menyimak dan tahu, meski Yang Mulya Serkan belum berkomentar apa-apa pasti dia sedang menahan murka melihat istrinya yang menghilang tiba-tiba bersama pria lain. Apa lagi kehamilan Anelies juga tiba-tiba lenyap, semua sangat tidak wajar."Jared yakin mereka telah mencuci otak Anelies seperti yang dulu pernah dilakukan oleh George Loghan.""Terus lacak siapa pria itu!" Serkan menunjuk layar monitor dengan gemuruh panas di dadanya.Meskipun benar Anelies telah melupakannya, seharusnya dia tetap tidak melupakan anak-anak begitu saja. Terlebih Serka
Pangeran Albany masih sangat aktif di semua akun media sosialnya dengan pertambahan follower yang luar biasa sejak publik mengetahui statusnya sebagai putra Pangeran Rasyid. Pangeran Albany banyak memposting kegiatan sosial, olah raga, dan berbagai hobi mahalnya. Pastinya Jeny sangat cemburu, apa lagi tak terdapat satupun fotonya dalam postingan Pangeran Albany. Pangeran muda, tampan dan kaya raya yang masih suka berlagak seperti bujangan.Jeny akan kembali sedih ketika meraba perutnya yang makin buncit sementara Pangeran Albany punya otot perut berpetak-petak untuk membuat penggemarnya menjerit histeris. "Benar-benar pria suka pamer, egois, dan semaunya sediri!"Begitu banyak pujian dari wanita dengan berbagai emoji kagum, kepanasan, dan tidak sedikit yang berni menawarkan diri untuk diperistri. Semakin Jeny simak, dia justru semakin kesal. Untuk melampiaskan kekesalannya Jeny balas mengambil foto cantik untuk kembali dia posting di media sosialnya yang sudah lama vakum.Baru beberap
BAB 250 MENJADI ANJINGMenjelang malam akhir tahun, hujan terus turun seolah tanpa jeda, begitu pagi agak cerah Julie buru-buru pergi keluar dengan pikup tuanya. Hari masih pagi, Julie berniat pergi mengunjungi makam kedua orang tuanya sebelum malam pergantian tahun.Ketika sampai di pemakaman, Julie terkejut melihat seekor anjing jenis serigala berbulu hitam legam sedang meringkuk di samping makam ayahnya. Sepertinya anjing kurus itu sudah berada di sana sejak hujan semalam, bulunya terlihat kotor kumal oleh percikan tanah lumpur basah."Hai apa kau lapar?"Julie bertanya pada anjing kurus yang terlihat lemah dengan perut cekung."Kau tidur dan kehujanan di sini?"Kebetulan Julie sedang membawa roti isi sisa sarapannya yang belum habis untuk dia ulurkan. Theo yang sudah sangat lapar langsung mengigit roti isi daging asap yang terasa sangat lezat luar biasa setelah beberapa hari tanpa makan. Theo makan dengan lahap dari tangan Julie yang juga sama sekali tidak merasa jijik atau takut
BAB 249"Apa Theo tidak ikut?" Mara baru ingat untuk menanyakan Theo karena Mia cuma datang sendirian."Theo sedang sibuk Mom." Mia terpaksa berbohong."Padahal kemarin dia berjanji akan ikut." Mara nampak kecewa.Seharusnya Mia memang pulang bersama Theo. Tapi sepertinya Theo sedang ingin balas tidak datang. Akhirnya Mia pulang sendiri."Anak muda itu sudah sangat baik, dia selalu menjagamu." Mara terus mengagumi Theo.Sampai di sini, ternyata Mia juga baru sadar jika tidak mudah untuk menjaga persahabatan dan asmara. Kadang harus ada yang mengalah atau lebih dipilih, meskipun sama-sama tidak ada yang buruk."Theo adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki."Mia mempertegas kata 'sahabat' untuk Theo, meski untuk sekarang Mia juga belum bisa menyebut nama Zontus. Zontus masih pergi, Mia belum bisa memberitahu siapapun bila Zontus masih hidup. Zontus sedang menyelesaikan semua urusannya dan tidak ingin kembali diganggu. Yang pasti Zontus juga sedang berjuang keras untuk mereka sem
BAB 248 SEORANG IBUMia berjanji akan memberikan kesempatan pada Helena untuk menjadi ibu yang baik, asal dia mau menemui Mara dan mengakui semua kesalahannya dengan jujur.Di sore hari yang dingin awal musim beku, Helena kembali datang ke tanah peternakan untuk bertemu Mara Clark. Kali ini Helena dan Mara sedang berdiri berhadapan di depan daun pintu yang baru terbuka."Aku ingin bicara denganmu."Helena merasa telah melakukan banyak kejahatan pada Mara Clark. Sekarang Helena harus mengakui dengan jujur dan meminta maaf meskipun mungkin Mara tetap tidak akan memaafkan."Hanya di antara kita berdua dan aku berjanji tidak akan menghapus ingatanmu."Sebenarnya Helena pernah beberapa kali menculik Mara Clark dan menghapus ingatannya mengunakan sihir."Apa kau Helena?" Mara bertanya dengan tubuh masih berdiri kaku karena terkejut."Ya." Helena mengangguk dengan senyum.Dalam pandangan Mara, Helena benar-benar sangat cantik dengan rambut merah seperti milik Anelies dan terlihat masih sanga
BAB 247 DIMAAFKANMia adalah putri yang telah lama sangat Helena nantikan kehadirannya di tengah rasa kesepian. Helena rela melakukan banyak dosa keji demi bisa memiliki seorang anak. Tapi Helena tetap bernasib malang, bayi perempuannya menolak untuk dia lahirkan. Mungkin Mia memang tidak mau lahir dari ibu penyihir dengan darah immortal terkutuk."Kau akan pergi kemana?" Tiba-tiba Mia bertanya. "Kau tidak punya keluarga lagi selain kami, Ibu."Napas Helena langsung seperti tersendat dan jantungnya berdebar kencang karena mendengar dirinya baru disebut 'ibu' oleh Mia. Tubuh Helena gemetar, air mata haru meluncur deras tak tertahan. Setelah sekian lama Helena hanya bisa melihat Mia dari kejauhan, memperhatikan gadis itu dari balik semak dan rimbun pepohonan, kali ini Mia benar-benar sedang berdiri menatapnya tanpa rasa marah atau jijik."Apa aku boleh memelukmu?"Bahkan Helena harus bertanya hanya untuk memeluk putri yang telah dia kandung selama dua puluh lima tahun. Mia masih berdi
BAB 246Di luar gerimis kembali turun, atmosfer pagi terus meredup setelah matahari juga kembali tertutup awan. Udara lembab seolah enggan bergerak, menghambat segala aktifitas dengan dingin menusuk tulang."Zontus...." Mia menggeliat dalam pelukan lengan besar yang ingin terus mendekapnya."Oh ..." Mia berpaling ke kanan dengan sisa napas tersengal. "Ah...!" bibirnya langsung kembali tertangkap.Suara decak basah dan desakan napas maskulin memburu bercampur dalam keributan intim yang meningkat panas di atas ranjang. Zontus terus melumat kasar tapi tetap belum juga terpuaskan. Setiap kali Mia berusaha luput berpaling, Zontus akan segera menangkapnya lagi dengan lebih keras, mencekal rahang lembutnya agar diam untuk di desak dan dihisap.Mia menyukai rasa bibir Zontus yang maskulin kasar, tapi juga sangat lembut membuai. Entah bagaimana, padahal mereka cuma sekedar berciuman tapi rasanya nyawa Mia siap untuk ikut dia berikan. Tubuh Mia merinding gemetar, Zontus sangat besar dan kuat, s
BAB 245 DIBEBASKANZontus melompat ke dalam kawah magma yang sedang bergolak. Zontus sudah tahu jika tubuhnya tidak akan hancur, karena darah Zontus bisa lebih panas dari magma dari prut bumi. Zontus telah menelan darah paling murni dari raja negeri Utara yang bisa membakar lebih panas dari api neraka. Jenis sihir apapun tidak akan dapat lagi menyentuh tubuh Zontus.Begitu masuk ke dalam sumur magma, Zontus langsung berenang, menyelam sampai dalam hingga dia menemukan jasad elang api. Tubuh elang raksasa itu masih utuh di dasar dapur magma. Zontus segera mencabut pedang perak dari punggungnya dan seketika luapan magma ikut bergolak dan bergemuruh."Aku adalah rajamu!" Zontus siap menebaskan pedang perak besarnya. "Hanya aku yang bisa membangkitkan mu atau meleburkan tubuhmu hingga lenyap!"Suara gemuruh dan letupan magma mulai meluap sampai ke puncak gunung."Aku akan membangkitkan mu dan membebaskan mu dari segala belenggu, tapi kau hanya boleh patuh padaku!"Zontus mengayunkan pedan
BAB 244 KESAL DENGAN PARA PENGACAU MEREPOTKAN."Zontus!" Bibir Mia berucap kebas karena masih terlalu syok.Zontus berdiri di bawah shower deras dengan tubuh maskulin telanjang penuh percikan lumpur. Mia melihat lengan besar Zontus menyaruk kasar rambut di kepalnya untuk membersihkan sisa lumpur. Air yang mengalir dari punggung Zontus ikut berwarna keruh pekat. Lelehan lumpur kotor terus meluncur turun melalui tiap inci pilinan otot maskulin yang sedang meregang keras. Mahluk yang sangat mengerikan dan berbahaya.Tiba-tiba Zontus berhenti, berpaling menatap Mia dengan mata masih berkobar seperti api. Benar-benar jingga seperti api, Mia gemetar hingga tidak berani bergerak. Tubuh Mia membeku tanpa mantra, Mia masih terlalu syok dan ketakutan. Rasa takut yang sulit dijelaskan dengan nalar, tapi auranya jelas sangat kuat, terlalu kuat.Nampaknya Zontus juga menyadari tubuh Mia yang sedang menggigil. Perlu beberapa saat sampai perlahan warna jingga di mata Zontus mulai meredup, kembali ke
BAB 243 HUJANHujan akhir musim gugur selalu turun dia sertai badai. Mia memperhatikan guguran daun basah di lantai balkon yang terbawa badai semalam. Sudah hampir tiga jam, Mia hanya meringkuk diam menyaksikan sisa hujan tanpa ingin beranjak dari ranjang.Sebentar lagi musim gugur berlalu, beralih ke musim yang baru tapi nampaknya hati Mia masih belum bisa beranjak ke manapun. Sesering apapun Mia berusaha tersenyum, tapi tetap tidak dapat menutupi kerinduan nya saat sendiri. Sungguh Mia rindu Zontus.Diam-diam air mata bening kembali mengalir dari sudut mata Mia tanpa sedikit suara isakan. Dua bulan lagi usia Mia sudah sembilan belas tahun. Waktu akan terus berjalan tanpa bisa diputar kembali, tapi Mia sudah bertekad menghabiskan seumur hidupnya untuk balas menunggu Zontus.[Ingat kau berjanji akan datang menjemputku di ulang tahunku yang ke dua puluh lima] Mia mengirim pesan ke ponsel Zontus yang sudah lama lenyap padam.********Suhu udara di luar semakin menusuk tulang, rintik h
BAB 242 MELANJUTKAN HIDUPAkhirnya musim gugur, hampir empat bulan sejak Mia kehilangan Zontus serta ibunya Helena. Mia terlihat jauh lebih baik, lebih sehat dan ceria, meski isi hatinya tetap tidak ada yang tahu.Mia dan Theo kembali berteman dekat dan berkomunikasi lagi seperti dulu. Theo juga sering datang mengantarkan makanan dengan mengetuk pintu. Kadang mereka membuat makan malam bersama dan pergi ke taman saat akhirnya pekan.Kali ini Theo mengantar Mia pergi ke Hampton untuk acara bayi Henry dan Livie. Hampir semua keluarga besar Mia ikut datang. Geby beserta kelima putri kembarnya dan anak-anak mereka yang ramai. Brandon, Lily serta anak-anak keluarga Lington termasuk Jacob dan bayi mereka yang berambut merah.Hanya Anelies yang tidak bisa ikut datang, tapi dia menitipkan hadiah spesialnya pada Jeny dan Pangeran Albany."Ini hadiah dari Ane untuk Leon."Akhirnya Henry memberi nama Leonel Loghan seperti permintaan Aron yang tidak bisa dibantah."Sampaikan ucapan terimakasihku